Search

Khotbah-Khotbah

Pokok 11: Kemah Suci

[11-6] Janji Allah Yang Ditetapkan di dalam Perjanjian Sunat Masih Efektif Untuk Kita (Kejadian 17:1-14)

Janji Allah Yang Ditetapkan di dalam Perjanjian Sunat Masih Efektif Untuk Kita
(Kejadian 17:1-14)
“Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: “Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapanKu dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.” Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: “Dari pihakKu, inilah perjanjianKu dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kau diami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka.” Lagi firman Allah kepada Abraham: “Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjianKu, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjianKu, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjianKu itu menjadi perjanjian yang kekal. Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjianKu.”
 

Dalam pasal 17 Kitab Kejadian, perjanjian sunat yang ditetapkan Allah dengan Abraham menunjukkan kepada kita sunat rohani yang dengannya semua dosa disingkirkan dari bangsa Israel dengan meletakkan tangan mereka ke atas korban persembahan di Kemah Suci dan dengan itu menanggungkan dosa-dosa mereka ke korban itu. Dengan kata lain, perjanjian yang ditetapkan Allah dengan Abraham adalah gambaran awal mengenai korban penghapus dosa dan korban bakaran. Janji yang dibuat Allah kepada Abraham dengan sunat, bahwa Ia akan menjadi Allah mereka dan Allah keturunannya, menubuatkan, dengan mengingat kepada Kemah Suci, bahwa keturunan Abraham akan menanggungkan dosa-dosa mereka kepada korban persembahan dengan meletakan tangan mereka ke atas kepala korban itu. Kita juga harus menyadari dan percaya bahwa hal ini menunjukkan kepada kita, selanjutnya, bahwa di dalam masa Perjanjian Baru Yesus menanggung segala dosa dunia dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes.
Allah berjanji kepada Abraham, “Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya… Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu” (Kejadian 15:5). Dengan menampakkan diri kepada Abraham, Allah berjanji sekali lagi, “Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu” (Kejadian 17:6-7). 
Janji yang dibuat Allah kepada Abraham dan keturunannya datang melalui sunat. Sunat memiliki kesamaan dengan penumpangan tangan yang akan dilakukan ketika bangsa Israel akan memberikan korban persembahan mereka kepada Allah. Hal itu juga menubuatkan, akan jaman Perjanjian Baru, pengampunan dosa dipenuhi oleh Yesus menanggung segala dosa dunia dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes. Kita harus mengerti dan percaya bahwa sunat Perjanjian Lama yang dinubuatkan oleh Allah kepada Abraham juga dinyatakan di dalam Perjanjian Baru dengan sunat rohani yang membasuh dosa yang digenapi dengan baptisan Yesus. Dan hal itu juga menjelaskan kepada kita, selanjutnya, bahwa iman Abraham juga diperlukan oleh bangsa Israel ketika mereka memberikan korban persembahan di Kemah Suci.
Allah berkata kepada Abraham, “haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu” (Kejadian 17:11-12). Allah, dengan kata lain, membuat janjiNya kepada Abraham dan keturunannya melalui sunat. Ia berjanji bahwa Ia akan menjadi Allah Abraham dan keturunannya, tetapi sebaliknya, Abraham dan keturunannya harus disunatkan: “Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjianKu itu menjadi perjanjian yang kekal” (Kejadian 17:13).
Inilah sebabnya dari antara semua manusia di dunia ini, hanya orang Israel yang harus mengerat kulit khatannya sejak jaman Abraham. Saat ini, sunat sudah makin berkembang karena manfaat kesehatan, tetapi pada masa itu, hanya laki-laki Israel yang disunatkan. Ini adalah tanda janji Allah kepada Abraham, dan Allah menjadikan dia dan bangsa Israel, keturunnnya, membawa di alam dagingnya tanda perjanjian yang ditetapkannya dengan mereka.
Kejadian 17:11 mengatakan, “haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.” Jadi sunat adalah tanda perjanjian. Secara singkatnya, inilah cara Allah membuat perjanjianNya: “Bagaimana kamu tahu bahwa kamu adalah umatKu? Kamu mengetahuinya dengan melihat kepada bekas luka sunatmu. Sejak saat ini, setiap laki-laki yang lahir di antaramu harus disunat kulit khatannya. Dengan cara ini, perjanjianKu akan senantiasa di dalam dagingmu sebagai sebuah perjanjian kekal. Aku berjanji untuk menjadi Allahmu dan keturunanmu. Dan Aku berjanji akan memberkati kamu, memperbanyak jumlahmu, untuk membuat kamu tetap ada selamanya, dan untuk menjadikan kamu sebuah bangsa dan mengangkat raja-raja dari antaramu” (Kejadian 17:4-14).
Allah mengatakan bahwa perjanjian yang ditetapkanNya dengan Abraham dan keturunannya akan dilihat di dalam daging mereka. Janji Allah ditandai, dengan kata lain, di dalam bekas luka sunat yang diterima oleh laki-laki Israel. Allah membuat janjiNya kepada bangsa Israel melalui sunat mereka, dan, dengan itu, apakah seseorang disunat atau tidak menentukan apakah mereka keturunan Abraham atau bukan. Orang-orang yang disunat, kemudian, dikenal dan diberkati oleh Allah sebagai keturunan Abraham, sementara orang-orang yang tidak bersunat tidak dikenal sebagai keturunannya.
 

