Search

Khotbah-Khotbah

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 4-1] Pendahuluan Kepada Roma Pasal 4

Dalam Roma 4:6-8 Paulus berbicara mengenai orang-orang yang diberkati di hadapan Allah. Seseorang yang sudah sungguh-sungguh diberkati di hadapan Allah adalah orang yang perbuatan kejahatannya diampuni dan dosa-dosa dihapuskan. Karena itu Paulus mengatakan, “berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya” (Roma 4:8). 

Kemudian Paulus memperkenalkan Abraham sebagai orang yang diberkati. Menggunakan Abraham sebagai contoh orang di dalam Alkitab, Paulus menjelaskan apa sebenarnya iman yang benar dan berkat itu. Abraham bisa membanggakan dirinya sendiri kalau pekerjaannya sendiri membuatnya dibenarkan, tetapi kenyataannya, bukanlah seperti itu. Kebenaran Allah yang didapatnya hanya dimungkinkan karena percaya kepada firman Allah.
Alkitab mengindikasikan bahwa iman yang bisa membuat seseorang menjadi orang benar dan diberkati adalah iman yang naif kepada firman Allah sama seperti iman Abraham. Di dalam pasal ini, Rasul Paulus berbicara mengenai bagaimana seseorang bisa mendapatkan kebenaran Allah dengan percaya kepada firmanNya.

Tidak ada seorangpun yang tidak pernah berdosa selama hidupnya di dunia ini. Terlebih, kita manusia melakukan dosa sebanyak dan setebal mendung menyelimuti langit. Di dalam Yesaya, dituliskan bahwa dosa-dosa kita adalah seperti awan (Yesaya 44:22). Jadi, tidak ada seorangpun di antara manusia yang bisa lepas dari penghukuman Allah tanpa percaya kepada kebenaran Yesus Kristus.
Baptisan Yesus yang diterimaNya dari Yohanes dan darahNya di kayu Salib menggenapi kebenaran Allah. Baik orang-orang yang sudah menerima pengampunan dosa maupun yang belum pasti melakukan dosa dengan tubuh mereka. Juga, kita melakukan dosa-dosa yang tidak kita sadari dan karenanya, kita ditentukan untuk dihukum untuk dosa-dosa itu. 
Orang harus tetap mengingat bahwa kalau seseorang melakukan dosa sekecil apapun, ia harus mati di hadapan penghukuman Allah. Dikatakan di dalam Alkitab bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23), dan karena itu kita harus mengerti dan percaya kepada hukum Allah. Kita harus membayar harga dosa yang sudah kita lakukan dengan pikiran dan perbuatan kita, dan hanya setelah kita membayar semua upah dosa sajalah masalah dosa bisa diselesaikan. Di lain pihak, bagaimanapun kita berusaha, kalau kita berhenti mencoba membayar harga dosa, masalah penghakiman atas dosa tidak akan pernah berakhir. Yang harus kita ketahui adalah bahwa meskipun seseorang percaya kepada Yesus, lalu ia berdosa, ia akan dihakimi karena dosa-dosanya itu.

Kita hidup di dalam dunia yang dibanjiri dosa: besar dan kecil, disadari atau tidak, dengan sengaja atau tidak. Kita tidak bisa tidak mengakui kenyataan bahwa kita harus dikutuk karena dosa-dosa kita sesuai dengan hukum Allah, “upah dosa adalah maut.”

