Search

Khotbah-Khotbah

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 2-2] Mereka yang Mengabaikan Anugerah Allah (Roma 2:1-16)

(Roma 2:1-16)
“Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah? Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan? Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan. Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya, yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan, tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman. Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani, tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani. Sebab Allah tidak memandang bulu. Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan. Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.”


Orang legalis selalu menghakimi orang lain, sementara mereka sendiri tidak bisa mentaati hukum Taurat 


Mari kita berbicara mengenai hukum Taurat. Rasul Paulus mengatakan kepada orang-orang Yahudi yang bersandar kepada hukum Taurat. “Karena itu, hai manusia, siapa pun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama. Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian. Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?” (Roma 2:1-3). Orang legalis berpikir bahwa mereka menghormati Allah dengan baik. Orang-orang yang demikian tidak percaya kepada Allah di dalam hatinya, tetapi dengan kesombongan yang salah yang didasarkan kepada perbuatan mereka sendiri. Orang-orang ini suka dan pintar menghakimi orang lain. Namun, sementara mereka menghakimi dengan firman Allah, mereka tidak menyadari bahwa mereka persis sama saja dengan orang-orang yang mereka kritik dan membuat kesalahan yang sama. 
Sebagai contoh, mereka tidak menguduskan hari Sabat, meskipun mereka menyuruh orang lain untuk menguduskannya sesuai dengan Hukum Allah. Mereka menyuruh orang lain untuk taat dan memelihara hukum Taurat, tetapi mereka sendiri tidak melakukannya. Rasul Paulus mengatakan kepada orang-orang yang demikian, “Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah?” (Roma 2:3)
Orang legalis tidak bisa diselamatkan di hadapan Allah. Hukum Taurat tidak pernah membebaskan kita, karena itu Allah akan menghakimi kita kalau kehidupan keagamaan kita didasarkan kepada hukum Taurat. Kehidupan legalis membuat murka Allah. Mereka yang belum diselamatkan memiliki iman legalistik. Mereka menyuruh orang lain untuk hidup dengan cara tertentu, yaitu sesuai dengan hukum Taurat, tetapi sebenarnya mereka tidak harus mengatakan hal seperti itu di zaman sekarang ini. 
Dahulu, kebanyakan orang Kristen di negara kita biasa hidup seperti itu. Para pelayan legalistik suka mengecam para wanita yang memiliki model rambut tertentu, dengan mengatakan bahwa mereka akan masuk neraka. Kalau kita hidup di bawah pengajaran dari para pelayan yang mengajar anggota gerejanya tentang perbuatan hukum Taurat dengan cara ini, kita pasti akan percaya bahwa mereka yang memiliki model rambut tertentu akan secara otomatis masuk neraka. Inilah yang terjadi sekitar 15-20 tahun yang lalu. Kalau seorang wanita memakai lipstik, itu berarti dia akan dikirim ke purgatory menurut pengajaran pelayan yang demikian. 
Orang-orang itu adalah orang legalis. Mereka secara fisik nampak suci di hadapan Allah; mengajarkan orang untuk tidak memakai lipstik atau mengenakan model rambut tertentu, untuk berjalan dengan tenang, dan tidak membeli atau menjual barang apapun. Orang-orang legalis ini mengajarkan kepada orang percaya yang mana yang benar dan yang mana yang salah dalam pandangan firman Allah, sementara mereka sendiri hidup dalam kemunafikan.


Orang-orang Yahudi adalah demikian


Orang-orang Yahudi adalah demikian. Mereka menghakimi orang-orang bukan Yahudi dengan hukum Taurat, mengatakan hal-hal seperti, “Mereka tidak mengenal Allah dan melayani berhala. Mereka dikutuk masuk neraka dan orang-orang yang kejam.” Namun, mereka sendiri mencintai hal-hal materi dunia ini dan juga dewa-dewa asing lebih dari pada Allah.
“Dan engkau, hai manusia, engkau yang menghakimi mereka yang berbuat demikian, sedangkan engkau sendiri melakukannya juga, adakah engkau sangka, bahwa engkau akan luput dari hukuman Allah.” Orang-orang Yahudi menghakimi orang lain dengan dasar hukum Taurat, tetapi mereka sendiri tidak pernah mengikuti pengajaran mereka sendiri. Lebih lagi, mereka yang tidak percaya kepada kebenaran Allah atau yang memiliki keselamatan dalam Yesus di dalam hati mereka, berpikir bahwa mereka hidup tepat seperti firman Allah, tetapi mereka sebenarnya sama seperti orang-orang Yahudi.