Abraham Adalah Orang Yang Sangat Penting Bagi Bangsa Israel 
 
Bagi bangsa Israel, orang yang jauh lebih penting dibandingkan dengan Musa, bapa hukum Taurat, tidak lain dari Abraham sendiri, yang adalah bapa iman. Meskipun ada banyak orang Israel yang tidak mengenal Nuh, hanya sedikit, kalau ada, yang tidak ingat lagi kepada Abraham. Hanya sedikit saja di antara mereka yang mengenal Sem, Seth, atau Metusalah, tetapi Abraham tetap menjadi bapa iman yang tidak akan terlupakan dari seluruh orang Israel. Mereka semua mengenal, percaya dan mengikuti dia sebagai bapa dari bangsa mereka. Dengan demikian, perjanjian yang dibuat oleh Allah melalui Abraham masih tetap efektif.
Bangsa Israel sepenuhnya yakin di dalam diri mereka, dan percaya, “Kami adalah keturunan Abraham. Bangsa kami membawa tanda sunat di dalam daging kami. Allah dengan itu menjadi Allah kami, dan kami adalah umatNya sendiri.” Alasan mengapa bangsa Israel menganggap diri mereka sebagai umat pilihan adalah karena mereka masih percaya kepada perjanjian yang ditetapkan oleh Allah dengan Abraham melalui sunat.
Abraham memiliki dua istri: istrinya yang sah Sarai yang kemudian diberi nama Sarah oleh Allah, dan istri keduanya Hagar, yang bekas pembantu Sarai. Karena nampaknya Sarai tidak akan memberikan anak, Abraham, dengan pemikirannya sendiri, berusaha mendapatkan anak melalui Hagar (Kejadian 16:1-4). Tetapi Allah mengatakan bahwa karena Sarai adalah istri yang sah dari Abraham, maka dari dialah Ia akan memberikan anak kepada Abraham sebanyak bintang di angkasa. Karena Allah berjanji bahwa Ia hanya akan menerima anak yang dilahirkan dari Sarai sebagai umatNya, maka Ismael, yang dilahirkan dari istri keduanya Hagar, tidak diakui demikian di hadapan Allah.
Kalau orang Israel tidak disunat, janji yang diberikan Allah kepada mereka tidak akan menjadi efektif. Allah memerintahkan agar mereka disunatkan sebagai tanda dari perjanjianNya sehingga perjanjian ini akan tetap ada di dalam daging mereka. Dengan itu, bangsa Israel dipastikan akan menjalani sunat, karena keadaan tidak bersunat akan menjadikan janji Allah menjadi tidak efektif. Mungkin tidak ada seorangpun di antara bangsa Israel yang tidak disunat, karena mereka sangat mengerti bahwa tidak bersunat adalah sama seperti bangsa-bangsa lain, yang kepada mereka janji Allah sama sekali tidak ada hubungannya.
 
