Search

Khotbah-Khotbah

Pokok 11: Kemah Suci

[11-1] Keselamatan Orang Berdosa Yang Dinyatakan Di Dalam Kemah Suci (Keluaran 27:9-21)

Keselamatan Orang Berdosa Yang Dinyatakan Di Dalam Kemah Suci
(Keluaran 27:9-21)
“Haruslah engkau membuat pelataran Kemah Suci; untuk pelataran itu pada sebelah selatan harus dibuat layar dari lenan halus yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya pada sisi yang satu itu. Tiang-tiangnya harus ada dua puluh, dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak. Demikian juga pada sebelah utara, pada panjangnya, harus ada layar yang seratus hasta panjangnya, tiang-tiangnya harus ada dua puluh dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak. Dan pada lebar pelataran itu pada sebelah barat harus ada layar yang lima puluh hasta, dengan sepuluh tiangnya dan sepuluh alas tiang itu. Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta, yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu; dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu lima belas hasta layar, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu; tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna -- dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu. Segala tiang yang mengelilingi pelataran itu haruslah dihubungkan dengan penyambung-penyambung perak, dan kaitan-kaitannya harus dari perak dan alas-alasnya dari tembaga. Panjang pelataran itu harus seratus hasta, lebarnya lima puluh hasta dan tingginya lima hasta, dari lenan halus yang dipintal benangnya, dan alas-alasnya harus dari tembaga. Adapun segala perabotan untuk seluruh perlengkapan Kemah Suci, dan juga segala patoknya dan segala patok pelataran: semuanya harus dari tembaga.” “Haruslah kauperintahkan kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang murni untuk lampu, supaya orang dapat memasang lampu agar tetap menyala. Di dalam Kemah Pertemuan di depan tabir yang menutupi tabut hukum, haruslah Harun dan anak-anaknya mengaturnya dari petang sampai pagi di hadapan TUHAN. Itulah suatu ketetapan yang berlaku untuk selama-lamanya bagi orang Israel turun-temurun.”
 

Pagar segi empat pelataran kemah suci ukuran panjangnya adalah 100 hasta. Di dalam Alkitab, satu hasta adalah ukuran yang panjangnya dari siku seseorang sampai ke ujung jarinya, kira-kira 45 cm dalam ukuran sekarang. Dengan demikian, ukuran pagar pelataran Kemah Suci yang 100 hasta berarti sekitar 45 m, dan lebarnya yang 50 hasta berarti sekitar 22,5 m. Jadi inilah ukuran Kemah dimana Allah berdiam di antara umat Israel pada masa Perjanjian Lama. 
 
 
Pelataran Luar Kemah Suci Dikelilingi Dengan Pagar
 
Tiang-tiang untuk Pelataraan Kemah Suci
 
Pernahkah anda melihat model Kemah Suci baik yang berupa gambar maupun lukisan? Secara umum, bisa dikatakan bahwa Kemah Suci dibagi menjadi pelataran dan Kemah Suci itu sendiri, yang adalah Rumah Allah. Di dalam Rumah Allah ini, ada satu bagian yang disebut sebagai Tempat Kudus. Tempat Kudus ini dikelilingi dengan empat tirai yang berbeda; sebuah tenunan dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya; lalu yang terbuat dari bulu kambing; lalu yang terbuat dari kulit domba jantan yang diwarnai merah, dan penutup dari kulit lumba-lumba. 
Di bagian timur pelataran Kemah Suci terdapat pintu gerbangnya, yang terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Setelah memasuki gerbang ini, kita akan bisa melihat mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan. Setelah melewati bejana pembasuhan, kita akan bisa melihat Kemah Suci itu sendiri. Kemah Suci terbagi atas dua bagian yaitu Tempat Kudus dan Tempat Mahakudus, dimana Tabut Perjanjian Allah berada. Pagar pelataran Kemah Suci dibangun dengan 60 tiang yang digantungi kain lenan putih. Kemah Suci itu sendiri, di pihak lain, dibuat memakai 48 papan dan 9 tiang. Paling tidak kita harus memiliki gambaran yang umum mengenai bagian luar dari Kemah Suci supaya bisa memahami apa yang sedang dikatakan Allah kepada kita melalui semua ukuran tersebut.
Allah berdiam di dalam Kemah Suci yang dibuat dengan 48 papan. Allah menyatakan kehadiranNya kepada orang Israel dalam bentuk tiang awan di waktu siang dan tiang api di waktu malam di atas Kemah Suci. Dan di bagian dalam Kemah Suci, dimana Allah sendiri berdiam, kemuliaan Allah memenuhi tempat itu. Di dalam Tempat Kudus, dimana terletak meja roti sajian, kandil dan mezbah pembakaran ukupan, dan di dalam Tempat Mahakudus, dimana terletak Tabut Perjanjian dan tutup pendamaian. Inilah tempat yang terlarang bagi orang biasa di kalangan bangsa Israel; hanya para imam dan Imam Besar yang bisa masuk ke tempat-tempat itu sesuai dengan sistem Kemah Suci. Ada tertulis, “Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar” (Ibrani 9:6-7). Ini menjelaskan kepada kita bahwa di jaman sekarang, hanya mereka yang memiliki iman dari emas yang percaya kepada Injil air dan Roh yang bisa menjalani kehidupan mereka dengan Allah ketika melayani Dia.
Apa artinya roti yang ditempatkan di meja roti sajian? Itu berarti Firman Allah. Apa artinya mezbah persembahan ukupan? Itu memberi tahu kita tentang doa. Di dalam Tempat Mahakudus, ada Tabut Perjanjian, dan ada tutup pendamaian, yang terbuat dari emas murni, yang diletak diatas Tabut. Kerubim yang sedang merentangkan sayapnya di atasnya, menutupi tutup pendamaian dengan sayap-sayap mereka, dan muka mereka saling menghadap ke arah tutup pendamaian itu. Ini adalah tutup pendamaian, tempat dimana anugerah Allah dicurahkan. Di dalam Tabut Perjanjian, ada dua loh batu yang bertuliskan Sepuluh Perintah Allah, tongkat Harun yang pernah bertunas dan buli-buli yang berisi manna. Tabut itu ditutup dengan tutup yang terbuat dari emas (tutup pendamaian), dan di atasnya kerubim itu memandang ke bawah ke arah tutup pendamaian itu.
 

Dimanakah Mereka Yang Menerima Pengampunan Dosa Menjalani Kehidupan? 
 
Tempat dimana orang-orang yang menerima pengampunan dosa hidup adalah di Tempat Kudus. Tempat Kudus di bangun dengan menggunakan 48 papan, yang semuanya dilapis dengan emas. Pikirkan tentang hal itu. Ketika anda melihat dinding yang berlapis emas yang bukan hanya sedikit, tetapi sampai 48 papan, betapa cemerlangnya sinar yang dipantulkannya? Karena bagian Tempat Kudus dan semua peralatannya terbuat dari emas murni, maka semuanya bersinar dengan sangat cemerlang. 
Mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan berada di pelataran luar dari Kemah Suci semuanya terbuat dari tembaga, dan bahwa pagar dari pelataran itu terbuat dari tiang-tiang yang dibalut dengan perak dan kain lenan putih. Sebaliknya, semua peralatan di dalam Tempat Kudus terbuat dari emas; Kandil yang ditempa dengan emas murni, begitu juga dengan meja roti sajian. Karena semua benda didalam tempat kudus dan ketiga sisi temboknya dengan demikian terbuat dari emas murni, bagian dalam Tempat Kudus senantiasa bersinar terang memancarkan cahaya keemasan. 
Bahwa bagian dalam Tempat Kudus disinari oleh cahaya keemasan menunjukkan bahwa orang-orang kudus yang sudah diselamatkan menjalani kehidupan iman mereka yang sangat berharga di dalam Gereja Allah. Orang-orang kudus yang hidup di dalam iman mereka kepada Injil air dan Roh adalah seperti emas murni yang ada di Tempat Kudus. Kehidupan yang dijalani oleh orang-orang kudus di dalam Tempat Kudus adalah kehidupan yang diberkati saat berdiam di dalam Gereja, memakan Firman Allah, berdoa dan memuji Dia, dan menghadap tahta Allah serta mengenakan anugerahNya setiap hari, semuanya melalui Gereja. Ini adalah kehidupan iman didalam Tempat Kudus. Anda harus meyakini di dalam hati bahwa hanya orang-orang benar yang sudah diselamatkan melalui air dan Roh yang bisa menjalani kehidupan iman yang sangat berharga ini di dalam Tempat Kudus.
 

Allah Dengan Jelas Memisahkan Bagian Dalam dan Bagian Luar Tempat Kudus
 
Seperti kebanyakan rumah memiliki pagar, pelataran Kemah Suci juga memiliki pagar yang terbuat dari 60 tiang dan dikelilingi oleh layar yang terbuat dari kain lenan putih. Di sebelah timur pelataran, ada sebuah gerbang yang terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya supaya dilihat oleh semua orang, yang ukuran lebarnya adalah 9 m.
Dalam mempelajari Kemah Suci, kita harus memahami dengan jelas apakah iman yang bercahaya yang dikehendaki Allah, iman yang bagaimana yang merupakan iman orang-orang yang diselamatkan, dan, melalui bahan-bahan yang dipakai untuk membangun Kemah Suci, kita harus melihat bagaimana Tuhan telah menyelamatkan kita. Untuk melihat apakah iman yang seperti emas dan bercahaya yang terdapat di bagian dalam Tempat Kudus, kita terlebih dahulu harus memperhatikan bejana pembasuhan, mezbah korban bakaran, dan pagar yang ditempatkan di bagian luar pelataran Kemah Suci, dan semua bahan yang dipakai untuk membuatnya. Dengan melakukan itu, kita bisa melihat dengan iman jenis yang bagaimana kita bisa masuk ke dalam Tempat Kudus yang bercahaya dan keemasan itu.
Apa yang ada di dalam pelataran luar Kemah Suci? Di sana ada bejana pembasuhan dan mezbah korban bakaran. Dan pelataran itu dikelilingi oleh 60 tiang kayu, dan di tiang-tiang itu digantungkan kain lenan putih sebagai pagar pelataran itu. Tiang-tiang pagar itu dibuat dari kayu penaga, yang, bukan hanya kuat, tetapi juga terkenal sangat ringan. Tiang-tiang dari kayu ini tingginya sekitar 2,25 m, sehingga tidak mungkin orang-orang dengan tinggi badan yang normal mengintip ke bagian dalam Kemah Suci dari luar pagar pelataran luar. Tapi jika ada sesuatu yang sengaja ditempatkan di samping diding ini untuk dipijakan, mungkin orang bisa melihat ke bagian dalam pelataran, tapi tanpa bantuan seperti itu, tidak mungkin untuk mengintip ke dalam. Ini menyatakan kepada kita bahwa melalui upaya buatan manusia kita, kita tidak akan pernah bisa masuk Kerajaan Allah. 
Di bagian bawah tiang-tiang kayu pelataran luar, dibuat alas-alas dari tembaga, dan di bagian atas tiang itu dibuat kaitan-kaitan dari perak. Karena tiang-tiang itu masing-masing tidak berdiri sendiri, ada penyambung-penyambung perak yang saling menyambungkan satu tiang dengan tiang lainnya. Dan untuk mendukung agar tiang-tiang itu kuat dengan cara bersilangan, maka ada kait-kait perak yang ditempatkan di perak pembalut tiang kayu itu diikatkan kepada patok-patok perak dengan tali (Keluaran 35:18). 
 


Apa Bahan-Bahan Yang Dipakai Untuk Pintu Gerbang Pelataran Kemah Suci?