Orang legalis akan dihakimi


Mereka yang generasi muda mungkin tidak pernah menjalani kehidupan keagamaan yang seperti ini. Namun, mereka yang berasal dari generasi yang lebih tua mungkin pernah mendengar khotbah yang didasarkan kepada hukum Taurat seperti ini. Para pelayan sering mengecam mereka yang memiliki gaya rambut tertentu karena nampaknya gaya rambut itu menimbulkan nafsu. Mereka tidak bisa melakukan hal seperti itu lagi di zaman sekarang. Dulu kalau ada orang yang menyebutkan kata-kata ‘orang benar’ atau ‘pengudusan sempurna’ maka akan menjadi sasaran kritik. Tetapi di zaman ini, banyak orang terbiasa mengucapkan kata-kata ‘orang benar.’ Ini berarti bahwa kekristenan sudah berubah. Guru-guru palsu tidak bisa mengajarkan dusta karena jemaat mereka juga sudah menerima Injil yang benar baik melalui buku maupun kaset. Karena itu, mereka tidak bisa berbicara kepada para pendengarnya tanpa alasan yang jelas. 
Hal yang paling penting untuk diketahui adalah bahwa orang legalis yang mengabaikan keselamatan sempurna dari Yesus Kristus dan yang menjalani kehidupan keagamaan sesuai dengan hukum Taurat akan dihukum di hadapan Allah.
Ayat 4 berbicara mengenai penghukuman Allah. Mari kita baca, “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahanNya, kesabaranNya dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan.” Allah akan menghukum kaum legalis. Saudara-saudara, iman orang legalis itu melawan Allah. Orang legalis melawan kasih Allah melalui kriteria yang didasarkan kepada usaha mereka sendiri. Orang legalis mengabaikan Injil keselamatan yang mengatakan bahwa Allah sudah mengampuni segala dosa dan kesalahan mereka melalui kekayaan kemurahan, kesabaran dan kelapangan hatiNya.
Mereka yang menjalani kehidupan keagamaan sesuai dengan hukum Taurat akan dihukum di hadapan Allah. Namun, banyak orang yang menjalani kehidupan keagamaan mereka seturut dengan hukum Taurat di hadapan Allah. Kita tidak boleh berpikir, ‘Kita lolos dari penghukumanNya karena kita sudah diselamatkan.’ Rasul Paulus mengatakan bahwa orang legalis tidak bisa diselamatkan, tetapi justru akan dibinasakan dan dihukum. Kita harus mengerti orang yang bagaimana yang menjalani kehidupan keagamaannya menurut hukum Taurat sehingga kita bisa membuat rencana untuk mengabarkan Injil kepada mereka.