 

Sunat rohani

 
Perjanjian yang ditetapkan Allah dengan Abraham dan keturunannya sudah sepenuhnya dipenuhi melalui pengampunan dosa yang digenapi oleh Yesus Kristus ketika Ia datang ke dunia ini dan menanggung segala dosa manusia dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. 
Allah mengatakan kepada bangsa Israel untuk membuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci dan layar tutupnya dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya (Keluaran 26:31, 27:16). Melalui bentuk yang sangat terperinci di dalam Kemah Suci ini, Allah sudah mengajarkan kepada kita keselamatan yang datang melalui Yesus Kristus. Mereka yang percaya kepada kebenaran bahwa Tuhan datang ke dunia ini, menanggung segala dosa manusia dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes ketika berusia 30 tahun, mati di kayu Salib, dan dengan itu mengampuni segala dosa kita—mereka semua adalah keturunan Abraham. Allah sudah menjadi Allah mereka yang percaya kepada kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya di dalam Kemah Suci.
Dengan percaya kepada baptisan Yesus, kita semua harus mendapatkan sunat rohani. Sunat rohani ini tidak lain dari mengerat dosa-dosa di dalam hati kita dengan percaya bahwa segala dosa kita ditanggungkan kepada Yesus Kristus melalui baptisanNya (Roma 2:29).
Dengan itu, mereka yang sudah menerima pengampunan dosa saat ini dengan percaya kepada Injil air dan Roh yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya adalah para raja di dalam Kerajaan Allah dan anak-anakNya. Seperti yang dijanjikan Allah, “dari padamu akan berasal raja-raja,” (Kejadian 17:6). UmatNya memang akan berasal dari seluruh penjuru dunia. 
Kalau kita ingin menjadi keturunan Abraham, kita harus percaya kepada baptisan yang Yesus terima di dunia ini dan darahNya di kayu Salib. Dengan itu, saya rasa teramat sangat penting untuk mengerti betapa pentingnya mengenal dan percaya kepada baptisan Yesus. Yesus Kristus adalah Raja segala raja. Ia adalah Raja segala raja yang mengenakan jubah ungu (Yohanes 19:5). Yesus Kristus adalah Raja alam semesta dan sang Pencipta. Ia adalah Anak Tunggal Allah, datang ke dunia ini dalam ketaatan kepada kehendak Bapa, dan untuk menyelamatkan kita dari dosa kita, Ia menanggung segala dosa kita melalui baptisanNya dengan sekaligus. Untuk menghapus dosa-dosa kita, Ia mengerat segala dosa dari hati kita dan meletakan semuanya itu ke atas diriNya melalui baptisanNya, dan dihukum untuk segala dosa kita dengan mencurahkan darahNya di kayu Salib. Dengan itu, semua yang percaya kepada kebenaran ini bisa menjadi keturunan Abraham. 
Abraham, keluarganya, dan keturunannya semua disunat secara fisik. Bahkan budak-budak yang dibeli dengan uang dari bangsa-bangsa asing juga disunatkan. Ketika mereka percaya kepada perjanjian dan kemudian disunatkan, bahkan bangsa-bangsa asing itu juga diberkati, dan Allah juga menjadi Allah mereka. Demikianlah, hanya dengan iman kita bisa menjadi anak-anak Allah, dengan iman kita diberkati oleh Allah, dengan iman kita bisa masuk Surga, dan dengan iman kita semua hidup sebagai raja di dunia ini. Di masa Perjanjian Baru, iman ini adalah iman orang-orang yang percaya bahwa Yesus menanggung segala dosa dunia dengan baptisanNya.
Namun, beberapa orang mengatakan bahwa baptisan Yesus ini tidak penting, karena mereka percaya bahwa mereka sudah diampuni dari segala dosa mereka hanya dengan percaya kepada darahNya di kayu Salib. Meskipun mereka percaya kepada penumpangan tangan di atas kepala korban persembahan yang dilakukan di jaman Kemah Suci, mereka hanya menganggap sepele baptisan Yesus sendiri. Mereka kemudian mengajarkan bahwa karena iman Abraham diterima bahkan sebelum kedatangan Yesus yang pertama ke dunia ini dan bahkan jauh sebelum Kemah Suci Musa, mereka masih diselamatkan hanya dengan percaya kepada Firman darah di kayu Salib, bahkan tanpa percaya dengan jelas kepada Firman baptisan Yesus. 
Tetapi kita harus ingat bahwa ketika Allah memerintahkan Abraham untuk membawa seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati—untuk membuat Abraham menyadari bahwa Ia akan memberikan tanah Kanaan kepada Abraham dan keturunannya sebagai warisan—yang dimaksud Allah adalah korban bakaran yang dipersembahkan dengan api. Kejadian 15:17 mengatakan, “Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.” Allah juga menerima korban bakaran Habel dan imannya, tetapi Ia tidak menerima iman Kain, yang tidak percaya kepada korban persembahan bakaran.
Di antara orang Kristen jaman ini, ada terlalu banyak yang salah paham dan mengira bahwa mereka diselamatkan hanya dengan secara buta percaya kepada Yesus, tanpa pernah disunatkan secara rohani dalam iman. Mereka hanya percaya kepada penyaliban Yesus, tanpa percaya kepada kebenaran bahwa segala dosa mereka ditanggungkan kepada Yesus melalui baptisanNya. Orang-orang ini tidak pernah bisa menjadi umat Allah, karena percaya dengan cara demikian tidak pernah menghapus segala dosa dari dalam hati mereka. Seperti yang dikatakan Allah bahwa tanda perjanjianNya ada di dalam daging yaitu sunat, dengan demikian orang-orang yang tidak disunat tidak ada hubungannya dengan janji Allah ini.
Bisakah manusia diselamatkan dari dosa tanpa percaya kepada baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes Pembaptis? Bisakah orang-orang yang demikian menjadi anak-anak Allah? Bisakah mereka masuk Surga? Bisakah mereka menjadi raja didalam kerajaanNya? Jawabannya sangat jelas sekali tidak! Di ayat yang kita baca tadi memberikan keterangan yang sangat jelas untuk hal ini. Saat ini, janji yang dibuat Allah kepada Abraham adalah janji yang sama yang diberikanNya untuk anda dan saya, orang-orang yang sudah menerima pengampunan dosa dengan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, di dalam baptisan dan darahNya di kayu Salib. Untuk kita yang percaya, Firman berkat yang dikatakan Allah kepada Abraham bisa diterapkan.
 