 
Apa Bahan-Bahan Yang Dipakai Untuk Pintu Gerbang Pelataran Kemah Suci?
Bahan-bahan yang dipakai untuk pintu gerbang pelataran Kemah Suci adalah dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Tinggi pintu gerbang itu adalah 2,25 m, dan lebarnya sekitar 9 m. Gerbang itu adalah tirai yang terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, yang tergantung kepada empat buah tiang. Dengan demikian, siapa saja yang mau masuk ke dalam pelataran Kemah Suci, akan dengan mudah menemukan gerbang ini.
Bahan-bahan yang terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang dipakai untuk pintu gerbang Kemah Suci melambangkan bahwa Allah akan menyelamatkan kita dari dosa kita melalui empat karya AnakNya Yesus. Semua 60 tiang kayu dan kain lenan halus yang dipakai untuk membuat pagar pelataran Kemah Suci juga melambangkan dengan jelas cara yang dipakai Allah untuk menyelamatkan anda dan saya dari dosa-dosa kita melalui AnakNya Yesus.
Melalui gerbang pelataran luar Kemah Suci, dengan kata lain, Allah menyatakan rahasia keselamatan kepada kita secara jelas. Mari kita sekali lagi melihat bahan-bahan yang dipakai untuk pintu gerbang pelataran Kemah Suci: dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Keempat tenunan itu sangat penting bagi kita untuk mendapatkan keselamatan dengan percaya kepada Yesus. Kalau bahan-bahan ini tidak penting, alkitab tidak akan mencatatnya dengan begitu terperinci. 
Semua bahan-bahan yang dipakai untuk pintu gerbang pelataran Kemah Suci adalah sangat penting bagi Allah untuk menyelamatkan anda dan saya. Namun, kenyataan bahwa gerbang itu terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya adalah teramat sangat penting bagi Allah untuk menyelamatkan orang berdosa, karena keempat tenunan itu adalah penyataan dari keselamatan yang sempurna dari Allah. Inilah yang ditentukan oleh Allah. Inilah sebabnya Allah menunjukkan model dari Kemah Suci kepada Musa di Gunung Sinai dan menyuruhnya untuk membuat gerbang Kemah Suci seperti demikian.
 


Apa Arti Kain Biru Dan Kain Ungu, Kain Kirmizi Dan Dari Lenan Halus Yang Dipintal Benangnya?

 
Gerbang Tempat Kudus terbuat dari tabir yang terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, dan tirai dari Tempat Kudus ke Tempat Mahakudus juga terbuat dari keempat bahan itu. Bukan hanya itu, tetapi baju efod dan penutup dada Imam Besar juga terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Kemudian, apa artinya kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya bagi kita? Apa sebenarnya, arti dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, yang mutlak diperlukan bagi Tuhan kita untuk menyelamatkan kita, katakan kepada kita? Kita harus sungguh-sungguh menguji pokok ini dengan seksama.
Pertama-tama, kain biru melambangkan baptisan Yesus Kristus. Orang-orang yang tidak memahami tentang pentingnya baptisan tidak tahu bahwa kain biru ini menunjuk kepada baptisan Yesus Kristus. Dengan demikian, mereka yang belum dilahirkan kembali pada umumnya mengatakan bahwa arti dari kain biru itu adalah, “Yesus Kristus adalah Allah sendiri, dan Ia datang ke dunia dalam rupa manusia.” Yang lain, sebaliknya, mengatakan, “kain biru ini berarti Firman.” Namun, Alkitab mengatakan bahwa kain biru ini adalah “baptisan Yesus yang melaluinya Yesus menerima dosa-dosa dunia ke atas diriNya setelah Ia datang ke dunia ini.” Alkitab mengatakan dengan jelas bahwa kain biru ini menunjuk kepada baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes Pembaptis. Membaca Firman tentang Kemah Suci, saya kemudian menyadari, “Aha, Allah mau menunjukkan kepada kita pentingnya iman kepada baptisan Yesus.”
Gamis yang dikenakan oleh imam besar ketika memberikan korban juga dibuat dari kain biru. Patam emas digantung pada serban yang dikenakan oleh Imam Besar di kepalanya, dan tali yang mengikat patam itu juga berwarna biru. Dan di patam emas itu, kalimat, “Kudus bagi TUHAN,” diukirkan di sana. Kita bisa melihat bahwa tali biru yang dipakai untuk mengikat patam emas di serban Imam Besar itu dengan jelas menunjuk baptisan Yesus yang memberikan kekudusan kepada Tuhan.
Demikianlah, melalui tali biru yang mengikat patam emas ke serban itu, Allah mengajarkan kepada kita mengenai keselamatan kita yang sejati. Dengan kata lain, kunci yang memberikan kekudusan kepada kita adalah warna biru, dan ini adalah baptisan Yesus. Meskipun warna biru pada umumnya mengingatkan kita kepada birunya langit, biru tidak hanya selalu menunjukkan tentang Allah. Dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, kain yang biru bisa dipastikan berarti baptisan Yesus Kristus. Atau dengan kata lain, kain biru di sini berarti bahwa Yesus Kristus sudah menanggung segala dosa orang berdosa di seluruh dunia ini melalui baptisan (Matius 3:15). Kalau Yesus tidak menanggung segala dosa manusia melalui baptisan, kita orang-orang percaya tidak akan bisa memberikan “kekudusan kepada TUHAN.” Kalau bukan karena baptisan yang diterima Yesus, kita tidak akan pernah mengenakan kekudusan di hadapan Allah.
Apakah anda mengenal makna rohani dari perintah Allah untuk memintal gerbang pelataran Kemah Suci menggunakan kain biru sesuai dengan aturan yang ditunjukkan kepada Musa? Pintu gerbang pelataran yang menuju ke Kemah Suci dimana Allah berdiam menunjuk kepada Yesus Kristus. Tidak ada seorangpun yang bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga, kecuali melalui Yesus Kristus. Pintu gerbang pelataran, yang menunjukkan tentang Yesus, dibuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, adalah jelas karena Allah ingin menyatakan kebenaran yang akan membawa kita kepada keselamatan kita. Kain ungu menunjuk kepada Roh Kudus, yang mengatakan kepada kita, “Yesus adalah Raja di atas segala raja.” Kain kirmizi menunjuk kepada darah yang dicurahkan Yesus di kayu Salib. Kain biru, seperti yang sudah saya sebutkan, menunjuk kepada baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes Pembaptis. 
Oleh karena itu kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi menunjuk kepada kita tentang baptisan Yesus, inkarnasi Allah, dan kematianNya di kayu Salib. Karya Yesus dinyatakan di dalam ketiga kain ini memberikan iman yang memampukan kita untuk pergi ke hadapan Yehova di dalam kekudusan. Bahwa Yesus, Allah sendiri, datang ke dunia ini dalam rupa manusia, menerima semua kedurhakaan orang berdosa ke atas diriNya melalui baptisan, dan menanggung semua kutuk atas segala dosa serta hukumannya dengan menumpahkan darahNya—inilah rahasia rohani yang tersembunyi di balik kain biru, kain ungu dan kain kirmizi. 
Mungkin sampai saat ini anda berpikir bahwa kain biru hanya menyatakan tentang Allah atau FirmanNya. Tetapi anda sekarang harus mengerti dengan jelas bahwa kain biru menunjuk kepada baptisan Yesus Kristus. Baptisan yang melaluinya Yesus menerima segala dosa kita ke atas diriNya adalah sebuah kebenaran yang sangat penting dan tidak boleh dilepaskan dari karya-karyaNya; dengan demikian, dari Kemah Suci di Perjanjian Lama, Allah mengatakan kepada kita mengenai kepentingannya.
 


Baptisan Adalah Cara Yesus Menanggung Segala Dosa Kita

 
Baptisan
Tiang-tiang pagar Kemah Suci dibuat dari kayu penaga. Alas-alas tembaga ditempatkan di bagian bawah tiang-tiang itu, dan kaitan-kaitan dari perak dibuat di atasnya. Ini menjelaskan bahwa orang berdosa terlebih dahulu harus dihakimi atas dosa-dosa mereka. Hanya mereka yang sudah pernah dihakimi atas dosa-dosa mereka yang bisa diselamatkan. Mereka yang belum dihakimi dan karena itu belum diselamatkan tidak bisa menghindar dari kutuk untuk menanggung hukuman kekal atas dosa-dosa mereka ketika mereka menghadap Allah.
Seperti tertulis, “Karena upah dosa adalah maut,” (Roma 6:23) orang-orang berdosa pasti akan menanggung penghukuman Allah yang mengerikan atas dosa-dosa mereka. Karena itu orang-orang berdosa harus dihakimi oleh Allah satu kali atas dosa-dosa mereka, dan kemudian hidup kembali dengan mengenakan anugerahNya. Inilah yang disebut dilahirkan kembali. Iman kain biru, bahwa Yesus menanggung segala dosa ke atas diriNya melalui baptisan, dan iman kain kirmizi, bahwa Yesus membebaskan semua orang berdosa dengan menanggung hukuman di kayu Salib—hanya iman inilah yang membuat kita mati atas dosa dan dilahirkan kembali. Anda harus menyadari bahwa hanya hukuman kekal yang akan menimpa orang-orang yang, karena ketidakpercayaan mereka, tidak bisa melewati penghakiman dengan iman.
Baptisan Yesus adalah cara yang dipakai Kristus untuk menyelamatkan kita dari dosa kita. Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis untuk menanggung segala dosa ke atas diriNya. Yesus adalah Allah sendiri, dan untuk menyelamatkan kita, Ia datang ke dunia ini dalam rupa manusia, mengambil semua kekurangan orang berdosa ke atas diriNya dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, yang menjadi wakil manusia, dan dihukum bagi orang-orang berdosa dengan menyerahkan tubuhNya di kayu Salib dan mencurahkan air dan darahNya. Pintu gerbang pelataran Kemah Suci mengatakan kepada kita dengan panjang lebar dan terperinci mengenai karya yang digenapi oleh Yesus sebagai Juruselamat kita. Melalui pintu gerbang pelataran Kemah Suci, Allah mengatakan kepada kita secara jelas bahwa Yesus sudah menjadi Juruselamat orang berdosa.
Lenan halus yang dipintal benangnya menunjuk kepada Firman di dalam Perjanjian Lama dan Baru, yang sangat terperinci, dan saling cocok. Betapa rumitnya setiap untai yang dirajut untuk membuat kain lenan yang halus ini? Melalui lenan halus yang dipintal benangnya, Allah menunjukkan kepada kita secara terperinci bagaimana Ia menyelamatkan kita.
Ketika kita melihat karpet, kita bisa melihat bahwa karpet itu dirajut dengan menenun benang yang berbeda. Demikian juga, Allah mengatakan kepada orang Israel supaya mereka membuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci dengan menenun kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Ini menunjukkan bahwa Yesus yang datang kepada kita melalui air (baptisan), darah (kayu Salib) dan Roh Kudus (Yesus adalah Jahweh), yang tersembunyi di dalam firman Allah yang sangat terperinci, adalah jalan keselamatan kita. Dengan memiliki iman yang benar kepada Yesus Kristus yang dinyatakan dalam firman Allah yang sangat terperinci itu serta mengenakan kasihNya, kita sudah diselamatkan secara sempurna karena iman.
Yesus Kristus tidak menyelamatkan kita secara sembarangan saja. Kita bisa melihat hal ini ketika kita melihat Kemah Suci. Yesus telah menyelamatkan orang berdosa dengan rencana yang sangat terperinci. Kita bisa menyadari betapa terperincinya keselamatan yang diberikan kepada kita hanya dengan memandang kepada tiang-tiang di pagar itu. Mengapa, dari antara semua angka, jumlah angka untuk tiang itu 60? Karena memang angka 6 menunjuk kepada manusia, sementara angka 3 menunjuk kepada Allah. Dalam Wahyu 13, tanda 666 muncul, dan Allah mengatakan bahwa angka ini adalah angka binatang itu, dan bahwa orang-orang yang berpengetahuan mengenal angka ini. Karena itu, angka 666 berarti bahwa manusia mau bertindak sebagai Allah. Apakah keinginan manusia? Bukankah manusia ingin menjadi makhluk ilahi yang sempurna? Kalau kita ingin sungguh-sungguh menjadi makhluk yang ilahi, kita harus dilahirkan kembali dengan percaya kepada Yesus dan menjadi anak-anak Allah. 60 tiang di sini menunjukkan hal ini secara sangat terperinci.
Namun, bukannya memiliki iman, manusia justru memilih untuk melakukan tindakan yang memegahkan diri, yang jahat dengan berusaha untuk mengambil bagian di dalam hakekat ilahi melalui usaha mereka sendiri. Tidak ada alasan kecuali alasan ini yang membuat manusia menafsirkan kembali semua Firman sesuai dengan kehendak manusia dan kesalah-percayaan mereka terhadap pandangan-pandangan buatan manusia, karena mereka tidak memiliki iman dan hanya memiliki kehendak pribadi yang melawan Allah. Karena kehendak daging inilah manusia berusaha untuk menjadi lengkap dari dirinya sendiri dan mencapai kesempurnaan dari kedagingan mereka, dan akhirnya mereka terpisah dari firman Allah.
 