Ada banyak orang legalis di dunia termasuk orang-orang Yahudi 

Rasul Paulus tidak hanya berbicara mengenai kenyataan bahwa Yesus sudah menghapus dosa-dosa dunia. Ia juga berbicara mengenai bagaimana orang-orang yang menjalani kehidupan sesuai dengan hukum Taurat, seperti orang-orang Yahudi, menentang Allah dan akan dihukum. Mereka mengabaikan kasih Allah, yang melaluinya Ia menunjukkan simpati kepada kita. Mereka mengabaikan Injil pengampunan dosa, yang mengatakan bahwa Allah sudah menghapuskan segala dosa dunia karena kita begitu memelas di dalam pandangan mataNya.
Adakah banyak orang legalis di sekitar anda yang menjalani kehidupan keagamaan seperti ini? Ada banyak orang legalis yang percaya bahwa Allah tidak menunjukkan belas kasihan kepada dunia dan bahwa Ia tidak menghapus dosa kita. Tetapi, ada orang-orang yang menerima kasih Allah dan disebut sebagai ‘orang benar’ di hadapanNya. Juga ada orang legalis yang mengabaikan kebenaranNya dan menggantikan keselamatan Allah dengan pemikiran mereka sendiri, bahkan sampai saat ini juga. Jumlah mereka yang seperti ini sangat banyak dan mereka menganggap rendah orang-orang yang tidak sama dengan mereka. 
Saya ingin anda tahu bahwa ada banyak orang di sekitar anda yang mengabaikan kekayaan kemurahan, kesabaran dan kelapangan hati Allah sama seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi. Benar demikian? –Ya, ada banyak orang yang seperti ini.– Orang legalis meremehkan orang lain di hadapan Allah. Apa yang diremehkan oleh orang legalis? Keselamatan yang sempurna dari Allah.
Jadi banyak orang yang hidup di dunia ini mengabaikan kenyataan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan menampar pipi Yesus dengan tangan mereka, sambil berkata, “Ia menghujat Allah” (Matius 26:65). Mereka juga merendahkan Dia di saat ini juga. Orang-orang Yahudi merendahkan Allah karena mereka tidak percaya kepada AnakNya. Sangat bisa dimengerti kalau orang-orang Israel tidak menghargai Yesus karena memang mereka tidak percaya kepadaNya. Namun, apa yang direndahkan oleh orang legalis di antara orang-orang bukan Yahudi? Mereka merendahkan kekayaan kemurahan dan kebenaran Allah.


Kehidupan orang legalis didasarkan kepada perbuatan mereka sendiri

Dalam sebuah denominasi legalistik, orang legalis mengajarkan kepada para pengikutnya untuk memberikan pipi kiri setelah ditampar pipi kanannya. Mereka tidak pernah boleh marah. Mereka juga diajar bagaimana memberitakan doktrin mereka, untuk berjalan dengan tenang, bagaimana tersenyum, dan seterusnya. Mereka berpikir bahwa mereka tahu segala sesuatu mengenai Alkitab dan mengatakan bahwa dosa asal mereka sudah diampuni, tetapi mereka menerima pengampunan dari dosa harian mereka dengan menaikkan doa pertobatan setiap hari. 
Sesuatu yang seperti ini juga merupakan iman yang didasarkan kepada hukum Taurat. Hal itu juga membuat manusia mengesampingkan kekayaan kasih dan keselamatan Allah. Mereka berkata, “Engkau sombong sekali mengatakan tidak berdosa, bahwa engkau orang-orang benar, dan bahwa engkau sudah menerima pengampunan atas segala dosa dengan percaya bahwa Yesus menghapuskan semuanya!” Mereka berpikir bahwa Allah menyebut mereka orang benar, meskipun sebenarnya tidak sungguh-sungguh benar. Semua orang legalis percaya kepada semua doktrin Kristen yang salah ini. Karena itu, kita harus menjauhkan diri dari kelegalisan semacam ini.
Setelah percaya kepada Yesus, apakah termasuk legalistik kalau menerima pengampunan dosa harian melalui doa pertobatan? Atau tidak? –Ya.– Apakah itu berasal dari hukum perbuatan atau tidak? –Ya.– itu bukan berasal dari iman. Orang-orang yang menyatakan bahwa mereka hidup dengan perbuatan dan usaha seturut dengan hukum Taurat adalah orang legalis. Ada begitu banyak orang-orang yang demikian di sekitar kita.