Orang yang Sungguh-sungguh Percaya Kepada Yesus Tidak Mengikuti Doktrin Buatan Sendiri

 
Firman Allah di dalam Alkitab adalah kebenaran yang pasti dan jelas tentang keselamatan; semakin anda membaca dan merenungkannya, akan menjadi semakin pasti dan semakin jelas. Di antara orang Kristen jaman ini, ada orang-orang yang imannya keliru, percaya dan mengikuti Allah dengan didasari oleh pandangan mereka sendiri, dan tidak menyadari bahwa yang mereka percayai sebenarnya adalah salah. Dasar dari iman orang-orang yang demikian adalah salah. Percaya secara buta bahwa Yesus sudah menyelamatkan mereka mungkin cukup untuk memuaskan hati nurani mereka sendiri, tetapi mereka harus menyadari bahwa Allah tidak menerima iman mereka yang buta itu.
Tuhan kita mengatakan bahwa siapa saja mau mengikuti Dia harus terlebih dahulu menyangkal dirinya dan memikul salibnya. Siapa saja yang percaya kepada firman Allah harus menyingkirkan pemikirannya sendiri dan percaya sesuai dengan apa yang sesungguhnya dikatakan oleh firman Allah. Saat ini, anda dan saya harus percaya kepada pengampunan dosa yang diberikan Yesus Kristus dengan datang ke dunia ini, menanggung dan membawa dosa-dosa dunia dengan baptisanNya, mencurahkan darahNya di kayu Salib, dan bangkit kembali dari kematian.
Di jaman ini, ada terlalu banyak sekali orang yang tidak percaya demikian, tetapi yang dengan buta berpegang kepada nama Yesus, dan mengatakan bahwa mereka memiliki jalan kepercayaan sendiri. Iman orang-orang yang demikian tidak ada hubungannya dengan Injil air dan Roh yang diberikan Yesus. Sebagai contoh, ada orang-orang yang mengatakan bahwa Yesus menampakkan diri kepada mereka ketika mereka berdoa jauh di pedalaman gunung, dan menegaskan bahwa itulah cara mereka diselamatkan. Contoh yang lain, ada orang-orang yang mengatakan bahwa dosa-dosa mereka dilenyapkan ketika mereka datang ke gereja, berpuasa dan berdoa semalaman, karena mereka sangat berduka atas dosa-dosa mereka, yang tidak bisa mereka hilangkan dengan doa-doa pertobatan mereka. 
Iman jenis ini tidak ada hubungannya dengan keselamatan yang benar yang hanya datang melalui Injil air dan Roh yang diberikan Tuhan kita. Dimana firman Allah mengatakan bahwa Ia akan mengampuni dosa kita kalau kita hanya memiliki iman yang demikian? Tidak ada! Orang-orang itu, yang tidak mengerti dengan jelas bahwa Allah adalah Dia yang mutlak dan Yesus adalah Yang Mahakuasa, hanya meminjam nama Kristus, menambahkan pemahaman mereka yang dangkal dan tidak pasti tentang Allah kepada iman mereka yang tidak bisa diandalkan—dan dengan itu menyebut nama Allah secara sembarangan, melupakan segala dosa mereka dan mengumpulkan lebih banyak murka Allah. Orang-orang yang demikian sudah membangun Yesus fiktif mereka sendiri dan keselamatan menurut diri mereka sendiri, dan percaya kepada semua hasil dari imanjinasi mereka itu.
