Search

Khotbah-Khotbah

Pokok 11: Kemah Suci

[11-8] Warna Pintu Gerbang Pelataran Kemah Suci (Keluaran 27:9-19)

Warna Pintu Gerbang Pelataran Kemah Suci
(Keluaran 27:9-19)
“Haruslah engkau membuat pelataran Kemah Suci; untuk pelataran itu pada sebelah selatan harus dibuat layar dari lenan halus yang dipintal benangnya, seratus hasta panjangnya pada sisi yang satu itu. Tiang-tiangnya harus ada dua puluh, dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak. Demikian juga pada sebelah utara, pada panjangnya, harus ada layar yang seratus hasta panjangnya, tiang-tiangnya harus ada dua puluh dan alas-alas tiang itu harus dua puluh, dari tembaga, tetapi kaitan-kaitan tiang itu dan penyambung-penyambungnya harus dari perak. Dan pada lebar pelataran itu pada sebelah barat harus ada layar yang lima puluh hasta, dengan sepuluh tiangnya dan sepuluh alas tiang itu. Lebar pelataran itu, yaitu bagian muka pada sebelah timur harus lima puluh hasta, yakni lima belas hasta layar untuk sisi yang satu di samping pintu gerbang itu, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu; dan juga untuk sisi yang kedua di samping pintu gerbang itu lima belas hasta layar, dengan tiga tiangnya dan tiga alas tiang itu; tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain ungu tua dan kain biru, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna -- dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu. Segala tiang yang mengelilingi pelataran itu haruslah dihubungkan dengan penyambung-penyambung perak, dan kaitan-kaitannya harus dari perak dan alas-alasnya dari tembaga. Panjang pelataran itu harus seratus hasta, lebarnya lima puluh hasta dan tingginya lima hasta, dari lenan halus yang dipintal benangnya, dan alas-alasnya harus dari tembaga. Adapun segala perabotan untuk seluruh perlengkapan Kemah Suci, dan juga segala patoknya dan segala patok pelataran: semuanya harus dari tembaga.”
 
 
Pintu Gerbang Pelataran 
Ada perbedaan yang jelas antara iman orang yang dilahirkan kembali dengan iman orang Kristen nominal; yang dilahirkan kembali tahu bahwa Allah sudah menghapus dosa kita, dan yang nominal percaya kepada Yesus hanya didasarkan kepada pemahamannya sendiri, dan hanya sekedar praktek keagamaan. Namun mereka yang percaya kepada Allah hanya sebagai tindakan keagamaan begitu berkembang sampai-sampai mereka yang memberitakan kebenaran yang sesungguhnya menjadi kecil hati melihat orang-orang yang memberitakan iman yang salah itu mengabarkan pengajaran yang keliru dan berkembang. Mereka kecil hati karena mereka dengan jelas melihat begitu banyak orang Kristen yang ditarik ke dalam agama yang keliru yang bersifat tipuan dan dusta. 
Saya, juga, merasa kecil hati karena hal itu selama beberapa waktu. Karena saya sudah sungguh-sungguh dilahirkan kembali dengan menemukan kebenaran, dan sungguh-sungguh mengucap syukur kepada Allah yang memakai saya sebagai alat pekerjaanNya, dan karena hati saya sungguh-sungguh rindu agar kebenaran Allah disebarkan sejauh and seluas mungkin, ketika saya melihat begitu banyak orang menjalani kehidupan keagamaannya dengan tertipu oleh dusta, saya tidak bisa tidak merasa sangat sedih.
Namun, yang sangat jelas adalah bahwa Roh Kudus ada di dalam hati saya, dan meskipun saya lemah, hati saya tidak memiliki dosa. Di dalam hati, dengan itu, ada ucapan syukur, dan saya tidak merasa malu karena Injil yang saya percayai. Ketika saya memberitakan Injil ini kepada semua manusia di seluruh dunia ini, kalau mereka mendengar kebenaran Firman ini dan mempercayainya, mereka, juga, tidak akan malu di hadapan Allah dan manusia, karena ketika mereka percaya kepada kebenaran ini, mereka semua sungguh-sungguh menjadi anak-anak Allah.
Anda juga pasti bisa mendapatkan berkat yang sama melalui iman. Meskipun anda tidak pernah belajar teologi, kalau anda percaya kepada Injil air dan Roh ini, anda akan menerima pengampunan dosa, menjadi anak-anak Allah, menerima Roh Kudus di dalam hati anda. Dan dengan Roh Kudus, anda juga bisa hidup sebagai hamba Allah. Inilah kebenaran yang pasti, dan percaya kepada hal itu berarti memiliki iman yang benar.
Meskipun saya hidup di dunia yang penuh dengan kebohongan, karena di dalam hati saya ada iman yang benar saya bisa terus memberitakan Injil kebenaran sampai saat ini. Sejak saya mulai memberitakan Firman mengenai Kemah Suci, saya mendapatkan pemahaman yang lebih jelas mengenai rancangan para pendusta, dan dengan itu saya bisa membedakan antara kebenaran dengan yang salah. Inilah alasannya saya memberikan kesaksian tentang kebenaran Kemah Suci ini. Hal ini membuat saya sangat bersukacita bahwa dengan memberitakan kebenaran yang sejati tentang Kemah Suci, banyak orang dimampukan untuk membedakan antara kebenaran dengan yang salah.
Dalam menulis buku tentang Kemah Suci ini, yang paling sulit bagi saya adalah mencoba untuk menjelaskan istilah-istilah di dalamnya. Saya sudah mencoba membuat penyelidikan seksama tentang hal ini, dengan melihat kepada teks aslinya, untuk memastikan bahwa semua glosarium atau daftar kata-kata yang berhubungan dengan Kemah Suci tidak akan memunculkan informasi yang salah, atau jangan sampai disalahpahami oleh para pembaca. Meskipun saya memiliki pemahaman dan pengertian tentang Kemah Suci, karena dalamnya pengertian tentang Kemah Suci dan juga makna rohaninya yang tersembunyi yang harus dijelaskan kepada orang-orang yang pemahamannya terbatas, maka saya sangat berhati-hati dengan tanggungjawab ini, dan tidak yakin bagaimana tepatnya dan pastinya saya bisa menjelaskan dengan baik akan pentingnya Kemah Suci. 
Akan sangat bagus, tentu saja, kalau orang bisa memahami dan percaya begitu pertama kali mendengarnya. Tetapi Roma tidak dibangun dalam satu hari; begitupun, sama saja dengan hal-hal yang lain, memberitakan kebenaran dan iman yang benar tidak bisa diperoleh dalam satu hari juga, tetapi dicapai secara pelahan-lahan, saat kita menggali intinya sedikit demi sedikit. Karena itu saya secara khusus memusatkan kepada menggali secara mendalam sejak awal, karena tidak semua orang akan bisa memahami hal ini, dan ini adalah tantangan yang terberat yang saya hadapi ketika menuliskan buku ini. 
Namun, dengan pertolongan Allah, buku ini akhirnya bisa diluncurkan tanpa banyak masalah. Tidak perlu dikatakan, saya sangat bersyukur akan hal itu. Melalui buku ini, dan dengan membedakan kebenaran dari yang salah, saya menyatakan betapa berharga, jelas dan tidak perlu diragukan bahwa orang-orang yang saat ini percaya kepada Injil air dan Roh sudah diselamatkan, dan bagaimana, sebaliknya betapa sia-sia agama dan iman dari orang-orang percaya kepada injil yang lain selain Injil air dan Roh. Karena itu saya sangat bersyukur kepada Allah, di atas segala-galanya, yang menyelamatkan saya dari dosa-dosa saya.
Saat ini, banyak yang disebut injil, yang mengatakan tanpa alasan bahwa mereka tidak memiliki dosa hanya karena percaya kepada Yesus. Hati mereka dipenuhi dengan segala macam iman yang tidak berdasar dan yang menyimpang. Ketika mempelajari Kemah Suci, saya semakin menyadari betapa sia-sianya dan kelirunya iman mereka, dan karena kesadaran ini, saya semakin bersyukur kepada Allah di dalam hati saya karena keselamatan saya.
 

Pintu Gerbang dan Pagar Pelataran Kemah Suci 
 
Tiang-tiang untuk Pelataraan Kemah Suci
 
Dari ayat di atas, kita bisa melihat kenyataan bahwa panjang bentuk segi empat Kemah Suci adalah 45 meter dan lebarnya adalah 22,5 meter, karena satu hasta sama dengan 0,45 meter; dan bahwa pelataran itu dikelilingi oleh 60 tiang di setiap sisinya, tinggi tiang itu 2,25 meter; yang terletak di sebelah timur adalah pintu gerbangnya, yang lebarnya 9 meter, dan bahwa keseluruhan bagian pagar yang lain (sekitar 126 meter dari keseluruhan 135 meter) ditutupi oleh layar-layar yang dibuat dari lenan halus. 
Pintu gerbang pelataran Kemah Suci terbuat dari kain ungu tua dan kain biru, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya, dan ukurannya adalah 9 m lebarnya dan 2,25 m tingginya. Empat pintalan itu, dengan kata lain, ditenun untuk membuat layar yang ukurannya 9 m kali 2,25 m. Tenunan kain biru pertama-tama ditenun seluruh panjang dan lebarnya kepada kain lenan halus putih, lalu kain ungu dibuat setinggi 2,25 m, dan kain kirmizi dibuat setinggi 2,25 m, yang kemudian diikuti dengan dipasangkannya layar putih, yang membuat bahan ini menjadi seperti layar yang sangat tebal dan kuat, yang bentuknya sepeti karpet, yang tingginya 2,25 m. Dengan cara ini, sebuah tirai yang ditenun dengan ukuran 2,25 m dan 9 m lebar diletakkan kepada keempat tiang di pelataran Kemah Suci di bagian sebelah timur. 
Untuk masuk ke dalam pelataran Kemah Suci, dengan demikian, orang harus masuk melalui tirai dan menariknya ke atas. Tidak seperti gerbang yang biasanya, gerbang Kemah Suci bukan terbuat dari kayu. Meskipun tiangnya terbuat dari kayu, tetapi gerbangnya tergantung ke tiang-tiang itu yang berupa tirai yang terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya.
Mungkin anda pernah menyaksikan pertunjukan sirkus sebelumnya, dan melihat bagaimana tenda sirkus itu dibangun. Pintunya biasanya terbuat dari kain yang sangat tebal. Gerbang pelataran Kemah Suci memiliki kemiripan dengan pintu yang demikian. Karena terbuat dari kain yang tebal, maka pintu itu tidak dibuka dengan cara ditarik atau didorong, tetapi justru ditarik ke atas. Dan ini bukan hanya untuk gerbang pelataran Kemah Suci, tetapi juga yang menjadi gerbang untuk Tempat Kudus dan Tempat Mahakudus di bagian dalam Kemah Suci. 
Mengapa Allah memerintahkan bangsa Israel untuk membuat tiga gerbang yaitu untuk pelataran Kemah Suci, Tempat Kudus, dan Tempat Mahakudus dengan menenun kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya? Kita perlu mengerti dengan jelas apa kehendak Allah di balik perintah ini. Surat Ibrani menjelaskan kepada kita bahwa semua hal yang baik di dalam Perjanjian Lama adalah menggambarkan tentang satu substansi yang akan datang, yaitu, Yesus Kristus (Ibrani 10:1). 
Demikian juga, pintu gerbang pelataran Kemah Suci yang sangat rumit itu berhubungan dengan baptisan Yesus Kristus, kematianNya di kayu Salib, dan identitasNya sendiri. Dengan itu, ketika kita mendapatkan masalah dalam memahami Perjanjian Lama, kita bisa mencapai pemahaman itu dengan melihat ke dalam Perjanjian Baru. Tanpa melihat kepada substansi yang sesungguhnya, sulit untuk melihat bayangan, tetapi kalau kita melihat apa atau siapa yang memberikan bayangan itu, kita bisa mengerti dengan jelas. Kita semua harus menyadari dengan jelas siapakah Juruselamat orang berdosa yang dipersiapkan oleh Allah, mengenal Dia sebagai substansi yang nyata dari Kemah Suci, dan percaya bahwa karyaNya sudah menyelamatkan kita dari dosa kita.
Siapa, kemudian, substansi yang sesungguhnya dari Kemah Suci, Dia yang sudah menjadi Juruselamat orang berdosa? Tidak lain adalah Yesus Kristus. Ketika kita melihat bagaimana Yesus Kristus, Juruselamat kita, datang ke dunia ini dan bagaimana Ia menyelamatkan kita dari segala dosa kita, kita bisa menemukan kebenaran yang pasti bahwa Ia sudah menyelamatkan orang berdosa dengan kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi.
Dalam memahami keselamatan dari Yesus bagi orang berdosa, mengenal dan percaya kepada kebenaran yang dinyatakan didalam warna pintu gerbang pelataran Kemah Suci adalah sangat penting. Ketika menyelidiki ke dalam Kemah Suci, hal yang pertama yang harus kita sadari adalah bahwa pintu gerbang pelataran terbuat dari empat jenis kain. Dan ketika kita memecahkan rahasia dari pintu gerbang ini, kita kemudian bisa menangkap semua karya Yesus Kristus. Dengan melihat kepada gerbang bentangan yang terbuat dari keempat kain itu, kita juga bisa memahami dengan jelas bagaimana kita harus mengenal dan percaya kepada Yesus, dan jenis iman yang adalah iman yang salah.
Pelataran luar Kemah Suci sebenarnya mengingatkan kita tentang kandang domba. Yesus, Mesias kita, sebenarnya adalah pintu kepada kandang itu, dan juga menjadi Gembala yang baik (Yohanes 10:1-15). Ketika kita berpikir tentang tiang-tiang yang mengelilingi pelataran, kita sebenarnya diingatkan akan Mesias, yang sudah menjadi pintu dan juga Gembala yang baik untuk domba-dombaNya, orang-orang kudus yang dilahirkan kembali.
Gembala itu sebenarnya sudah meletakkan pagar-pagar di sekelilingnya untuk melindungi dombaNya dan sudah membuat pintu, dan melalui pintu itu, Ia menjaga dombaNya. Melalui pintu ini Gembala itu menjalin persekutuan yang akrab dengan dombaNya dan melindungi mereka. Bahkan kenyataannya, semua yang bukan dombaNya tidak diijinkan masuk melewati pintu itu. Gembala ini membedakan antara domba dengan srigala. Inilah sebabnya domba membutuhkan Gembala. 
Namun mungkin saja ada di antara domba-domba yang menolak diatur oleh Gembala. Domba itu mungkin memasuki jalan kematian, dan berpikir bahwa jalan itu adalah indah dan baik ketika jalan itu, sebenarnya, adalah jalan yang tidak dapat dipercaya dan berbahaya, karena mereka tidak mau mendengarkan suara Gembala dan menolak untuk diatur olehnya. Domba itu sebenarnya dijaga hidupnya dan dipelihara dengan baik oleh Gembala, dan menjalani kehidupan yang indah karena Dia. Gembala kita, yaitu, Yesus Kristus, yang sudah menjadi Mesias kita.
 

