Search

Khotbah-Khotbah

Pokok 11: Kemah Suci

[11-4] Alasan Mengapa Allah Memanggil Musa ke Gunung Sinai (Keluaran 19:1-6)

Alasan Mengapa Allah Memanggil Musa ke Gunung Sinai
(Keluaran 19:1-6)
“Pada bulan ketiga setelah orang Israel keluar dari tanah Mesir, mereka tiba di padang gurun Sinai pada hari itu juga. Setelah mereka berangkat dari Rafidim, tibalah mereka di padang gurun Sinai, lalu mereka berkemah di padang gurun; orang Israel berkemah di sana di depan gunung itu. Lalu naiklah Musa menghadap Allah, dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya: “Beginilah kaukatakan kepada keturunan Yakub dan kauberitakan kepada orang Israel: Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firmanKu dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayanganKu sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.”
 
 

Mengapa Allah Memilih Bangsa Israel?

 
Bagian utama yang kita baca di atas diambil dari Keluaran 19:1-6. Meskipun bagian itu tidak panjang, saya memiliki banyak pendapat mengenainya. Dari bagian ini, saya juga akan berbicara mengenai kebenaran yang dinyatakan dari pasal 19 sampai 25 dari kitab Keluaran. Sudah tiga bulan Bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir dan sampai di Gunung Sinai. Allah membuat kemah bagi mereka di dekat Gunung Sinai, dan memanggil Musa ke atas gunung itu.
Setelah memanggil Musa, Allah berkata kepada bangsa Israel, “Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firmanKu dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayanganKu sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagiKu kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.” Alasan mengapa Allah memanggil dan membentuk bangsa Israel adalah untuk membuat mereka menjadi harta kesayangan dan menjadikan mereka sebagai imam-imam di dalam kerajaanNya. 
Inilah tujuan dimana Allah membebaskan bangsa Israel dari Mesir. Cara yang dipakai Allah dalam membuat bangsa Israel menjadi harta kesayanganNya adalah dengan memberikan kepada mereka hukum TauratNya dan sistem korban di Kemah Suci untuk menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka, yang dengan itu Ia akan membasuh segala dosa mereka, menjadikan mereka umatNya sendiri, dan menjadikan mereka sebagai kerajaan imam. Dengan demikian, bangsa Israel harus menyadari hal ini dengan jelas, dan memulihkan iman yang dikehendaki Allah di dalam diri mereka. Untuk membuat bangsa mereka menjadi imam-imam di dalam kerajaan Allah, Allah memberikan kepada mereka, di sisi lain, hukum TauratNya yang terdiri dari 613 peraturan, dan di sisi lain juga, Ia memerintahkan agar mereka membangun Kemah Suci.
Karena itu, kalau bangsa Israel tidak percaya kepada Yesus Kristus yang datang sebagai Mesias mereka, mereka harus bertobat dan percaya kepadaNya dengan sepenuh hati mereka. Yesus, yang adalah perwujudan dari sistem korban persembahan di dalam Kemah Suci, sudah membasuh segala dosa mereka dengan baptisanNya yang diterima dari Yohanes dan darahNya di kayu Salib. Dengan demikian, bangsa Israel harus sepenuhnya menerima kebenaran bahwa Allah sudah menjadikan mereka sebagai umatNya sendiri dengan membawa mereka, keturunan Abraham, keluar dari Mesir, dan dengan membasuh segala dosa mereka melalui persembahan di Kemah Suci. Pada saat itu, karena bangsa Israel tidak mampu menaati hukum Taurat Allah, mereka harus diampuni dosa-dosanya dengan memberikan korban persembahan kepada Allah sesuai dengan sistem korban yang ditetapkan olehNya. Korban persembahan ini adalah gambaran mengenai Yesus Kristus, Juruselamat yang sekarang sudah menyelamatkan manusia dari segala dosa mereka.
Sampai saat ini, bangsa Israel menganggap Musa sebagai nabi yang terbesar di antara semuanya. Mereka benar dalam hal ini. Namun, karena mereka tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Mesias yang sudah menyelamatkan mereka dari segala dosa mereka, mereka tidak mengakui Perjanjian Baru sebagai firman Allah, dan malah hanya mengakui Perjanjian Lama sebagai firman Allah. Tetapi kita harus ingat bahwa Yesus bukan hanya nabi yang lebih besar dari nabi Musa, tetapi Ia adalah Imam Besar di dalam Kerajaan Surga, Mesias yang tentang Dia bangsa Israel sudah menunggu dan berharap. Dengan iman, bangsa Israel sekarang harus menyadari bahwa inti dari korban persembahan di dalam Kemah Suci tidak lain adalah Mesias sendiri.
 