Kejadian 17:14 mengatakan, “Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjianKu.” Allah sudah dengan jelas berjanji bahwa Ia akan menyelamatkan kita dari dosa kita melalui sunat rohani. Dan Allah juga sudah berjanji secara jelas bahwa hanya orang-orang yang dilahirkan kembali dari air dan Roh yang akan menjadi anak-anakNya. Demikianlah, mereka yang hanya percaya kepada darah Yesus di kayu Salib tanpa percaya kepada baptisanNya tidak bisa menjadi anak-anak Allah. Orang-orang yang demikian sudah mengkhianati Allah, karena mereka tidak percaya Injil yang dijanjikan Allah, dan mereka kemudian terpisah dari umat Allah dan dikutuk olehNya.
Dasar iman yang bisa menyelamatkan kita dari dosa tidak lain adalah Injil air dan Roh. Hanya ketika Injil air dan Roh dibentangkan sebagai dasar kita saja kita bisa percaya kepada firman Allah secara kuat dan penuh. Bagaimana orang-orang bukan Yahudi secara rohani yang tidak disunat rohani bisa menerima firman Allah ke dalam hati mereka? Mereka tidak akan pernah bisa! Karena Injil air dan Roh memungkinkan kita untuk mendapat sunat rohani, memampukan kita menjadi anak-anak Allah, tanpa memiliki dasar yang sangat pasti ini, firman Allah hanya akan datang kepada kita sebagai pengetahuan intelektual semata.
Inilah sebabnya pengajaran rohani dari para hamba Allah yang dilahirkan kembali hanya bisa dimengerti dan diterima untuk orang-orang yang pada dasarnya percaya kepada Injil air dan Roh. Dengan kata lain, hanya mereka yang dilahirkan kembali dari air dan Roh yang bisa mendengar dan memahami firman Allah. Ketika kita bertemu dengan orang-orang, yang karena tidak mengerti Injil air dan Roh, mengatakan bahwa dirinya sudah dilahirkan kembali hanya melalui darah di kayu Salib, meskipun mereka mengatakan bahwa kita semua percaya kepada Allah yang sama, kita tetap saja merasa bahwa kita sedang berbicara mengenai Allah yang sama sekali berbeda. Siapakah Allah yang sejati di sini? Allah yang sejati adalah Allah yang memberikan Firman PerjanjianNya kepada Abraham.
Allah berjanji kepada Abraham dan keturunannya, “dalam dagingmulah perjanjianKu itu menjadi perjanjian yang kekal” (Kejadian 17:13). Dimana tanda yang mengatakan bahwa kita sudah menerima pengampunan dosa? Janji itu ditemukan di dalam hati kita. Dengan percaya kepada baptisan Yesus di dalam hati kita, kita menjadi anak-anak Allah, dimana hati kita sudah sungguh-sungguh menerima sunat rohani dengan percaya kepada Injil yang benar. Kita menjadi anak-anakNya dengan percaya dengan hati kita bahwa Tuhan sudah dibaptiskan karena dosa-dosa kita untuk menanggung segala dosa kita dan bahwa kita sudah menerima sunat rohani. 
Dengan iman kita saja kebenaran bahwa kita sudah menanggungkan segala dosa kita kepada Yesus Kristus, dan Yesus, kemudian, membawa dosa-dosa kita itu ke kayu Salib, disalibkan menggantikan kita, bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu menyelamatkan kita dari dosa kita. Dengan iman, dengan kata lain, kita bisa menjadi anak-anak Allah. Dengan iman kita sudah menjadi tidak memiliki dosa. Apakah kita masih memiliki dosa yang tertinggal di dalam diri kita? Tentu saja tidak! Kita tidak memiliki dosa apapun! Semua ini digenapi oleh kebenaran yang sangat luar biasa di dalam Injil.
 


