Search

Khotbah-Khotbah

Pokok 9: Kitab Roma (Komentari dalam Surat Roma)

[Pasal 7-4] Daging Kita Hanya Melayani Dosa (Roma 7:14-25)

(Roma 7:14-25)
“Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa. Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat. Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik. Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku. Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik. Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku. Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku. Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.”
 
 


Betapa ajaibnya anugerahNya!

 
 
Kita mengucap syukur kepada Allah kita yang sudah memberikan kepada kita kesempatan untuk Pertemuan Alkitab Musim Panas ini dan mengatur cuaca, mencegah terjadinya badai dan memberikan kepada kita cuaca yang indah ini. Ia mengirimkan orang-orang dan mengumpulkan umatNya bersama-sama untuk memberikan firmanNya kepada kita dan memungkinkan kita bersukacita dalam persekutuan satu sama lain dan dengan Roh Kudus.
Allah hidup! Betapa ajaibnya anugerahNya! Sekarang banyak orang berpikir bahwa badai “Doug” pasti akan melanda negara kita, sehingga petugas keamanan berpatroli untuk menyuruh pulang semua orang yang berkemah di daerah lembah In-Jae. Kemarin sore saya berjalan-jalan di kota In-Jae. Saya mendengar orang saling berbicara, mengkhawatirkan badai itu, menebak-nebak kedahsyatan dan kehancuran yang akan diakibatkan oleh badai ini. 
Tetapi apakah semuanya akan berjalan seperti yang mereka kira, meskipun kita, anak-anak Allah, sudah berkumpul di sini untuk mengadakan retreat musim panas? Kalau kita berdoa, tidak akan turun hujan karena belas kasihan Allah. Apakah Allah akan menghembus umatNya terbang? Allah berkuasa atas cuaca, tetapi Ia melakukannya sesuai dengan iman kita. Ia berkarya dengan hikmatNya, dan ini berarti bahwa Ia tidak akan menguji iman kita yang imannya baru mulai dengan membuat mereka bertanya-tanya, “Mengapa Allah memberikan badai ketika kami mengadakan retreat musim panas ini?” 
Saya tidak memiliki kuasa untuk mencegah badai “Doug” ketika saya mendengar beritanya. Yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa. Pertemuan Alkitab Musim Panas ini sudah dijadwalkan, kita sudah berkumpul, dan tidak ada yang bisa lakukan sehubungan dengan badai itu. Dan saya khawatir bahwa chapel ini tidak akan kuat menahan amukan badai, karena memang hanya dibangun dengan bahan-bahan prefab. Karena itu saya hanya bisa berserah kepada Allah. Saya berdoa, “Tolong kami, Allah. Lindungi kami. Dalam nama Yesus saya berdoa, Amin.” Dan kemudian, dengan pasti Allah mencegah terjadinya badai Doug! Saya percaya bahwa Allah tahu segala sesuatu. Ia memimpin kita kepada keselamatan karena Ia memahami situasi kita lebih baik daripada kita sendiri.
Cuaca menunjukkan bahwa Allah memang hidup. Saya mendengar suara guntur seperti meriam dari tenda saya. Lalu, saya keluar tenda dan memandang ke langit. Langit begitu gelap dan awan bergulung di atas lembah. Karena itu, saya bertanya, “Tuhan, apakah awan sedang datang?” Iman saya mulai melemah, “Tuhan, apa yang terjadi? Apakah badai sudah sampai di sini? Sungguhkah itu akan terjadi?” Tetapi saya terus berdoa dan percaya kepada Allah, dan berpegang kepada iman itu, saya berkata kepada Allah, “Saya percaya bahwa Engkau memperhatikan kami, Tuhan. Saya percaya kepadaMu. Saya sudah percaya bahwa Engkau akan bekerja bagi kami.” Allah sungguh-sungguh memberkati kita, seperti yang kita percayai. Kita mengucap syukur kepadaNya dengan hati kita.
 