Kalau seseorang mau ditutupi dosanya, ia harus menerima pengampunan dosa dengan percaya kepada kebenaran Allah, yang terdiri atas air, darah dan Roh Kudus. Orang yang sudah mendapatkan pengampunan dosa dengan percaya kepada kebenaran Allah mampu dan harus menunjukkan persyaratan untuk mempersembahkan korban pujian kepada Allah secara terus menerus karena Ia sudah menanggung dosa kita dengan baptisan dan darah. Karena Tuhan kita sudah menghapus dosa dunia, termasuk dosa-dosa saya yang seperti awan gelap, dengan baptisan, darah dan kebangkitanNya, kita dengan itu bisa bersyukur kepada Tuhan yang sudah memberikan kepada kita kehidupan kekal. 
Kalau Yesus Kristus tidak menanggung segala dosa di sungai Yordan dengan dibaptiskan oleh Yohanes dan mati di kayu Salib, kita harus membayar upah maut dengan masuk neraka. Bagaimana kita bisa memuji Dia kalau Dia tidak menghapus dosa kita sepenuhnya? Mungkinkah bagi kita untuk memuji nama Allah kapan saja kita menghadap Allah kita yang Kudus dan Suci kalau hati kita penuh dengan dosa? Bisakah kita sungguh-sungguh memberikan korban pujian kepada kebenaranNya sambil berkata, “Ia sudah mengampuni segala dosa kita!” saat kita masih memiliki dosa di dalam hati kita? Tidak. 
Tetapi sekarang, kita bisa memuji Dia di dalam kebenaranNya. Semua ini menjadi mungkin karena kita percaya kepada karunia kebenaran Allah yang sudah menyelimuti kita.


Paulus mengatakan bahwa kita sudah memperoleh kebenaran Allah dengan percaya kepada apa yang dilakukan Allah


“Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita? Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? “Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran” (Roma 4:1-5).
Di sini, Paulus menjelaskan mengenai bagaimana dibenarkan dengan menjadikan Abraham sebagai contoh. Sangat masuk akal bagi seseorang untuk menerima apa yang selayaknya menjadi upahnya. Namun, sepenuhnya karunia Allah dan bukan upah pekerjaan kita kalau kita dijadikan sebagai orang benar dengan dilahirkan kembali, tanpa melakukan kebaikan atau menjalani kehidupan yang sempurna di hadapan Allah. 
Rasul Paulus mengatakan, “Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.” Ini berbicara mengenai orang berdosa yang mendapatkan keselamatan dari dosa melalui baptisan Yesus Kristus dan darah pengorbananNya. Keselamatan ini diberikan sebagai karunia yang penuh berkat kepada semua yang percaya kepada kebenaran Allah. 
Keselamatan orang berdosa adalah karunia yang tidak bersyarat yang diberikan oleh kebenaran Allah. Seseorang yang sudah dilahirkan sebagai orang berdosa tidak memiliki pilihan selain melakukan dosa, dan ia tidak memiliki pilihan lain selain mengaku kepada Allah bahwa ia adalah orang berdosa yang tidak bisa lepas. Dosa-dosa orang yang demikian tidak bisa lepas hanya karena ia dengan rajin menaikan doa pertobatan dengan percaya kepada salah satu doktrin Kristen yang ada. 
Orang berdosa tidak bisa bermegah tentang kebenarannya sendiri di hadapan Allah. “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor” (Yesaya 64:6). Jadi, orang berdosa tidak memiliki pilihan selain untuk percaya kepada kebenaran Allah, yang digenapi dengan baptisan Tuhan kita di sungai Yordan dan kematianNya yang memperdamaikan di kayu Salib. Hanya setelah itu mereka bisa diampuni dari segala dosa dengan iman kepada kebenaran Allah. Tidak ada yang bisa dilakukan orang berdosa untuk mendapatkan kebenaran Allah. Pengampunan dosa anda hanya bisa didapatkan dengan percaya kepada kebenaran Allah. 
Semua orang berdosa bisa menemukan kebenaranNya melalui baptisan Yesus Kristus dan darah perdamaianNya di kayu Salib. Karena itu, iman mereka kepada kebenaran Allah yang membuat mungkin orang berdosa mendapatkan keselamatan dari dosa. Ini adalah kebenaran. Inilah karunia kebenaran Allah.