Rasul Paulus menerima pengampunan dosa sepenuhnya hanya dengan percaya kepada Yesus Kristus. Namun, orang-orang Israel, yang percaya kepada Perjanjian Lama sesuai dengan hukum Taurat, percaya kepada Yudaisme. Apakah mereka yang menjadi satu dengan orang-orang itu termasuk orang legalis atau bukan? Mereka adalah orang-orang yang menuruti hukum Taurat; mengajarkan perbuatan lahiriah, seperti cara bagaimana seseorang berjalan, apa yang harus dilakukan, atau apa yang tidak boleh dilakukan. 
Karena itu, Rasul Paulus menyalahkan orang-orang itu dengan nada keras. Ia melakukannya dengan cara yang benar. Orang-orang Kristen zaman sekarang menjalani kehidupan legalistik seturut hukum Taurat juga. Mereka percaya bahwa meskipun mereka dikuduskan karena iman, dosa-dosa mereka diampuni setiap hari ketika mereka menaikkan doa-doa pertobatan untuk dosa-dosa mereka. Mereka adalah orang legalis dan iman mereka adalah kepada hukum Taurat.
Banyak pendeta yang bagus sekali berkhotbah, dengan mengatakan, “Kita diselamatkan oleh iman.” Namun, mereka akan menambahinya, “Tetapi kita harus mengaku apa dosa-dosa kita dan bertobat.” Pendeta-pendeta ini tergolong dalam kelompok orang legalis. Mereka bersandar kepada perbuatan mereka sendiri bagi keselamatan mereka, dan tidak percaya atau menyandarkan diri mereka kepada Yesus Kristus.
Apakah kita orang legalis sebelum kita diselamatkan? –Ya, kita orang legalis.– Sebelum kita dilahirkan kembali, kita berpikir bahwa perbuatan baik bisa menyelamatkan kita. Ada banyak orang di dunia ini yang berpikir demikian. Allah memerintahkan supaya mereka bertobat. “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan” (Kisah Para Rasul 3:19). Namun, orang-orang ini tidak bertobat. Betapa keras kepalanya mereka! Jadi Rasul Paulus sekali lagi berbicara kepada orang-orang yang keras kepala.


Orang legalis menyatakan bahwa mereka orang berdosa sampai mereka mati

Perhatikan Roma pasal 2:5, “Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.” Murka Allah akan ditimbun sampai datangnya hari ketika hukuman Allah yang adil pada akhirnya akan dinyatakan kepada orang legalis. 
Namun, orang legalis begitu keras kepala sampai mereka mengaku bahwa mereka berdosa di hadapan Allah walaupun ada pisau yang diancamkan di leher mereka. Walaupun menghadapi bahaya, mereka akan tetap mengaku bahwa mereka berdosa di hadapan Allah. Beberapa orang menyatakan bahwa mereka adalah orang yang tetap berdosa di hadapan Allah sampai hari kematian mereka. Betapa keras kepalanya mereka! Mereka mengatakan bahwa mereka orang berdosa karena mereka tidak bisa hidup sesuai dengan firman Allah, meskipun mereka percaya kepada Yesus Kristus. 
Apa yang dikatakan Allah? Ia berkata, “Karena engkau tidak bisa hidup sesuai dengan firman itu, Aku menyelamatkan engkau. Aku menghapus semua dosamu dan menyelamatkan engkau sepenuhnya.” Mereka tidak memiliki iman kepada Yesus Kristus dan juga tidak berusaha untuk menerima kebenaran Allah supaya dilepaskan dari segala dosa mereka. Justru, mereka terus yakin bahwa diri mereka berdosa sampai hari kematian mereka karena mereka berusaha untuk sekaligus diselamatkan melalui pekerjaan hukum Taurat dan juga iman kepada Yesus Kristus. Mereka harus mengerti bahwa akan datang waktunya ketika mereka akan dihukum karena iman dan pekerjaan mereka.
“Tetapi oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan” (Roma 2:5). Maksud Rasul Paulus adalah, “Betapa keras kepalanya kamu. Kamu akan dihukum karena kekerasan dan kedegilan hatimu. Engkau sedang menumpuk murkaNya.” Kristus menghapus segala dosa kita, baik kita percaya atau tidak. Karena itu semua orang bisa diselamatkan dari segala dosanya melalui Yesus Kristus. Kita semua diselamatkan dengan iman sejati kita kepada kenyataan bahwa Yesus Kristus menghapus segala dosa kita. Kita tidak bisa hidup menurut hukum Taurat sementara kita bertobat atas semua dosa-dosa harian kita untuk bisa menerima pengampunanNya, sehingga kita kembali kepada Yesus Kristus dari agama orang-orang bukan Yahudi. Kita ditentukan untuk melakukan dosa sampai kita mati, sehingga kita tidak bisa menjadi orang benar melalui pekerjaan hukum Taurat, tetapi melalui iman kepada Tuhan.
Apakah anda menyatakan bahwa anda adalah orang benar di hadapan Allah sampai anda mati? Atau anda menyatakan bahwa diri anda tidak bisa tidak tetap menjadi orang berdosa sampai anda mati? –Kami menyatakan bahwa kami adalah orang benar.– Apakah ini kemungkinan hanya sekedar cuci otak saja? Mungkin ada yang mengatakan bahwa hal ini seperti sekedar cuci otak. Siapa yang bisa tertarik kepada indoktrinasi yang semacam ini? Tidak akan ada. 