Firman Keselamatan Yang Dinyatakan Di Dalam Semua Peralatan Kemah Suci 
 
Agar Yesus Kristus menyelamatkan orang berdosa dan menarik mereka semua ke Tempat Kudus, semua peralatan dan bahan di dalam Kemah Suci menjadi penting. Mezbah untuk korban bakaran penting, bejana pembasuhan penting, dan tiang-tiangnya, alas-alas perak, kait-kait dan pelintang perak semuanya juga penting. Semua itu adalah peralatan yang ditemukan di bagian luar Kemah Suci, dan semua bahan-bahannya penting untuk menjadikan orang berdosa menjadi orang benar.
Semua hal itu sangat penting untuk memampukan orang-orang berdosa masuk dan hidup di dalam Kerajaan Allah, tetapi hal yang paling penting di antara semuanya adalah kain biru itu (baptisan Yesus). Kain biru, kain ungu dan kain kirmizi dipakai untuk membuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Kain-kain itu menunjuk kepada tiga karya Yesus yang kita perlukan ketika kita percaya kepada Allah. Pertama, Yesus datang ke dunia ini dan menanggung segala dosa kita ke atas diriNya melalui baptisan; kedua, Yesus adalah Allah (Roh); dan ketiga, Yesus mati di kayu Salib untuk menanggung hukuman atas dosa-dosa yang Ia tanggungkan ke atas diriNya melalui Yohanes di sungai Yordan. Inilah urutan yang tepat dari iman yang benar yang dibutuhkan untuk orang berdosa untuk dapat diselamatkan dan menjadi orang benar.
Ketika kita membaca Alkitab, kita bisa melihat bagaimana terperincinya Tuhan kita. Kita dapat dengan jelas mengetahui bahwa Dia yang sudah menyelamatkan kita dengan sangat terperinci, lembar demi lembar seperti tenunan kain lenan putih, tidak lain dari Allah sendiri. Lebih lagi, Allah memerintahkan bangsa Israel untuk membangun pintu gerbang pelataran Kemah Suci dengan menenun kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang panjangnya 9 m. Dengan demikian, Allah memastikan bahwa orang yang melihat Kemah Suci, meskipun dari jauh, bisa melihat pintu gerbang pelataran Kemah Suci dengan sangat mudah.
Layar-layar kain lenan putih yang tergantung di tiang-tiang pelataran Kemah Suci menunjukkan kekudusan Allah. Dengan itu, kita bisa melihat bahwa orang berdosa tidak akan berani masuk ke dalam Kemah Suci, dan bahwa mereka bisa masuk ke dalam pelatarannya hanya kalau mereka diselamatkan melalui pelayanan yang dinyatakan Yesus dalam kain biru, kain ungu dan kain kirmizi yang ditenun kedalam pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Dengan cara ini, Allah sudah memampukan orang-orang berdosa untuk mengetahui bahwa Yesus Kristus sudah menghapus segala dosa mereka dan menyelamatkan mereka melalui air, darah dan Roh Kudus.
Bukan hanya ini, tetapi semua bahan yang dipakai untuk membuat Kemah Suci, termasuk pintu gerbang pelataran, juga menunjukkan kepada kita Firman yang terperinci yang menjadikan orang berdosa menjadi orang benar. Karena Allah memerintahkan kepada orang Israel untuk membuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci cukup besar untuk bisa dilihat oleh semua orang, dan karena gerbang ini dibuat dengan sangat cermat dengan cara menenun kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, Allah memampukan semua orang untuk mengerti dengan jelas kepentingan Firman yang bisa mengubahkan orang berdosa menjadi orang benar. 
Pintu gerbang pelataran Kemah Suci mengajarkan kepada kita bahwa Allah sudah dengan sempurna menyelamatkan kita, yang seperti kayu penaga, dari dosa-dosa kita melalui kain biru (baptisan Yesus), kain kirmizi (darah di kayu Salib), dan kain ungu (Yesus adalah Jahweh). Allah sudah menentukan bahwa hanya mereka yang sungguh-sungguh percaya kepada hal ini bisa masuk ke dalam Tempat Kudus, Rumah Allah.
 

Yesus Kristus mengatakan kepada kita melalui implikasi ini 
 
Allah mengatakan bahwa untuk menjalani kehidupan iman yang seperti emas, yang bersinar, kita harus dibasuh dari segala dosa kita melalui baptisan Yesus dan kemudian menghadap Tuhan. Inilah sebabnya Allah sendiri menunjukkan model Kemah Suci kepada Musa, kemudian membangunnya melalui Musa, dan membuat bangsa Israel menerima pengampunan dosa melalui lembaga Kemah Suci ini. Mari kita memperhatikan kembali iman yang membawa kita ke pelataran Kemah Suci dan ke dalam Tempat Kudus. Melalui pelataran Kemah Suci, Allah terus berbicara kepada kita mengenai iman kita kepada kebenaran bahwa Yesus sudah menyelamatkan kita melalui air, darah, dan Roh Kudus. Iman di dalam pintu gerbang pelataran, yang terbuat dari kain biru, kain ungu dan kain kirmizi, di dalam penumpangan tangan dari Imam Besar di atas kepala domba korban, dan iman yang dengannya Imam Besar membasuh tangan dan kakinya di bejana pembasuhan—semuanya itu memampukan kita untuk mengetahui bahwa hanya iman kita kepada Injil air dan Roh yang adalah iman yang murni yang memampukan kita untuk masuk ke dalam Tempat Kudus dan hidup di sana dalam kemuliaan.
Melalui Kemah Suci, Allah sudah mengijinkan kita semua untuk menerima anugerah keselamatan dan berkat-berkatNya. Melalui Kemah Suci, kita bisa mengetahui berkat-berkat yang sudah dicurahkan Allah kepada kita. Kita bisa memahami dan percaya kepada anugerah keselamatan yang sudah memampukan kita untuk menghadap tahta anugerah Allah dan diselamatkan sekali untuk selamanya. Bisakah anda menyadari hal ini? Melalui Kemah Suci, kita bisa melihat bagaimana cermatnya Tuhan sudah menyelamatkan anda dan saya, bagaimana terperincinya Ia merencanakan keselamatan kita, dan bagaimana pastinya Ia menggenapinya sesuai dengan rencana ini dan menjadikan kita yang adalah orang-orang berdosa menjadi orang-orang benar.
Sudahkah anda, entah karena apa, percaya kepada Yesus dengan cara yang tidak jelas sampai saat ini? Apakah anda hanya percaya bahwa warna biru hanya berarti langit? Apakah anda hanya memiliki iman kepada warna merah dan ungu, yaitu bahwa Yesus Kristus, Raja di atas segala raja, datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita di kayu Salib, dan apakah anda percaya dengan cara demikian? Kalau ya, sekaranglah saatnya anda menemukan iman yang benar. Saya berharap bahwa sekarang anda akan memahami dengan jelas tentang baptisan Yesus, iman kepada warna biru, dan kemudian menyadari dan percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah yang tidak terukur yang diberikan kepada anda.
Allah tidak hanya menyelamatkan kita melalui darah dan Roh Kudus. Mengapa? Karena Allah dengan jelas berbicara kepada kita tentang warna biru, ungu, dan merah, dan melalui ketiga tenunan warna ini Ia mengatakan kepada kita dengan jelas bagaimana Allah menyelamatkan kita. Melalui Kemah Suci, Allah kita menunjukkan karya Yesus secara terperinci. Setelah memerintahkan Musa untuk membangun Kemah Suci, dan melalui Kemah Suci ini, Allah berjanji bahwa Ia akan menyelamatkan kita dengan cara demikian. Seperti yang dijanjikan, Yesus Kristus datang dalam rupa manusia dan menanggung segala dosa kita ke atas diriNya dengan dibaptiskan di dalam air (warna biru) sungai Yordan. Melalui baptisannya, Yesus sudah menyelamatkan orang berdosa dari segala dosa mereka. Betapa terperinci, betapa tepat benar, dan betapa pastinya keselamatan kita itu!
Ketika kita masuk ke dalam Tempat Kudus, kita bisa melihat kandil, meja roti sajian, dan mezbah pembakaran ukupan. Sebelum kita bisa masuk ke dalam Tempat Mahakudus, kita harus terlebih dahulu untuk sementara waktu berada di Tempat Kudus ini yang menyinarkan sinar keemasan, dan menerima makanan dari Firman untuk mengisi hati kita. Betapa diberkatinya ini? Sebelum memasuki Kerajaan Allah, kita hidup di dalam GerejaNya sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan secara sempurna melalui Injil air dan Roh. Gereja Allah yang memberikan makanan bagi kehidupan kita adalah Tempat Kudus.
Di dalam Tempat Kudus—yaitu, Gereja Allah—di sana ada kandil, meja roti sajian, dan mezbah pembakaran ukupan. Kandil, baik kakinya baik batangnya; kelopaknya -- dengan tombolnya dan kembangnya dibuat dari seiras talenta emas murni. Kandil yang dibuat dengan menempa satu talenta emas murni ini menunjukkan bahwa orang-orang benar harus bersatu di dalam Gereja Allah. 
Di meja roti sajian, roti-roti yang tidak beragi ditempatkan, menandakan roti Firman Allah yang murni yang bebas dari semua kejahatan dan pengajaran palsu dunia. Tempat Kudus Allah—yaitu, Gereja Allah—memberitakan firman Allah yang murni yang tidak beragi ini, dan hidup di dalam iman yang murni tanpa melakukan kejahatan di hadapan Allah. 
Di depan tirai Tempat Mahakudus, mezbah pembakaran ukupan ditempatkan. Mezbah pembakaran ukupan adalah tempat dimana doa dinaikkan kepada Allah. Melalui perkakas-perkakas Tempat Kudus, Allah mengatakan bahwa ketika kita menghadap Dia, kita harus memiliki kesatuan, iman kepada FirmanNya yang murni, dan doa. Hanya orang-orang benar yang bisa berdoa, karena Allah hanya mendengar doa orang-orang benar (Yesaya 59:1-2, Yakobus 5:16). Dan tidak semua dapat bertemu denganNya hanya karena mereka berdoa dengan tekun di hadapan Allah.
Demikian juga, Tempat Kudus memberi tahu kita betapa mulianya bagi kita untuk diselamatkan di dalam Gereja Allah. Bahan utama yang dipakai untuk Tempat Kudus—kain biru (Yesus dibaptiskan), kain kirmizi (setelah menanggung segala dosa ke atas diriNya melalui baptisanNya, Yesus mati di kayu Salib dan menanggung penghukuman atas dosa-dosa kita), dan kain ungu (Yesus adalah Jahweh)—menunjuk kepada iman yang sungguh-sungguh harus kita miliki. Ketiga hal itu menunjuk kepada keseluruhan iman kita. Ketika kita percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah dan pada hakekatnya Allah sendiri, dan bahwa Ia menyelamatkan kita, kita kemudian bisa masuk ke dalam Tempat Kudus yang menyinarkan cahaya keemasan, dimana Allah berdiam. Kalau kita tidak percaya kepada karya Yesus yang dinyatakan di dalam ketiga kain ini, maka kita tidak akan bisa masuk ke dalam Tempat Kudus, tidak peduli betapa tekunnya kita percaya kepada Yesus. Tidak semua orang Kristen bisa masuk ke dalam Tempat Mahakudus.
 