Rasul Paulus menjelaskan mengenai bagaimana orang berdosa mendapatkan keselamatan dari dosa


Paulus menjelaskan hal ini dengan memakai Abraham sebagai contoh tipikal. “Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.” Rasul Paulus mengatakan bahwa seseorang tidak bisa mendapatkan kebenaran Allah dengan melakukan perbuatan baik tertentu seturut dengan hukum Taurat. Satu-satunya jalan kita bisa mendapatkan kebenaran Allah adalah dengan percaya kepada kebenaranNya tentang sunat rohani. 
Kebenaran Allah adalah kebenaran yang tidak bisa didapatkan melalui usaha atau perbuatan manusia. Karunia kebenaran Allah adalah sebagai berikut: Anda dan saya adalah orang-orang yang ditentukan untuk penghukuman kekal, tetapi Juruselamat kita Yesus Kristus menanggung segala dosa kita melalui baptisanNya, yang diberikan oleh Yohanes di sungai Yordan. Kemudian ia menanggung dosa di bahuNya ketika Ia naik ke kayu Salib. Dengan itu Yesus menggenapi seluruh kebenaran Allah. Seluruh perbuatan kebenaranNya menggenapkan kebenaran Allah yang menyelamatkan orang-orang berdosa dari kematian kekal.


Mereka yang percaya kepada firman Allah bisa mendapatkan kebenaran Allah!

Ayat 5 mengatakan, “Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.” 
Dalam bagian ini, Rasul Paulus menjelaskan jalan kepada kebenaran Allah dengan menggunakan ‘orang durhaka’ sebagai contoh. ‘Orang durhaka’ adalah mereka yang tidak hanya tidak takut kepada Allah, tetapi juga melakukan dosa-dosa kesombongan seumur hidupnya. Firman Allah mengatakan bahwa semua manusia lahir sebagai ‘segumpal dosa’ tentu sangat benar. Lebih lagi, benar juga kalau dikatakan bahwa hakekat sejati manusia adalah bahwa mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali melakukan dosa sampai mereka menerima penghakiman Allah yang mengerikan. Namun, kalau Allah menyebut kita, orang durhaka, menjadi orang tidak berdosa dan memperhitungkan iman kita sebagai kebenaran, apa lagi yang bisa memungkinkan semuanya itu kecuali kebenaran Allah?
Tuhan berkata kepada kita, orang durhaka: Tuhan sendiri sudah dibaptiskan di sungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis, Imam Besar terakhir Perjanjian Lama, untuk menanggung dosa dunia. Ia juga harus membayar upah dosa dengan curahan darahNya yang memperdamaikan di kayu Salib untuk menggenapi firmanNya, “upah dosa adalah maut.” Apakah anda percaya bahwa Yesus Kristus membayar semua upah dosa kita dengan kebenaran Allah, dengan baptisan yang diterimaNya dan darahNya di kayu Salib? Allah memperhitungkan iman mereka yang percaya kepada kebenaranNya sebagai orang-orang benar. Ini bukan keyakinan yang ngotot semata tetapi sebuah kenyataan dari keadilan kebenaran Allah.
Karena itu, kepada seseorang yang percaya kepada kebenaran Allah, Allah sang Bapa berkata, “Benar, engkau umatKu. Sekarang Engkau anakKu. Engkau percaya kepada kebenaranKu. Sekarang engkau anakKu. Engkau tidak berdosa. Mengapa? Karena aku menjadikan engkau tidak berdosa dengan menanggung dosamu dengan baptisan AnakKu dan darahNya! Ia juga membayar harga dosamu dengan darahNya sesuai dengan firman, ‘upah dosa adalah maut.’ Ia bangkit kembali dari kematian untuk anda. Dengan demikian Ia adalah Juruselamat dan Allahmu. Apakah engkau percaya akan hal ini?” 
“Ya, saya percaya.” Lalu Ia akan melanjutkan, “Aku memberikan kepadamu kebenaranKu, lengkap dengan perbuatan kebenaran AnakKu. Engkau sekarang menjadi anakKu, Aku sudah mengangkat engkau dengan air dan darah AnakKu.” 
Semua manusia durhaka di dalam pandangan Allah. Namun, Tuhan kita Yesus menanggung dosa dari orang-orang durhaka—baik dosa yang sudah dilakukan maupun dosa yang akan kita lakukan di masa yang akan datang—sekaligus pada waktu baptisan yang diberikan Yohanes kepadaNya. Kemudian, Allah mengenakan kepada mereka yang percaya kepada kebenaran Allah dengan kebenaranNya dan dengan demikian menyelamatkan mereka dari segala dosa mereka. “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus” (Galatia 3:26-27). Sekarang pertanyaannya adalah apakah kita sungguh-sungguh percaya kepada firman Allah dengan hati kita atau tidak. Kita menjadi orang-orang benar kalau kita percaya, tetapi kalau tidak, kita akan kehilangan kebenaran Allah.
    