Mari kita andaikan seseorang mengindoktrinasi anda setiap hari. Anda akan menolak dengan keras sambil berkata, “Mengapa ini? Jadi? Jadi bagaimana?” Tidakkah kita bisa sungguh-sungguh percaya kepada sesuatu hanya kalau hati kita mengakui bahwa hal itu memang suatu kebenaran. Kalau seseorang berusaha memperdaya kita untuk percaya kepada sesuatu yang tidak Alkitabiah dengan kata-kata manis, itu tidak akan berhasil. Tidak sedikitpun. Kita tahu bahwa manusia cenderung sangat keras kepala, tetapi kita menjadi lembut dan percaya kepada kebenaran kalau hal itu sungguh-sungguh firman Allah.


Betapa keras kepalanya orang legalis 

Betapa keras kepalanya mereka. Mereka menyatakan bahwa diri mereka orang berdosa sampai saat terakhir di dalam kehidupan mereka. Ada banyak orang yang percaya kepada Yudaisme. Apakah di antara orang-orang Kristen yang ada sekarang yang sebenarnya percaya kepada Yudaisme? Atau tidak ada? –Ada banyak.– “Tuhan, aku datang sebagai orang berdosa. Ampunilah dosa-dosaku.” Ada banyak orang yang menyatakan bahwa mereka berdosa di hadapan Allah karena mereka melihat kepada kelemahan dan dosa harian mereka dengan pemahaman mereka sendiri, meskipun ada lebih dari satu milyar orang Kristen di dunia dan sepuluh juta orang Kristen di Korea. Mereka adalah para pelaku hukum Taurat.


Orang legalis seperti orang-orang Farisi

Saya juga orang legalis sebelum saya percaya kepada Injil air dan Roh. Saya biasa berpikir, “Bagaimana saya bisa menjadi orang benar saat saya melakukan dosa setiap hari?” Tidak demikian saat ini. Banyak orang yang anda kenal menunjukkan kekerasan kepala. Kemana orang-orang yang demikian pergi, menurut Alkitab? Mereka akan berakhir di neraka karena mereka sudah menimbun murka Allah karena hati mereka yang keras dan degil. Orang legalis juga harus bertobat dan mengubah kehidupan mereka saat hidup di dunia ini dengan berterima kasih dan sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh menghapus dosa mereka. 
Namun, mereka terlalu keras kepala untuk bertobat. Mereka patut dikasihani. Mereka tidak bertobat meskipun mereka seharusnya bertobat. Ada begitu banyak orang yang bertindak sebagaimana orang-orang Farisi. Mereka dengan lembut menyapa orang di depan gereja, “Apa kabar? Bagaimana keadaan anda?” sambil membawa Alkitab di tangannya. Mata mereka setengah tertutup dengan gaya sombong kalau mereka bertemu orang lain di hari Minggu. Mereka berusaha untuk nampak lebih rohani dibandingkan Yesus sendiri. Betapa indahnya kalau memang mereka sungguh-sungguh rohani seperti ini setiap hari di dalam hidupnya? 
Apakah anda tahu apa yang dikatakan oleh para istri pendeta legalistik? Mereka mengatakan bahwa mereka senang ketika suami mereka berkhotbah karena suami mereka berkata-kata dengan lembut dan mengatakan hal-hal dengan cara yang “kudus dan penuh kasih.” Namun, mereka berubah begitu mereka sampai di rumah. Pernah ada seorang istri pendeta legalis yang membuat tempat tinggal bagi dirinya di belakang mimbar, dan membawa oven, selimut dan makanan, karena suaminya seperti buaya di rumah, tetapi sangat lemah lembut di mimbar. Pendeta itu bertanya apa yang sedang dilakukan istrinya itu. Istrinya mengatakan bahwa ia lebih suka di situ karena pendeta itu begitu lemah lembut dan suaranya sangat enak didengar di mimbar, tetapi di rumah pendeta itu berubah dan menyakiti istrinya.