 
 

Daging mementingkan diri sendiri dan jahat

 
 
Kita tidak bisa melakukan apa-apa kalau Allah tidak bekerja untuk kita. Allah kita menjaga dan membantu kita. Mari kita melihat Firman Allah. Roma 7:14-25 mengatakan bahwa Rasul Paulus melihat dirinya bersifat daging dan terjual di bawah kuasa dosa. Ia juga menemukan bahwa sudah hukumnya daging tidak bisa tidak melakukan dosa selama dia hidup. 
Kita yang dilahirkan kembali juga melakukan kejahatan, meskipun kita ingin baik di dalam daging kita. Roma 7:19 mengatakan, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” Kita melihat bahwa tidak ada kebaikan apapun di dalam diri kita. Karena itu, kita mengeluh dengan sedih, dan berpikir, “Bisakah saya memelihara iman saya?” Kita sangat sedih karena daging kita yang tidak bisa diharapkan dan jahat. Apakah anda tahu betapa mementingkan diri daging itu? Roma 7:18 mengatakan, “Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.”
Kita selalu berpihak kepada diri sendiri, meskipun kita adalah benih kejahatan. Apakah anda tahu betapa mementingkan dirinya kita, semua manusia, itu? Kita pasti tahu bahwa kita memang jahat, tetapi kita tidak berpihak kepada Tuhan; kita berpihak kepada diri kita sendiri. Tuhan pastilah baik dan kehendakNya juga baik. Kita tahu apa bahwa kita memang jahat, tetapi kita terlalu mengasihi diri kita sendiri. Allah melarang kita memiliki ilah lain di hadapanNya. Allah mengatakan itu untuk memberikan kepada kita pemahaman akan dosa. 
Kita mengasihi diri kita sendiri dan melakukan semua untuk diri kita sendiri, meskipun kita tahu betapa mementingkan diri sendiri dan membenarkan diri kita. Kita tenang saja kalau ada sesuatu yang menguntungkan kita, tetapi betapa sengit dan bobroknya kita bagi Tuhan! Itu karena kita belum mengerti. Anak-anak tidak akan melepaskan kue mereka. Mereka akan menggenggam apa yang ada di tangan mereka sampai hancur, dan tidak akan pernah membaginya karena mereka memang masih muda dan belum memiliki pengertian. Mereka tidak tahu bahwa di dunia ini banyak hal yang lebih berharga dibandingkan dengan kue itu. Anak-anak memang seperti itu; kita juga seperti itu.
Dosa-dosa kita dibasuh, tetapi kita masih mementingkan diri sendiri. Kita mengucap syukur kepada Tuhan karena menjadikan kita tidak memiliki dosa dan memberikan kepada kita Roh Kudus dengan kuasaNya. Tetapi sebuah peperangan dimulai di dalam diri kita setelah kita menerima pengampunan dosa dan dilahirkan kembali. Peperangan ini adalah antara daging dengan Roh. Kita berbahagia setelah kita dilahirkan kembali, tetapi kita akan segera terganggu oleh peperangan ini. Tetapi Tuhan sekarang menghendaki kita untuk melakukan pekerjaan bagi Kerajaan Allah.
Tuhan kita meninggalkan kemuliaanNya bagi kita. Ia diutus dalam rupa daging. Ia tidak diutus ke dunia sebagai orang yang tampan. Ia datang ke dunia sebagai orang yang rendah hati, mungkin Ia agak pendek dan tidak tampan. Tetapi nyatanya, dikatakan bahwa Yesus bukanlah seorang yang tampan. Yesaya mengatakan, “Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupa pun tidak, sehingga kita menginginkannya” (Yesaya 53:2). Tetapi, tetap saja Tuhan sudah menghapus segala dosa kita.
Daging kita hanya melayani dosa. Paulus tahu bahwa dagingnya hanya bongkahan dosa, karena itu ia mengatakan, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat,” tetapi ia tidak menjelaskannya secara detail karena ia malu akan dosa-dosanya.
Kita seperti tempat sampah. Kita adalah gumpalan dosa. Betapa menyesalnya kalau kita bisa melihat diri kita meninggalkan jejak sampah di belakang kita. Tetapi karena karena terganggu oleh hati nurani kita, kita berkata kepada Allah, “Tuhan, saya tidak seharusnya melakukan hal ini, dan saya ingin hidup sesuai dengan kehendakMu, tetapi saya melakukan hal ini lagi. Bagaimana saya bisa menghentikan hal ini, Tuhan?”
 