Mereka Yang Hanya Tetap Di Pelataran Kemah Suci dengan Iman yang Salah
 
Jaman ini, banyak orang Kristen yang tidak bisa masuk ke dalam Tempat Kudus meskipun mereka meyakini iman mereka. Ada, dengan kata lain, banyak orang yang mencoba untuk diselamatkan dengan iman buta mereka. Tidak lain dari orang-orang yang berpikir bahwa mereka bisa diselamatkan hanya karena percaya kepada darah Yesus Kristus, dan bahwa Ia adalah Raja di atas segala raja, adalah orang-orang yang demikian. Mereka percaya kepada Yesus dengan cara menggampangkannya. Percaya hanya kepada darah Yesus, mereka berdiri di dekat mezbah korban bakaran dan berdoa secara buta, “Tuhan, saya masih orang berdosa saat ini. Ampuni saya, Tuhan. Saya mempersembahkan segala syukur saya kepadaMu, Tuhan, karena Engkau sudah disalibkan dan mati menggantikan saya. Oh, Tuhan, saya mengasihi Engkau!” 
Setelah melakukan hal ini setiap pagi, mereka kembali kepada kehidupan mereka, dan kemudian kembali lagi ke mezbah korban bakaran lagi di sore harinya dan menaikkan doa yang sama. Orang-orang yang menghampiri mezbah korban bakaran setiap pagi, sore, dan bulan tidak bisa dilahirkan kembali, tetapi akan jatuh ke dalam iman yang sesat sesuai dengan pemikiran mereka sendiri.
Mereka meletakkan korban persembahan di mezbah korban bakaran yang menyala dengan api yang membara serta memberikan korban mereka dengan api. Karena dagingnya terbakar di nyala api itu, bau daging terbakar menyebar, dan asap berwarna hitam dan putih terus menerus naik. Mezbah korban bakaran bukanlah tempat dimana kita berseru meminta kepada Allah untuk membuat dosa kita lenyap, tetapi hal itu, sebenarnya, adalah tempat yang mengingatkan kita akan api neraka yang menakutkan. 
Namun, orang-orang mendatangi tempat ini setiap pagi dan sore, dan mengatakan, “Tuhan, aku sudah melakukan dosa. Ampunilah dosa-dosaku.” Kemudian mereka kembali ke rumah, dengan rasa puas seolah-olah mereka sudah sungguh-sungguh diampuni dari dosa-dosa mereka. Bahkan mungkin saja mereka menyanyi dengan bahagia, “♫Aku sudah diampuni, ♪engkau sudah diampuni, ♫kita semua sudah diampuni.” Tetapi perasaan yang demikian hanyalah sementara. Tidak lama kemudian, mereka melakukan dosa lagi dan mendapati diri mereka berdiri di hadapan mezbah korban bakaran sekali lagi, dan mengaku, “Tuhan, aku orang berdosa.” Mereka yang bolak-balik dari dan ke mezbah itu untuk mempersembahkan korban bakaran setiap hari, bagaimanapun pengakuan iman mereka kepada Yesus, masih tetap orang berdosa. Orang-orang yang demikian tidak akan pernah masuk ke dalam Kerajaan Allah yang Kudus.
Siapa, kemudian, yang bisa sepenuhnya menerima pengampunan dosa dan masuk ke dalam Tempat Kudus Allah? Mereka adalah orang-orang yang tahu dan percaya kepada rahasia kain biru, kain kirmizi dan kain ungu yang ditetapkan oleh Allah. Mereka yang percaya kepada hal ini bisa melampaui mezbah korban bakaran dengan iman mereka kepada kematian Yesus yang menerima semua dosa yang ditanggungkan kepadaNya, membasuh tangan dan kaki mereka di bejana pembasuhan dan mengingatkan diri mereka bahwa segala dosa mereka ditanggungkan kepada Yesus melalui baptisanNya, dan kemudian masuk ke dalam Tempat Kudus Allah. Orang-orang yang percaya kepada Injil air dan Roh dan menerima pengampunan dosa bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan iman mereka, karena iman mereka diterima oleh Allah.
Saya berharap bahwa anda semua akan menyadari dan percaya bahwa makna Alkitabiah dari warna biru adalah baptisan Yesus. Ada banyak orang yang mengaku percaya kepada Yesus di jaman ini, tetapi hanya sedikit yang percaya kepada air (kain biru), baptisan Yesus. Ini adalah fenomena yang sangat menyedihkan. Sangat mengecilkan hati bahwa banyak orang yang meninggalkan iman yang paling penting yaitu iman kepada baptisan dari kepercayaan mereka, sedangkan Yesus datang ke dunia ini bukan hanya sebagai Allah dan untuk mati di kayu Salib saja. Saya berharap dan berdoa bahwa saat ini juga, anda semua akan mengetahui dan percaya kepada iman kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi dan dengan itu menjadi orang-orang yang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Kita Harus Percaya Kepada Tuhan Yang Dinyatakan Dalam Kain Biru Dan Kain Ungu, Dan Kain Kirmizi Di Kemah Suci, Yang Adalah Bahan Bagi Keselamatan Kita
Tuhan kita sudah menyelamatkan anda dan saya dengan sepenuhnya. Ketika kita memandang kepada Kemah Suci, kita bisa melihat betapa terperincinya cara Tuhan menyelamatkan kita. Ucapan syukur kita tidak akan cukup untuk hal ini. Betapa bersyukurnya kita bahwa Tuhan sudah menyelamatkan kita melalui kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi dan bahwa Ia juga memberikan kepada kita iman yang percaya kepada kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi itu! 
Orang-orang berdosa tidak pernah bisa masuk ke dalam Tempat Kudus tanpa mengenakan anugerah Allah dan menjalani penghakiman yang mengerikan atas dosa-dosa mereka. Bagaimana seseorang yang belum dihakimi dosa-dosanya bisa membuka pintu gerbang Kemah Suci dan masuk ke dalam Kemah Suci? Tidak akan bisa! Kalau orang-orang demikian masuk ke dalam Tempat Kudus, ia akan dikutuk dan akan menjadi buta karena sinar yang menyilaukan. “Wow, di sini sangat terang! Uh-oh, mengapa saya tidak bisa melihat apa-apa? Sewaktu saya di luar, saya pikir saya akan melihat segala sesuatu di dalam Tempat Kudus kalau saya masuk ke dalamnya. Mengapa saya tidak bisa melihat apa-apa, dan mengapa di sini keadaan menjadi gelap? Saya bisa melihat dengan baik ketika di luar Tempat Kudus…Ada yang mengatakan bahwa Tempat Kudus sangat terang; tetapi mengapa sekarang ini bahkan menjadi semakin gelap?” Mereka tidak bisa melihat karena mereka sudah menjadi buta secara rohani, karena mereka tidak memiliki iman kepada kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi. Demikian juga, orang-orang berdosa tidak akan pernah bisa masuk ke dalam Tempat Kudus.
Tuhan kita sudah memampukan kita untuk tidak menjadi buta di dalam Tempat Kudus, tetapi untuk menerima berkat hidup di Tempat Kudus untuk selama-lamanya. Melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang ditemukan di setiap sudut Kemah Suci, Allah mengatakan kepada kita cara keselamatan kita, dan sesuai dengan Firman nubuatanNya, Ia memang sudah membebaskan kita dari segala dosa kita. 
Tuhan kita sudah menyelamatkan kita melalui air, darah dan Roh Kudus (1 Yohanes 5:4-8), sehingga kita tidak akan menjadi buta setiap kali melihat kemuliaanNya yang bersinar. Ia sudah menyelamatkan kita melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Tuhan kita sudah berjanji melalui firman Allah yang sangat teliti, dan Ia sudah mengatakan bahwa Ia akan menyelamatkan kita dengan menggenapi janji-janjiNya. 
Apakah anda percaya bahwa anda dan saya sudah diselamatkan melalui karya Yesus yang sangat teliti yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya? Ya! Apakah kita diselamatkan hanya sembarangan? Tidak! Kita tidak bisa diselamatkan tanpa percaya kepada kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. 
Kain biru bukan menunjuk kepada Allah. Hal itu menunjuk kepada baptisan Yesus yang dengan itu Ia menanggung segala dosa orang-orang berdosa di dunia ini di sungai Yordan.
Sangat mungkin, kebetulan, seseorang berdiri di dekat mezbah korban bakaran tanpa percaya kepada kain biru, baptisan Yesus. Manusia bahkan mungkin bisa mencapai bejana pembasuhan setelah melewati mezbah korban bakaran, tetapi mereka tidak bisa masuk Tempat Kudus di mana Allah berdiam. Orang-orang yang bisa membuka pintu gerbang Kemah Suci dan masuk ke dalam Tempat Kudus hanyalah anak-anak Allah yang sudah menerima pengampunan dosa dengan percaya sepenuhnya kepada Injil air dan Roh. Tetapi orang-orang berdosa, tidak peduli siapapun, tidak pernah bisa masuk ke dalam Tempat Kudus. Sampai seberapa jauh, kita harus masuk supaya bisa menerima keselamatan kita? Kita diselamatkan bukan hanya ketika kita masuk ke pintu gerbang pelataran Kemah Suci, tetapi ketika kita masuk ke dalam Tempat Kudus dimana Allah berada.
 