Allah Memerintahkan Agar Bangsa Israel Menghormati Musa, Tetapi…
 
Mengapa Allah meninggikan Musa begitu tinggi di hadapan bangsa Israel? Itu adalah untuk membuat mereka menerima dan percaya kepada semua firman Allah yang dikatakan melalui Musa. Hal itu, dengan kata lain, adalah untuk membuat bangsa Israel percaya bahwa apa yang Musa katakan kepada mereka semuanya adalah firman Allah sendiri. Allah memanggil Musa ke Gunung Sinai sehingga ia bisa ditinggikan melebihi semua orang Israel. Ini membuat bangsa Israel takut kepada Musa dan Allah, dan bangsa Israel, setelah melihat bahwa Musa berbicara dengan Allah, akan menjadi percaya kepadanya, karena Allah berbicara dengan Musa seolah-olah Musa adalah sahabatNya.
Dengan demikian, Firman Allah yang mengatakan bahwa Musa akan membawa bangsa Israel keluar sungguh-sungguh sangat dipercayai oleh bangsa Israel sebagai firman Allah yang sebenarnya yang dikatakan kepada mereka. Namun, dengan menganggap Musa terlalu tinggi, bangsa Israel membuat kesalahan yang sangat besar dengan tidak menerima Yesus Kristus sang Mesias ke dalam hati mereka sebagai Juruselamat mereka. Akhirnya, bangsa Israel tidak bisa mengenal Mesias mereka dengan benar, dan kemudian pada akhirnya menolak kasih keselamatanNya. Mereka sekarang memiliki sebuah tanggungjawab yang sangat besar di hadapan mereka—yaitu, untuk menerima Yesus Kristus, yang adalah nabi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Musa, ke dalam hati mereka sebagai Juruselamat mereka.
 


Allah Memerintahkan Bangsa Israel Untuk Membuat Kemah SuciNya dan Memberikan KepadaNya Korban Persembahan

 
Melalui Musa, Allah memberikan hukum Taurat dan perintahNya kepada bangsa Israel, dan Ia juga memerintahkan agar mereka membangun Kemah Suci. Di dalam Kemah Suci, kasih anugerah Allah yang sungguh-sungguh menghapuskan segala dosa bangsa Israel dinyatakan di dalam tata cara korban. Melalui tata cara korban Kemah Suci ini, Allah juga sudah memberikan pengampunan dosa kepada keturunan Abraham secara rohani, dan Ia sudah membasuh semua dosa mereka sehingga mereka tidak akan berkekurangan apapun untuk menjadi umat Allah sendiri.
Allah memberikan kepada bangsa Israel dua loh batu yang tertulis Sepuluh Hukum Allah. Sepuluh Hukum Allah terdiri dari empat perintah yang bagian awal akan ditaati dalam hubungan Allah dengan manusia, dan keenam perintah yang selanjutnya akan ditaati dalam hubungan antara manusia. Di samping Sepuluh Hukum, Allah juga memberikan kepada bangsa Israel ratusan perintah yang harus mereka taati dalam kehidupan setiap hari mereka.
Alasan mengapa Allah memberikan kepada bangsa Israel begitu banyak perintah adalah untuk menunjukkan di dalam hati mereka bahwa Allah saja Pribadi Ilahi yang mutlak dan sempurna. Untuk umat Israel rohani—yaitu, bagi mereka yang percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat mereka—tidak akan ada ilah yang lain selain Allah. Untuk dengan jelas mengajarkan kepada bangsa Israel sebelum mereka masuk ke tanah Kanaan kebenaran bahwa Ia adalah Jehovah, Allah berbicara kepada Musa di Gunung Sinai untuk memberikan hukum TauratNya kepada mereka. Dan Ia menjadikan mereka, setiap kali mereka berdosa dengan melanggar perintah Allah, diampuni dari segala dosa mereka dengan memberikan korban persembahan di Kemah Suci sesuai dengan sistem korban yang sudah ditetapkanNya. 
 