 


Kita bisa bersyukur kepada Allah ketika kita tahu kejahatan kita 

 
 
Kita harus berpikir mengenai anugerah yang Yesus Kristus, Allah kita, berikan kepada kita. Kita harus berpikir mengenai apa yang dilakukan Allah dengan hati kita. Hanya sesudah itu kita bisa tahu apa yang benar, dan hanya sesudah itu kita bisa mulai melayani Tuhan. Dengan anugerah Allah dan iman kita kepadaNya saja kita mencari Allah, mempersembahkan diri kita kepadaNya, dan mengalahkan semua tantangan yang mungkin menghadang kita ketika kita mengikuti Allah dengan hati kita dan berjalan dengan Dia.
Kita mulai menyangkal diri kita ketika kita mengetahui bahwa kita jahat dan tidak berguna di hadapan Allah. Kita menyadari bahwa menghindari dosa adalah tidak mungkin tanpa melayani Tuhan karena daging kita, dan bahwa kita tidak bisa melakukan apa-apa, meskipun kita banyak diberkati, karena kelemahan kita. Saya bersyukur kepada Allah yang memberkati saya untuk melayani Dia. Kalau Allah tidak meletakkan saya di dalam pelayanan untuk melayani Injil, saya akan tetap ada sebagai gumpalan dosa yang masih bersifat daging dan tidak akan bisa melakukan kebenaran apapun di hadapanNya. 
Saya mengucap syukur kepada Allah yang memungkinkan saya melayani Dia. Itulah sebabnya saya menaikan doa seperti ini. “Terima kasih, Tuhan. Tuhan, saya memerlukan uang, tetapi saya tidak punya apa-apa. Saya mau melakukan semuanya untuk Engkau, tetapi saya tidak punya apa-apa. Tolonglah saya. Saya tidak akan memakai uang untuk saya sendiri, tetapi untuk Tuhan. Kalau saya memakai uang untuk saya sendiri, daging akan merasa senang. Tetapi saya mau memakainya untuk Tuhan dan pekerjaan kebenaran. Uang ini sangat berharga untuk saya, karena saya bekerja keras untuk mendapatkannya. Dan karena berharga untuk saya, saya mempersembahkannya untuk Engkau. Pakailah itu untuk pekerjaan kebenaranMu.”
Mereka yang mengenal kejahatannya sendiri tahu bahwa tidak ada kebaikan di dalam diri mereka. Apa yang saya maksud dengan ‘Tidak ada kebaikan di dalam diri mereka’? Artinya adalah bahwa mereka hanya memiliki perkara-perkara jahat di dalam daging mereka. Adalah jahat untuk hidup hanya bagi diri sendiri.
 
 
Kita bersyukur kepada Allah melalui Yesus Kristus Tuhan kita
 
Paulus mengakui, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa” (Roma 7:24-25). Apakah yang dilayani oleh daging? Daging hanya melayani dosa. Namun, kita melayani Allah dengan hati kita. Melalui siapa kita bersyukur kepada Allah? Kita bersyukur kepada Allah melalui Yesus Kristus, Tuhan kita.
Paulus mengatakan, “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus Tuhan kita!” Demikian juga saya. Kalau Tuhan tidak menghapus segala dosa saya, saya tidak akan bisa diselamatkan karena daging masih melayani dosa sampai sekarang.
“Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus Tuhan kita!” Kita bersyukur kepada Tuhan karena Ia menghapus segala dosa dari daging. Daging kita hanya melayani dosa, bahkan setelah kita menerima pengampunan dosa. Tetapi hati ingin melayani Allah. Alasan mengapa kita mengucap syukur kepada Allah dan mengapa hati menjadi benar adalah melalui Yesus Kristus. Apakah anda percaya kepada hal ini? Kita mengucap syukur kepada Allah dan melayani Dia karena Ia menghapus segala dosa kita. Kalau Tuhan tidak menghapus segala dosa dan menyelamatkan kita dari segala dosa daging, kita akan binasa sampai selamanya. Apakah anda percaya kepada hal ini?
Kalau Tuhan tidak menghapus segala dosa kita, bagaimana kita bisa memiliki damai, bagaimana kita bisa bersyukur kepada Tuhan, dan bagaimana kita bisa melayani Dia? Bagaimana seseorang yang berada di bawah dosa menolong orang lain? Bagaimana seseorang yang dipenjara menolong orang lain di dalam penjara? “Syukur kepada Allah! Oleh Yesus Kristus Tuhan kita!” Tuhan sudah membasuh segala dosa kita supaya kita melayani Dia, dan Ia memberikan damai di dalam hati kita.
 