Bahkan orang durhaka dalam pandangan Allah…

Bahkan kepada mereka yang durhaka di hadapan Allah, Ia berjanji bahwa kebenaranNya akan menjadi milik mereka kalau mereka percaya bahwa Yesus menanggung dosa dunia sekaligus dengan dibaptiskan di sungai Yordan. Allah sungguh-sungguh memberikan kebenaranNya kepada semua orang percaya. Semua orang yang percaya kepada kebenaran Allah menerima keselamatan dari segala dosa dunia. Allah Bapa kita mengatakan kepada orang-orang yang percaya itu bahwa mereka adalah anak-anakNya. “Ya, sekarang engkau tidak berdosa. AnakKu Yesus menyelamatkan engkau dari dosa-dosamu. Engkau menjadi orang benar. Engkau sudah diselamatkan dari dosamu.” 
Bahkan kalau kita durhaka, Allah memeteraikan kebenaran di dalam kita sehingga kita menjadi orang-orang benar. Kebenaran Allah itu kekal. Tuhan Yesus sudah sungguh-sungguh menyelesaikan pekerjaan yang baik bagi semua manusia. Manusia di dunia ini diselamatkan dari segala dosa dunia dengan kebenaran Allah. Allah memperhitungkan jiwa orang-orang durhaka sebagai tidak berdosa dengan memandang kepada iman mereka terhadap kebenaranNya. “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya,” karena ia mendapatkan berkat dari kebenaran Allah dengan iman.
Allah bertanya kepada kita, “Apakah engkau orang saleh?” Lalu, kita mengakui kenyataan bahwa kita durhaka di pandangan Allah. Ketika kita mengakui kenyataan ini, kita menjadi bersyukur kepada Yesus yang dibaptiskan bagi orang-orang berdosa, mencurahkan darahNya di kayu Salib, dan bahwa kebenaran Allah sajalah yang menanggung dosa dunia; bukan usaha kita sendiri. Namun, kalau kita berpikir bahwa kita orang yang bisa mentaati hukum Taurat dengan baik, kita tidak akan pernah bisa sebersyukur itu dan tidak bisa memiliki iman kepada kebenaranNya.
Orang yang percaya kepada kebenaran Allah yang “membenarkan orang durhaka,” ia bisa mendapatkan kebenaranNya sebagai karunia. Kebenaran Allah akan diberikan kepada mereka yang percaya kepada penebusan dan penghakiman Yesus Kristus, tetapi kepada mereka yang tidak percaya kepada kebenaran Allah, semua berkat dan anugerah akan tetap terkunci.
Bahkan bagi orang-orang benar yang sudah dilahirkan kembali, penting sekali mendapatkan peneguhan kebenaran Allah dari Yesus hari demi hari, karena bahkan kita yang percaya kepada kebenaran Allah adalah orang-orang yang tidak bisa tidak melakukan dosa setiap harinya saat kita hidup di dalam dunia ini. Karena itu, kita harus mengingatkan diri kita sendiri mengenai kabar sukacita kebenaran Allah setiap hari bahwa Yesus menanggung dosa dengan baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib. Setiap kali kita mendengar kabar sukacita itu, jiwa kita disegarkan dan dikuatkan kembali dengan kekuatan yang berlimpah. Apakah anda memahami bagian Alkitab yang mengatakan “Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran?” Ayat itu berbicara kepada semua manusia di dunia ini.
Alkitab berbicara secara terperinci mengenai bagaimana kita bisa mendapatkan kebenaran Allah melalui teladan Abraham. Namun, dikatakan bahwa orang ‘yang bekerja’ berarti melawan Allah, dan bukan bersyukur kepada keselamatan Allah. Orang ‘yang bekerja’ tidak percaya kepada Allah dan dengan demikian, tidak berterimakasih. Apa yang dikatakan ayat 4 adalah seseorang yang berusaha masuk ke Surga dengan perbuatan baiknya sendiri tidak membutuhkan kebenaran Allah. 
Mengapa? Karena tidak ada kebenaran Allah yang didapatkan kalau ia mau membasuh dosa-dosa dengan melakukan perbuatan baik dan menaikkan doa-doa pertobatan setiap hari bagi dirinya. Orang yang demikian tidak mau menerima kebenaran Allah secara keseluruhan karena orang itu tidak mau meninggalkan perbuatannya yang nampak sangat berbudi. Namun, melalui doa pertobatan, ia mencoba mendapatkan keselamatan di dalam jiwanya saat ia menangis dan berpuasa. Jadi, kebenaran Allah hanya diberikan kepada mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada pekerjaan kebenaranNya.
    