Bangsa Israel Menerima hukum Taurat dan Perintah dari Allah

 
Mari kita melihat Keluaran 24:3-8: “Lalu datanglah Musa dan memberitahukan kepada bangsa itu segala firman TUHAN dan segala peraturan itu, maka seluruh bangsa itu menjawab serentak: “Segala firman yang telah diucapkan TUHAN itu, akan kami lakukan.” Lalu Musa menuliskan segala firman TUHAN itu. Keesokan harinya pagi-pagi didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu, dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel. Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel, maka mereka mempersembahkan korban bakaran dan menyembelih lembu-lembu jantan sebagai korban keselamatan kepada TUHAN. Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu, lalu ditaruhnya ke dalam pasu, sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu. Diambilnyalah kitab perjanjian itu, lalu dibacakannya dengan didengar oleh bangsa itu dan mereka berkata: “Segala firman TUHAN akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.” Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: “Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.’”
Allah membuat perjanjian dengan darah ketika Ia memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel melalui Musa. Ini berarti, singkatnya, bahwa hukum Taurat Allah adalah Hukum kehidupan. Allah mengatakan hukum kehidupanNya kepada bangsa Israel, dan bangsa Israel harus percaya kepada FirmanNya.
Demikianlah, Musa mengatakan kepada bangsa Israel agar mereka membawa persembahan korban bakaran dan korban pendamaian. Allah memerintahkan agar Musa mengumpulkan bangsanya secara bersama-sama, membacakan hukum Taurat dan perintah, perjanjian Allah. Dan kemudian Musa bertanya kepada mereka, “Maukah engkau menaati apa yang diperintahkan Allah kepada kamu?” Bangsa Israel kemudian menjawab Allah secara serentak bahwa mereka memang mau menaati Dia.
“Aku akan melindungi kamu dan menjadikan kamu kerajaan imam,” Allah kemudian berjanji kepada bangsa Israel melalui Musa. Musa kemudian menyiramkan darah korban bakaran dan korban pendamaian kepada mereka. Ini menunjukkan bahwa ketika seseorang melakukan dosa, ia harus diampuni melalui korban persembahan. Kita harus menerima apa yang dikatakan Allah sebagai Firman kehidupan. Musa mengambil darah korban itu, menyiramkannya kepada bangsa itu, dan mengatakan, “Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.” Ini menjelaskan bahwa karena firman Allah adalah Firman kehidupan, kalau kita tidak menaatinya, kita kemudian harus menanggungkan dosa-dosa itu kepada korban persembahan dengan menumpangkan tangannya ke atas kepalanya, menyembelihnya, dan mempersembahkan kepada Allah darah korban persembahan bagi dosa-dosa kita.
Yang harus kita sadari adalah bahwa di dalam hukum Allah ini, ada penghukuman bagi dosa-dosa kita, tetapi pada saat yang sama, ada juga sistem korban yang membasuh dosa-dosa kita. Karena itu, ketika kita berbicara mengenai hukum Allah dan perintah-perintahNya, kita harus menerimanya ke dalam hati kita pada saat kita mengakui bahwa di dalam Hukum dan perintah-perintah itu bisa ditemukan korban yang memberikan pengampunan dosa kepada kita. Iman ini teramat sangat kita perlukan. Karena kita diberkati ketika kita menaati hukum Allah dan dikutuk kalau kita tidak bisa menaatinya, kita harus percaya bahwa kita harus senantiasa membasuh dosa-dosa kita dengan korban persembahan kita. Demikianlah, mereka yang melakukan dosa harus menerima pengampunan atas dosa-dosa mereka dengan menanggungkan dosa-dosa mereka kepada korban persembahan dengan penumpangan tangan ke atas kepalanya, dan dengan mengambil darah korban itu serta mempersembahkannya kepada Allah. Kita semua harus menyadari bahwa Hukum dan sistem korban adalah Hukum kehidupan, yang melaluinya kita bisa menerima kehidupan yang baru dari Allah.