Yesus Kristus Menunjukkan Kepada Kita Keempat Warna Pintu Gerbang Kemah Suci
 
Layar yang diletakkan di pintu gerbang Kemah Suci terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Kain dari empat warna ini dipakai untuk membuat pintu gerbang Kemah Suci. Semuanya itu melambangkan keempat pelayanan Mesias, datang ke dunia ini, menggenapi penyelamatan atas domba-domba yang hilang—yaitu, bangsa Israel rohani dari seluruh dunia—dari dosa-dosa mereka dan mengembalikan mereka menjadi umat Allah yang tidak memiliki dosa.
Kalau kita sungguh-sungguh mengerti bagaimana Mesias kita yang datang dalam keempat pelayanan itu, kemudian, kebenaran yang tidak bisa diragukan lagi adalah bahwa kita sudah dibasuh dari segala dosa kita dengan iman ini, sudah menyerahkan seluruh kehidupan kita untuk memberitakan Injil air dan Roh, dan masuk ke dalam Surga dengan iman ini juga. Karena itu, semua orang sebenarnya harus mengenal Firman kebenaran bahwa Mesias sudah datang bagi kita dengan kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi dan sudah menyelamatkan kita dari dosa.
Apakah anda ingin menerima pengampunan dosa dengan percaya kepada keempat pelayanan Mesias? Mari kita, kemudian, belajar tentang Kemah Suci. Orang-orang yang mengenal keempat pelayanan ini sesungguhnya akan menjadi orang benar dengan menerima pengampunan dosa dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. 
Bangsa Israel, yang melihat gerbang Kemah Suci dibuat dari kain empat warna, sebenarnya harus percaya bahwa Mesias sungguh-sungguh akan datang di masa yang akan datang dan menggenapi keempat pelayanan itu. 
 

Kebenaran yang Harus Dipercayai Oleh Semua Orang Berdosa
 
Kalau kita melihat kain lenan putih tergantung di pelataran Kemah Suci, kita akan bisa mengenali kebutuhan kita akan Juruselamat dengan menyadari betapa kudusnya Allah itu. Semua orang yang sampai kepada pengenalan akan kekudusan Allah, pada kenyataannya, tidak bisa tidak mengakuinya, dan berkata, “Allah, saya mengaku bahwa saya ditentukan untuk masuk neraka karena dosa-dosa saya, karena saya hanyalah bongkahan besar dosa.” Dengan melihat kepada kain lenan putih yang tergantung di tiang-tiang pelataran, karena bersihnya dan megahnya begitu agung, orang akan mengakui dosa-dosa yang ada di dalam hati mereka dan menyadari bahwa mereka sama sekali tidak layak untuk hidup bersama dengan Allah. Kapan saja mereka yang hatinya tidak jujur berusaha menghadap Allah, dosa-dosa mereka akan selalu dinyatakan. Demikianlah, manusia menjadi ragu menghadap Allah, karena mereka takut kalau dosa-dosa mereka dinyatakan.
Tetapi ketika orang-orang yang penuh dosa itu menyadari bahwa Juruselamat mereka sudah menyelesaikan masalah dosa mereka dengan kain biru dan kain kirmizi dariNya, mereka bisa dengan menghadap Allah penuh keyakinan akan keselamatan dan pengharapan di dalam hati mereka. 
Empat sisi kebenaran yang ditunjukkan di dalam pintu gerbang Kemah Suci menjelaskan bahwa Mesias datang ke dunia ini dalam rupa manusia, menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, dan mencurahkan darahNya di kayu Salib. Orang-orang, melalui Injil air dan Roh, mengerti dengan pasti serta percaya kepada kebenaran keempat warna pintu gerbang pelataran Kemah Suci kemudian bisa menerima pengampunan dosa. Baptisan Yesus dan penyalibanNya, kebenaran bahwa Kristus sepenuhnya menyelamatkan kita dari dosa kita dengan baptisan dan darahNya di kayu Salib, adalah keselamatan seperti keempat warna gerbang pelantaran Kemah Suci.
Kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya sesungguhnya menunjukkan kepada kita pelayanan Mesias untuk menyelamatkan orang berdosa dari segala dosa mereka. Kebenaran keselamatan yang diberikan Allah kepada manusia dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Orang-orang yang memiliki dosa di dalam hati mereka, sebenarnya, diampuni dari segala dosa mereka dengan percaya kepada keselamatan yang dinyatakan di dalam Injil air dan Roh.
Agama yang tidak terhitung banyaknya muncul di dunia ini. Semua agama dunia ini sudah muncul dengan doktrin mereka sendiri yang dibuat berdasarkan pemahaman mereka sendiri, semuanya membuat manusia berusaha mencapai kekudusan. Tetapi tidak ada satu orangpun yang pernah dibasuh dari dosa mereka melalui semua agama dunia itu. Alasannya adalah karena mereka semua membangun dan percaya kepada doktrin keselamatan yang didasarkan kepada pemahaman mereka sendiri, tanpa menyadari bahwa mereka sendiri penuh dengan dosa. Karena semua manusia adalah bongkahan dosa yang tidak akan pernah menjadi kudus karena upayanya sendiri, tidak peduli bagaimanapun kerasnya ia berusaha untuk membuang keberadaan dasarnya yang berdosa, tidak ada yang berhasil mencapainya. Inilah sebabnya semua orang sangat memerlukan Juruselamat yang bisa membebaskannya dari dosa-dosanya—yaitu, mengapa semua manusia membutuhkan Yesus. Anda harus menyadari bahwa manusia tidak memiliki Juruselamat yang sejati selain Yesus Kristus.
Karena Hukum Allah tidak mengijinkan orang berdosa masuk ke rumah Allah kita harus mengenal dan percaya bahwa Mesias sungguh-sungguh menghapuskan segala dosa kita.
Injil yang sudah mengampuni segala dosa manusia sekali untuk selamanya tidak lain dari Injil air dan Roh. Menempatkan iman seseorang di dalam doktrin agama duniawi hanya akan membawanya ke dalam kesulitan besar akibat dari dosa-dosanya, karena Allah yang Kudus menghukum, tanpa kecuali, semua pelanggaran orang berdosa.
Kebenaran yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya digenapi oleh Injil air dan Roh di masa Perjanjian Baru. Pernahkah anda mendengar seseorang yang mengatakan bahwa pintu gerbang pelataran Kemah Suci hanya dibuat dari kain merah atau hanya kain ungu dan kain merah saja? Kalau pernah, anda sekarang harus menyadari, mulai dari saat ini, bahwa pintu gerbang Kemah Suci sesungguhnya terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. Allah dengan jelas memeritahkan kepada bangsa Israel untuk membuat pintu gerbang pelataran dengan layar yang terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya. 
Tetapi karena banyak orang yang salah paham memiliki pemikiran bahwa pintu gerbang pelataran hanya terbuat dari kain kirmizi, mereka tidak bisa memecahkan rahasia yang sejati dari keempat pelayanan Tuhan kita. Inilah sebabnya mereka memiliki dosa di dalam hati meskipun mereka percaya kepada Yesus. Sadarilah sekarang bahwa Kristus menanggung segala dosa anda melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, dan percaya kepada kebenaran ini. Karya keselamatan yang digenapi di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus memang sudah sepenuhnya menyelamatkan anda dari segala dosa anda. Anda harus menyadari bahwa Yesus menanggung segala dosa anda dengan keempat pelayanan ini. Menetapkan standar anda sendiri bagi pengampunan dosa sementara tidak mengenal kebenaran ini, dengan kata lain, sepenuhnya keliru.
Beberapa orang, meskipun mereka tetap tidak tahu apa makna kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi yang dipakai untuk pintu gerbang pelataran Kemah Suci, salah paham dalam mengatakan bahwa mereka bisa diselamatkan tanpa alasan hanya karena ia percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat. Bahkan, ketika kami menanyakan beberapa pemimpin kelompok Kristen tentang keempat pelayanan Yesus, kami menemukan bahwa banyak yang tidak mengerti. Mereka mengatakan bahwa mereka hanya percaya kepada karya kain kirmizi. Kalau mereka percaya kepada satu hal yang lainnya, mereka akan mengatakan percaya kepada pelayanan kain ungu juga. Namun, Tuhan kita sebenarnya menggenapkan semua tugas keselamatan manusia dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Demikian, kita harus percaya bahwa Tuhan kita melaksanakan keempat pelayanan keselamatan itu bagi kita. Siapa saja yang memiliki hati yang rindu untuk mengenal kebenaran yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus di pintu gerbang Kemah Suci kemudian akan bisa mengenal dan percaya kepada hal itu.
“Bagaimana saya harus mengerti makna yang sesungguhnya dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus?” Kalau anda menanyakan pertanyaan ini kepada seseorang untuk mencari tahu kebenaran tentang kain dan lenan itu, mungkin anda justru akan ditegur, “Anda jangan berusaha memahami Alkitab sampai terlalu dalam dan terperinci; itu justru berbahaya,” dan rasa ingin tahu anda diabaikan. Dengan putus asa, banyak orang kemudian kehilangan rasa ingin tahunya akan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Dan anda tidak akan pernah bertemu dengan Mesias, yang dinyatakan secara terperinci melalui pintu gerbang itu.
Mereka yang berusaha untuk bertemu dengan Mesias tanpa menyadari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, sebenarnya, hanyalah orang-orang yang mengaku beragama Kristen tetapi menganggapnya sebagai salah satu agama dunia saja. Untuk masuk ke dalam Rumah Allah, kita harus mengerti dengan benar kebenaran keempat pelayanan keselamatan Allah yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipakai untuk membuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Dan orang-orang yang sudah menemukan kebenaran ini harus menyadari bahwa Tuhan menggenapi semuanya dengan Injil air dan Roh di masa Perjanjian Baru.
Allah memerintahkan kepada Musa untuk membuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Lalu, apa makna rohani dari hal ini? Masing-masing warna kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipakai untuk pintu gerbang pelataran Kemah Suci adalah karya yang sudah dilakukan Yesus bagi kita untuk membuat dosa-dosa kita dilenyapkan. Kain-kain dan lenan itu kemudian secara sangat erat berhubungan satu dengan yang lain. Demikian, orang-orang yang memperhatikan dan percaya kepada Injil air dan Roh bisa percaya akan pengampunan dosa kekal mereka sebagai keempat pelayanan Yesus.
Namun demikian, tidak berusaha untuk mengerti dan mengabaikan kebenaran keselamatan yang dinyatakan di dalam warna biru, ungu dan kirmizi, dengan itu, adalah pernyataan dari ketidakpedulian kepada Mesias dan sama saja sedang menjadi musuhNya dengan melawan Dia. Banyak orang, sebenarnya, tetap tidak peduli kepada kebenaran yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, dan menjadikan kekristenan hanya menjadi salah satu di antara banyak agama dunia. Kalau orang-orang ini memandang keempat pelayanan Yesus tanpa peduli, maka ini bukti bahwa mereka adalah buah dari orang-orang yang mengakui beragama di dunia ini yang justru melawan Kristus. Untungnya, bagaimanapun, masih tetap ada harapan bagi kita, karena di dalam dunia ini banyak orang masih sedang mencari Injil air dan Roh.
Ketika manusia memiliki pengetahuan akan kebenaran rohani pengampunan dosa yang dinyatakan oleh pintu gerbang pelataran Kemah Suci, mereka bisa menerima semua berkat rohani dari Surga. Karena iman ini adalah iman yang sungguh-sungguh dibutuhkan yang harus diketahui dan dipercayai seseorang kalau ia mau bertemu dengan Mesias, kita semua harus berdiam di dalamnya bukan hanya sekali, tetapi selamanya. Kalau anda sungguh-sungguh seorang Kristen, anda harus memperhatikan kebenaran ini.
Siapapun yang mau masuk ke dalam Rumah Allah harus menemukan kebenaran yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, dan memuji Allah sebagaimana seharusnya.
 