Perbedaan antara iman di dalam Kemah Suci dan iman di luar Kemah Suci 
 
Mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan di pelataran luar Kemah Suci dibuat dari tembaga, dan pagarnya juga terbuat dari kayu, perak, dan tembaga. Tetapi ketika kita masuk ke dalam Kemah Suci, bahan-bahan yang ada sangat berbeda. Ciri yang paling utama dari Tempat Kudus adalah bahwa ia adalah “rumah emas.” Tembok tiga sisi dibangun dengan 48 papan dari kayu penaga, yang semuanya dilapis dengan emas. Meja roti sajian dan mezbah pembakaran ukupan juga dibuat dari kayu penaga, dengan lapisan dari emas, dan kandil juga dibuat dengan menempa satu talenta emas. Dengan demikian, semua perkakas di dalam Tempat Kudus dibuat atau dilapis dengan emas.
Di sisi lain, dari apakah alas yang diletakkan di bawah papan itu? Semuanya dibuat dari perak. Sementara alas untuk tiang pagar pelataran Kemah Suci dibuat dari tembaga, alas di bawah papan di dalam Kemah Suci dibuat dari perak. Dan sementara tiang-tiang pagar pelataran dibuat dari kayu, papan-papan Kemah Suci dibuat dari kayu penaga yang dilapis dengan emas. Tetapi alas-alas untuk kelima tiang pintu Kemah Suci dibuat dari tembaga. 
Meskipun alas di bawah papan Kemah Suci terbuat dari perak, alas-alas di bawah tiang untuk pintu Kemah Suci terbuat dari tembaga. Apa artinya ini? Ini berarti bahwa siapa saja yang mau menghadap Allah harus dihakimi atas dosa-dosanya. Bagaimana, kemudian, kita bisa menghadap Allah kalau ketika kita dihakimi kemudian kita dijatuhi hukuman mati? Kalau kita mati, kita tidak akan bisa menghadap Allah.
Melalui tembaga yang dibuat untuk alas kelima tiang pintu Kemah Suci, Allah mengatakan bahwa meskipun kita harus dihakimi atas dosa-dosa kita, Yesus menanggung segala dosa kita ke atas diriNya melalui baptisanNya dan dihukum atas dosa-dosa itu menggantikan kita. Kita adalah orang-orang yang harus dihukum atas dosa-dosa kita. Tetapi ada orang lain yang menanggung semua penghukuman atas segala dosa kita ditempat kita. Dia yang sudah menanggung kutuk dan mati menggantikan kita tidak lain adalah Yesus Kristus.
Iman yang dinyatakan di dalam kain biru adalah iman yang percaya bahwa Yesus Kristus menerima segala dosa kita ke atas diriNya melalui baptisanNya dan sudah mengampuni kita dari segala dosa kita. Ketika Allah menerima hidup Yesus Kristus untuk menanggung kutuk atas segala dosa kita yang ditanggungkan kepadaNya melalui baptisanNya dan dengan itu menyelesaikan persoalan dosa kita, kita tidak lagi menghadapi kutuk apapun atas dosa-dosa kita. Iman yang dinyatakan di dalam kain kirmizi adalah iman kepada darah yang dicurahkan Yesus di kayu Salib. Iman ini percaya bahwa Yesus Kristus mewakili kita menanggung penghukuman dosa-dosa kita yang seharusnya kita tanggung sendiri. 
Hanya mereka yang menanggungkan dosa-dosa mereka kepada Yesus dengan percaya kepada baptisan, dan sudah dihakimi atas dosa-dosa mereka dengan percaya kepada darah yang dicurahkan Yesus di kayu Salib dengan kematian dagingnya karena segala dosa itu, bisa masuk ke dalam tempat kudus. Inilah alasannya mengapa alas untuk tiang pintu Kemah Suci dibuat dari tembaga. Dengan demikian, kita harus percaya kepada darah Kristus yang menanggung segala dosa ke atas diriNya melalui baptisanNya dan dihukum menggantikan kita. 
Allah sudah menentukan bahwa hanya mereka yang meyakini kenyataan bahwa Yesus Kristus yang sudah menyelamatkan mereka adalah Allah sendiri (kain ungu), tentang baptisan Yesus (kain biru), dan kebenaran bahwa Yesus telah dihukum karena dosa mereka (kain kirmizi) yang akan bisa masuk ke dalam Tempat Kudus. Allah sudah mengijinkan hanya orang-orang yang sudah dihakimi untuk dosa-dosa mereka dengan percaya kepada Yesus, dan yang percaya bahwa Yesus sudah menyelamatkan mereka dari segala dosa mereka, yang akan masuk ke dalam Tempat Kudus.
Alas untuk tiang pintu Kemah Suci dibuat dari tembaga. Alas tembaga ini memiliki makna rohani bahwa Allah sudah mengijinkan orang-orang berdosa yang lahir sebagai keturunan Adam untuk masuk ke dalam Tempat Kudus kediamanNya hanya kalau mereka, siapapun mereka itu, memiliki iman kepada kain biru (baptisan Yesus), kain kirmizi (kematian Yesus menggantikan hukuman bagi kita), dan kain ungu (Yesus adalah Allah sendiri). Bahwa kelima alas tiang pintu terbuat dari tembaga menunjukkan kepada kita mengenai Injil Allah, seperti yang tertulis di dalam Roma 6:23, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” Yesus sudah mengampuni segala dosa kita dengan air, darah dan Roh.
 

Kita Tidak Boleh Mengabaikan Tetapi Harus Percaya Kepada Firman Dan Allah 
 
Percaya kepada Yesus tidak berarti bahwa anda diselamatkan tanpa syarat. Juga datang ke gereja tidak berarti anda tanpa syarat sudah dilahirkan kembali. Tuhan kita mengatakan di dalam Yohanes 3 bahwa hanya mereka yang dilahirkan kembali dari air dan Roh yang bisa melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Yesus secara pasti mengatakan kepada Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi dan orang yang setia percaya kepada Allah, “Engkau pengajar orang-orang Yahudi, dan engkau tidak tahu bagaimana dilahirkan kembali? Hanya kalau seseorang dilahirkan kembali dari air dan Roh maka dia bisa melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Orang-orang yang percaya kepada Yesus bisa dilahirkan kembali hanya kalau mereka memiliki iman kepada kain biru (Yesus menanggung segala dosa kita ke atas diriNya ketika Ia dibaptiskan), kain kirmizi (Yesus mati untuk dosa-dosa kita), dan kain ungu (Yesus adalah Juruselamat, Allah sendiri, dan Anak Allah). Dengan demikian, melalui kain biru, kirmizi dan ungu yang ditemukan di setiap sudut Kemah Suci, semua orang berdosa harus percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat orang berdosa.
Karena banyak orang yang percaya kepada Yesus tanpa percaya kepada kebenaran ini sehingga mereka tidak bisa dilahirkan kembali dan juga tidak bisa mengenal Firman kelahiran kembali. Tuhan kita sudah dengan jelas mengatakan bahwa meskipun kita mengaku percaya kepada Yesus, kalau kita tidak dilahirkan kembali, kita tidak akan bisa masuk ke dalam Tempat Kudus, Kerajaan sang Bapa, dan tidak bisa menjalani kehidupan iman yang benar. 
Dalam pemikiran kita yang dibuat oleh manusia, kita bisa saja berpikir betapa indahnya kalau semua orang Kristen bisa disebut dilahirkan kembali tidak peduli bagaimana mereka percaya. Apakah tidak demikian? Kalau kita bisa diselamatkan hanya dengan menyebut nama Yesus dan mengaku beriman kepadaNya hanya dalam kata-kata tanpa memahami secara terperinci apa yang dilakukanNya untuk manusia, orang akan merasa luar biasa mudahnya percaya kepada Yesus. Kita bisa saja senantiasa bersyukur kepadaNya setiap kali kita bertemu orang Kristen baru, dan menyanyi, “♫Aku sudah diampuni; ♪engkau sudah diampuni; ♫kita semua sudah diampuni.” “Karena sudah ada begitu banyak orang percaya, apa perlunya bersaksi? Segala sesuatu sudah beres seperti ini. Luar biasa bukan?” Kalau memang demikian yang terjadi, orang akan berpikir bahwa keselamatan itu begitu mudah, karena siapa saja yang menyebut nama Tuhan bisa diselamatkan, dan keselamatan mereka kemudian akan terjadi meskipun mereka menjalani kehidupan sekehendak mereka sendiri. Tetapi Allah mengatakan bahwa kita tidak akan bisa dilahirkan kembali dengan memiliki iman yang buta seperti itu. Sebaliknya, Ia mengatakan bahwa mereka yang mengaku sudah diselamatkan tanpa mengerti Injil air dan Roh semuannya melanggar hukum Allah.
 

Yang Dilahirkan Kembali Adalah Roh Anda, Bukan Daging Anda 
 
Yesus menjadi manusia, datang ke dunia ini, dan sudah menyelamatkan kita melalui Injil air dan Roh. Yusuf, ayah Yesus secara daging adalah seorang tukang katu (Matius 13:55), dan Yesus melayani keluargaNya di bawah seorang ayah tukang kayu, dan Ia sendiri bekerja sebagai tukang kayu selama 29 tahun pertama dalam kehidupanNya. Tetapi ketika Ia memasuki usia 30, Ia harus memulai karya keliahianNya, yaitu, melaksanakan pelayanan kepada orang banyak. 
Karena Yesus memiliki hakekat ilahi dan hakekat manusia, kita orang-orang yang dilahirkan kembali juga memiliki dua hakekat yang berbeda. Kita memiliki daging dan roh. Namun, ketika seseorang mengaku percaya kepada Yesus dan rohnya tidak dilahirkan kembali, maka orang ini tidak dilahirkan kembali—yaitu, dia tidak memiliki roh yang dilahirkan kembali. Kalau seseorang mencoba untuk percaya kepada Yesus tanpa dilahirkan kembali di dalam rohnya, maka orang ini hanya sekedar seseorang yang mencoba untuk dilahirkan kembali secara daging seperti Nikodemus, dan bukan seseorang yang sungguh-sungguh dilahirkan kembali. Meskipun Yesus adalah Allah sendiri di dalam hakekatNya, tetapi Ia juga memiliki hakekat daging manusia yang juga merasakan kelemahan. Dengan demikian, ketika kita mengatakan kalau diri kita sudah dilahirkan kembali, itu berarti bahwa roh kita sudah dilahirkan kembali, bukan daging kita.
Kalau semua orang yang sekedar mengaku percaya kepada Yesus memang dilahirkan kembali, saya akan berusaha untuk dikenal menjadi pendeta yang baik. Mengapa? Karena saya tidak akan terlalu dijengkelkan melihat mereka yang tidak percaya kepada kebenaran, dan karena itu saya tidak perlu terlalu tegas dalam khotbah-khotbah saya dan berharap bahwa mereka juga akan mengenal kebenaran. Saya akan dikenal sebagai pendeta yang sopan, bersikap ramah, terpuji, baik, lemah lembut dan penuh humor, dan menjelaskan kepada orang-orang bagaimana mereka bisa menjadi kudus di dalam daging mereka. Tentu saja, saya juga bisa memperbaiki penampilan saya dengan seperti ini, tetapi saya tidak akan melakukan hal itu. Hal ini bukan karena saya tidak memiliki kemampuan untuk menanam dalam pikiran anda kesan, bahwa “Pendeta ini sungguh-sungguh menunjukkan kekudusan dan belas kasihan Yesus.” Ini karena daging manusia tidak bisa berubah, dan karena tampilan bagus, baik, dan penuh kasih secara daging tidak berarti orang itu sudah dilahirkan kembali. Tidak ada seorang pun yang bisa dilahirkan kembali di dalam daging. Roh saja, yang harus dilahirkan kembali dengan percaya kepada Firman Allah.
Ketika anda percaya kepada Yesus, anda harus mengenal kebenaran. “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32). Hanya kebenaran Allah yang menjadikan kita dilahirkan kembali, membebaskan jiwa kita dari belenggu dosa, dan menjadikan kita dilahirkan kembali sebagai orang-orang benar. Hanya ketika kita mengenal, percaya dan memberitakan Alkitab dengan benar kita bisa masuk ke dalam Tempat Kudus dan menjalani kehidupan iman yang benar, dan juga masuk ke dalam tutup pendamaian di Tempat Mahakudus. Injil air dan Roh yang menjadikan jiwa kita dilahirkan kembali adalah kebenaran, dan iman kita kepada hal ini sudah membuat kita diampuni dari segala dosa kita dan memampukan kita hidup di dalam dunia iman dengan Allah. Injil air dan Roh yang ada di dalam hati kita memampukan kita untuk hidup sebagai anak-anak Allah yang dilahirkan kembali di dalam dunia roh yang bersinar terang di dalam kebahagiaan Tuhan.
Percaya kepada Yesus secara buta-buta bukan iman yang benar. Melihat dari sudut pandang manusia, saya memiliki banyak kelemahan. Saya tidak hanya mengatakan ini dengan bibir saya, tetapi setiap kali saya melakukan sesuatu, saya sungguh-sungguh menyadari bahwa saya memang memiliki kelemahan. Sebagai contoh, ketika saya mempersiapkan diri untuk sebuah kemah Alkitab agar orang-orang kudus dan orang-orang baru yang ikut serta akan mendengar Firman dengan nyaman, diilhami di dalam hati mereka oleh anugerah Allah, menerima berkat dilahirkan kembali, dan kembali setelah mendapatkan kelegaan tubuh dan hati mereka, saya menemukan bahwa ada banyak hal yang tidak terpikirkan oleh saya dan tidak saya persiapkan sebelumnya. Hal-hal yang bisa dengan mudah diurus dengan memberikan hanya sedikit lebih perhatian dan kepedulian selalu muncul ketika masa persiapan sudah selesai dan kemah itu sudah mau dimulai. Saya bertanya-tanya kepada diri saya sendiri mengapa saya tidak memikirkan mengenai hal itu sebelumnya dan mempersiapkan diri, ketika dengan menambah sedikit perhatian dan ketelitian dalam perencanaan tentang kemah Alkitab itu, orang-orang kudus dan jiwa-jiwa baru itu akan mendengar Firman dengan baik, diselamatkan, dan menikmati waktu yang indah. Juga, meskipun saya sudah bekerja sepanjang hari, karena kurangnya efisiensi pribadi saya, ada waktu-waktu dimana saya tidak menghasilkan banyak hal. Saya sendiri sangat menyadari kenyataan bahwa saya memiliki begitu banyak kelemahan.
“Mengapa aku tidak bisa melakukan hal ini? Mengapa aku tidak berpikir tentang hal ini? Yang diperlukan adalah sedikit lebih perhatian, tetapi mengapa aku tidak bisa melakukan hal ini?” Ketika sungguh-sungguh melayani Injil, saya menyadari diri dan mengaku, “Inilah saya. Beginilah ketidaksempurnaan saya.” Saya tidak hanya mengatakan hal ini dengan bibir saya, dan saya tidak berpura-pura rendah hati, tetapi saya, pada kenyataannya, orang yang tidak bisa menyelesaikan dengan sempurna perkara-perkara kecil dan bahkan mengerjakan semuanya secara sembarangan. Ketika melihat diri saya sendiri, saya menyadari banyaknya kekurangan saya.
 