Bagaimana Anda dan Saya Bisa Menjadi Keturunan Abraham?

 
Kita sudah menjadi keturunan Abraham karena kita secara rohani disunatkan dengan percaya kepada karya Yesus yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi di Kemah Suci. Karena kita percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya di kayu Salib sehingga kita sudah mendapatkan sunat rohani dan menjadi anak-anak Allah. Karena kita percaya bahwa Yesus menanggung segala dosa kita dengan baptisanNya dan dihukum untuk segala dosa kita di kayu Salib sehingga kita bisa menerima pengampunan dosa. Ini menunjukan bagaimana caranya anda dan saya menjadi keturunan Abraham secara rohani.
Orang-orang yang dilahirkan kembali dari air dan Roh sekarang harus menyadari siapa sebenarnya diri mereka. Anda dan saya, kita yang percaya kepada Injil air dan Roh, semua adalah anak-anak Allah dan umatNya sendiri, yang sudah mendapatkan sunat rohani dengan iman. 
Kita adalah raja-raja dari Kerajaan Seribu Tahun yang akan datang, yang akan memerintah atas semua ciptaan Allah dan menikmati segala kebesaranNya. Demikianlah bagaimana status kita sekarang berubah. Apakah orang-orang dunia mengerti siapa sebenarnya diri kita? Tidak begitu. Tetapi kita adalah orang-orang yang status rohaninya sudah diubahkan dengan percaya kepada firman Allah. Demikianlah, kita sekarang bisa mengenal diri kita secara jelas dan tidak ragu-ragu. 
Orang-orang yang sudah dilahirkan kembali dengan firman Allah tahu siapa sebenarnya diri mereka. Kita secara mendasar sangat berbeda dari orang-orang yang memiliki kecenderungan untuk mengiklankan diri mereka di dalam lingkungan keagamaan dunia mereka, yang memberitakan doktrin yang keliru bahkan pada saat mereka sepenuhnya tidak tahu, dan yang memandang dengan dingin kepada orang-orang yang sudah dilahirkan kembali, umat Allah yang sejati. Seperti bangsa Israel percaya bahwa diri mereka adalah umat pilihan Allah dan menganggap keturunan Ismael sebagai kelompok yang berbeda, kita yang adalah keturunan Abraham secara rohani juga memiliki hak untuk menganggap diri kita sebagai umat pilihan Allah.
Kita yang percaya kepada Injil air dan Roh mendapatkan keuntungan untuk menjadi keturunan Abraham, melalui iman kita
Kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan iman kita kepada Injil kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi yang dinyatakan di dalam Kemah Suci. 
Dan sama seperti Allah berjanji kepada Abraham bahwa Ia akan menjadikan keturunanya sebanyak bintang di angkasa, kita bisa menyaksikan dengan mata kita penggenapan yang nyata dari perjanjian ini bagi kita. Inilah berkat yang dicurahkan Allah kepada kita. 
Melalui sunat di dalam hati kita, Allah sudah menyelamatkan kita dari dosa dunia. Dan sunat iman ini terjadi karena kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya yang bisa dipakai sebagai bahan untuk pintu gerbang Kemah Suci.