Mesias Yang Datang Sebagai Kegenapan Nubuat
 
Allah bernubuat di dalam FirmanNya bahwa Mesias akan dilahirkan dari seorang anak dara. Yesaya 7:14 mengatakan, “Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” Mikha 5:1, di sisi lain, menegaskan bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem: “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Mesias memang kemudian datang ke dunia in tepat seperti yang dinubuatkan oleh Firman di dalam Perjanjian Lama ini. Ia datang ke dunia ini dalam rupa manusia sebagai penggenapan nubuat seturut dengan firman Allah.
Di titik sejarah manusia yang mana, kemudian, Mesias itu datang? Kapan Yesus Kristus datang ke dunia ini? Ia datang ke dunia ini pada masa pemerintahan Kaisar Romawi Agustus (27 SM-14 M). Yesus datang ke dunia ini untuk membebaskan anda dan saya dari segala dosa dunia dan kutuk dengan menerima baptisan dari Yohanes dan disalibkan serta mencurahkan darahNya di kayu Salib. 
Yesus datang sebagai Juruselamat manusia ketika bangsa Israel sudah menjadi daerah jajahan kekaisaran Romawi dan ketika Agustus bertahta sebagai kaisar di sana. Karena Israel adalah wilayah jajahan Romawi, maka Israel harus mengikuti ketetapan Romawi. Pada saat itu, Kaisar Agustus sudah menetapkan bahwa semua orang di seluruh Kekaisaran Romawi kembali ke kota kelahirannya untuk didaftarkan dalam sebuah sensus. Mengikuti ketetapan Agustus, sensus ini segera dimulai. Karena sensus ini berusaha untuk menghitung setiap orang yang ada di wilayah kekaisaran, termasuk yang ada di Israel, semua orang Israel juga harus kembali ke kota kelahirannya. Sejak saat itu, Yesus Kristus sudah akan bekerja di dalam sejarah mansusia.
 

Perhatikan Penggenapan Firman Perjanjian Lama! 
 
Pada saat itu, di tanah Yudea, Mesias sudah dikandung di rahim anak dara Maria. Maria ini sudah bertunangan dengan Yusuf. Baik Maria maupun Yusuf sama-sama berasal dari suku Yehuda, sama seperti yang dijanjikan Allah bahwa dari antara kedua belas suku Israel, raja-raja akan senantiasa dilahirkan dari suku Yehuda.
Jadi ketika Kaisar Agustus dari Roma menetapkan diadakannya sensus, Maria, dari suku Yehuda, sudah mengandung di dalam rahimnya. Ketika saatnya sudah semakin dekat untuk melahirkan, karena adanya ketetapan Kaisar itu, ia harus pergi ke kota asal Yusuf dan mendaftar untuk sensus. Kemudian Maria menuju Betlehem dengan Yusuf meski ia sudah hampir melahirkan. Ketika Maria mulai merasakan sakit bersalin, mereka mencoba mencari tempat baginya, tetapi mereka tidak menemukannya. Karena itu mereka harus menggunakan tempat yang ada untuk mereka, bahkan meski itu hanya sebuah kandang. Dan Maria melahirkan anaknya Yesus di dalam kandang itu.
Di tahun 1 M., Yesus dilahirkan dan ditempatkan di dalam palungan. Allah yang Mahakuasa datang ke dunia ini dalam rupa manusia. Di tempat yang untuk binatang, Yesus datang di situ. Ini berarti bahwa Yesus dilahirkan di tempat yang paling hina untuk menjadi Mesias kita, dan semua hal itu sudah ditetapkan oleh Allah bahkan sebelum penciptaan. Meskipun manusia mungkin tahu bahwa Tuhan Allah menggerakkan roda sejarah manusia, tidak ada yang bisa mengerti bagaimana Ia akan sungguh-sungguh datang ke dunia ini untuk menyelamatkan mereka. Allah, karena itu, memungkinkan manusia menyadari bahwa Ia akan menyelamatkannya dengan merendahkan diriNya untuk dilahirkan ke dalam dunia ini dalam rupa manusia yang hina untuk membebaskan semua manusia dari segala dosa mereka.
Mengapa, kemudian, Yesus dilahirkan, di antara semua tempat di dunia ini, di Betlehem? Kita mungkin juga bertanya-tanya mengapa Ia harus dilahirkan di sebuah kandang, dan mengapa, di antara semua waktu yang ada, justru ketika bangsa Israel tunduk kepada penjajahan Romawi? Tetapi kita akan bisa menemukan bahwa semua itu terjadi di bawah pemeliharaan Allah yang sudah dengan teliti untuk merancang keselamatan umatNya dari dosa-dosa mereka.
Ketika Yusuf dan Maria mendaftar untuk sensus di kota asal mereka, mereka harus membuktikan bahwa diri mereka memang berasal dari kota itu, dan menunjukkan dokumen identitas mereka. Mereka bisa mendaftar untuk sensus hanya kalau mereka bisa menunjukkan bukti-bukti yang diperlukan untuk membuktikan bahwa leluhur mereka memang tinggal di Betlehem selama beberapa generasi. Karena itu mereka harus menunjukkan siapa leluhur mereka dan masuk ke dalam golongan kaum siapa dalam jalur keluarga di sensus itu. Karena bukti itu tidak bisa dikarang atau dihilangkan, maka ada catatan yang sangat jelas mengenai identitas Yusuf dan Maria, dan Allah memastikan bahwa sejarah manusia juga akan menyaksikan tentang kelahiran Yesus (Matius 11:1-16, Lukas 3:23-38). Semua itu adalah karya Allah untuk menggenapi nubuatan di dalam Firman Perjanjian Lama.
Mikha 5:1 menegaskan, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” Hari kelahiran sang Juruselamat tiba dan Ia dilahirkan di kota Betlehem yang dinubuatkan dan digenapi dengan mengatur supaya Maria dan Yusuf tiba di kota yang memang disebutkan menunjukkan bahwa Allah memang melakukan karya ini untuk menggenapi nubuatan nabi-nabiNya. Ini tentu saja adalah karya Allah yang sudah direncanakan untuk menghapus segala dosa manusia. Bahwa Yesus dilahirkan di kota kecil Betlehem adalah untuk menggenapi Firman nubuat di dalam Perjanjian Lama.
Ratusan tahun sebelum Yesus Kristus dilahirkan di kota kecil Betlehem, Allah sudah memberikan Firman nubuatNya melalui nabi Mikha, seperti yang disebutkan di atas (Mikha 5:1). Begitu juga, nabi Yesaya juga sudah menubuatkan 700 tahun sebelum kedatangan Tuhan kita tentang bagaimana Mesias akan datang bagi umatNya untuk menjadi Juruselamat orang berdosa (Yesaya 53). Seperti Yesus Kristus sungguh-sungguh dilahirkan di Betlehem tepat seperti yang dinubuatkan Allah melalui nabi Mikha, Ia senantiasa menggenapi seluruh Firman nubuatanNya. 
Nubuat ini digenapi sebagai kenyataan sejarah ketika Maria dan Yusuf sampai di kota asal leluhur mereka untuk mendaftar sensus. Allah menggenapi FirmanNya dengan memastikan bahwa saat kelahiran bayi itu akan terjadi ketika Maria tiba di Betlehem, sehingga ia tidak akan memiliki pilihan lain kecuali melahirkan di kota ini.
Di sini, kita bisa menemukan bahwa Allah kita adalah Allah yang mengucapkan nubuat kepada kita dan menggenapkan semuanya sebagaimana mestinya. Dari ini, kita bisa menemukan bahwa “kain lenan halus” yang dipakai di pintu gerbang pelataran Kemah Suci menunjuk kepada keindahan dan kepenuhan firman Allah. Allah sudah dengan rinci merencanakan keselamatan manusia bahkan sebelum Penciptaan, dan Ia menggenapi semuanya dengan baik sesuai dengan Firman nubuatanNya. 
Kita kemudian bisa memahami bahwa Firman di dalam Perjanjian Lama pastilah firman Allah, dan bahwa Firman Perjanjian Baru juga adalah firman Allah. Kita juga bisa memahami, dan juga percaya, bahwa Allah memang sudah mengatur dan menggerakan sejarah seluruh alam semesta dan dunia ini. Kita bisa melihat, dengan kata lain, bahwa sama seperti Allah sudah menciptakan seluruh alam semesta, Ia menunjukkan bahwa Ia menguasai semua manusia, semua sejarah, dan semua keadaan semua manusia secara penuh. Allah dengan itu menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa dicapai dengan kehendak seseorang, apapun itu, tanpa Ia mengijinkannya.
Ketika Bayi Yesus dilahirkan dan datang ke dunia ini, Ia tidak akan dilahirkan selain di tempat binatang, karena memang tidak ada tempat di penginapan. Dan Ia sendiri memang dilahirkan di kota Betlehem. Kita harus menyadari bahwa semua ini adalah pencapaian yang indah dari pemeliharaan Allah yang dinubuatkan sesuai dengan kesetiaanNya. 
Karena itu, kita harus percaya bahwa Dia yang menggerakan sejarah alam semesta ini adalah Allah, Juruselamat yang sudah menyelamatkan kita dari dosa. Kebenaran ini adalah firman Allah yang menunjukkan bahwa Ia mengatur segala sesuatu, karena Allah adalah Tuhan atas semuanya.
Sekarang sudah terbukti bahwa kelahiran Yesus di kota kecil Betlehem bukanlah peristiwa kebetulan, juga bukan sesuatu yang terjadi secara kesewenang-wenangan dengan memanipulasi terhadap firman Allah. Ini adalah apa yang dikatakan oleh Allah sendiri, dan itu juga yang digenapi Allah sendiri melalui Yesus.
Kita harus mengenal dan percaya kepada hal ini. Kita harus memasukkan ke dalam hati kita dan percaya bahwa keselamatan dari Mesias kita adalah kebenaran yang digenapi di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Allah sudah menunjukkan kepada kita bahwa pengampunan dosa, juga, bukanlah sesuatu yang didapatkan tanpa sengaja, tetapi didapatkan melalui empat pelayanan Yesus yang dipersiapkan di dalam pemeliharaan Allah.
Ini juga menunjukkan, lebih dari itu, bahwa kekristenan bukan hanya sekedar salah satu agama dunia. Pendiri agama dunia hanya fana, tetapi pendiri kekristenan adalah Juruselamat kita Yesus, dan Allah sudah menunjukkan bahwa kebenaran kekristenan dimulai dari kenyataan bahwa Juruselamat ini adalah Allah sendiri. Allah sedang menyaksikan kepada kita, dengan kata lain, bahwa kekristenan yang kita percayai bukanlah sekedar keagamaan dunia. Berbeda dengan agama dunia, kekristenan diteguhkan di atas semua anugerah yang diberikan oleh Allah. Seperti yang tertulis di dalam Roma 11:36, “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya,” Ia memberikan kepada kita Anak TunggalNya sebagai Juruselamat kita, Injil air dan Roh bagi pengampunan dosa, berdiamnya Roh Kudus dan Kerajaan Surga. Karena itu, kita semua harus mengerti dan percaya di dalam hati kita bahwa kita harus taat dan takut kepada Allah serta FirmanNya dengan segenap hati kita.
Kelahiran Mesias di dunia ini adalah seturut dengan rancangan keselamatan yang ditentukan oleh Allah Bapa bahkan sebelum penciptaan. Keselamatan kita sudah dirancang secara sempurna di sini. Allah sudah memampukan kita melihat dengan jelas bahwa kebenaran ini adalah hakekat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Karena itu, kita harus memahami keselamatan yang datang kepada kita melalui Injil air dan Roh sebagai pengampunan dosa kita, dan percaya demikian. Melalui iman inilah anda dan saya bisa diselamatkan dari dosa kita. Kita harus percaya bahwa kebenaran empat warna ini, juga, yang menjadi sempurna oleh iman kita kepada Injil Firman air dan Roh. 
 