Kita Menerima Kekudusan Melalui Iman Kain Biru 

 
Ketika orang-orang berpikir mengenai diri sendiri, mereka merasa seolah-olah mereka bisa melakukan segala sesuatu tanpa melakukan kesalahan. Tetapi ketika mereka sungguh-sungguh harus mengerjakan sebuah tugas, kemampuan dan kelemahan mereka yang sesungguhnya akan muncul. Mereka menemukan bahwa mereka sungguh-sungguh lemah dan bahwa mereka tidak bisa tidak melakukan dosa dan kesalahan. Juga, ketika orang-orang berpikir bahwa mereka baik-baik saja, mereka menganggap diri mereka akan masuk ke dalam Kerajaan Allah karena kebaikan iman mereka itu. 
Namun daging tidak pernah berubah. Tidak ada daging yang tidak memiliki kelemahan, dan daging senantiasa melakukan kekeliruan dan menunjukkan kelemahannya. Kalau, kebetulan, anda berpikir bahwa anda bisa masuk ke dalam Kerajaan Tuhan karena kebaikan yang daging anda lakukan, anda harus menyadari bahwa bagaimanapun baiknya daging anda, hal itu sama sekali tidak ada gunanya di hadapan Allah. Satu-satunya hal yang bisa memampukan kita masuk ke dalam Kerajaan Tuhan adalah iman kepada Firman kebenaran—kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi bahwa Tuhan sudah menyelamatkan kita. Karena Tuhan kita sudah menyelamatkan kita melalui kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi, kita bisa masuk ke dalam Tempat Kudus hanya dengan percaya kepada hal itu.
Kalau Allah tidak menyelamatkan kita melalui kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, kita tidak akan pernah bisa masuk ke dalam Tempat Kudus. Tidak peduli betapa kuatnya iman kita, kita tidak akan bisa memasukinya. Mengapa? Karena kalau memang bisa demikian, itu berarti bahwa iman kita kepada daging kita harus baik setiap hari supaya kita bisa masuk ke sana. Kalau kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah hanya kalau iman kita baik setiap hari, bagaimana kita, yang memiliki daging yang begitu lemah, bisa membuat iman kita tetap baik setiap hari agar kita bisa masuk ke sana? Ketika tidak ada cara bagi kita untuk menerima pengampunan dosa atas kekuatan diri sendiri, dan ketika kita tidak memiliki iman yang bisa kita andalkan setiap kali kita melakukan dosa, bagaimana kita bisa membuat iman kita cukup baik untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah? Tubuh kita harus menjadi tubuh yang suci yang tidak memiliki dosa sama sekali sebagai awalnya, atau kita harus senantiasa menaikkan doa pertobatan serta berpuasa setiap hari, tetapi tubuh siapa yang bisa melakukan hal itu?
Kalau Allah tidak menyelamatkan kita dengan kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, tidak ada di antara kita yang akan bisa masuk Kerajaan Surga. Kita memiliki kehidupan dimana kadangkala iman kita nampak baik tetapi sesaat kemudian iman itu lenyap. Ketika iman kita menjadi baik hanya untuk selanjutnya hilang lagi berulangkali, kita menjadi bingung mengenai apakah kita sungguh-sungguh memiliki iman atau tidak, dan akhirnya kehilangan iman yang semulanya kita miliki. Pada akhirnya, kita bahkan menjadi semakin berdosa bahkan setelah kita percaya kepada Yesus. Tetapi Yesus sudah secara sempurna menyelamatkan kita, orang berdosa yang tidak berdaya, sesuai dengan rancangan keselamatanNya yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Ia sudah memberikan kepada kita pengampunan dosa.
Hanya ketika kita memiliki iman ini kita bisa meletakkan patam emas, “Kudus bagi Tuhan,” ke atas serban kita seperti yang dimiliki Imam Besar (Keluaran 28:36-38). Kemudian kita bisa menjalankan tugas keimaman kita. Mereka yang bisa menyaksikan “Kudus bagi Tuhan,” kepada orang lain adalah orang-orang yang memiliki bukti di dalam hati mereka bahwa mereka sudah menerima pengampunan dosa melalui Injil air dan Roh.
Patam emas diletakkan di serban kepala Imam Besar, dan yang mengikat patam ini juga tali yang berwarna biru. Mengapa, kemudian, Allah mengatakan bahwa serban itu harus diikat dengan tali biru? Apa yang diperlukan Tuhan kita untuk keselamatan kita adalah kain biru, dan kain biru ini menunjuk kepada baptisan dimana Yesus menanggung segala dosa kita ke atas diriNya. Kalau Tuhan tidak menghapus dosa kita dengan menanggung semua ke atas diriNya di dalam Perjanjian Baru melalui baptisanNya, sama bentuknya dengan penumpangan tangan di Perjanjian Lama, kita tidak bisa menerima kekudusan dari Jehovah bagaimanapun kita percaya kepada Yesus. Inilah sebabnya patam emas diikatkan ke serban dengan menggunakan kain biru. Dan semua orang yang melihat Imam Besar dengan patam yang bertuliskan “kudus bagi Tuhan” bisa mengingatkan diri mereka bahwa mereka juga harus kudus di hadapan Allah dengan menerima pengampunan dosa mereka. Dan ini membuat orang berpikir mengenai bagaimana mereka bisa menjadi kudus di hadapan Allah.
Kita, juga, kemudian harus ingat bagaimana kita menjadi orang benar. Bagaimana kita menjadi orang benar? Mari kita membaca Matius 3:15. “Lalu Yesus menjawab, kataNya kepadanya (Yohanes): “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Dan Yohanes pun menurutiNya. Yesus sudah menyelamatkan kita dari segala dosa kita dengan menerima baptisan. Karena Yesus menanggung segala dosa kita ke atas diriNya melalui baptisanNya, orang-orang yang percaya kepada hal ini menjadi tidak berdosa. Kalau Yesus tidak dibaptiskan, bagaimana kita berani mengatakan bahwa kita tidak berdosa? Apakah anda menerima pengampunan dosa hanya karena pengakuan iman kepada kematian Yesus di kayu Salib dengan air mata ketulusan di mata anda? Ada banyak orang, yang sebenarnya sulit merasakan sedih atas kematian Yesus, yang tidak ada hubungan apa-apa dengan diri mereka, berusaha untuk memeras air mata dengan berpikir mengenai kematian kakek-nenek mereka, mengenai kesulitan pribadi mereka sewaktu mereka sakit, atau mengenai masalah dan penderitaan mereka di masa lalu. Meskipun anda berpura-pura menangis seperti ini, ataupun anda sungguh-sungguh sedih karena penyaliban Yesus, dosa-dosa anda tetap tidak akan bisa dihapuskan dengan cara demikian. 
Seperti patam emas yang ditulisi “kudus bagi Tuhan” diikat dengan tali biru ke serban Imam Besar, yang menanggung segala dosa kita dan membuat kita kudus adalah baptisan Yesus. Hati kita menerima pengampunan dosa karena Yesus menanggung segala dosa ke atas diriNya dengan baptisanNya, dan karena segala dosa dunia ditanggungkan kepada Yesus melalui baptisanNya. Tidak peduli bagaimana kosongnya hati kita, dan bagaimanapun kurangnya diri kita di dalam tindakan kita, kita sudah menjadi orang benar dan diselamatkan secara sempurna oleh Firman kain biru yang tertulis di dalam Alkitab. Ketika kita memandang daging kita, kita tidak bisa merasa bangga, tetapi karena iman kepada kain biru, kain ungu dan kain kirmizi yang ada di dalam hati kita—yaitu, karena kita memiliki Injil air dan Roh yang sempurna yang mengajarkan bahwa Yesus menanggung segala dosa kita ke atas diriNya melalui baptisan dan menanggung hukuman kita di kayu Salib—kita bisa dengan berani dan tanpa takut berbicara mengenai Injil. Karena kita memiliki Injil air dan Roh sehingga kita bisa hidup oleh iman kita sebagai orang benar, dan juga memberitakan iman yang benar ini kepada orang-orang lain.
Ucapan syukur kita tidak akan pernah cukup atas anugerah Tuhan kita. Karena keselamatan kita tidak terjadi secara sembarangan, kita semakin bersyukur atas hal itu. Keselamatan yang kita terima bukan hal yang sepele yang akan bisa diterima seseorang yang tidak memiliki kepercayaan yang benar. Memanggil nama Tuhan sekehendak hatinya sendiri, dan mengatakan, “Tuhan, Tuhan,” tidak berarti bahwa semua orang yang mengatakan demikian akan diselamatkan. Karena kita memiliki di dalam hati kita bukti bahwa dosa-dosa kita sudah dilenyapkan melalui Injil air dan Roh, bahwa Tuhan sudah menyelamatkan diri kita secara sempurna dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, kita begitu bersyukur atas keselamatan yang besar ini.
Alkitab mengatakan bahwa semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus Anak Allah memiliki kesaksian di dalam hatinya (1 Yohanes 5:10). Kalau tidak ada kesaksian di dalam hati kita, kita akan menjadikan Allah sebagai pendusta, dan karena itu kita semua harus memiliki bukti yang kuat di dalam hati kita. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk diperdaya oleh beberapa orang yang menantang anda dan mengatakan, “Buktikan kepadaku bahwa engkau sudah diselamatkan. Engkau berkata bahwa ketika seseorang menerima pengampunan dosa, ia akan menerima Roh Kudus sebagai anugerah, dan bahwa ada bukti-bukti yang jelas dari keselamatan. Tunjukkan bukti-bukti itu.” Anda bisa menunjukkan buktinya dengan tegas dan mengatakan, “Aku memiliki Injil air dan Roh yang dengannya Yesus menyelamatkan aku secara utuh. Karena aku sudah diselamatkan secara sempurna olehNya, aku tidak memiliki dosa.”
Kalau anda tidak memiliki bukti keselamatan di dalam hati anda, maka anda belum diselamatkan. Tidak peduli bagaimanapun giatnya seseorang percaya kepada Yesus, hal itu bukan menandakan keselamatan mereka. Ini hanyalah sebuah cinta yang tak berbalas. Ini adalah cinta yang tidak mempedulikan perasaan orang lain yang dicintai. Ketika seseorang yang tidak bisa kita kasihi menunjukkan kegoyahan hati, menginginkan sesuatu dari kita, merasa cinta, dan menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh ingin kita juga mencintainya, tidak berarti bahwa kita juga harus mencintai dia sebagai balasannya. Demikian juga, Allah tidak menyambut mereka yang tidak menerima pengampunan dosa hanya karena hati mereka sungguh-sungguh merindukanNya. Ini hanyalah sekedar cinta yang tidak berbalas yang dimiliki oleh orang-orang berdosa kepada Allah.
Ketika kita mencintai Allah, kita harus mencintai Dia dengan percaya kepada FirmanNya di dalam kebenaran. Cinta kita kepadaNya tidak boleh hanya sepihak. Kita harus mengatakan kepadaNya rasa cinta kita padaNya, dan kita harus mencari tahu apakah Ia sungguh-sungguh mencintai kita atau tidak sebelum kita mencintai Dia. Kalau kita memberikan seluruh hati kita kepada orang lain yang sungguh-sungguh tidak mencintai kita, maka hal itu hanya akan berakhir dengan patah hati.
Tuhan kita sudah mengenakan kepada kita kemuliaan keselamatan dari segala dosa kita sehingga kita tidak akan dihukum atas dosa-dosa itu. Ia sudah memungkinkan kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah dan untuk hidup dengan Allah, dan Ia sudah memberikan kepada kita anugerah yang memampukan kita menerima pengampunan dosa melalui anugerah Allah. Keselamatan Allah sudah memberikan kepada kita berkat-berkat surgawi yang tidak terhitung banyaknya. Keselamatan ini saja yang sudah diberikan Allah kepada kita, dengan kata lain, sudah memampukan kita untuk menerima segala berkat ini dariNya.
 