Kita harus mengabarkan Injil 

Terus terang, saya kehilangan banyak angka di dalam pandangan istri saya. Ini karena istri saya berkata, “Satu-satunya yang engkau pikirkan hanyalah Injil.” Saya tidak bisa melakukan semuanya dengan sempurna karena saya bukan manusia yang sempurna. Hal yang pertama yang harus saya lakukan dengan baik adalah pekerjaan Allah. Yang kedua, saya mengurus keluarga saya. Yang ketiga, saya harus menolong orang-orang lain. Itulah urutan kepentingan menurut saya. Ini bukan hanya karena saya seorang pendeta. Saya melakukannya karena saya memikul tanggungjawab dalam melayani Injil. Saya tidak bisa melayani Injil setelah saya melakukan semua urusan saya. Jadi, saya meletakkan penekanan yang sangat kuat dalam pekabaran Injil dan mengurus semua yang lain setelah pekabaran Injil. Saya rasa saya juga tidak bisa mengabarkan Injil sambil menyelesaikan semua urusan saya yang lain. 
Orang legalis berlagak seperti malaikat kalau mereka berada di mimbar. Mereka mengajar orang percaya untuk menangis karena dosa-dosa mereka. Setiap orang legalis harus menerima pengampunan dosa setelah mereka percaya kepada Yesus karena hanya dengan itu seseorang bisa sungguh-sungguh berbahagia karena ia tidak lagi berdosa. Inilah cara satu-satunya agar seseorang bisa berbahagia. Manusia melakukan dosa dan hal-hal yang tidak bermoral saat menjalani kehidupan mereka, dan karena itu kalau seseorang melakukan dosa di dalam hatinya, hal itu akan lebih buruk daripada neraka bagi mereka. Allah menghukum orang-orang yang seperti ini.
Saya tidak bisa tidak mengatakan bahwa ada banyak orang yang sedang menimbun murka Allah. Mereka tidak mau bertobat, berubah dan percaya kepada Yesus Kristus, sambil berpura-pura bahwa mereka sungguh-sungguh percaya, akan dihukum dengan murka Allah. Kita tidak bisa berdusta, baik ketika kita memiliki iman yang sungguh-sungguh di hadapanNya atau tidak. Kita akan dihukum kalau tidak percaya. Murka Allah dinyatakan kepada mereka yang tidak memiliki iman. Mereka akan dibakar di dalam api neraka yang menyala-nyala. Ada banyak orang yang akan dibakar di neraka karena ketidakpercayaan mereka. 

Karena itu, kita harus mengabarkan Injil. Kita juga harus terus menerus mewartakan firman Allah. Setiap kali kita berkumpul, kita harus berpikir tentang Injil yang bukan hanya tentang diri kita sendiri, tetapi juga mengambil waktu untuk orang lain. Alasan mengapa kita harus mengabarkan Injil adalah untuk menolong orang lain agar mereka lolos dari murka Allah, meskipun mereka menganiaya kita dan merendahkan kasih Allah.
Kita harus mengerti yang berikut ini. Ada banyak orang di sekitar kita yang akan menerima murka ini. Kita harus berhati-hati berpikir mengenai apakah kita mau sungguh-sungguh memberi kesaksian kita atau tidak, mengapa kita harus melakukan yang terbaik untuk mengabarkan Injil dan mengambil persembahan bagi orang-orang lain. Apakah Allah akan senang kalau kita membiarkan mereka dihukum dengan murkaNya? Kita tidak bisa hanya meninggalkan mereka sebagaimana adanya. Dengan mengerti hal ini baik-baik, kita harus mengabarkan Injil ke seluruh dunia.
Kalau ada orang legalis di dalam keluarga anda, seluruh keluarga anda akan dihukum dengan murkaNya. Apakah murka? Kita berkata, “Kalau engkau tidak taat, engkau akan dipukul,” ketika anak-anak tidak taat kepada orang tuanya. Orang tua kemudian akan memukul anaknya kalau mereka tidak bisa mengatur anak mereka lagi. Anak-anak mengakui kesalahan mereka dan meminta maaf. Orang tua memaafkan anak-anak mereka karena mereka adalah keturunannya. Dalam ayat 4 dikatakan, “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan, kesabaran dan kelapangan hatiNya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan.” Jadi, sampai berapa lama Allah bersabar? Allah sabar selama 70-80 tahun yaitu seumur hidup manusia di bumi ini, tetapi orang-orang memukuli anak mereka dengan tongkat setelah dua atau tiga kali sabar. Allah sabar sampai seumur hidup kita.