Untuk mereka yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah! 

“Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran” (Roma 4:5).
Saudara-saudara, ayat ini berhubungan dengan seseorang yang mengenal Allah dan percaya kepada firman Allah seperti Abraham. Kita percaya kepada keselamatan Allah yang menyelamatkan orang-orang durhaka. Ada dua macam orang Kristen di dunia ini. Di dalam ayat 4, ada golongan pertama, “yang bekerja,” dan orang-orang seperti itu tidak memandang keselamatan Allah sebagai hadiah, tetapi sebagai upah. Karena orang-orang yang demikian ingin diperhitungkan dari perbuatan baik mereka di hadapan Allah setelah percaya kepada Yesus, mereka dengan mudah menolak keselamatan kebenaran Allah. Korban anda yang bagaimana, menurut anda, yang dibutuhkan untuk menerima kebenaran Allah?
Kalau anda berjalan di hadapan Allah dengan berpegang kepada perbuatan baik anda sendiri, anda hanya akan menjadi orang berdosa dengan tidak mendapatkan kebenaran Allah. Apakah anda tahu bahwa Doktrin Pengudusan, yang dipercaya oleh kebanyakan orang kudus, mendorong mereka untuk melakukan perbuatan baik, membuat mereka berbalik kepada musuh Allah dengan melawan karunia kebenaran Allah? Alkitab tidak mengatakan bahwa kita secara bertahap mendapatkan kebenaran Allah. Juga tidak dikatakan bahwa kita mendapatkan kebenaran Allah dengan pekerjaan kita. 
Para pendukung ‘pekerjaan manusia’ mengajarkan bahwa anda bisa menjadi kudus melalui doa-doa pertobatan. Mereka mengatakan bahwa anda bisa menjadi lebih benar kalau anda hidup bersih dan berbudi dan bahwa anda bisa diselamatkan kalau anda hidup saleh sampai anda mati, bahkan meskipun Yesus Kristus sudah menghapuskan dosa-dosa anda. 
Namun, kebenaran Allah tidak bisa dibandingkan dengan perbuatan manusia. Mereka yang melawan kebenaran Allah menjadi sekutu setan. Karena orang-orang demikian menolak kebenaran Allah, mereka tidak bisa menerima pengampunan dosa di hadapan Tuhan. 
Saudara-saudara, kita memang 100% durhaka. Namun, kenyataannya adalah bahwa banyak orang salah paham atas kebenaran Allah dan kemudian berjalan di jalan yang salah. Karena banyak orang berpikir bahwa mereka dalam taraf tertentu saleh, mereka tidak percaya kepada kebenaran Allah. Mereka percaya bahwa mereka bisa diampuni atas dosa-dosa harian dan dosa masa depan dengan menaikkan doa pertobatan mereka sendiri. Orang-orang itu percaya bahwa paling tidak ada kesalehan dalam taraf tertentu didalam kehidupan mereka, sehingga mereka mengedepankan perbuatan baik mereka tanpa mencari dan percaya kepada kebenaran Allah.
Orang yang bagaimana yang bisa menjadi orang benar? Mereka yang tidak bisa menaikkan doa pertobatan, bisa menjadi orang benar. Ini tidak berarti kalau seseorang tidak perlu menaikkan doa pengakuan. Saya harap anda tidak salah paham tentang bagian ini. Saya nanti akan menjelaskan mengenai ‘kehidupan orang benar.’ Mereka yang melawan kebenaran Allah memandang sangat tinggi kepada perbuatan baik tertentu, melakukan doa puasa atau hidup dalam kehidupan yang berbudi luhur. 
Namun, hanya mereka yang tahu bahwa perbuatan mereka tidak cukup bisa menjadi orang benar dari keadaan sebagai orang berdosa dengan menerima karunia pengampunan dosa di dalam hati mereka dari Yesus. Satu-satunya hal yang harus dilakukan adalah untuk percaya bahwa percaya kepada kebenaran Allah dan tahu bahwa tidak ada yang perlu dimegahkan dari kebenaran kita sendiri. Yang harus kita akui di hadapan Allah adalah, “O, Allah! Kami sudah melakukan dosa ini. Kami adalah orang-orang berdosa yang akan senantiasa melakukan dosa sampai kami mati.” Itulah satu-satunya hal yang harus kita akui dengan jujur. Dan satu-satunya hal lain yang harus kita lakukan adalah percaya bahwa Yesus Kristus sepenuhnya menggenapi kebenaranNya. 
Dengan percaya kepada kebenaran Allah, semua orang berdosa bisa menerima keselamatan dari segala dosa mereka secara sempurna. Kita menyembah dengan iman di dalam kebenaran Yesus Kristus, karena kita yang seharusnya binasa karena dosa, mendapatkan keselamatan dari dosa.