Yesus Kristus, Juruselamat Yang Sudah Menyelamatkan Kita Dengan Kain Biru Dan Kain Ungu, Kain Kirmizi Dan Dari Lenan Halusnya 


Karya yang dengannya Yesus Kristus menyelamatkan orang berdosa dari dosa-dosa mereka ada empat: kain biru (baptisan Yesus); kain ungu (Yesus sebagai Raja segala raja— Allah sendiri, dengan kata lain); kain kirmizi (darah Yesus); dan kain lenan halus (penggenapan keselamatan orang berdosa dari dosa-dosa mereka melalui Firman yang terperinci di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Yesus sudah menjadi Juruselamat yang tepat dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. 
Kita harus menyadari bahwa kalau bukan karena kita percaya kepada Yesus, yang datang kepada kita melalui air dan Roh, menyelamatkan kita dari dosa dengan kain biru (baptisan Yesus) dan kain ungu (Yesus adalah Allah), kain kirmizi (darah Yesus) dan dari lenan halus (Yesus yang menggenapi keselamatan dengan Firman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru), kita tidak akan bisa dibebaskan dari dosa dan penghukuman atas dosa-dosa itu. Kalau tidak menyelamatkan kita dari dosa dan penghukuman, maka Tuhan kita tidak bisa menjadi Juruselamat kita yang sempurna.
Kita harus menyadari secara rohani alasan mengapa tabir pintu gerbang pelataran Kemah Suci terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Pintu gerbang pelataran Kemah Suci terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus itu supaya semua orang bisa dengan jelas mengenali gerbang itu dan menemukannya. Melalui gerbang ini, Allah mengijinkan semua orang masuk ke dalam RumahNya yang bersinar.
Kemah Suci sendiri adalah Rumah Allah yang bersinar. Tidak ada orang yang bisa masuk ke dalam Rumah Allah tanpa memahami kebenaran keselamatan yang dinyatakan dengan pagar dan pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Allah mengatakan bahwa orang-orang yang, karena tidak mengerti tentang kekudusan kain lenan yang mengelilingi Kemah Suci, tidak masuk ke dalam Kemah Suci melalui pintu, tetapi justru memanjat dari jalan lain, semuanya adalah pencuri dan perampok. Gerbang keselamatan ini menunjuk kepada Yesus Kristus (Yohanes 10). 
Ketika Alkitab mengatakan bahwa gerbang ini terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, Allah menunjukkan dengan jelas kepada kita, melalui FirmanNya di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bahwa Yesus Kristus datang ke dunia ini sebagai Anak Allah, dibaptiskan oleh Yohanes, mati di kayu Salib, bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu menjadi Mesias kita. Kita kemudian bisa menemukan rahasia kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Kita harus percaya bahwa Allah sudah mengijinkan kita untuk percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang datang untuk menyelamatkan kita dari penghukuman dosa dunia, dan bahwa Ia adalah Juruselamat yang sekarang menggenapi keselamatan bagi manusia melalui Firman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Kita harus mampu untuk sungguh-sungguh memahami mengapa pintu gerbang pelataran terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Apa artinya kain biru untuk kita? Dan apa yang dijelaskan oleh kain ungu, kain kirmizi dan kain lenan halus? Ketika kita memahami rancangan Allah, kita juga bisa memahami bahwa karya kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus semuanya adalah rancangan keselamatan Allah bagi kita dan kebenaran kehidupan kekal, dan dengan itu kita bisa masuk ke dalam KerajaanNya melalui iman kita kepada pengampunan dosa. 
Ketika kita mengatakan bahwa kita mengenal dan percaya kepada kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, itu berarti bahwa kita tahu dengan pasti alasan mengapa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis dan mencurahkan darahNya di kayu Salib, siapa Mesias itu, dan semua rahasia sistem korban di dalam Perjanjian Lama, dan Injil air dan Roh di Perjanjian Baru. Singkatnya kebenaran yang terkandung di dalam pintu gerbang pelataran adalah sangat penting bagi semua orang percaya yang sungguh-sungguh mencari kebenaran untuk diselamatkan selamanya.
Mungkin nampaknya banyak orang memiliki pengetahuan yang baik tentang Kemah Suci, tetapi kenyataannya, bukan demikian. Manusia sebenarnya kurang memahami apa makna kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi yang dibuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Karena rahasia kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus ini sulit dipahami, banyak orang yang memiliki kerinduan untuk belajar dan percaya kepadanya. Namun, karena rahasia ini tidak bisa dipahami oleh sembarang orang saja, banyak yang akhirnya menafsirkan secara salah berdasarkan pandangan sendiri. Banyak pemimpin agama, kenyataannya, salah paham dan salah menafsirkan kebenaran ini sekehendak hati mereka, yang kemudian hanya memakainya untuk tujuan keagamaan mereka sendiri. Tetapi Allah tidak bisa ditipu oleh para pendusta itu. Ia kemudian menjelaskan makna kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipakai untuk pintu gerbang pelataran Kemah Suci, dan dengan itu menyelamatkan mereka dari segala dosa mereka.
1 Yohanes 5:6-8 di dalam Perjanjian Baru menegaskan, “Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah. Dan Rohlah yang memberi kesaksian, karena Roh adalah kebenaran. Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi]: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.” Bagian ini secara sangat jelas menyatakan bahwa Tuhan datang ke dunia ini dalam rupa manusia, menanggung segala dosa dengan baptisanNya, dan menyelamatkan kita dengan mencurahkan darahNya. Inilah sebabnya pintu gerbang pelataran terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus.
Pertama-tama, apa yang ditunjukkan dengan kain biru? Hal itu menunjukkan bagian kebenaran tentang Yesus, yang menjadi Mesias yang sesungguhnya, yang datang ke dunia ini untuk menanggung segala dosa dengan menerima baptisan dari Yohanes. Memang, baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes di sungai Yordan ini adalah kebenaran dimana Yesus menanggung segala dosa dunia sekali untuk selamanya. Yesus sungguh-sungguh menanggung segala dosa dunia di bahuNya dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, wakil dari seluruh umat manusia. Karena dosa-dosa manusia ditanggungkan ke atas kepala Yesus Kristus, orang-orang yang percaya kepada kebenaran ini tidak memiliki dosa lagi di dalam hati mereka.
Yang kedua, apa arti sesungguhnya dari kain ungu yang terdapat di pintu gerbang pelataran Kemah Suci? Hal itu menjelaskan bahwa Yesus adalah Raja segala raja. Yesus, pada kenyataannya, memang menciptakan alam semesta ini, adalah Pencipta sendiri, bukan ciptaan, dan Mesias yang sejati yang datang ke dunia ini dalam rupa manusia. Dan dengan menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, dan dengan pengorbanan kematianNya serta kebangkitanNya, Yesus sudah menyelamatkan semua manusia, yang mengenal, takut, dan percaya kepada Mesias mereka, dari segala dosa dan peghukuman atas dosa.
Yesus sebenarnya adalah Allah yang mutlak dan Mesias yang mutlak. Ia adalah Juruselamat yang mutlak. Karena Yesus menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya dengan baptisanNya, dengan mencurahkan darah dan mati di kayu Salib dan bangkit dari kematianNya, Ia bukan hanya membasuh segala dosa kita, tetapi Ia juga menggantikan penghukuman bagi dosa-dosa kita.
Kain kirmizi, yang ketiga, menunjuk kepada darah yang dicurahkan Yesus di kayu Salib, dan artinya adalah bahwa Kristus memberikan kehidupan baru kepada mereka yang percaya. Kebenaran kain kirmizi ini menjelaskan bahwa Yesus Kristus bukan hanya menerima penghukuman atas dosa-dosa kita dengan menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, tetapi Ia juga memberikan kehidupan baru kepada orang-orang percaya dengan mencurahkan iman yang memberikan kehidupan kepada mereka yang sudah mati bagi dosa. Untuk mereka yang percaya kepada baptisan dan darah yang dicurahkanNya, Yesus sudah memberikan kehidupan baru.
Apa, kemudian, arti kain lenan halus? Hal itu menyatakan bahwa dengan Perjanjian Baru, Allah menggenapi janji keselamatanNya yang tertulis di dalam Perjanjian Lama. Dan dikatakan di sana bahwa ketika Yesus menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya dengan baptisanNya dan dihukum untuk dosa-dosa kita di kayu Salib dalam Perjanjian Baru, Ia menggenapi keselamatan yang Allah janjikan kepada bangsa Israel dan kita dengan Firman PerjanjianNya.
Allah Yahweh mengatakan di dalam Yesaya 1:18, “‘Marilah, baiklah kita beperkara! -- firman TUHAN -- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.” Juga, sistem korban di dalam Perjanjian Lama mengatur bagaimana korban dipersembahkan di Kemah Suci, yang dengannya dosa-dosa bangsa Israel ditanggungkan kepada domba korban dengan penumpangan tangan, adalah janji yang dibuat Allah kepada bangsa Israel dan kepada kita. Inilah pernyataan janji Allah bahwa Ia akan menyelamatkan semua manusia di dunia ini dari dosa-dosa harian dan dosa-dosa tahunan mereka melalui Anak Domba Allah di masa yang akan datang.
Ini juga tanda Mesias yang dijanjikan yang akan datang. Jadi di dalam Perjanjian Baru, ketika Yesus Kristus menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya sekaligus dengan menerima baptisanNya sesuai dengan cara di dalam Perjanjian Lama, hal itu adalah penggenapan dari perjanjian Allah. Setelah memberikan kepada kita semua Firman PerjanjianNya yang sungguh-sungguh Ia genapi seluruhnya, tepat seperti yang dijanjikanNya. Baptisan yang diterima Yesus menyatakan kebenaran ini, bahwa Allah yang berjanji sudah menggenapi semua perjanjianNya.
 


Yesus Kristus yang datang Dengan Air, Darah, dan Roh 

 
Mengapa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes? Alasannya adalah untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya, dan untuk menerima penghukuman dosa bagi kita. Untuk membuat segala dosa manusia dilenyapkan, dan menjadi Juruselamat kita, Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, naik ke kayu Salib, dan mencurahkan darah serta mati di sana. Dengan melakukan hal itu Ia bukan hanya menghapus segala dosa kita, tetapi Ia juga menerima semua penghukuman dosa bagi kita, dan dengan itu menjadi Juruselamat kekal kita. Segala dosa kita ditanggungkan kepada Yesus ketika Ia dibaptiskan oleh Yohanes, dan Ia membawa segala dosa dunia ke kayu Salib. Karena Yesus Kristus menanggung segala dosa kita dengan baptisanNya, dan karena Ia membawa segala dosa dunia ke kayu Salib, Ia bisa disalibkan, mencurahkan darahNya, dan mati bagi kita. 
Yesaya 53:5 mengatakan, “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.” Melalui baptisan Tuhan kita, dosa-dosa asal kita yang kita warisi dari leluhur kita bersama Adam dan dosa-dosa tindakan yang kita lakukan sepanjang kehidupan kita semua ditanggungkan kepadaNya. Dan Ia dihukum untuk segala dosa itu. Dengan datang kepada kita dari air dan darah, Tuhan sudah membuat segala dosa kita terhapus (1 Yohanes 5:5-8).
Siapa, kemudian, Yesus Kristus ini, Juruselamat dan Mesias yang membereskan segala dosa kita dan membuat semuanya terhapus? Kejadian 1:1 mengatakan, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Siapakah Allah yang mahakuasa yang menciptakan seluruh alam semesta ini dengan FirmanNya? Ia tidak lain dari Mesias orang-orang berdosa, Ia yang datang dengan air baptisanNya untuk menyelamatkan anda dan saya dari segala dosa dunia, Dia yang datang sebagai Juruselamat yang mencurahkan darah di kayu Salib untuk dihukum bagi segala dosa dunia. Melalui air, darah dan Roh, Yesus sudah membebaskan kita dari dosa-dosa dan penghukuman kita. Tuhan kita datang sebagai Juruselamat kita untuk menanggung segala dosa kita dan dihukum untuk dosa-dosa itu bagi kita.
Yesus Kristus, sebenarnya, adalah Anak Allah dan Allah sendiri, karena Mesias sebenarnya adalah Allah kita. Nama “Yesus” berarti “Juruselamat yang akan menyelamatkan umatNya dari dosa-dosanya (Matius 1:21). “Kristus,” “Basileus” dalam bahasa Yunani di sisi lain, berarti “Raja segala raja.” Yesus adalah Pencipta yang menciptakan seluruh alam semesta, penguasa mutlak atas segala sesuatu, Juruselamat orang-orang berdosa, dan Raja segala raja yang menghukum Iblis.
Allah yang mutlak sungguh-sungguh menciptakan manusia sesuai dengan gambarNya sendiri. Ketika kita, sebagai ciptaanNya sendiri, jatuh ke dalam dosa dan ditentukan untuk binasa karena kelemahan kita, Raja segala raja ini berjanji untuk menyelamatkan kita dari dosa kita, dan untuk menggenapi janji ini Ia datang kepada kita. Dan untuk menjadikan kita seluruh umat Allah yang penuh dan tidak berdosa, Tuhan kita sendiri datang kepada kita dengan air, darah, dan Roh. 
Mesias, yang adalah sang Pencipta, sungguh-sungguh datang ke dunia ini dalam rupa manusia untuk melenyapkan segala dosa kita, dan menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan menerima baptisan dari Yohanes di sungai Yordan. Dan dengan mati di kayu Salib, Ia dihukum bagi segala dosa kita menggantikan kita. Karena Yesus memang pada kenyataannya adalah Mesias, karena Ia adalah Juruselamat dan Tuhan atas kehidupan kita, kita bisa mendapatkan kehidupan yang baru dan kekal dengan percaya kepadaNya. Mesias memang adalah Allah kita. Inilah sebabnya pintu gerbang Kemah Suci terbuat dari kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, karena ini adalah rahasia air dan Roh yang membebaskan kita dari segala dosa dan penghukuman atas dosa-dosa kita.
Kebenaran bahwa Tuhan kita memang menyelamatkan kita dari dosa kita tidak bisa diragukan. Tuhan kita tidak menjanjikan keselamatanNya secara membingungkan, tidak mencapainya secara sembarangan, dan tidak menerima iman orang-orang yang percaya kepadaNya sekehendak hati, dan tidak berdasarkan kebenaran yang kongkret bahwa Ia sudah sungguh-sungguh menyelamatkan kita melalui air dan darahNya. Tuhan kita kemudian mengatakan kepada orang-orang yang percaya kepadaNya secara nominal saja, “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga” (Matius 7:21). 
Guru-guru palsu mengajarkan bahwa mereka sungguh-sungguh membuat orang menerima Roh Kudus di dalam nama Yesus, mengusir setan-setan di dalam namaNya, dan melakukan banyak mujizat dalam namaNya. Tetapi Allah mengatakan kepada mereka di dalam Matius 7:23, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Ini menunjukkan bahwa di antara orang Kristen, ada orang-orang yang masih tetap berdosa, yang akan dihukum karena dosa-dosa mereka di Hari Penghakiman, dan dibuang ke dalam neraka. 
Kenyataannya, ada, banyak orang Kristen yang dengan jelas mengakui, “Yesus adalah Juruselamat kita. Yesus sudah dipastikan menyelamatkan kita dari dosa kita.” Tetapi meski membuat pengakuan yang demikian, mereka sebenarnya tidak mengerti bahwa Mesias sudah sungguh-sungguh menanggung segala dosa mereka dengan baptisanNya, dan bahwa Ia sudah sungguh-sungguh menanggung segala dosa mereka dan penghukuman bagi dosa-dosa itu dengan mencurahkan darahNya di kayu Salib. Orang-orang itu akan menghadap Allah dalam keadaan masih berdosa, karena mereka hanya percaya secara nominal saja, seperti hanya sekedar mempraktekkan salah satu agama dunia saja.
Demikianlah, karena mereka tidak percaya sesuai dengan kebenaran yang sudah dikatakan Tuhan, “Engkau akan mengenal kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu,” mereka tidak diterima oleh Tuhan. Apakah manusia percaya kepada Tuhan atau tidak, orang-orang yang memiliki dosa di dalam hati mereka tidak bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah, dimana tidak ditemukan adanya dosa, karena mereka tidak memenuhi syarat untuk itu. Mereka, karena itu, harus yakin bahwa mereka bisa memenuhi syarat untuk masuk Surga hanya dengan percaya kepada kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi di dunia ini. Membuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus adalah pemeliharaan Mesias. Mereka yang sedang menuju ke neraka karena dosa-dosa mereka harus percaya kepada hal ini.
Karena orang-orang ini tidak mengenal kebenaran, dan karena mereka percaya kepada Yesus dengan pemahaman yang salah dari diri mereka, mereka masih memiliki dosa. Mereka masih memiliki dosa karena mereka, bukannya percaya sesuai dengan kebenaran yang tersembunyi di Kemah Suci, sudah berpikir mengenai Juruselamat dengan doktrin berdasarkan pemahaman sendiri, percaya bahwa keselamatan datang dari usaha mereka sendiri dengan menaikkan doa pertobatan kepada Allah dan berusaha mencapai pengudusan bertahap mereka.
Ada banyak orang di dunia mengatakan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat, namun mereka tidak percaya kepada baptisan dan darah Yesus. Ada banyak di dunia ini, yang bukannya percaya kepada kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi sebagai keselamatan mereka, justru berpikir bahwa mereka bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah yang Kudus hanya dengan percaya kepada darah Yesus, bahkan ketika mereka masih berdosa.
 