Karena itu, ketika hukum Allah mengajarkan kepada kita mengenai dosa-dosa kita, Injil air dan Roh menunjukkan kepada kita sebaliknya bahwa segala dosa kita sudah diampuni melalui baptisan yang diterima Yesus Kristus dari Yohanes dan darahNya di kayu Salib—karena itu kebenaran yang sudah menyelamatkan kita dari segala dosa dunia.
Di jaman dahulu, ketika suku-suku membuat perjanjian satu sama lainnya, mereka sering membawa beberapa macam korban persembahan. Mereka membawa domba, kambing, atau sapi jantan, dan mereka memberi tanda kepada persetujuan mereka dengan darah yang diambil dari korban mereka, yang sudah disembelih. Ini menunjukkan bagian yang sangat penting dari persetujuan itu, karena hal itu berarti, “Kalau engkau tidak menaati perjanjian yang baru saja engkau buat denganku, maka engkau pasti akan mati dengan cara yang begini.” Mereka meresmikan perjanjian mereka, singkatnya, dengan darah. 
Demikian juga, Allah juga sudah meresmikan HukumNya dengan darah. Ia mengatakan kepada kita, dengan kata lain, bahwa kalau kita tidak bisa menaati seluruh 613 hukum dan perintah, kita akan dibunuh karena dosa ini. Tetapi pada saat yang sama, Ia juga mengatakan agar kita menerima pengampunan dosa kita dengan memberikan korban persembahan kita dengan iman, dengan menggunakan sistem korban di dalam Kemah Suci.
Kalau kita pernah tidak menganggap serius firman Allah tentang hukum Taurat, kita tidak akan pernah bisa lepas dari murka yang datang dari Allah karena dosa-dosa kita. Tetapi kalau kita memberikan kepadaNya korban persembahan yang ditetapkanNya bagi kita, Allah kemudian akan menerima korban persembahan ini dan mengampuni segala dosa kita. Kita semua harus percaya kepada Hukum kehidupan ini, Hukum keselamatan ini yang mengatakan kepada kita Allah akan mengampuni segala dosa semua orang Israel melalui sistem korban di dalam Kemah Suci, dan dengan itu menerima di dalam hati pengampunan dosa. Siapa saja yang mengabaikan hukum Allah tidak dimasukkan ke dalam belas kasihan Allah, dan karena itu, kita semua harus percaya kepada Hukum dan sistem korban sebagai kebenaran keselamatan, sebagai kehidupan kita sendiri. 
Inilah sebabnya Musa membaca perjanjian yang terbuat dari dan dengan darah yang disiramkan kepada orang-orang Israel ini, mereka membuat perjanjian dengan Allah dengan darah. Karena itu, dengan menyadari bahwa kita akan mati kalau tidak menaati Hukum yang ditetapkan dengan darah ini, kita semua harus menerima pengampunan dosa dengan percaya, selain kepada Hukum Taurat, kepada Yesus Kristus, yang adalah korban bakaran dan korban pendamaian kita kepada Allah. 
Kita semua harus menyadari dan percaya kepada kebenaran bahwa kita bisa diampuni dari segala dosa kita dengan memberikan kepada Allah korban kita seturut dengan sistem korban di dalam Kemah Suci. Melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, Allah sudah dengan jelas mengajarkan kepada kita tentang pengampunan dosa bagi semua manusia. Untuk bisa diampuni dari segala dosa mereka, segala dosa mereka harus ditanggungkan kepada korban persembahan dengan menumpangkan tangan mereka ke atas kepala korban, dan kemudian korban ini harus mencurahkan darah korban untuk diletakkan di tanduk-tanduk mezbah korbah bakaran dan sisa darahnya kemudian dicurahkan ke tanah. 
Inilah korban persembahan yang sangat diperlukan di dalam hukum dosa dan kematian. Karena itu, dengan iman kita, kita semua harus menerima pengampunan dosa yang dijanjikan dengan korban persembahan yang menghapuskan segala dosa kita. Dengan memberikan kepada kita sistem korban Kemah Suci, Allah sudah memberikan kepada kita hukum keselamatan, sehingga kita bisa percaya kepada firman Allah dan diampuni dari segala dosa kita. Kita semua harus menerima berkat pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah dengan menerima ke dalam hati kita dua hukum yang diberikan Allah kepada manusia: Hukum itu sendiri dan sistem korban di dalam Kemah Suci. 
 