Allah menyiapkan api neraka bagi orang legalis

Semua akan berakhir ketika Tuhan membawa tongkat di tanganNya. Allah mempersiapkan sebuah perapian yang menyala bagi orang legalis, yang berisi batu yang membara dan belerang. Allah membangkitkan orang-orang mati kepada tubuh kekekalan dengan murkaNya. Allah membuat tubuh mereka kekal supaya mereka bisa merasakan rasa sakit yang kekal, dan Ia meletakkan mereka di perapian yang menyala-nyala yang tidak akan pernah padam. Murka Allah membangkitkan mereka kepada tubuh kekekalan dan membuat mereka menderita sampai selamanya. Mereka tidak akan mati karena terbakar, meskipun mereka merasa terlalu panas dan berkata, “Kasihanilah aku tolonglah supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini” (Lukas 16:24).
Kita harus mengabarkan Injil kepada mereka karena sangat jelas bahwa mereka akan dihukum. Alasan mengapa kita harus mengabarkan Injil kepada orang legalis di sekitar kita, meskipun kita diejek dan dianiaya, adalah untuk menyelamatkan mereka dari murka dan kebinasaan. Apakah anda mengerti mengapa kami melakukan yang terbaik, mengapa kami tertarik dalam menyelamatkan orang lain, dan mengapa kami mengambil sebagian besar dari dana yang ada di dalam gereja untuk pelayanan literatur? Kami bisa saja kaya kalau kami menggunakan seluruh uang yang ada untuk gereja kami saja. Kami bisa makan dan hidup dengan baik. 
Namun, banyak hal-hal materi yang dibutuhkan untuk menyebarkan injil ke seluruh dunia. Apakah anda tahu mengapa? Karena dengan cara ini, orang-orang lain bisa diselamatkan. Karena itu, kami menyediakan diri kami untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Kalau kami tidak melakukannya, mungkinkah orang-orang lain menerima pengampunan dosa?
Kalau kami tidak mengabarkan Injil kepada anda, bisakah anda diselamatkan, meskipun Allah sudah memilih anda? Tidak. Kita semua sudah menjadi orang legalis sebelum kita dilahirkan kembali. Kita berdosa meskipun kita pikir bahwa kita percaya kepada Yesus. Kita akan binasa kalau kita tidak mendengar kabar baik itu.
Bisakah kita membiarkan saja mereka masuk neraka dan binasa? Tidak bisa. Kita tidak bisa membiarkan mereka masuk neraka karena kita mengenal Injil Tuhan dan keselamatan. Kita tahu siapa yang akan masuk neraka dan siapa yang akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Karena itu, kita mengkhawatirkan mereka, dan berdoa serta mengabarkan kabar baik itu. Alasan mengapa kami menyisihkan dana dan memakai begitu banyak uang untuk pelayanan ini adalah karena hal ini: Untuk menyelamatkan satu jiwa jauh lebih berarti daripada mendapatkan segala sesuatu yang ada di dalam dunia. 