Kecocokan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru 
 
Allah mengatakan di dalam Yesaya 34:16 bahwa semua firman Allah memiliki pasangan yang cocok. Firman Allah, dengan kata lain, semua memiliki kecocokan. Allah menyuruh kita melihat dan memperhatikan sendiri apakah firmanNya di dalam Perjanjian Lama cocok dengan FirmanNya di dalam Perjanjian Baru. Sebagai contoh, seperti bangsa Israel menanggungkan dosa-dosa mereka kepada domba korban di dalam Perjanjian Lama, dalam Perjanjian Baru ini cocok dengan Yesus dibaptiskan untuk menanggung segala dosa dunia, dan dengan itu menanggungkan segala dosa kita ke atas DiriNya.
Melalui air dan darahNya, Yesus datang ke dunia ini sebagai korban persembahan dan Juruselamat orang berdosa. Kalau Ia tidak menanggung segala dosa dunia dengan baptisanNya, tidak akan pernah ada keperluan bagiNya untuk mati di kayu Salib. Tuhan kita dengan jelas sudah menghapus segala dosa kita dengan kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Ini, juga, sudah dijanjikan oleh Allah dengan FirmanNya, dimana Tuhan kita datang kepada kita melalui FirmanNya dan menghapus segala dosa kita yang seperti kirmizi, menjadikannya seputih salju.
Sebelum memahami kebenaran ini, sebenarnya, kita selalu tertimbun oleh dosa yang tidak ada hentinya. Kita kemudian tidak memiliki apapun yang bisa kita megahkan di hadapan Allah. Bukan hanya kita tidak memiliki apapun untuk dimegahkan di hadapan Allah, tetapi kita bahkan tidak memiliki apapun untuk merasa kuat di hadapan Allah. Tidak ada apapun, dengan kata lain, yang akan membuat kita bisa berpura-pura menjadi orang yang pintas. Di hadapan Allah, yang bisa kita katakan hanya, “Ya, Engkau benar.”
Kalau Allah mengatakan, “Engkau penuh kelemahan, harus masuk neraka.”
“Ya, Engkau benar; selamatkanlah saya.”
“Aku sudah menyelamatkan engkau demikian, melalui air, darah, dan Roh.”
“Ya, Tuhan! Saya percaya!”
Kita hanya bisa mengatakan “ya” setiap waktu. Di hadapan Allah, kita tidak bisa berkata kepadaNya, “Aku melakukan ini dan itu; aku melayani di gereja sebaik ini; aku sungguh-sungguh percaya kepada Yesus sepenuh hati; aku mempertahankan imanku dengan ketegaran yang tidak pernah bisa dibayangkan!” 
Bagaimana Tuhan sungguh-sungguh menghapus segala dosa kita? Ia sudah menunjukkan bahwa Ia melenyapkan semuanya melalui kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, dan melalui Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Perjanjian Lama, Ia melenyapkan dosa-dosa kita dengan kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, sementara di dalam Perjanjian Baru, Yesus menjadi Juruselamat dengan datang ke dunia ini dalam rupa manusia, menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, dan membereskan segala dosa serta penghukuman atas dosa kita dengan mencurahkan darahNya di kayu Salib. 
Dengan dibaptiskan, Tuhan kita menanggung segala dosa dunia sekaligus (Matius 3:15). Segala dosa duniawi kita ditanggungkan kepada Yesus. Setelah menanggung segala dosa dunia kita dengan baptisanNya, Ia membawa semua dosa itu ke kayu Salib, disalibkan, mencurahkan darahNya, mati di kayu Salib, dan bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu membuat semua dosa kita dilenyapkan. Yesus Kristus dengan demikian telah menjadi Juruselamat kita yang pasti. 
Kebenaran Allah yang kita terima adalah kebenaran yang diperoleh karena percaya kepada Yesus Kristus yang datang ke dunia ini dengan air, darah dan Roh. Inilah keselamatan yang diterima dari Allah, bukan sesuatu yang kita peroleh dari diri kita sendiri. Ini sesuatu yang tidak bisa kita megahkan di hadapan Allah.
Kenyataannya, kita diselamatkan dari dosa kita karena percaya kepada Yesus Kristus yang sudah menjadi Juruselamat kita yang pasti. Kita yang adalah orang-orang berdosa, dengan kata lain, sudah sungguh-sungguh menerima pengampunan dosa dengan percaya kepada baptisan Yesus dan darah yang dicurahkanNya bagi kita. Kalau karya keselamatan Yesus hanya berperan, katakanlah, sekitar 70 persen keselamatan kita, dan kemudian yang 30 persen sisanya adalah karena usaha kita sendiri untuk tidak melakukan dosa, yaitu agar kita secara bertahap menguduskan diri kita dan bahwa keselamatan kita didapatkan sedikit demi sedikit, maka kita sungguh-sungguh harus sering tidak tidur di waktu malam, dan menghabiskan hari-hari kita untuk menaikan doa-doa pertobatan, melayani masyarakat, atau kita berusaha untuk melakukan segala sesuatu dan apa saja yang mungkin untuk dilakukan. 
Tetapi Rasul Paulus mengatakan di dalam surat Roma, “Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini? Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita! Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Roma 7:24-8:1). Sama seperti kesaksian Paulus, kita juga harus percaya kepada Yesus dengan cara demikian. Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita dengan sempurna dari tubuh maut ini, 100 persen. Siapa, kemudian, yang akan menghukum kita? Tidak ada yang bisa menghukum kita, karena Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita 100 persen, bagaimanapun kelemahan kita sendiri.
 