Kita sudah mati bagi dunia 
 
Bagaimana kita bisa memberitakan Injil, melayani Allah, bekerja bagiNya, dan ikut ambil bagian dalam pelayananNya, tanpa Tuhan kita? Kita melakukan semua hal itu melalui Tuhan kita. Kita terus mengikut Tuhan hari ini, besok, dan lusa—tidak pernah berubah. Inilah iman yang benar. Mereka yang melayani Tuhan adalah seperti perempuan yang benar dan bijaksana yang memelihara rumahnya dengan baik. Jangan menjalani kehidupan keagamaan yang berubah-ubah seperti penggorengan yang akan dengan mudah menjadi dingin dengan cepat seperti ia juga cepat menjadi panas. Anda harus mengikuti Tuhan setiap waktu, sampai Ia datang kembali. Bayangkan bahwa anda sudah terputus dan hilang dari dunia setelah anda dilahirkan kembali. Saya ingin anda ingat bahwa anda bukan lagi manusia duniawi. Kita sudah mati terhadap dunia.
Nama-nama kita dihapuskan dari daftar silsilah dunia. Apakah anda mengerti? Nama kita tidak lagi ada di sana. 
Dunia mungkin bertanya kepada anda, “Sudah lama tidak bertemu. Apa yang terjadi? Saya dengan kamu masuk ke gereja. Saya juga dengar bahwa segala dosamu sudah diampuni. Jadi, kamu tidak memiliki dosa lagi, huh?” 
“Tidak, saya tidak memiliki dosa.” 
“Aneh sekali. Saya rasa kamu sudah masuk ke gereja yang salah.” 
“Bukan, jangan berpikiran begitu. Datanglah ke gereja kami. Kamu akan tahu betapa baiknya gereja kami.” 
“Saya masih rasa kamu agak nyeleneh.” 
Kemudian, kita berpikir, “Mengapa mereka tidak mengerti saya? Saya ingin mereka mengerti saya.” Tetapi bisakah mereka yang belum dilahirkan kembali mengerti kita? Bagaimana mungkin mereka yang tidak tahu bahwa manusia bisa tidak memiliki dosa mengerti kita? Bagaimana mereka bisa mengerti bahwa Yesus menanggung segala dosa dunia? Mereka tidak bisa mengerti. Karena itu jangan mengharap mereka mengerti anda. Tuhan mengatakan selamat tinggal kepada dunia bagi kita. Ia melambaikan saputangan perpisahan di kayu Salib. Ia mengatakan, “Sudah selesai” (Yohanes 19:30), karena khawatir bahwa kita sendiri tidak akan bisa mengatakan selamat tinggal kepada dunia karena kita sangat gampang digerakkan oleh rasa kasihan. Ia juga mengatakan, “Aku menghapuskan namamu dari daftar silsilah dunia.”
 

Tuhan memampukan kita, yang tidak pernah bisa melayani Dia, melayani Dia dengan menghapus segala dosa kita
 