 

Bagaimana Kita Bisa Diselamatkan Dari Segala Dosa Kita?

 
Melalui sistem korban yang diberikan Allah kepada Musa, Ia menunjukkan kepada bangsa Israel bahwa keselamatan mereka dari segala dosa mereka hanya dimungkinkan melalui iman mereka kepada pengampunan dosa melalui korban persembahan mereka.
Ketika kita memberikan kepada Allah iman kita yang percaya kepada sistem korban yang ditetapkan olehNya, Ia akan menerima iman kita dan menyelamatkan kita dari segala dosa kita. Mengapa? Karena Allah sudah menyelamatkan seluruh manusia dari segala dosa mereka, dan kepada mereka yang percaya, Ia memberikan berkat-berkat pengudusanNya yang menguduskan mereka dari segala dosa mereka. Melalui sistem korban yang ditetapkan oleh Dia yang adalah Mutlak, Allah sudah memungkinkan kita untuk memahami hukum keselamatan. Kalau seseorang tidak mengetahui dan juga tidak percaya kepada kebenaran bahwa Yesus Kristus sudah menghapus segala dosanya untuk selamanya melalui baptisanNya dan darahNya di kayu Salib, ia pasti akan dihukum. Kita semua harus percaya kepada kasih belas kasihan Allah.
Allah sudah menyelamatkan kita melalui sistem korban Kemah Suci, yang cara keselamatannya adalah dengan menanggungkan segala dosa kita kepada binatang korban melalui penumpangan tangan kita ke atas kepalanya. Demikian juga, kita semua harus percaya kepada Injil anugerah yang sudah memungkinkan kita semua yang percaya kepada kebenaran ini untuk dibasuh dosa-dosanya. Mereka yang tidak mengakui hukum Taurat dan sistem korban di hadapan Allah tidak akan pernah bisa menerima pengampunan dosa untuk selamanya, tetapi mereka yang percaya kepada Injil anugerah Allah bisa menerima pengampunan dosa kekal.
Allah tidak hanya melarang kita melakukan dosa, tetapi Ia mengajarkan kepada kita bahwa kita adalah makhluk berdosa yang tidak bisa tidak melakukan dosa setiap hari. Karena itu, ia memerintahkan agar kita memberikan kepadaNya korban persembahan untuk menerima pengampunan atas dosa-dosa itu. Inilah sebabnya Allah mengatakan, ketika ada seorang berdosa memberikan korban persembahan mereka, “Kaubuatlah bagiKu mezbah dari tanah dan persembahkanlah di atasnya korban bakaranmu dan korban keselamatanmu, kambing dombamu dan lembu sapimu. Pada setiap tempat yang Kutentukan menjadi tempat peringatan bagi nama-Ku, Aku akan datang kepadamu dan memberkati engkau” (Keluaran 20:24).
Korban penghapus dosa yang dipersembahkan bangsa Israel kepada Allah adalah dalam bentuk penumpangan tangan mereka ke atas kepala korban, yang melaluinya dosa-dosa mereka ditanggungkan kepadanya, mengambil darahnya dan meletakannya di tanduk-tanduk Mezbah Korban Bakaran, dan meletakkan dagingnya di Mezbah serta membakarnya dengan api. Percaya dengan sepenuh hati kepada hukum keselamatan yang diberikan Allah sangat penting setiap kali mereka mengadakan korban untuk dipersembahkan. Korban yang dikehendaki Allah bukanlah sekedar ritual saja, tetapi yang dilakukan dengan kesungguhan saja yang menanggungkan segala dosa mereka ke atas korban persembahan dengan iman, dengan keyakinan bahwa mereka memang ditentukan untuk masuk neraka kalau bukan karena anugerah Allah. 
Tuhan kita dibaptiskan oleh Yohanes dan mencurahkan darahNya di kayu Salib untuk melenyapkan dosa-dosa kita. Ia memutuskan untuk menghapus segala dosa kita dengan sistem korban persembahan yang sama. Korban dengan iman ini menggambarkan korban keselamatan di dalam Perjanjian Baru yang digenapi oleh Yesus Kristus—yaitu, Kristus datang ke dunia ini, menanggung segala dosa dunia melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, mati di kayu Salib, dan dengan itu menyelamatkan seluruh umat manusia dari dosa-dosa mereka. Dengan percaya sepenuh hati kepada kebenaran inilah yang menjadikan kita sebagai anak-anak Allah.
 