Siapakah orang-orang yang sungguh-sungguh berbahagia?

Siapakah orang-orang yang berbahagia di hadapan Allah? Alkitab mendefinisikan orang itu sebagai berikut. “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya.” Bahkan kalau seseorang tidak mampu melakukan kebaikan apapun di hadapan Allah, memiliki kekurangan dan kelemahan, atau tidak bisa menaati bagian tertentu dari hukum Allah, Allah memberikan berkat pengampunan dosa bagi kehidupan orang percaya yang memiliki iman di dalam kebenaran Allah, yang menghapus dosa dengan baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib. Orang-orang yang demikian percaya kepada kebenaran Allah dan adalah orang-orang yang paling diberkati di hadapan Allah, karena mereka menerima berkat khusus di hadapan Allah dari antara begitu banyak manusia. Kita sudah menerima keselamatan dari dosa dengan percaya kepada kebenaran Allah. Kita percaya bahwa Allah mengatakan demikian. Apakah kita harus menambahkan sesuatu kepada firmanNya sesudah Allah mengatakan hal itu? Tidak.
Ada banyak orang di dunia ini yang berusaha untuk mendapatkan keselamatan dengan perbuatan baik mereka, meskipun mereka mengakui bahwa Yesus adalah Juruselamat mereka.
Apakah ada sesuatu yang lain yang bisa ditambahkan kepada keselamatan Allah bagi dosa-dosa kita, yang mengatakan bahwa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes, mencurahkan darahNya di kayu Salib dan bangkit dari kematian? Tidak ada.
Namun, orang-orang Kristen zaman sekarang sangat bingung dengan bagian mengenai percaya kepada kebenaran Allah. Manusia tahu bahwa mereka bisa mendapatkan keselamatan dengan percaya kepada Yesus. Tetapi di lain pihak, mereka masih merasa bahwa untuk keselamatan mereka perlu dikuduskan secara bertahap, hidup baik, dan memelihara hukum Taurat dengan firman Allah saat mereka mulai percaya kepada Yesus. Dengan demikian, manusia menjadi bingung. 
Bahkan kalau mereka mengatakan sesuatu yang mirip dengan orang-orang benar, hal itu jauh sekali dari iman yang mengenal dan percaya kepada kebenaran Allah. Bagaimana seseorang bisa sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan? Hal itu hanya mungkin kalau kita memiliki iman yang naif kepada firman air dan Roh Kudus yang mengandung kebenaran Allah dan dengan demikian, menerima keselamatan dari dosa kita. Kebenaran Allah memungkinkan kita untuk menerima keselamatan dari dosa melalui iman kita di dalam baptisan dan darahNya di kayu Salib, yang dengannya kebenaran Allah sungguh-sungguh dinyatakan. 
Kita harus membuang semua doktrin Kristen yang salah tentang pengudusan bertahap, pemilihan tanpa syarat dan pembenaran nominal, atau iman yang salah yang mengatakan bahwa seseorang bisa pada akhirnya mendapatkan keselamatan dari dosa dengan tidak makan daging babi, atau memelihara hari Sabat. Kita harus menghindar dari mereka yang mengatakan omong kosong seperti itu. Tidak ada kesimpulan atau jawaban yang benar untuk pembicaraan mereka.