Anda dan Saya, juga, Semuanya Farisi Rohani 
 
Beberapa di antara anda mungkin mengenal dan percaya kepada Yesus dalam waktu yang cukup lama. Anda sudah percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat anda, dengan kata lain, bahkan sebelum anda bertemu dengan Injil air dan Roh. Saya sendiri juga seorang Kristen, tanpa dilahirkan kembali, selama sepuluh tahun.
Ketika kita pertama kali percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita, pengalaman itu sangat menyegarkan. Awal ini sangat menyegarkan sampai-sampai kita berpikir bahwa kita bisa diselamatkan tanpa alasan hanya dengan percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat, meski kita tidak mengenal kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi.
Ketika saya pertama kali percaya kepada Yesus, hati saya sungguh-sungguh penuh dengan sukacita. Karena itu saya sangat bersukacita ketika saya pertama kali percaya kepada Yesus, tetapi setelah lima tahun, saya melihat diri saya sendiri, dan saya tahu bahwa saya tetap diikat oleh dosa-dosa yang saya lakukan, dan saya sampai kepada pemahaman bahwa saya masih belum bebas. Apakah anda pikir saya melakukan dosa, atau tidak melakukan dosa sama sekali, selama lima tahun pertama saya menjadi orang Kristen? Baik anda mengenal saya atau tidak, jawabannya jelas sekali: tentu saja saya melakukan dosa. Selama masa itu, ketika saya tidak mengenal kebenaran, saya tersiksa setiap kali melakukan dosa, dan untuk membuang rasa sakit itu saya harus menaikkan doa pertobatan, dan bahkan kadangkala berpuasa selama tiga hari. Beban di dalam hati saya nampak terangkat untuk sementara, dan membuat saya bisa memuji Allah, “♫Ajaib Benar Anugerah! ♫Pembaru Hidupku! ♪” Tetapi sesudah ini, tentu saja, saya tetap saja melakukan dosa lagi. Karena saya memiliki banyak kelemahan dan penuh dengan cela, setiap kali saya melakukan dosa, bahkan kalaupun saya membenci diri saya karena hal itu. Tidak sekalipun saya bisa menyelesaikan masalah dosa saya dengan baik.
Dalam keadaan yang demikian, lima tahun lagi berlalu, dan ketika saya sudah menjadi orang Kristen selama sepuluh tahun, tiba-tiba, saya dikejutkan dengan penemuan akan betapa banyaknya dosa yang saya lakukan sepanjang tahun-tahun itu. Ketika melihat diri saya melakukan dosa yang begitu besar setiap hari, saya menjadi sedih dan sungguh-sungguh putus asa. Dan ketika saya ada di hadapan hukum Taurat, saya juga menemukan betapa berdosanya diri saya. Dan menjadi semakin sulit bagi saya untuk berdiri di hadapan Allah, dan akhirnya saya menjadi orang berdosa yang bahkan tidak bisa mengatakan, dengan sejahtera bahwa saya mengenal Yesus dan percaya kepadaNya. Jadi dalam tahun kesepuluh saya menjadi orang Kristen, saya tidak bisa tidak mengakui keberdosaan saya kepada diri saya sendiri. 
Ketika pertama kali percaya kepada Yesus, saya sungguh-sungguh berpikir bahwa saya adalah orang Kristen yang cukup baik. Tetapi sejalan dengan waktu, saya semakin menyadari bahwa tidak ada yang bisa saya megahkan di hadapan Allah. Saya mengakui, “Saya sungguh-sungguh orang Farisi. Farisi tidak hanya ada di dalam Alkitab, karena saya sendiri seorang Farisi jaman ini!”
Farisi adalah orang-orang, yang ada di dalam kesucian yang pura-pura. Setiap Minggu dalam perjalanan ke gereja dengan membawa Alkitab, mereka berseru kepada sesama orang Kristen, “Selamat pagi! Haleluya!” Dan ketika mereka beribadah, setiap kali mereka mendengar orang berbicara tentang kayu Salib, mereka menangis. Saya sendiri, juga, mencurahkan banyak air mata, ketika berpikir mengenai darah Yesus. Saya berpikir bahwa inilah yang disebut sebagai penyembahan yang benar. Tetapi sementara hidup di dunia ini, semua manusia akhirnya menemukan dirinya, melakukan dosa demi dosa. Jadi, manusia sekali lagi terdorong untuk menaikkan doa pertobatan. Mereka mungkin merasa lebih baik sesudah itu, tetapi cepat atau lambat, mereka akan kehabisan doa pertobatan, karena terlalu banyaknya dosa yang mereka lakukan. Beberapa orang bahkan sampai mengucapkan bahasa roh dan mendapat penglihatan, tetapi semuanya itu tidak ada gunanya. Tidak peduli bagaimana kerasnya mereka berusaha, tidak ada gunanya bagi mereka untuk menyelesaikan masalah dosa-dosa di dalam hati mereka.
Kalau mereka akhirnya menyadari bahwa mereka memang makhluk yang tidak berguna di hadapan Allah dan memahami bahwa mereka akan masuk neraka karena dosa-dosa mereka, bahkan kalaupun kesadaran ini terlambat, tetap saja masih untung. Kenyataannya, semakin lama kita percaya kepada Yesus, semakin kita menyadari betapa jahatnya dosa kita sesungguhnya. Tetapi orang-orang Farisi sangat ahli dalam menyembunyikan sesuatu. Mereka sangat ahli menyembunyikan dosa-dosa di dalam hati mereka dan menjadi orang yang munafik supaya mereka bisa dipandang oleh orang-orang di sekitar mereka sebagai orang-orang yang saleh.
Orang-orang beragama di dunia ini saling menghormati. Tetapi seberapa banyak pun rasa hormat dan penerimaan yang mereka dapatkan dari orang lain, ketika mereka menghadap Allah, mereka hanyalah segumpal dosa saja.
Ketika kita tidak mengenal kebenaran, kita, juga, bisa menaikkan doa pertobatan dengan tekun. Tetapi tidak lama kemudian, kita lelah, dan akhirnya kita berdoa, “Tuhan, lakukan apa yang Kau kehendaki. Aku memiliki dosa. Aku melakukan dosa lagi. Sekarang terlalu memalukan kalau aku mengakuinya kepadaMu.” Meskipun terlalu memalukan, karena kita diajar bahwa Allah akan senang setiap kali kita mengakui dosa-dosa kita, dan bahwa Ia akan mengampuni segala dosa dengan kebenaranNya dan membasuh dari kecemaran, kita terus berdoa kepadaNya, “Tuhan, aku sudah melakukan dosa. Ampuni saya, Tuhan!” Namun dosa-dosa kita, tetap saja, masih ada di dalam hati kita.
Setiap kali orang menundukkan kepala untuk berdoa kepada Allah, hati nurani mengingatkan mereka akan dosa-dosa mereka dan kemudian menggerogoti hati mereka. Hati nurani kita menyiksa kita dan mengatakan, “Dengan begitu banyak dosa yang dilakukan, betapa beraninya engkau berdoa kepada Allah?”
Jadi, setelah beberapa waktu, karena kita sungguh-sungguh tidak tahu apa yang harus dikatakan, hanya bisa berseru, “Tuhan, Tuhan!” Semakin dan semakin sering, kita menemukan diri kita naik ke bukit dan menyerukan nama Tuhan. Untuk menghindari rasa malu karena menarik perhatian banyak orang, kita naik ke bukit pada waktu malam, masuk ke salah satu gua, dan menyerukan nama Tuhan di sana. Tetapi ini, juga, hanya menyenangkan diri, sementara dosa-dosa kita masih ada di dalam hati kita.
Kita juga berusaha untuk menentramkan hati nurani kita, dan mengatakan bahwa kita tidak memiliki dosa lagi, “Allah sangat penuh belas kasihan sehingga Ia melenyapkan dosa-dosa saya. Saya sudah berdoa puasa selama tiga hari. Lagi pula, saya rasa, saya tidak melakukan dosa sebanyak itu. Tidakkah Allah yang penuh belas kasihan kemudian akan mengampuni saya?” 
Tetapi bisakah kita sungguh-sungguh mendustai diri kita, bahkan kalau kita mau memuji Allah atas kemurahanNya? Bagaimana mungkin kita bisa mendustai hati kita ketika kita memiliki dosa di hadapan Allah? Tidak peduli sampai berapa tinggi kedudukan kita di gereja kita, dan tidak peduli bagaimana kita dipuji oleh orang lain, selama kita masih melakukan dosa kita, kita tidak akan pernah dibebaskan dari dosa-dosa itu, dan kemudian berakhir sebagai orang yang munafik saja. 
Kehendak dosa terus muncul di dalam hati kita. Meskipun kita berbicara mengenai darah Yesus di kayu Salib berulangkali, meski kita mencucurkan air mata hanya dengan berpikir tentang darahnya di kayu Salib, dan meskipun kita menjadi orang Kristen yang baik, kita tetap berdosa sampai kita bertemu dengan Injil air dan Roh yang sempurna. Meskipun kita menjalani kehidupan sesuai dengan semua ritual kekristenan, kita tetap memiliki dosa. Inilah agama Farisi. Masih ada banyak orang di dunia ini yang memiliki iman jenis ini, dan mereka bisa kita temukan bahkan di masyarakat Kristen.
 


Segala Dosa Dilenyapkan Dengan Percaya Kepada Injil Air Dan Roh

 
Sebelum mengenal Injil air dan Roh, dan sebelum percaya kepada Injil ini, kita semua memiliki dosa di dalam hati kita. Sebelum kita percaya kepada kebenaran kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, hati nurani kita penuh dosa. Dengan kejujuran, kita semua berdosa di hadapan Allah, dan kita semua harus masuk neraka karena dosa-dosa kita, karena Alkitab mengatakan bahwa “upah dosa ialah maut.” Kita kemudian sangat tersiksa karena dosa-dosa kita. Dan kita harus masuk neraka baik secara fisik maupun rohani karena penghukuman Allah bagi kita atas dosa-dosa kita.
Kita sudah menobatkan banyak orang kepada kekristenan dan mengajar mereka. Tetapi kita bekerja sementara kita sendiri tidak bisa membersihkan bahkan hati nurani kita sendiri. Kita tidak bisa menyangkali hal ini di hadapan Allah. Kita mengakui di hadapan Allah bahwa hati kita penuh dengan dosa dan harus masuk neraka.
Saya selalu memiliki pertanyaan yang belum terjawab, “Mengapa Tuhan kita dibaptiskan ketika Ia datang ke dunia ini?” Saya ingin memahami mengapa Yesus menerima baptisan. Mengapa, dan apa tujuan Yesus dibaptiskan? Saya bisa mengerti baptisan air saya sendiri, tetapi saya tidak mengerti sama sekali mengapa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Mengapa Ia dibaptiskan? Mengapa?
Jadi saya bertanya kepada beberapa pemimpin Kristen, “Pendeta, saya memiliki pertanyaan. Bolehkah saya mengajukan pertanyaan?” Setelah ia mempersilahkan, saya bertanya, “Ini mengenai Alkitab. Jelas sekali bahwa Yesus memang menerima baptisan dari Yohanes di dalam Perjanjian Baru. Tetapi saya tidak yakin alasan mengapa Ia dibaptiskan. Apakah anda tahu, Pendeta?” Mereka kemudian tersenyum, dan berkata, “Apakah anda tidak tahu? Itu adalah sesuatu yang sudah diketahui bahkan oleh anak-anak sekolah minggu! Hal itu bisa ditemukan di dalam bahasa asli Alkitab, dan juga di dalam kamus-kamus. Bukankah baptisan Yesus adalah untuk mengajarkan kepada kita dengan teladan, sebagai contoh, dan untuk menunjukkan kepada kita kerendahan hatiNya?” Kemudian saya bertanya, “Tetapi Pendeta, kalau jawabannya sangat sederhana, anak-anak Sekolah Minggu memang pasti juga tahu. Saya sudah menyelidiki di bahasa asli dan sejarahnya, tetapi baptisanNya bukan hanya berarti demikian. Tidakkah ada alasan yang sesungguhnya mengapa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes?”
Saya terus bertanya. Saya mulai mencari jawaban yang benar setelah saya menjadi orang Kristen. Saya tidak memiliki pilihan kecuali memakai waktu bertahun-tahun berusaha untuk mencari-cari jawaban untuk pertanyaan itu. Saya mencari karya para ahli berkaitan dengan pertanyaan ini. Meski saya menyelidiki, menanyakan, dan mencari semuanya, saya tidak menemukan jawaban apapun yang menjelaskan mengenai baptisan Yesus dengan jelas dan pasti. Saya bergumul untuk mencari jawaban akhir sampai Tuhan menerangi saya dengan Injil air dan Roh yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus.
Ketika saya terjebak di dalam teka-teki yang tidak terjawab tentang baptisan Yesus, saya mendapat kesempatan menemukan Matius 3:13-17: “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis olehMu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kataNya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menurutiNya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.””
Setelah membaca Firman ini, saya akhirnya menyadari, “Ini dia! Alasan mengapa Yesus dibaptiskan adalah karena Ia memang korban persembahan di dalam Perjanjian Lama! Inilah kebenaran keselamatanNya yang tersembunyi di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus!” 
Yohanes Pembaptis memang adalah Elia yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama yang akan diutus oleh Allah. Allah mengatakan di dalam Maleakhi 4:5 bahwa Ia akan mengutus Elia di hari akhir, dan Matius 11:14 mengatakan bahwa Elia yang dijanjikanNya ini bukan lain dari Yohanes Pembaptis. Jadi saya menemukan tentang Elia, tetapi saya masih belum yakin tentang alasan Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis. Kemudian saya kembali kepada Matius 3:13-17 dan membaca bagian ini sekali lagi, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." … Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air …"Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” Semua keraguan saya kemudian dipecahkan. “Untuk menggenapi segala kebenaran,” Ia sungguh-sungguh menerima baptisanNya. Yesus memang menggenapi karya kebenaran yang menyelamatkan semua manusia melalui baptisanNya.
Baptisan adalah sama dengan penumpangan tangan di dalam Perjanjian Lama, seperti tangan diletakkan di atas kepala korban persembahan sesuai dengan korban persembahan di Kemah Suci. Supaya orang-orang berdosa untuk bisa membawa korban persembahan ke depan mezbah korban bakaran, untuk menumpangkan tangan ke atas korban dan dengan itu mengakui dosa-dosa mereka dan menanggungkannya kepada korban persembahan; untuk imam besar mengakui segala dosa bangsa Israel dan menanggungkan semuanya di korban persembahan bagi bangsa Israel dan bagi dirinya; dan untuk Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis di masa Perjanjian Baru—semuanya itu saling berkaitan. Saya akhirnya menyadari bahwa Yesus sudah menerima baptisanNya (penumpangan tangan) untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya segala dosa dunia dan untuk melenyapkan segala dosa manusia.
Maka saya melihat ke teks asli Alkitab. Saya melihat bahwa ayat, “demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran,” tertulis di dalam bahasa Yunaninya “Ἄφες ἄρτι, οὕτως γὰρ πρέπον ἐστὶν ἡμῖν πληρῶσαι πᾶσαν δικαιοσύνην.” Dalam ayat ini, “demikianlah” dan “kebenaran” ditulis dalam bahasa Yunani sebagai "hoo`-tos gar (οὕτως γὰρ)" dan "dikaiosune (δικαιοσύνην)" Yang pertama berarti “seperti ini,” sepantasnya,” “hanya dengan cara ini,” “yang paling tepat,” atau “dengan cara ini.” Kemudian kata kedua berarti “kebenaran, keadilan atau kebaikan yang diterima oleh Allah.” 
Dikatakan bahwa Yesus menyelamatkan orang berdosa dari dosa-dosa mereka. Dikatakan bahwa Yesus menggenapi kebenaran Allah dengan dibaptiskan dan mencurahkan darahNya. Itu berarti, dengan kata lain, bahwa Ia menanggung segala dosa dengan baptisanNya. Semua teka-teki kemudian terpecahkan, karena sekarang kita memahami apa yang membuat kita bingung dan menyimpang. Karena Yesus menanggung segala dosa kita dengan baptisanNya sehingga Ia naik ke kayu Salib dan mati sebagai penghukuman bagi dosa-dosa itu. Inilah kebenaran yang ditemukan di dalam Injil air dan Roh.
Kita, orang-orang yang dilahirkan kembali, bisa memahami, dengan kata lain, bahwa baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes adalah unsur yang tidak terpisahkan dari keselamatan kita, dan bahwa Ia menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya sekaligus dengan baptisan ini. Anda juga harus memahami kebenaran yang sama di dalam Injil air dan Roh. Hanya dengan ini jiwa anda bisa diterangi. 
Kita tidak bisa, sebenarnya, melupakan hari ketika Yesus menerima baptisan dari Yohanes. Kita tidak bisa melupakan hari ketika kita menyadari bahwa dosa-dosa kita sudah ditanggungkan kepada Yesus. Kita sudah melihat perubahan terjadi di dalam hati kita dengan kesadaran akan kebenaran ini. Semua itu menyebar di dalam hati kita seperti ombak yang terjadi di permukaan danau. Dengan menembus kegelapan, terang yang bersinar masuk ke dalam diri kita, memungkinkan kita mengenal kebenaran keselamatan.
 