Kita Harus Membuang Iman Doktrinal 
 
Keluaran 20:25-26 mengatakan, “Tetapi jika engkau membuat bagiKu mezbah dari batu, maka jangan engkau mendirikannya dari batu pahat, sebab apabila engkau mengerjakannya dengan beliung, maka engkau melanggar kekudusannya. Juga jangan engkau naik tangga ke atas ke mezbah-Ku, supaya auratmu jangan kelihatan di atasnya.” Kita harus memperhatikan apa yang dikatakan Allah di dalam ayat itu. Allah mengatakan kepada orang Israel saat membuat mezbah, jika mereka mau membangun mezbah dari batu, mereka tidak boleh membuatnya dari batu pahat, tetapi dengan batu yang sudah teratur dalam bentuk dan ukuran yang aslinya. Apa artinya? Artinya Allah berkenan untuk menerima iman kita kepada keselamatanNya, yang tidak akan pernah bisa ditambahi atau dikurangi dengan pemikiran manusia. 
Dan Allah memperingatkan kepada kita di dalam ayat itu, “Juga jangan engkau naik tangga ke atas ke mezbah-Ku, supaya auratmu jangan kelihatan di atasnya,” yaitu agar kita jangan menyembah Dia dengan iman buatan manusia, iman keagamaan semata. Semua itu membentuk prinsip yang mendasar dan umum di dalam keagamaan mereka yang mengajarkan supaya manusia menjadi kudus setahap demi setahap ketika mereka menjalani kehidupan keagamaan mereka dengan setia. Bahkan orang-orang yang mengaku beragama Kristen mengatakan bahwa mereka bisa dikuduskan secara bertahap ketika mereka menjalani kehidupan yang baik di hadapan hukum Allah.
Tetapi, apakah itu benar? Sama sekali tidak! Manusia, yang dilahirkan sebagai keturunan Adam, tidak bisa menaati hukum Allah karena dosa-dosa mereka, dan mereka tidak bisa menghindar dari menghadapi kematian yang pasti karena dosa-dosa itu. Dengan itu, untuk menyelamatkan orang-orang yang demikian dari dosa-dosa dunia, Allah menetapkan sistem korban Kemah Suci, dan memang sudah menyelamatkan mereka semua. 
Karena itu, kita semua harus menerima Injil anugerah, tentang pengampunan atas dosa kita, tentang keselamatan kita yang ditetapkan Allah melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang dinyatakan di pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Kita semua harus percaya seperti yang sesungguhnya tercatat di dalam Firman Alkitab, bahwa Yesus Kristus datang ke dunia ini sebagai Allah atas Firman, dan Ia melakukan karyaNya seperti yang dinubuatkan didalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang dinyatakan di dalam Kemah Suci, dan Ia memang sudah menyelamatkan kita dari dosa dengan cara demikian. 
Tetapi bagaimana dengan orang-orang yang hanya memiliki iman keagamaan dan doktrinal saja? Apa yang mereka lakukan untuk diampuni dari segala dosa mereka? Orang-orang yang demikian berusaha untuk menerima pengampunan dosa dengan menaikan doa pertobatan, dan berusaha, pada akhirnya, untuk menjadi benar melalui Doktrin Pengudusan bertahap. Iman yang keliru, yang hanya doktrinal ini adalah buatan manusia. Berusaha untuk bertemu dengan Allah menggunakan upaya manusia sendiri adalah sebuah kesombongan, dan tidak lain dari kenyataan akan kejahatan keagamaan yang dibuat oleh manusia.
Manusia harus terlebih dahulu mengakui bahwa tidak ada sesuatupun di dalam diri mereka yang bisa membuat dosa-dosa mereka dilenyapkan di hadapan Allah. Ketika kita dilahirkan ke dalam dunia ini, kita semua dilahirkan sebagai makhluk yang tidak bisa tidak melakukan dosa kita, dan inilah sebabnya kita senantiasa melakukan begitu banyak dosa. Tidak peduli bagaimanapun Allah melarang kita berdosa di dalam hukumNya, kita semua adalah sedemikian sampai kita tidak bisa tidak melanggar keseluruhan isi hukumNya dan melakukan banyak sekali dosa di hadapan Allah. Karena itu, kita harus mengakui di hadapan hukum Allah bahwa kita penuh dosa. Dan kita harus percaya dengan hati kita kepada kebenaran keselamatan bahwa Allah sudah menyelamatkan kita dari segala dosa kita melalui karya Tuhan kita yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya.
Tidak ada cara lain kecuali percaya kepada firman Allah, bahwa untuk membebaskan kita dari dosa dunia ini, Tuhan sendiri menjadi korban persembahan bagi kita melalui baptisanNya, dan dengan itu Ia memang sudah menyelamatkan kita dari dosa. Alkitab mengatakan bahwa tidak ada ilah lain selain Jehovah, dan bahwa tidak ada yang datang kepada Bapa selain melalui Yesus Kristus (Yohanes 14:6). Dengan mengenali, dan percaya kepada Firman hukum Allah, kita menjadi orang-orang berdosa, dan dengan percaya kepada Injil air dan Roh, kita diselamatkan dari dosa kita. Inilah kebenaran dan iman kita yang sebenarnya kepada Allah.
Dengan demikian, kita semua harus percaya kepada keselamatanNya seperti yang terkandung di dalam hukum pengampunan dosa yang sudah ditetapkan Tuhan bagi kita untuk menyelamatkan kita dari dosa kita. Kekristenan bukanlah hanya sekedar salah satu dari agama dunia ini, tetapi suatu kebenaran keselamatan yang dibangun di atas dasar iman kita yang percaya kepada Yesus Kristus yang menyatakan diri di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya.
 