Saudara-saudara, apakah iman yang benar atau tidak kalau kita mendapatkan keselamatan dari dosa dengan percaya kepada kebenaran Allah, tanpa melakukan apapun yang baik? –Ya, itu adalah iman yang benar– Pekerjaan apakah yang harus kita lakukan untuk menerima kebenaran Allah? Apakah kita melakukan suatu kebaikan di hadapan Allah? –Tidak.– Haruskah kita hidup berbudi berdasarkan hukum Taurat untuk menjadi anak-anakNya? –Tidak.– Itu berarti bahwa kita harus menjadi anak-anak Allah yang sejati dengan hanya percaya kepada kebenaran Allah, dengan menerima pengampunan dosa dan dengan menerima Roh Kudus sebagai karunia melalui iman yang besar.
Sangat tidak mungkin bagi seseorang untuk menjalani kehidpuan baik. Namun, bahkan kalau seseorang tidak bekerja, kalau ia percaya kepada kebenaran yang diberikan Yesus, itu berarti ia adalah orang yang diberkati yang sudah diselamatkan dari dosa. Semua orang pada dasarnya tidak mampu melakukan kebaikan. Karena itu, Allah bersimpati dengan kita dengan mengutus Yesus ke dalam dunia ini, membuatNya dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, sehingga Ia bisa menanggung dosa dunia. Yesus kemudian dibuat menanggung dosa ke atas kayu Salib dan menyelesaikan masalah dosa.
Dalam pepatah Timur, ada yang mengatakan, “Orang harus mengorbankan hidupnya untuk kebaikan orang lain.” Kalau seseorang tenggelam sesudah menolong orang lain yang tenggelam, orang-orang akan memuji kebaikan dan kemuliaan budi pengorbanan orang itu. Saudara-saudara, yang dimaksudkan adalah bahwa meskipun sangat biasa kalau ada orang yang menyelamatkan orang tenggelam, kita cenderung menganggapnya sangat tinggi. 
Ada pepatah lain yang disebut, ‘Ingwa-eungbo.’ Itu berarti bahwa kalau seseorang menjalani kehidupan yang baik, maka ia akan diberkati di masa yang akan datang, tetapi ia akan dihukum kalau ia berbuat jahat. Saudara-saudara, apakah ada seseorang yang dengan sukarela memberikan hidupnya kepada orang lain? Bahkan dalam kasih cinta heteroseksual, kasih pria dan wanita serta perhatian mereka adalah karena hal itu menyenangkan hati mereka. Kita perhatikan, semua manusia pada dasarnya adalah egosentris. 
Karena itu, Allah mengatakan bahwa tidak ada kebaikan manusia dan kita harus menguji secara seksama apakah kita sungguh-sungguh percaya kepada dan bersandar kepada kebenaran Allah atau tidak, yang akan menghapuskan dosa-dosa yang paling jahat sekalipun, meskipun kita tidak sungguh-sungguh melakukan kebaikan apapun. Kita harus mendapatkan keselamatan dari dosa dengan percaya kepada kebenaran Allah yang diberikan Allah kepada kita. 