Baptisan Yang Diterima Yesus Menanggungkan Segala Dosa Dunia Ke Atas Dirinya 

 
Baptisan Yang Diterima Yesus Menanggungkan Segala Dosa Dunia Ke Atas Dirinya 
Setelah membaca Matius 3:13-17, saya tidak bisa berkata-kata dalam waktu yang lama. Meskipun saya penuh dosa, Yesus menerima baptisan, dan mengatakan, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Karena itu, alasan mengapa Ia harus mencurahkan darahNya di kayu Salib (kain kirmizi) adalah baptisan Yesus (kain biru). Yesus ini adalah Allah sendiri (kain ungu). Dan dengan Firman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (kain lenan halus), Ia sudah mengajarkan kepada kita kebenaran sejati tentang keselamatan. Yesus, dengan kata lain, menanggung segala dosa kita.
“Apakah kita, kemudian, masih memiliki dosa atau tidak? Ketika Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, dosa-dosa semua manusia ditanggungkan kepadaNya. Apakah dosa-dosa kita ditanggungkan kepadaNya juga? Apakah dosa-dosa dunia ditanggungkan kepadaNya pada saat itu? Apakah dosa-dosa yang sudah kita miliki ketika kita masih ada di rahim ibu termasuk dosa-dosa dunia atau bukan? Bagaimana dengan dosa-dosa yang kita lakukan ketika kita berusia satu tahun? Bagaimana dengan dosa-dosa yang kita lakukan ketika masih kecil? Tidakkah semuanya itu tergolong ke dalam dosa-dosa dunia?” 
Kita harus menanyakan pertanyaan itu juga untuk meyakinkan bahwa kita sedang memiliki dasar yang benar. Demikian, iman adalah meyakinkan diri bahwa kita sedang berdiri di tempat yang benar dengan firman Allah. Dosa-dosa yang kita lakukan di masa kanak-kanak kita termasuk dosa-dosa dunia, seperti juga dosa-dosa yang kita lakukan di masa remaja juga termasuk dosa-dosa dunia. Segala dosa yang kita lakukan di sepanjang kehidupan kita, tanpa menyebut dosa-dosa di masa dewasa kita, adalah dosa-dosa dunia juga. Segala dosa dunia sudah ditanggungkan kepada Yesus. Tidakkah demikian? Tentu saja begitu! Sudah tertulis bahwa Tuhan kita menanggung bukan hanya dosa-dosa kita, tetapi segala dosa dari semua manusia. Kemudian kita menyadari, “Segala dosa kita memang sudah ditanggungkan kepada Yesus. Apakah kita masih memiliki dosa? Tidak, kita tidak lagi memiliki dosa yang tertinggal di dalam diri kita!”
Karena Yesus sungguh-sungguh dibaptiskan oleh Yohanes sehingga Yohanes Pembaptis menyaksikan, “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia!” (Yohanes 1:29). Yesus menanggung segala dosa setiap manusia yang pernah dan akan hidup, sejak awal sampai akhirnya. Segala dosa yang dilakukan manusia di sepanjang kehidupan, dan bahkan dosa-dosa anak-anak semua orang, sudah ditanggung oleh Yesus. Tidak peduli betapa lamanya dunia ini akan bertahan, apakah ribuan tahun atau jutaan tahun, Tuhan kita menanggung segala dosa semua orangnya dengan baptisan, membawa dosa-dosa itu di atas bahuNya ke kayu Salib, disalibkan, dan dengan itu menerima semua penghukuman dosa bagi kita—itulah yang kita pahami. 
Saat kita, orang-orang yang dilahirkan kembali, sungguh-sungguh memahami bahwa Yesus bangkit dari kematian dan menjadi Juruselamat kita karena ini, dan saat kita percaya demikian, semua pertanyaan kita terjawab.
Dengan baptisan yang diterimaNya dan curahan darahNya di kayu Salib, Tuhan membereskan semua dosa kita. Inilah sebabnya Alkitab berbicara mengenai kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus di pintu gerbang pelataran Kemah Suci, dan sebabnya Alkitab menjelaskan di dalam 1 Yohanes 5:4-6 bahwa Yesus datang bukan hanya dengan air, tetapi dengan air dan darah. Kita kemudian bisa memahami, “Jadi inilah sebabnya Alkitab mengatakan bahwa Juruselamat kita Yesus menggenapi seluruh kebenaran Allah dengan menerima baptisanNya. Inilah kebenaran! Namun, para pemimpin Kristen tidak mengajari kita kebenaran ini karena mereka tidak memahaminya!”
Kita menjadi tidak berdosa ketika kebenaran Allah dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus menjelaskan bahwa kita tidak berdosa. Tidak seorangpun bisa menerima keselamatan orang lain. Tidak ada gunanya mendapatkan kata pujian dari orang lain. Bagaimana seseorang bisa mengatakan kepada kita—bahwa kita orang Kristen yang sangat baik, atau bahkan memberi kita nilai orang Kristen yang A+— yang bisa merupakan keselamatan kita dari dosa? Kita menjadi tidak berdosa bukan ketika orang menerima kita, tetapi hanya ketika firman Allah menjelaskan bahwa Kristus melenyapkan segala dosa kita dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus.
Firman Allah menjelaskan bahwa Yesus bukan hanya membuat dosa-dosa saya lenyap, tetapi juga dosa-dosa anda. Dijelaskan bahwa karena Yesus Kristus yang adalah Mesias sudah membuat segala dosa manusia dilenyapkan, kita kemudian akan menerima pengampunan dosa kalau kita percaya. Inilah caranya kita bisa masuk ke dalam pintu gerbang pelataran Kemah Suci, dengan menerima pengampunan dosa melalui air dan Roh.
 


Apakah Iman Yang Sempurna?

 
Pintu gerbang pelataran terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Semua orang harus memiliki iman yang sempurna yang percaya bahwa Tuhan kita datang ke dunia ini dan kemudian menyelamatkan kita dari dosa kita. Ketika kita percaya bahwa Tuhan dilahirkan ke dalam dunia ini dalam rupa manusia, dibaptiskan oleh Yohanes, mati di kayu Salib, bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu menjadi Juruselamat kita, kita semua bisa menjadi anak-anak Allah. Meskipun tindakan kita kurang, dan meski daging kita tidak berharga, dengan percaya kepada kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus di dalam hati kita, kita sudah menjadi tidak berdosa. Karena itu, untuk menjadi orang benar hanya dimungkinkan melalui iman. Dengan percaya kepada keselamatan yang dinyatakan melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, kita sudah mengenakan kebenaran Allah. Dengan percaya kepada Injil air dan Roh, singkatnya, kita sudah menjadi anak-anak Allah.
Beberapa di antara anda mungkin belum sepenuhnya mengerti. Kalau demikian, yang harus anda lakukan adalah mempelajari buku ini dan mengikuti Gereja Allah. Sampai saat ini kita hanya mendiskusikan aspek umum dari Kemah Suci, tetapi kalau anda mulai membaca penjelasan yang terperinci, anda semua akan bisa menggenapi pemahaman tentang Kemah Suci. Hal itu sangat mudah sampai anak kecil saja bisa menangkapnya.
Kalau orang harus mendasari iman mereka kepada pemahaman yang kasar tentang Yesus, mereka tidak akan pernah diselamatkan dari dosa mereka, tidak peduli sudah berapa lama mereka percaya kepada Yesus, selama ribuan atau puluhan ribu tahun ke depan. Mereka masih tetap memiliki dosa setiap hari. Mereka kemudian akan menangis setiap hari, karena mereka tidak bisa lepas dari kutuk atas dosa-dosa mereka. Ketika keadaan mulai terasa baik untuk mereka, mereka berpikir bahwa Allah sedang menolong mereka. Tetapi ketika keadaan menjadi buruk bahkan meski hanya sedikit, mereka bertanya-tanya, “Apakah ini karena saya tidak memberi perpuluhan? Atau karena saya tidak kebaktian hari Minggu yang lalu? Saya sudah berdosa dan gagal melayani Allah dengan baik, dan saya rasa Ia menghukum saya karena kesalahan itu.” Dengan cara ini, mereka akhirnya terkurung oleh Taurat, karena Alkitab mengatakan bahwa “Taurat membangkitkan murka” (Roma 4:15).
Untuk sungguh-sungguh memiliki iman yang penuh ini, kita harus mengerti dengan benar dan percaya kepada keempat pelayanan kulit lumba-lumba yang datang kepada kita melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Kita harus memahami kebenaran yang diberikan oleh Yesus Kristus. Hanya kalau kita memiliki pengertian yang jelas tentang keempat kebenaran ini dan percaya kepada hal itu saja, kita bisa memiliki iman yang penuh di hadapan Allah, dan kita bisa sungguh-sungguh menjadi anakNya yang sempurna. Karena kita sudah menjadi tidak berdosa dengan percaya kepada keempat pelayanan Yesus itu, kita senantiasa menjadi orang-orang benar yang tidak berdosa, yang bahkan tidak harus berjuang untuk membebaskan diri kita dari belenggu dosa; kita adalah orang beriman yang tidak berdosa, bahkan tanpa menguras kekuatan pribadi kita, dan kita adalah anak-anak Allah yang sempurna yang dosa-dosanya sudah dibasuh seputih salju, bahkan tanpa perbuatan baik atau usaha kita. 
Seperti seorang bayi yang bermain dan beristirahat dengan tenang di bawah pengawasan mata orang tuanya, dengan percaya kepada kebenaran ini, kita kemudian mendapat kedamaian dan ketenangan di dalam hati kita di hadapan mata Allah Bapa yang penuh kasih karunia. Bahkan meski perbuatan anda mungkin memiliki kekurangan, yang harus anda lakukan adalah percaya kepada karya Tuhan, karena semakin anda lemah, semakin anda merasakan kasih Tuhan kita.
Apakah anda sedang terus berjuang untuk menerima pengampunan dosa, masih belum mampu memiliki iman yang percaya kepada kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus? Sekarang orang-orang yang mengenal kebenaran ini tidak harus berjuang untuk menerima pengampunan dosa tetapi hanya harus percaya dengan tenang. Orang-orang yang sudah menjadi anak-anak Allah dengan iman adalah orang-orang yang sungguh-sungguh mengenal dan percaya kepada Yesus Kristus, Yang datang kepada kita melalui air, darah dan Roh. Mereka melayani Allah bukan dengan tindakan kepura-puraan, tetapi mereka mengasihi dan melayani Dia dengan iman terlebih dahulu. Karena kita percaya, Allah memberikan kepada kita kehadiranNya dan berjalan dengan kita. Karena kita percaya kepadaNya, Ia menolong kita. Dan karena kita percaya kepada Yesus yang sudah menyelamatkan kita dengan baptisan dan darah dimana kita menempatkan iman kita, kita sudah menjadi hamba Allah yang melayani karya kebenaranNya.
Sekarang kita harus memahami kebenaran bahwa Allah membuat gerbang keselamatan kita di pelataran luar Kemah Suci, dengan membuatnya dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, untuk memberikan kepada kita keselamatan pengampunan dosa yang pasti. Alkitab menjelaskan bahwa Yesus datang kepada kita melalui air, darah dan Roh, dan bahwa Ia sudah menyelamatkan kita dari dosa dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus di pintu gerbang pelataran Kemah Suci pada masa Perjanjian Lama. Tuhan kita sudah menjadi gerbang bagi keselamatan dari dosa kita. Kita harus percaya, dan senantiasa percaya, kepada keempat karya Mesias yang sudah sungguh-sungguh dan nyata membebaskan kita dari segala dosa kita.
 
 
Baptisan Yang Diterima Yesus Dari Yohanes Adalah Hakekat Yang Nyata Dari Kain Biru Yang Ada Di Pintu Gerbang Pelataran Kemah Suci 
 