Kita, yang tidak pernah bisa melayani Tuhan, dibuat menjadi bisa melayani Dia melalui Yesus Kristus. Secara alamiah, kita adalah orang-orang yang tidak akan pernah bisa melayani Tuhan. Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena membawa kita ke dalam gerejaNya dan membuat kita bisa melayani Dia. Tuhan memakai kita. Jadi tidak benar mengatakan kalau kita melakukan pekerjaan Tuhan. Apakah anda mengerti? Tuhan yang benar, dengan kata lain, memakai kita dalam pekerjaan kebenaranNya.
Penginjil Lee pernah membahas mengenai seri tentang kotoran dan mengatakan bahwa dirinya adalah sama kotor dan menjijikannya seperti segumpal kotoran saja. Tetapi ia menyampaikannya tetap dengan sopan. Apa saja yang buruk yang bisa kita bayangkan, diri kita tetap lebih buruk lagi. Yeremia 17:9 mengatakan, “Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu.” Allah memungkinkan mereka yang hatinya sangat licik melebihi segala sesuatu untuk hidup bagi kemuliaan Allah, yang adalah Tuhan dan yang Mahatinggi. Ia memanggil kita untuk melakukan pekerjaan kebenaranNya.
Kita bisa mengikuti Tuhan dan hidup dalam anugerahNya karena Tuhan sudah menghapus segala dosa kita. Kita bisa menderita bersama dengan Dia dan dipermuliakan bersama-sama dengan Dia. Kita sudah mati kalau bukan karena Tuhan. Kalau Tuhan tidak menghapus segala dosa kita, kita akan ketinggalan keselamatan. Kita akan tetap tinggal sebagai orang duniawi kalau kita hidup seturut dengan daging.
Tuhan untuk selamanya menyelamatkan kita sekali untuk seterusnya. Dia menyelamatkan kita dan menjadikan kita sebagai alat pelayanan kekalNya. Betapa jahat dan kotornya kita! Setelah bertemu Tuhan, kita semakin menemukan betapa jahat dan kotornya diri kita semakin lama. Inilah sebabnya kita bersukacita ketika melihat terang. Tetapi ketika kita memandang diri kita sendiri, kita mengeluh dengan sedih, seperti pengakuan Paulus, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?” (Roma 7:24).
Tetapi Paulus langsung memuji Tuhan, “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita!” Tuhan menghapus segala dosa kita. Ia membasuh segala dosa daging. Berapa banyak dosa-dosa daging yang kita lakukan setiap hari? Jangan berpura-pura seolah-olah daging anda tidak melakukan dosa.
Apakah anda bersyukur kepada Tuhan?
Tuhan menghapus segala dosa kita yang kita lakukan dengan daging kita. Apakah anda percaya? Bahwa Tuhan menghapus segala dosa dunia mungkin tidak terlalu berarti bagi anda, tetapi kalau anda menyadari bahwa Ia menghapus segala dosa yang dilakukan dengan daging anda, anda akan berseru, “Aku mengucap syukur kepada Tuhan—melalui Yesus Kristus Tuhan kita! Terima kasih, Tuhan! Aku memujiMu.”
Dosa memiliki bobot sendiri. Tuhan sudah menghapus segala dosa yang kita lakukan sepanjang kehidupan kita, sampai akhir hayat kita. Betapa bersyukurnya kita! Kalau kita hanya sedikit berdosa, mungkin kita bisa meminta pengampunan kepada Tuhan dengan menaikan doa pertobatan. Tetapi dosa-dosa kita tidak terhitung dan tidak ada habisnya sampai akhir hidup kita. Ketika kita menyadari hal ini, kita tidak bisa melakukan hal lain kecuali memuji Allah, “Terima kasih, Tuhan. Engkau menghapus segala dosa kita! Aku memuji Engkau!” Kita mengucap syukur kepada Allah, dengan kata lain, “oleh Yesus Kristus Tuhan kita!” Apakah anda bersyukur kepada Allah dan mengaku seperti ini? “Terima kasih, Tuhan. Saya mengucap syukur kepadaMu yang memanggil dan menyelamatkan aku untuk melayani kebenaranMu. Aku mengucap syukur kepada Tuhan yang menyelamatkanku dari segala dosa daging.” Apakah anda mengucap syukur kepada Tuhan? Penebusan yang sejati dari dosa nampaknya sangat sederhana, tetapi bukan sesuatu yang pantas diremehkan. Hal ini sangat jelas, agung, luas, berharga dan kekal.
 