Keselamatan Yang Diberikan Oleh Kebenaran Allah Sendiri Kepada Kita 
 
Tuhan kita sudah menyelamatkan kita melalui kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi. Ia sudah memberikan kepada kita keselamatan yang terdiri dari tiga kain yang berbeda. Keselamatan biru, ungu dan kirmizi tidak lain adalah anugerah keselamatan yang diberikan oleh Allah. Anugerah keselamatan inilah yang memampukan kita untuk masuk dan hidup di dalam Tempat Kudus.
Injil air dan Roh sudah menjadikan anda dan saya menjadi orang benar. Ia memungkinkan kita datang ke Gereja Allah dan menjalani kehidupan yang murni. Dan Injil yang benar ini juga memampukan kita untuk memakan makanan rohani firman Allah dan menerima anugerahNya. Ia juga memampukan kita menghadap tahta anugerah Allah dan berdoa, dan dengan itu memberikan kepada kita iman yang dengannya kita bisa menerima anugerah yang berlimpah yang dicurahkan Allah sebagai milik kita. Dengan keselamatan kita saja, Allah sudah memberikan berkat-berkat yang besar kepada kita. Inilah sebabnya keselamatan menjadi sangat berharga.
Yesus memerintahkan agar kita membangun rumah kita di atas dasar batu (Matius 7:24). Batu ini tidak lain adalah keselamatan yang kita terima melalui Injil air dan Roh. Dengan demikian, kita harus menjalani seluruh kehidupan kita dalam iman dengan diselamatkan—menjadi orang benar dengan diselamatkan, menikmati kehidupan kekal dengan diselamatkan, dan masuk ke dalam Surga dengan diselamatkan.
Akhir jaman dunia ini sudah mendekati kita. Di jaman ini, oleh karena itu, orang-orang memiliki alasan yang lebih kuat untuk diselamatkan oleh Firman yang benar. Ada orang-orang yang mengatakan bahwa seseorang bisa diselamatkan hanya dengan percaya kepada Yesus secara sepintas tanpa mengerti iman kepada kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi dan merasa tidak ada gunanya untuk membicarakan tentang kehidupan iman, karena sudah cukup diselamatkan dengan cara yang demikian. 
Namun, alasan mengapa saya berulangkali mengatakan hal ini adalah karena hanya mereka yang sudah menerima pengampunan dosa di dalam hati mereka bisa menjalani kehidupan iman yang Allah setujui. Karena hati semua orang-orang kudus yang menerima pengampunan dosa adalah bait suci di mana Roh Kudus berdiam, ia harus menjalani kehidupannya dengan iman agar tidak mencemarkan kekudusan ini.
Cara orang-orang kudus menjalani kehidupannya memiliki dimensi yang sangat berbeda dengan cara hidup orang-orang berdosa. Dari sudut pandang Allah, cara hidup orang-orang berdosa sepenuhnya berada di bawah standarNya. Kehidupan mereka dipenuhi dengan kemunafikan. Mereka berusaha sangat keras untuk hidup sesuai dengan hukum Taurat. Mereka menentukan standar pribadi mereka tentang bagaimana mereka harus berjalan, bagaimana mereka menjalani kehidupan mereka, bagaimana mereka berbicara, dan bagaimana mereka tertawa. 
Tetapi ini sangat jauh dari kehidupan iman yang dimiliki orang-orang benar. Allah mengatakan kepada orang-orang benar secara terperinci, “Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati dan kekuatan dan kasihi tetanggamu seperti engkau mengasihi tubuhmu sendiri.” Ini adalah gaya kehidupan yang sudah diberikan Allah kepada orang-orang benar. Sangat tepat bagi kita orang-orang benar untuk menjalani kehidupan kita dengan mengasihi Allah dengan segenap hati kita, dan dengan mengikuti kehendakNya dengan segenap kekuatan dan kehendak kita. Untuk menyelamatkan sesama kita, kita harus membuat investasi yang tidak terhitung di dalam pekerjaanNya. Inilah kehidupan orang-orang Kristen.
Kalau kita tetap berada di tingkatan dimana kita merasa kalau yang paling utama adalah bahwa kita sendiri tidak melakukan dosa, maka kita tidak bisa mengikuti kehidupan yang setia dari orang-orang Kristen yang sudah dilahirkan kembali. Sebelum saya dilahirkan kembali, saya memiliki kehidupan iman legalistik dalam sebuah denominasi Presbiterian konservatif, dan selama kehidupan masih tetap sesuai dengan hukum Taurat, maka saya akan mengikutinya dengan tuntas. Sekarang ini, manusia cenderung untuk tidak melakukan hal itu lagi, tetapi karena saya sudah terbiasa melakukan hal itu, saya sudah sangat memiliki keinginan untuk menaati hukum Taurat dalam seluruh kehidupan sehari-hari saya. Saya begitu taat kepada hukum Taurat sampai saya tidak pernah melakukan perkerjaan pada hari Tuhan, karena hukum Taurat mengatakan agar hari Sabat harus diingat dan dikuduskan, sampai-sampai saya tidak mau masuk ke mobil pada hari Minggu. Kalau saya menuntut anda untuk hidup seperti itu, jelas sekali tidak akan ada orang yang bisa menjalani kehidupan iman legalistik yang demikian. Beginilah legalistik kehidupan saya sebelum saya dilahirkan kembali. Namun, tidak perduli bagaimanapun salehnya saya menjalani kehidupan keagamaan saya, itu tidak ada hubungannya dengan kehendak Allah dan sama sekali tidak ada gunanya.
Pembaca, apakah anda memiliki iman kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi? Karena keselamatan Yesus terkandung di dalam ketiga jenis kain ini, kita bisa masuk ke Tempat Kudus dengan iman kita. Keselamatan kita digenapi lebih dari 2000 tahun yang lalu. Yesus Kristus, bahkan sebelum kita mengenal Dia, sudah menanggung segala dosa kita ke atas diriNya dengan cara dibaptis dan menanggung hukuman dosa-dosa kita dengan mati di kayu Salib.
 

Keselamatan dari Dosa Ditetapkan Di dalam Yesus Kristus 
 
Ketika orang-orang yang tidak dilahirkan kembali masuk ke dalam Kemah Suci, mereka tidak masuk melalui pintu gerbang pelataran, tetapi mereka memanjat pagar secara tidak sah. Mereka mengatakan, “Mengapa kain lenan untuk pagar ini begitu putih? Ini mengganggu sekali. Seharusnya kain ini diberi warna merah dan biru. Ini yang sesuai dengan modis jaman ini. Tetapi pagar ini hanya terlalu putih! Ini terlalu lebar. Dan mengapa tinggi sekali? Ini lebih dari 2,25 m. Tinggi saya saja tidak mencapai 2 m; bagaimana mungkin saya bisa masuk kalau pagar ini begitu tinggi? Baiklah, aku akan mencoba memanjat dengan menggunakan tangga!” 
Orang-orang yang demikian mencoba masuk ke dalam dengan perbuatan baik mereka. Mereka memanjat pagar pelataran Kemah Suci dengan persembahan mereka, pekerjaan sukarela mereka, dan kesabaran, lalu melompat melalui pagar, dan berkata, “Saya pasti bisa melewati 2,25 m.” Jadi dengan memanjat masuk ke dalam pelataran Kemah Suci, mereka memandang ke belakang serta melihat mezbah korban bakaran. Lalu mereka berali dari memandang mezbah ke memandang Tempat Kudus, dan hal yang pertama yang mereka lihat adalah bejana pembasuhan yang terletak di depan Tempat Kudus.
Tinggi tiang pelataran Kemah Suci adalah 2,25 m, tetapi tinggi tiang dan tirai pintu Tempat Kudus dimana Allah berdiam adalah 4,5m. Orang bisa masuk ke dalam pelataran Kemah Suci sekehendak hati kalau mereka memiliki kemauan. Tetapi meskipun mereka bisa melompati tiang yang tingginya 2,25 m dan masuk ke pelataran Kemah Suci, ketika mereka masuk ke tempat di mana Allah berdiam, mereka akan menghadapi tiang-tiang dan tirai setinggi 4,5 m di pintu masuk ke Tempat Kudus. Orang bisa berjuang untuk melompati 2,25 m dengan usaha mereka. Tetapi orang tidak bisa melompati 4,5 m yang ditentukan Allah. Ini adalah batas akhir untuk mereka.
Ini berarti bahwa ketika kita pertama kali percaya kepada Yesus, kita bisa saja mempercayainya hanya sekedar agama saja. Juga, beberapa orang bisa percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat sekehendak hati mereka, dan percaya bahwa Juruselamat hanyalah salah satu dari empat manusia hebat. Bagaimanapun mereka percaya, mereka bisa memiliki iman dengan cara bagaimanapun yang mereka kehendaki, tetapi mereka tidak bisa sungguh-sungguh dilahirkan kembali melalui iman yang demikian. 
Untuk sungguh-sungguh dilahirkan kembali, mereka harus melewati pintu gerbang kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi dengan iman mereka. Kita dilahirkan kembali di hadapan Allah dengan percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat kita dan pintu kebenaran, dan bahwa Ia sudah menyelamatkan kita melalui air, darah dan Roh. Iman yang percaya kepada pekerjaan Yesus yang dinyatakan di dalam ketiga kain itu tidak lain adalah iman kepada air, darah dan Roh. Manusia memang bebas untuk percaya kepada apa saja, tetapi sama sekali tidak ada bukti yang pasti bahwa mereka bisa diselamatkan dan diberkati dengan percaya seperti ini. Hanya dengan iman kita kepada Injil air dan Roh kita bisa menerima persetujuan dari Allah dan anugerah serta berkat keselamatan Allah yang besar. Tujuan dari iman kepada Injil air dan Roh ini adalah untuk membuat kita mengenakan kasih anugerah Allah.
Apakah anda menganggap Kemah Suci hanya sekedar tempat segi empat belaka, dengan sebuah bangunan berdiri di atasnya? Kalau begitu anda tidak akan mendapat keuntungan apapun bagi iman anda. Kemah Suci mengatakan kepada kita mengenai iman yang lengkap, dan kita harus sungguh-sungguh mengerti dengan pasti mengenai iman ini.
Tanpa mengerti Kemah Suci sama sekali, mungkin anda berpikir bahwa tinggi Kemah Suci hampir sama dengan tinggi pagarnya, 2,25 m. Tetapi bukan demikian. Meskipun kita tidak masuk ke pelataran dan hanya melihatnya dari luar pagar saja, kita akan bisa melihat bahwa Kemah Suci itu sendiri tingginya dua kali lipat dibandingkan dengan pagarnya. Meskipun kita tidak akan bisa melihat dasar dari Kemah Suci, kita masih akan bisa melihat pintunya dengan jelas, karena Kemah Suci itu memang lebih tinggi dibandingkan dengan pagar pelatarannya. 
Mereka yang sudah dilahirkan kembali dengan percaya kepada Yesus dan kemudian masuk ke dalam pintu gerbang pelataran Kemah Suci harus mengakui iman mereka yang benar kepada mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan, dan kemudian masuk ke dalam Tempat Kudus. Untuk bisa masuk ke dalam Tempat Kudus, harus ada penyangkalan diri sepenuhnya. Perkakas di dalam Tempat Kudus harus dibedakan dengan semua perkakas yang ada di luar Tempat Kudus. 
Apakah anda tahu apa yang paling dibenci oleh Iblis? Ia sangat marah bahwa garis pemisah antara bagian dalam dengan bagian luar Tempat Kudus itu dibuat. Karena Allah bekerja di antara mereka yang membedakan antara bagian dalam dengan bagian luar Tempat Kudus, Iblis sangat marah karena garis seperti itu dibuat dan berusaha untuk mencegah agar orang jangan membuat garis itu. Tetapi ingat hal ini: Allah dengan jelas bekerja melalui orang-orang yang membuat garis pemisah iman ini. Allah sangat senang kepada orang-orang yang membuat garis pemisah ini, dan Ia mencurahkan berkat-berkatNya kepada mereka sehingga mereka bisa hidup di dalam Tempat Kudus dengan iman mereka yang benderang.
Percayalah bahwa semua perkakas di pelataran luar Kemah Suci dan semua bahan yang dipakai untuk membuatnya sudah disiapkan dan dirancang oleh Allah supaya manusia bisa menerima pengampunan dosa mereka. Dan ketika anda masuk ke dalam Tempat Kudus dengan percaya kepada hal ini, Allah akan mencurahkan berkat dan anugerah yang lebih besar kepada anda.
 