    
Anda harus mendapatkan pengampunan dari dosa yang tidak sesuai dengan hukum 

Apakah tindakan yang tidak sesuai dengan hukum di hadapan Allah? Semua kesalahan yang kita lakukan di hadapan Allah adalah perbuatan melanggar hukum.
Bagaimana dosa-dosa anda dan saya bisa ditutupi di hadapan Allah? Bisakah jaket anti peluru yang tebal menutupi dosa-dosa kita? Atau baju besi setebal 1 meter, yang dibuat dengan sangat kuat, bisakah menutupi dosa-dosa kita di hadapan Allah? Saudara-saudara, kapan saja kita melakukan kebaikan, apakah semua itu menutupi kesalahan dan kekeliruan yang kita lakukan di hadapan Allah? Tidak. Perbuatan baik manusia tidak lebih dari sekedar pelipur lara saja. Seseorang tidak bisa lepas dari penghakiman Allah dengan menghibur hati nurani seseorang dengan melakukan perbuatan baik. 
“Berbahagialah. . . ditutupi dosa-dosanya.” Inilah yang dikatakan di dalam Alkitab. Saudara-saudara, kalau anda mau bahwa dosa-dosa kita ditutupi di hadapan Allah, satu-satunya cara untuk melakukannya adalah dengan percaya kepada kebenaran Allah yang dengannya Allah menyelamatkan kita. Kebenaran Allah ini termasuk kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini untuk dibaptiskan, menanggung dosa, dan kematianNya menggantikan kita di kayu Salib. Ini adalah karena Yesus menanggung dosa dunia dengan dibaptiskan dan karena Ia menerima penghukuman dengan kematianNya di kayu Salib. Inilah kebenaran Allah. Segala dosa ditutupi ketika seseorang percaya kepada kebenaranNya.
Bahkan kalau seseorang mau menutupi dosa-dosa dengan perbuatan baik, hal itu tidak berguna di hadapan Allah. Hanya perbuatan kebenaran baptisan dan darah Yesus yang bisa menutupi dosa-dosa anda dan saya. Kita harus dihakimi, dibinasakan, dan masuk neraka karena dosa-dosa kita, tetapi Yesus datang ke dunia ini dan menggenapi kebenaran Allah bagi kita dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis dan mati di kayu Salib. Anda harus percaya kepada hal ini. Dosa-dosa kita bisa ditutupi dengan iman di dalam kebenaran Allah. Mengapa? Karena kebenaran Allah sudah membuat kompensasi yang benar bagi segala dosa dunia melalui baptisan dan curahan darahNya. Dosa-dosa anda dan saya bisa ditutupi dengan percaya kepada kebenaran ini.
Orang yang bagaimanakah yang berbahagia? Seseorang dengan iman yang begini adalah orang-orang yang berbahagia. “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya.” Seseorang dengan iman yang begini adalah orang yang berbahagia dan diberkati. Apakah anda dan saya memiliki iman yang seperti ini? Orang-orang yang sungguh-sungguh diberkati adalah yang menerima firman Allah bahwa Yesus Kristus menyelamatkan kita dengan air dan Roh Kudus ke dalam hatinya. Seseorang yang menerima Yesus Kristus dengan air dan darah di dalam hatinya dan tinggal di dalam Yesus Kristus adalah orang-orang yang sungguh-sungguh diberkati.
Dengan iman, kita orang-orang yang percaya kepada kebenaran Allah sudah menerima keselamatan yang ajaib, yang tidak mengandung sedikitpun pemikiran manusia atau kebaikan manusia. Hanya orang-orang yang sungguh-sungguh diberkati percaya kepada iman ini, memeliharanya di dalam hati dan mengabarkan Injil yang benar. 
Saudara-saudara, jangan pernah mau menjadi anak-anak Allah atau diselamatkan dari dosa dengan menambahkan perbuatan yang berbudi dari diri anda kepada anugerahNya! Apakah anda orang baik? Sombong sekali kalau seseorang mencoba untuk menjadi orang baik meskipun sebenarnya ia tidak bisa dan merasa bisa. Kalau orang miskin menerima sebuah permata yang besar dari seorang milyarder sebagai hadiah, maka yang harus dilakukan oleh orang miskin itu adalah mengucapkan “Terima kasih.” Hal yang sama juga terjadi dalam kebenaran Allah.
Roma pasal 4 berbicara mengenai orang yang diberkati oleh Allah. Orang yang demikian sudah diselamatkan dari segala dosa dengan percaya kepada firman Injil yang mengandung kebenaran Allah. 
Saya berharap bahwa berkat ini akan menjadi milik anda.