 
Kita harus mengikut Tuhan karena tidak ada yang berharga di dalam kita 
 
Kita hanyalah sebongkah dosa. Kita harus tahu bahwa kita sendiri adalah kegelapani itu sendiri. “Aku adalah kegelapan, dan Engkau adalah terang. Engkau terang yang sejati, sementara aku kegelapan penuh. Engkau matahari. Aku bulan.” Bulan bisa menerangi bumi hanya setelah menerima cahaya dari matahari.
Bulan sendiri tidak bisa bercahaya. Dia bersinar dengan memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari. Semuanya adalah kegelapan. Apakah anda terang atau kegelapan? Kita semua kegelapan tanpa Tuhan. Kita bisa bersyukur, melayani, dan mengikut Allah karena Yesus Kristus, dan karena di dalam Dia tidak ada penghukuman. Untuk melayani hanya dengan daging, sebaliknya, adalah hanya melayani kegelapan. Tinggalkan hal itu secepatnya. Daging kita tidak bisa berubah bagaimanapun kerasnya kita berusaha. Tidak ada yang khusus di dalam diri kita. Daging kita tidak kekal, dan karena itu kita harus hidup untuk hal-hal yang kekal. Seseorang yang hidu untuk hal-hal yang kekal adalah orang yang bijaksana. Kita harus mengenal diri kita dengan segera dan menanggalkan diri secepat mungkin. Kita harus mengerti bahwa tidak ada yang bisa diharapkan dari diri kita, dan bahwa tidak ada yang baik di dalam kehidupan kita. Kita hanyalah sebongkah dosa yang selalu dan hanya melayani daging kita. Daging kita mengatakan, “Berikan semua yang aku inginkan,” dan berbuat seperti lintah yang menghisap darah, dengan menempelkan dirinya ke tubuh seseorang (Amsal 30:15). 
Kita merasa lapar begitu kita masuk toilet setelah kita makan sesuatu. Kita tidak puas dengan daging bagaimanapun kerasnya kita melayaninya. Kita merasa lapar dalam hitungan jam, tidak peduli berapapun banyaknya dan bagaimanapun enaknya makanan yang baru dimakan. Tetapi kalau kita bersyukur kepada Allah dan mengikut Dia, sukacita kita akan bertambah besar.
Kita tidak akan merasa kekosongan ketika kita mengikuti Tuhan kita. Apakah anda ingin memiliki sukacita yang kekal setelah penebusan anda? Ikutilah Tuhan. Apakah anda mau menjalani kehidupan terang? Ikutilah Tuhan. Apakah anda ingin menghidupi kehidupan penuh anugerah? Ikutilah Tuhan. Apakah anda ingin menjalani kehidupan yang berbuah? Ketahuilah bahwa anda di dalam kegelapan dan ikutilah terang itu.
Kita mengikuti Tuhan kemana saja Ia pergi dan berhenti setiap kali kita Ia berhenti. Kita melakukan apa yang Tuhan kehendaki kita lakukan, dan tidak melakukan apa yang tidak Tuhan kehendaki. Kita harus berjalan dengan Dia dan mengikut Dia. Apakah anda memiliki sesuatu yang bisa anda harapkan? Tentu saja tidak! Kita harus mengikut Dia karena tidak ada sesuatupun yang bisa kita harapkan dari diri kita sendiri. Apakah daging anda kekal? Tentu saja tidak! Lalu mengapa anda mengikuti sesuatu yang tidak bisa memberi apa-apa dan juga tidak kekal?
Dahulu, saya biasa menyanyikan lagu yang mengatakan demikian. “♪Kembalikan masa mudaku ♪” Tetapi sekarang, saya senang meskipun kalau Allah tidak mengembalikan masa muda saya. Setelah berpikir ulang, saya menyadari bahwa saya tidak akan berbahagia kalau saya kembali ke masa muda saya. Kalau kita mengikut Tuhan, yang adalah terang kehidupan kita, mahkota kemuliaan terletak di hadapan kita. Anda tidak perlu kembali ke masa kanak-kanak lagi. Justru kita menyanyi, “♪Aku tidak akan menyangkal Tuhan dan aku akan mengikut Dia setiap hari sepanjang hari-hari hidupku ♪” Ini menunjukkan iman yang benar yang didalamnya kita tidak menyangkal Tuhan dalam kehidupan kita dan yang dengannya kita selalu mengucap syukur kepada Allah. Mari kita menyanyikan lagu rohan ini!
“♪Aku mengasihi Allah Tuhan yang membentuk manusia dari debu tanah; Yang menghembuskan ke dalam hidung ini nafas kehidupan; ♫Dan yang mengutus AnakNya bagi kita. Aku diciptakan serupa dengan gambarNya, jadi aku akan menyerahkan tubuhku kepada Tuhan. ♫Aku tidak akan menyangkal Tuhan dan aku mengikut Dia setiap hari sepanjang hari-hari hidupku.♪”
 