Melalui Petikan Utama Diatas, Kita Semua Harus Menyadari Mengapa Allah Telah Memanggil Kita 
 
Kita semua harus menyadari kenyataan bahwa Allah sudah memanggil anda dan saya untuk menjadikan kita sebagai hartaNya yang sangat berharga. Anda dan saya tidak akan pernah menjadi umat Allah dengan perbuatan atau usaha kita sendiri. Namun, anda dan saya menjadi anak-anak Allah karena kita sudah percaya kepada kebenaran bahwa Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk membebaskan kita dari kutukan Hukum dan penghakiman serta kebinasaan neraka. Dengan dibaptiskan oleh Yohanes dan mencurahkan darahNya di kayu Salib, Ia memang sudah sepenuhnya menyelamatkan kita yang percaya. Mesias, Anak Allah, datang ke dunia ini dalam rupa manusia, menanggung segala dosa manusia dengan baptisanNya sekaligus, membawa dosa-dosa itu ke atas kayu Salib, mengorbankan diriNya bagi kita untuk membayar upah dosa-dosa kita dengan disalibkan, bangkit dari kematian, dan dengan itu menjadi Juruselamat bagi orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepadaNya dengan sepenuh hati mereka.
Allah mengatakan kepada kita bahwa Ia sudah memberikan kepada manusia pengampunan dosa yang sempurna melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Tuhan kita bertanya, “Apakah engkau percaya kepada karyaKu, kepada apa yang sudah Aku lakukan untuk pengampunan dosamu, bahwa Aku datang ke dunia ini dan dibaptiskan oleh Yohanes serta mencurahkan darahKu di kayu Salib?” Di hadapan Allah, yang bisa kita katakan hanya “ya.” Agar kita bisa diselamatkan, tidak ada cara lain kecuali percaya kepada pengampunan dosa yang diberikan Allah kepada kita. Bukan hanya orang-orang Israel di jaman Perjanjian Lama, tetapi anda dan saya saat ini—dan memang, seluruh manusia di seluruh dunia—harus mengerti mengapa Allah memanggil Musa ke Gunung Sinai dan mengucapkan FirmanNya kepadanya di bagian yang kita baca.
Allah sudah memberikan kepada bangsa Israel Sepuluh Perintah, dan kemudian memerintahkan supaya mereka membangun mezbah dari tanah dengan iman untuk menerima pengampunan dosa mereka (Keluaran 20:24). Demikian juga, melalui iman kita kepada Injil air dan Roh yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang diberikan Allah kepada kita, kita juga harus ditebus dari segala dosa kita. 
Apakah nama Allah sendiri? NamaNya adalah “Yahweh.” Artinya, “AKU ADALAH AKU,” yaitu, Allah adalah Dia yang ada dari DiriNya sendiri. Bagaimana, kemudian, Ia datang kepada kita? Ia datang kepada kita melalui air dan Roh (Yohanes 3:5). Tuhan kita datang ke dunia ini dalam rupa manusia, mengambil segala dosa manusia dengan dibaptiskan oleh Yohanes, dan dikorbankan atas nama kita dengan disalibkan sampai mati. Karena semua itu adalah benar, dan karena kita harus percaya dengan cara demikian, kemudian Allah mengatakan kepada kita supaya kita memiliki