Tutup Pendamaian adalah Tempat dimana Anugerah Keselamatan Diterima 
 
Tabut Perjanjian
 
Di dalam Tempat Mahakudus, dua kerub mengembangkan sayap mereka dan memandang ke bawah ke arah penutup Tabut Perjanjian. Ruang di antara kedua kerub itu yang disebut sebagai tutup pendamaian. Tutup pendamaian adalah tempat dimana Allah mencurahkan anugerahNya kepada kita. Tutup Tabut Perjanjian memiliki bekas-bekas darah korban, yaitu ketika Imam Besar memercikkan darah korban yang dipersembahkan bagi bangsa Israel di tutup pendamaian ini sebanyak tujuh kali. Allah kemudian turun ke atas tutup pendamaian dan mencurahkan belas kasihanNya kepada orang Israel. Kepada mereka yang percaya kepada hal ini, berkat, perlindungan, dan tuntunan Allah dimulai. Sejak saat itu, mereka menjadi umat Allah yang sejati dan memenuhi syarat untuk masuk ke dalam Tempat Kudus. 
Di antara banyak orang Kristen di dunia ini, ada beberapa yang imannya memampukan mereka masuk ke dalam Tempat Kudus, sementara yang lainnya tidak memiliki iman yang bisa membawa mereka masuk ke Tempat Kudus. Iman yang bagaimana yang anda miliki? Kita perlu memiliki iman yang bisa membuat garis pemisah yang jelas akan keselamatan dan kemudian masuk ke dalam Tempat Kudus Allah, karena hanya dengan hal itu saja kita bisa diberkati secara luar biasa oleh Allah.
Tetapi tidak mudah untuk memiliki iman ini. Karena Iblis tidak suka ketika manusia membuat garis keselamatan yang jelas, dia senantiasa berusaha untuk membuat garis ini menjadi kabur. “Engkau tidak harus percaya dengan cara demikian. Tidak semua orang percaya dengan cara demikian, jadi mengapa engkau membuatnya menjadi hal yang penting dan terus mengulang-ulanginya? Santai saja; ikuti saja arus.” Dengan mengatakan hal itu, Iblis berusaha untuk menghapus garis keselamatan yang jelas ini. Juga, Iblis akan menyatakan kelemahan daging kita dan berusaha untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang menyulitkan kita. Apakah anda akan menjadi orang yang mendengar kepada perkataan Iblis yang menipu yang berusaha memisahkan kita dari Allah? Atau apakah anda ingin menjalani kehidupan anda dengan senantiasa mengingatkan diri anda tentang keselamatan anda setiap hari, bersatu dengan Gereja, mengikuti firman Allah, menjalani kehidupan doa, dan menerima anugerah yang dicurahkan Allah bagi anda?
Sebenarnya, orang yang sudah menerima pengampunan dosa suka mengingatkan diri mereka akan keselamatan mereka. Mereka suka merenung tentang Injil air dan Roh senantiasa. Merenungkan Injil adalah sangat baik dan penting bagi anda. Apakah anda tidak demikian? “Ya ampun, bukankah ini kisah yang sama, yaitu ketika kita diselamatkan? Isi kisah ini dan alurnya mungkin berbeda, tetapi tetap saja ini kisah lama yang sama. Saya sudah bosan dengan ini!” 
Apakah ada orang yang kemungkinan mengatakan hal yang demikian? Saya juga kurang suka kalau saya harus menceritakan kisah yang sama mengenai diri saya setiap hari, tetapi kalau Alkitab mengatakan bahwa kita harus menceritakan mengenai keselamatan kita setiap hari, apa yang bisa saya lakukan? Kalau Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sama-sama berbicara kepada kita mengenai Injil air dan Roh, yang dipandang jahat oleh Allah adalah kalau ada orang yang memberitakan sesuatu selain hal ini. Semua Firman di dalam Alkitab berbicara mengenai Injil air dan Roh. “Keselamatan, kehidupan iman, iman, kehidupan rohani, peperangan melawan Iblis, Surga, kemuliaan, anugerah, berkat, kebangkitan, kehidupan kekal, pengharapan, dan Roh Kudus”—semua konsep kunci dari orang-orang kudus berhubungan dengan Injil yang sejati ini. Berbicara mengenai sesuatu yang lain dari hal itu tidak berbeda dengan bidat dan pengajaran sesat. Apa saja yang nampak sangat mirip tetapi berbeda isinya tidak lain dari pengajaran sesat. Injil yang nampaknya mirip di luarnya tetapi berbeda di dalamnya dari Injil air dan Roh hanyalah Injil-palsu atau agama yang keliru.
Bagaimana indahnya bahwa Gereja Allah mengabarkan firman Allah setiap hari, dan bukannya pengajaran dusta dari agama-agama yang keliru? Adalah suatu berkat bahwa kita dipersatukan di dalam Gereja Allah, mendengar dan percaya kepada firman Allah yang murni. Dengan senantiasa memberitakan Injil air dan Roh, Gereja Allah memampukan orang-orang kudus untuk berpikir mengenai anugerah Allah setiap hari, berdoa kepadaNya setiap hari, dan memuji Dia, dan untuk menjalani kehidupan yang tidak mengejar kejahatan. Tidakkah anda berbahagia bahwa anda sekali lagi mendengar dan percaya kepada Firman kebenaran yang memungkinkan anda untuk menerima pengampunan dosa? Saya, juga, sangat berbahagia.
Kalau saya dipaksa untuk memberitakan sesuatu yang lain selain Injil air dan Roh ini, saya akan sangat menderita. Kalau saya dipaksa untuk memberitakan sesuatu yang bukan Firman keselamatan tetapi pengajaran buatan manusia yang lainnya, saya akan berusaha melarikan diri. Hal itu, tentu saja, bukan karena saya tidak memiliki hal yang lain untuk dibicarakan. Ada banyak pokok humanistik lain yang bisa saya bicarakan, tetapi semua itu tidak penting dan hanya sekedar pengajaran ragi yang merusak orang-orang yang dilahirkan kembali. 
Hanya melalui Injil air dan Roh ini Yesus, Allah sendiri, sudah menyelamatkan kita melalui firman Allah yang berharga yang memberikan kepada kita rasa manis bahkan sesudah kita mengunyahnya berulangkali. Ada banyak kisah yang lain yang bisa saya ceritakan kepada anda, tetapi saya paling suka ketika saya menceritakan tentang Injil air dan Roh yang menyelamatkan kita. Saya menjadi semakin bergembira. Saya paling sukacita ketika saya berbicara mengenai keselamatan ini, karena saat inilah saya bisa mengenang memori lama, dan mengingatkan diri saya bagaimana Tuhan menyelamatkan saya, bersyukur lagi kepadaNya, dan kembali makan roti keselamatan.
Saya yakin bahwa anda, juga, paling suka ketika anda mendengar Firman keselamatan ini. Mungkin anda mengeluh bahwa kisahnya sama setiap hari, tetapi jauh di lubuk hati, anda berpikir, “Sekarang setiap aku mendengarnya, menjadi semakin indah. Pada awalnya, hal itu tidak menarik, tetapi ketika saya terus mendengar hal itu, saya bisa melihat bahwa tidak ada kisah lain yang layak didengar seperti yang ini. Saya berpikir bahwa kisah dalam beberapa hal memang sangat baik, tetapi kesimpulan yang saya tangkap adalah bahwa kisahnya sama saja. Namun demikian, saya sangat berbahagia.” Saya yakin bahwa beginilah perasaan di dalam hati anda.
Saudara-saudara, yang saya kotbahkan di sini adalah Firman Yesus. Pengkhotbah harus mengkhotbahkan Firman Yesus. Mengkhotbahkan apa yang dilakukan Yesus bagi kita dan memberitakan kebenaran air dan Roh di dalam Firman yang tertulis tidak lain merupakan hal yang harus dilakukan oleh Gereja Allah. Kita sekarang menjalani kehidupan iman di dalam Gereja. Masuk ke dalam Tempat Kudus, menyalakan lampu-lampu yang ada di ketujuh cabang kandil yang terbuat dari satu talenta emas yang ditempa, makan roti di rumah dari emas murni ini, berdoa di mezbah ukupan, masuk ke Bait Allah, menyembah Dia, dan hidup di dalam rumah dari emas ini—tidak lain dari kehidupan iman kita. 
Anda dan saya sekarang menjalani kehidupan iman yang diberikan oleh Allah. Menerima pengampunan dosa dan menjalani kehidupan iman adalah yang dimaksud dengan hidup di dalam Rumah Allah. “Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” (2 Korintus 4:16). Dengan iman kita kepada kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang dinyatakan di dalam Kemah Suci, jiwa kita hidup di dalam Rumah Allah yang menyinarkan cahaya emas. 
Saya mengucapkan syukur kepada Allah untuk selamanya karena sudah menyelamatkan kita dari segala dosa dan kutukan kita. Haleluya!