Saya sungguh-sungguh mengucap syukur kepada Tuhan 
 
Saya menaikan ucapan syukur kepada Tuhan. Tuhan menghapus segala dosa kita dan memungkinkan kita melayani Dia, mengikut Dia, dan melakukan pekerjaan kebenaranNya. Kalau Tuhan tidak menghapus segala dosa yang kita lakukan dengan daging kita dan membuang semuanya, bagaimana kita kita bisa melakukan pekerjaan kebenaranNya? Tidak bahkan meski hanya 0.1%! Orang berdosa tetap saja jahat bagaimanapun ia kelihatan seperti orang baik. Betapa indahnya bahwa Tuhan mau menghapus segala dosa kita dan memampukan kita melayani Dia bukan? Betapa ajaibnya bahwa Tuhan mau melenyapkan segala dosa kita dan memberkati kita, yang sudah tenggelam ke dalam kekotoran kehidupan kita, hidup dalam kesengsaraan, ditentukan untuk masuk neraka, dan menghidupi kehidupan yang sia-sia tanpa Tuhan?
Bahwa Tuhan sudah memilih kita untuk melayani Dia dengan menghapus segala dosa kita dan memberkati kita dengan penebusan kita oleh iman menunjukkan betapa ajaibnya anugerah Allah itu. Bagaimana kita bisa menjadi orang benar dengan dosa di dalam hati kita? Kenyataan bahwa kita tidak memiliki dosa lagi pastilah sebuah anugerah yang sangat luar biasa. Puji Tuhan. Daging pastilah akan melakukan dosa lagi. Meskipun kita mendengar Firman Allah sekarang, kita akan melakukan dosa lagi, mungkin begitu kita melangkah keluar dari chapel ini. Karena itu, saya memuji Tuhan yang menghapus segala dosa kita. Jangan ragu—Tuhan kita Yesus Kristus menghapus segala dosa kita dengan baptisanNya di sungai Yordan menyelesaikan penghukuman atas dosa di kayu Salib! Saya percaya dan memuji Allah! Bagaimana, kemudian, kita bisa memuji Allah? Kita bisa memuji Allah melalui Yesus Kristus!
Saudara yang kekasih! Kita tidak bisa membayar anugerah Allah betapapun kerasnya kita berusaha sepanjang kehidupan kita. Tetap tidak cukup meskipun kita selamanya mengucap syukur kepada Tuhan, yang memampukan kita melakukan kebenaranNya dan pekerjaan yang menghasilkan buah dengan menghapus segala dosa kita, betapapun lemahnya kita. Kita tidak bisa memuji Dia sampai cukup meskipun kita memuji Dia sepanjang kehidupan kita.
Kita mengerti dengan dalam di dalam pikiran kita bahwa tidak ada yang baik di dalam diri kita. Renungkan itu. Apakah anda melakukan dosa sepanjang kehidupan anda? Anda pasti akan melakukan dosa, tetapi Tuhan sudah menghapus segala dosa kita. Tuhan memberkati kita untuk melakukan pekerjaan Allah. Tuhan memampukan kita untuk melayani Dia. Kita tidak bisa tidak mengucap syukur kepada Tuhan kita. Saya ingin anda memuji Tuhan dan menghidupi kehidupan yang penuh ucapan syukur kepadaNya melalui Yesus Kristus sepanjang kehidupan anda. Allah menyelamatkan kita dari segala dosa yang kita lakukan dengan daging. Ia menyelamatkan kita dari segala dosa agar supaya kita bisa melayani Dia dengan hati kita. Karena anugerah Tuhan begitu besar, kita mau mengikuti dan melayani Dia. Mari kita bersyukur kepadaNya dengan segenap hati kita.
Betapa ajaibnya anugerah Allah yang diberikan kepada kita melalui Yesus Kristus! Saya sungguh-sungguh ingin anda mengenal betapa jahat dan lemahnya daging anda, melihat kepada apa yang anda sedang lakukan, dan untuk merenungkan apakah Tuhan sungguh-sungguh sudah menghapus segala dosa anda atau tidak, mengucap syukur kepada Tuhan, dan untuk hidup oleh iman. Saya mengucap syukur kepada Tuhan yang memampukan kita untuk menghidupi kehidupan yang berharga. “Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa” (Roma 7:25). Kita mengasihi Allah dengan segenap hati kita, tetapi dengan daging kita mengasihi dosa. Tetapi Tuhan lebih penuh kasih. Hal itu tidak akan menjadi dosa sampai kita melakukan perbuatan kejahatan dengan daging kita, tetapi Tuhan sudah membasuh segala dosa bahkan juga dosa-dosa yang akan kita lakukan di masa yang akan datang. Inilah sebabnya mengapa Tuhan kita lebih penuh kasih, dan mengapa Ia layak diberi ucapan syukur. 
Terima kasih, Tuhan. Saya memuji Engkau karena memberikan hati untuk melayani Engkau, dan untuk menyelamatkan saya secara penuh dari segala dosa daging kami, yang kami lakukan sepanjang kehidupan kami.