Alasan mengapa kami mengabarkan Injil dengan sabar dan tekun, meskipun kami diejek dan dianiaya oleh orang legalis, adalah untuk menyelamatkan jiwa-jiwa yang akan dihukum oleh murka Allah.
Mungkin anda berpikir, ‘Lebih baik anda menulis buku yang lebih enak dibaca mengenai Injil yang benar dan kemudian menyebarkannya ke seluruh dunia seperti leaflet.’ Kami akan melakukannya kalau memang itu cara yang baik untuk mengabarkan Injil yang benar. Namun, karena hal itu tidak berjalan sebagaimana mestinya, kami sering mencoba setiap cara yang mungkin bisa dilakukan dan kemudian terus berdoa untuk itu. 
Kami para pekabar Injil tidak berusaha mengabarkan Injil untuk mendapatkan sesuatu. Mereka mengabarkan Injil untuk menyelamatkan jiwa-jiwa karena mereka tahu bahwa semua orang berdosa akan pasti masuk neraka. Namun, banyak orang legalis di dunia ini sungguh-sungguh mengejar nafsu duniawi mereka saat mereka menyombongkan kesetiaan mereka kepada kekristenan. Kita harus mengerti alasan orang legalis dalam mengabarkan Injil. 
Kita juga harus mengerti mengapa Tuhan memerintahkan agar kita menguduskan hari Sabat di dalam Sepuluh Perintah Allah dan mengapa mereka yang tidak mentaati aturan hari Sabat dirajam sampai mati. Hari Sabat mengimplikasikan Injil bahwa Yesus menghapus dosa kita semua. Kita harus mewartakannya dengan iman kepada Tuhan, yang mencakup juga kenyataan bahwa Tuhan menghapuskan segala dosa dunia.
Nampaknya saya sudah memuaskan rasa tidak suka saya kepada orang legalis dalam khotbah ini. Tetapi kita harus memberikan pengampunan dan memiliki wawasan yang luas untuk menghadapi mereka. Mereka ditentukan untuk masuk neraka kalau kita tetap menutup mulut kita. Kita para pekabar Injil tidak boleh mengijinkan orang legalis menghina kita dengan uang mereka atau menunjukkan pengaruh keduniawian mereka.


Kita harus mengabarkan Injil kepada keluarga kita dan orang-orang lain

Kita harus mengabarkan Injil kepada semua orang, termasuk orang-orang lain juga. Kita tahu bahwa semua jiwa sama berharga seperti anggota keluarga kita sendiri. Kita harus menganggap orang lain berharga karena kita semua sama di hadapan Allah.
Saya tidak bisa berhenti memberitakan kebenaran keselamatan setiap kali saya berkhotbah karena jiwa-jiwa sedang menuju neraka. Kita harus menyelamatkan mereka dari neraka. Kita harus mengabarkan Injil kepada keluarga dan sahabat-sahabat kita, mengabarkannya dengan literatur kalau hal itu memang yang dikehendaki, dan berdoa untuk hal-hal yang kita butuhkan. Kita harus mengabarkannya dengan berbagai metode. Kita menyiapkan perjamuan ketika ada jiwa yang bertobat. Kita memenangkan jiwa setiap kali kita mengadakan pertemuan Kebangunan Rohani untuk mengabarkan Injil. Kadangkala, manusia kembali ke dunia meskipun kita sudah berjuang bersusah payah untuk mengabarkan Injil kepada mereka. Kemudian, kita akan diliputi kesedihan. Tetapi tetap saja, kita mengabarkan Injil tanpa merasakan kekecewaan. 

Saya ingin agar anda mengetahui sesuatu di zaman ini. Ingatlah kenyataan bahwa ada banyak orang Kristen legalis di sekitar kita dan bahwa kita harus mengabarkan Injil kepada mereka. Mereka berpura-pura memelihara hukum Taurat, meskipun mereka tidak bisa tidak berbuat dosa setiap hari, dan mereka berpikir bahwa mereka bisa menerima pengampunan dosa dari dosa-dosa harian mereka dengan setiap hari menaikkan doa pertobatan. 
Mereka menolak Injil yang mengatakan bahwa Yesus sudah menghapus segala dosa kita. Mereka berpikir bahwa Yesus hanya menanggung dosa asal mereka, dan tidak termasuk dosa harian mereka, karena mereka tidak tahu kebenaran dari pengampunan dosa. Mereka yang tidak mengenal keselamatan karena kebenaran disebut sebagai orang legalis. Kita harus menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka dengan mengabarkan Injil kebenaran Allah kepada mereka.