iman yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang dipakai di pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Iman yang benar ada hanya kalau kita menyangkal pemikiran kita sendiri dan mengakui pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah. Kita tidak akan pernah cukup dalam mengucap syukur kepadaNya yang memberikan kepada kita kasih yang tidak bersyarat seperti itu, karena kita tidak memiliki apapun yang bisa kita banggakan di hadapan Allah.
Kita harus meletakkan dasar iman kita di dalam pengetahuan yang Alkitabiah akan Allah. Allah berbicara mengenai dasar iman ini kepada bangsa Israel, dan Ia juga berbicara kepada kita. Bahkan saat ini, anda harus menyadari dan percaya kepada kebenaran yang dinyatakan di dalam warna-warna pintu gerbang pelataran Kemah Suci, warna-warna yang menjadi bagian penting dari iman. Kita harus percaya kepada Allah yang benar. Untuk menyelamatkan anda dan saya dari dosa-dosa kita, Allah sendiri menanggung segala dosa kita dengan baptisanNya dan mencurahkan darahNya di kayu Salib. 
Anda, yang juga ingin menjadi orang Israel secara rohani, harus percaya kepada Injil air dan Roh untuk bisa diselamatkan dari dosa anda dengan menegaskan kembali sistem korban yang sudah dihancurkan oleh orang-orang yang mengaku beragama Kristen. Anda dan saya harus mengenal Injil air dan Roh yang dinyatakan didalam kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, dan sekali lagi meletakan dasar iman kita tentang pengampunan dosa sehingga bisa bertahan benar dan kuat. 
Kita harus bersyukur kepada Yesus dengan iman kita. Untuk menyelamatkan kita yang tidak bisa lepas dari penentuan masuk neraka, Allah Bapa mengutus kepada kita Yesus Kristus, yang datang dalam kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, melalui Firman kebenaranNya. Dengan percaya sepenuh hati kepada kebenaran ini bahwa Tuhan kita sudah menyelamatkan kita dari dosa kita dengan empat pelayananNya yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, dan dengan percaya kepada kasih anugerahNya, kita memberikan semua ucapan syukur kita kepada Allah. Hanya kalau kita mengerti dengan baik dan percaya kepada alasan mengapa Allah memanggil Musa ke Gunung Sinai saja kita bisa disebut sebagai orang-orang yang sudah meletakkan dasar iman di dalam pengampunan dosa yang sebenarnya. Anda dan saya harus mengerti alasan mengapa Allah memanggil kita ke Gunung Sinai, dan percaya kepada hal itu: hal itu adalah untuk mengampuni segala dosa kita melalui korban persembahan, dan untuk menjadikan kita sebagai anak-anakNya sendiri.
Dari kebenaran yang dinyatakan di dalam pintu gerbang pelataran Kemah Suci, anda akan bisa semakin banyak menemukan kasih anugerah Allah. Pengharapan dan doa saya yang tulus adalah agar anda semua akan percaya kepada kasih anugerah Allah dan menerimanya ke dalam hati anda.