Baptisan Yesus
Mari kita membuka Matius 3:13-17 lagi: “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis olehMu, dan Engkau yang datang kepadaku?" Lalu Yesus menjawab, kataNya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menurutiNya. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atasNya, lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” Pada saat itu, ketika Yesus dibaptis, sudah 30 tahun sejak Ia dilahirkan oleh anak dara Maria. Kata “maka” di sini menunjuk kepada waktu ketika Yohanes Pembaptis dan juga Yesus berusia 30 tahun.
Yohanes Pembaptis, yang dilahirkan 6 bulan sebelum Yesus, adalah wakil manusia di dunia ini yang memberikan kepada mereka baptisan pertobatan (Matius 3:11, 11:11). Ketika Yesus berusia 30 tahun, Ia datang kepada Yohanes yang sedang membaptis orang di Sungai Yordan, untuk dibaptiskan. Tetapi Yohanes Pembaptis berusaha untuk mencegahNya, dan mengatakan, “Akulah yang perlu dibaptis olehMu, dan Engkau yang datang kepadaku?” Yesus kemudian menjawab, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Yohanes kemudian bersedia, dan Yesus dibaptiskan olehNya. Alkitab juga menuliskan bahwa ketika Yesus selesai dibaptiskan, langit terbuka bagiNya, dan suatu suara terdengar, yang mengatakan, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”
Dalam Matius 3:15 ini, Yesus menjelaskan alasan mengapa Ia dibaptiskan oleh Yohanes. Kebenaran ini menunjuk kepada kain biru di Kemah Suci, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Tujuan dari baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes adalah untuk mengampuni semua kesalahan orang berdosa melalui karyaNya yang dinyatakan di kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi di Kemah Suci—“karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.”
Bahwa Yesus Kristus akan menanggung segala dosa semua manusia ke atas DiriNya dengan dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis adalah kasih kebenaran Allah dan penggenapan karya keselamatan bagi semua orang berdosa. Seperti yang dikatakan Yohanes 3:16, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yesus dibaptiskan untuk menyelamatkan kita dari dosa dunia, sehingga kita tidak akan dihukum karena dosa-dosa kita. Inilah sebabnya Yesus mengambil semua kebenaran Allah dan segala dosa manusia ke atas DiriNya dengan dibaptiskan oleh Yohanes, karena demikianlah sepatutnya mereka menggenapi seluruh kebenaran. 
Apakah “seluruh kebenaran Allah?” Ayat di atas menjelaskan bahwa alasan mengapa Yesus dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis adalah untuk menggenapi seluruh kebenaran Bapa. 
Di sini, kita perlu menemukan apa sebenarnya kebenaran Allah itu. “Seluruh kebenaran” menunjuk kepada kenyataan bahwa Yesus Kristus, dengan dibaptiskan oleh Yohanes, menanggung segala dosa manusia ke atas DiriNya. Dengan baptisannya, Ia menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya, sekaligus. Seperti tujuan dari kelahiranNya adalah untuk menghapus segala dosa sekaligus, baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes sungguh-sungguh kebenaran. Untuk menggenapi seluruh kebenaran Allah berarti menggenapi karya kebenaran yang membuat segala dosa dunia dilenyapkan—yaitu, untuk menggenapi keselamatan.
Baptisan Yesus adalah cara yang tidak bisa ditiadakan dimana Allah akan menyelamatkan kita dari dosa. Allah menetapkan di dalam Perjanjian Lama bahwa untuk menghapus segala dosa kita, Ia akan memunculkan Yohanes Pembaptis sebagai wakil manusia, membuat dia membaptiskan AnakNya Yesus Kristus, dan dengan itu menanggungkan segala dosa kita kepada AnakNya. Tidak lain dari ini adalah karya kasih karunia Allah. Karena Allah sangat mengasihi kita, Allah membuat Yesus dibaptiskan oleh Yohanes untuk menjadikan kita sebagai anak-anakNya dan menggenapi karya kebenaran penghapusan dosa-dosa kita. Inilah sebabnya Allah mengatakan, setelah Yesus dibaptiskan dan keluar dari air, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.”
Yesus Kristus, dengan kata lain, datang ke dunia ini, dan melalui cara dibaptiskan oleh Yohanes, Ia menanggung segala dosa kita sekaligus, dengan cara yang paling tepat, dan kemudian menjadi korban persembahan untuk melenyapkan segala dosa kita. 
Karena Anak Allah sudah dibaptiskan bagi kita, dan karena Ia kemudian menerima segala dosa ke atas DiriNya, sehingga Ia membawa semua dosa itu ke kayu Salib, disalibkan dan mencurahkan darahNya yang mahal, dan dengan itu menjadi Juruselamat bagi kita. Yesus sudah menyelamatkan kita yang percaya, dengan kata lain, dengan dibaptis bagi dosa-dosa kita, mengorbankan DiriNya dengan darahNya di kayu Salib, dan bangkit kembali dari kematian. Dan setelah bangkit dari kematian serta menggenapkan karya keselamatanNya, Ia sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah, dan kalau saatnya tiba, Ia pasti akan datang kembali. Kebenaran ini adalah Injil air dan Roh dan inti dari keselamatan.
Di pintu gerbang pelataran Kemah Suci, Keluaran 27:16 menuliskan, “tetapi untuk pintu gerbang pelataran itu tirai dua puluh hasta dari kain biru dan kain ungu muda, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipintal benangnya -- tenunan yang berwarna-warna -- dengan empat tiangnya dan empat alas tiang itu.” Jadi pintu gerbang pelataran Kemah Suci terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Ini menjelaskan kebenaran bahwa kita masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan percaya kepada anugerah keselamatan. 
Kain biru untuk membuat gerbang pelataran Kemah Suci menunjuk kepada kenyataan bahwa segala dosa kita ditanggungkan kepada Yesus ketika Ia datang ke dunia ini dan dibaptiskan, 
Kain ungu menjelaskan bahwa Yesus Kristus, yang sudah dibaptiskan bagi dosa-dosa kita, pada dasarnya adalah Sang Pencipta sendiri yang menciptakan seluruh alam semesta dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, Tuhan anda dan saya. Ungu adalah wara raja (Yohanes 19:2-3), dan dengan itu menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah Raja segala raja dan Tuhan atas segalanya. Kata “Kristus” berarti “yang diurapi” dan hanya raja, imam, dan nabi yang bisa diurapi. Dengan demikian, meskipun Yesus Kristus datang ke dunia ini dalam rupa manusia, identitasNya yang sebenarnya adalah Raja segala raja. Yesus, dengan kata lain, adalah Tuhan dan Pencipta atas seluruh alam semesta. Yesus adalah Allah Yang Mahakuasa sendiri dan Anak Tunggal Allah Bapa.
Kain kirmizi yang dipakai untuk gerbang Kemah Suci menunjuk kepada pengorbanan yang dibuat oleh Raja itu, setelah datang ke dunia ini dalam rupa manusia dan menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan baptisanNya, Ia disalibkan dan mencurahkan darahNya di kayu Salib. Yesus Kristus membayar upah dosa bagi kita, dengan dibaptiskan, mencurahkan darahNya yang mahal, dan dengan itu mengorbankan DiriNya bagi kita. Kain kirmizi menyatakan pengorbanan darah Yesus Kristus.
Yang terakhir, kain lenan halus menunjuk kepada Firman Allah yang terperinci di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Alkitab menjelaskan tentang keselamatan kita di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Sejak masa Perjanjian Lama, Allah berjanji bahwa Ia akan datang kepada kita sebagai Juruselamat orang berdosa, dan di dalam Perjanjian Baru, seperti yang dijanjikanNya, Yesus Kristus, Allah sendiri, memang datang ke dunia ini, dibaptiskan, dan mencurahkan darahNya di kayu Salib—menyerahkan DiriNya sebagai korban bagi dosa-dosa kita.
Dengan kain biru, Allah menyatakan Firman Yesus Kristus yang datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita dari dosa kita dan menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya dengan baptisanNya; dan dengan kain ungu, Ia menyatakan bahwa Dia yang dibaptiskan itu adalah Allah sendiri. Dan dengan kain kirmizi, Allah menyatakan bahwa Ia sudah menyelamatkan anda dan saya dari dosa-dosa kita dengan datang ke dunia ini sebagai Juruselamat kita, dibaptiskan, membawa segala dosa dunia ke kayu Salib, dan mencurahkan darahNya yang mahal. 
Bahwa keselamatan ini datang dengan firman Allah yang dijanjikan di dalam Perjanjian Lama, di sisi lain, dinyatakan dengan kain lenan halus. Inilah sebabnya pintu gerbang pelataran Kemah Suci terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Ketika kita melihat pintu gerbang pelataran Kemah Suci, gerbang ini menyatakan dan menunjukkan kepada kita secara jelas tentang bagaimana Allah sudah menyelamatkan kita dari dosa dan menjadikan kita umatNya; dengan itu, kita semua harus percaya kepada makna rohani dari keempat kain yang dipakai untuk pintu gerbang pelataran Kemah Suci.
Berbicara mengenai warna di pintu gerbang pelataran Kemah Suci, Alkitab terlebih dahulu menyebutkan kain biru. Kita sering berpikir bahwa urutannya adalah kain ungu, kain biru, dan kain kirmizi, tetapi Alkitab dengan jelas memberikan urutannya kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Ini menunjukkan kepada kita pentingnya kain biru itu. Ketika Yesus Kristus yang memang datang ke dunia ini sebagai Juruselamat, tidak dibaptiskan oleh Yohanes, kita tidak akan bisa dibasuhkan dari dosa-dosa kita. Inilah sebabnya Yesus, untuk menyelamatkan kita dari dosa dunia, dibaptiskan oleh Yohanes dan disalibkan, semua dalam ketaatan kepada kehendak Bapa.
Yesus adalah Tuhan alam semesta yang menciptakan segala sesuatu, dan Ia adalah Allah kita. Ia adalah Allah sendiri yang sudah membuat kita dilahirkan ke dunia ini, yang memberikan kepada kita kehidupan baru, dan yang menguasai kehidupan kita. Bagi Dia untuk menyelamatkan kita dari dosa kita, Ia harus dibaptiskan oleh wakil semua manusia dan dengan itu menanggung segala dosa ke atas DiriNya. Dengan dibaptiskan oleh Yohanes, dengan kata lain, bahwa Yesus sudah menjadi Juruselamat kita yang sejati.
Untuk membebaskan kita dari segala dosa kita sehingga Yesus Kristus datang ke dunia ini, dan untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya sehingga Ia dibaptiskan. Kalau bukan karena baptisanNya, Kristus tidak akan bisa disalibkan. Inilah sebabnya pintu gerbang pelataran menunjukkan kepada kita dengan jelas betapa pastinya Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita dari dosa—yaitu, cara yang tepat bagi keselamatanNya.
Warna dari pintu gerbang pelataran Kemah Suci menjelaskan kepada kita bahwa Yesus Kristus akan datang ke dunia ini, menanggung segala dosa manusia ke atas DiriNya dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, dan disalibkan—sehingga Dia, dengan kata lain akan membereskan segala dosa kita dengan DiriNya sendiri. Ketika Yesus dibaptiskan, pintu Surga terbuka, dan Allah Bapa mengatakan, “Inilah AnakKu yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” Yesus Kristus adalah Mesias dan Juruselamat kita, tetapi Ia juga adalah Anak Allah, Allah sang Pencipta yang menciptakan seluruh alam semesta dengan FirmanNya sendiri. Sebagai Allah Kudus, Yesus bisa menanggung segala dosa kita dengan dibaptiskan agar Dia bisa menjadi Juruselamat kita yang sejati.
Yesus Kristus yang menciptakan seluruh alam semesta dan mengaturnya sudah menunjukkan kepada kita keselamatan dari dosa dengan jelas. Karena Yesus Kristus, untuk menghapus segala dosa kita, datang ke dunia ini, menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan baptisanNya dan mati di kayu Salib sehingga anda dan saya bisa sungguh-sungguh diselamatkan. Yesus Kristus adalah Pencipta yang menguasai kehidupan dan kematian kita, yang menciptakan seluruh alam semesta, dan yang membawa leluhur kita serta seluruh umat manusia ke dunia ini. Ia adalah hakekat sejati dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus.
Allah sendiri datang ke dunia ini sebagai korban persembahan orang-orang berdosa. Yesus yang sudah menyelamatkan kita adalah Allah, Yang Mahakuasa dan Allah yang penuh kasih karunia. Karena Yesus Kristus menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan baptisanNya sehingga Ia menggenapi seluruh kebenaran Allah, dan inilah sebabnya Ia membawa segala dosa dunia ke atas kayu Salib, disalibkan dan mencurahkan darahNya yang mahal itu. Sama seperti hal itu dinyatakan di dalam pintu gerbang pelataran Kemah Suci, Yesus Kristus menjadi korban persembahan kita sendiri yang menghapus segala dosa kita semua.
Inilah sebabnya bukan hanya pintu gerbang pelataran Kemah Suci, tetapi juga gerbang Tempat Kudus, gerbang Tempat Mahakudus, dan bahkan penutup Rumah Allah semua terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Karena Yesus Kristus dibaptiskan bagi anda dan saya anda dan saya dibasuh dari dosa kita dengan percaya kepada hal itu. Yesus dibaptiskan untuk menggenapkan seluruh kebenaran, dan kebenaran ini digenapkan dengan menanggung segala dosa manusia ke atas DiriNya melalui baptisanNya. Yang harus kita lakukan, karena itu, adalah memahami bahwa segala dosa kita juga ditanggungkan kepada Yesus pada saat itu, dan percaya demikian. 
Namun, ada banyak orang Kristen yang percaya kepadaNya secara sembarangan dan sembrono. Mereka terlalu keras kepala untuk meninggalkan iman agama kedurhakaan mereka, melawan Allah sejak awal. Kita harus percaya kepadaNya sesuai dengan cara keselamatan yang sudah diberikanNya kepada kita. Yesus mengatakan, “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup” (Yohanes 14:6). Ia sedang mengatakan kepada kita, “Akulah jalan yang membawa kamu ke Surga. Akulah Gmbala, jalan, dan kebenaran. Aku memang kehidupan yang menyelamatkan kamu.” Dengan menyelamatkan kita dari dosa kita, Yesus Kristus sudah menjadi Tuhan kehidupan baru bagi kita.
 

Ketika Kita Percaya kepada Yesus, Haruskah Kita Memahami dan Percaya kepadaNya?
 
Kita bisa diselamatkan dari dosa hanya dengan percaya kepada cara yang tepat bahwa Ia datang ke dunia ini dan menyelamatkan kita. Kata “iman” mengandung pemahaman seperti “bersandar,” “berpegang kepada,” dan “mempercayakan diri.” Orang-orang tua sering bersandar kepada anak-anak mereka kalau mereka sudah tua, karena mereka melihat bahwa hidup menjadi terlalu sulit untuk dijalani sendirian. Demikian juga, alasan kita mempercayakan diri kita kepada Allah adalah karena kita tidak bisa melenyapkan dosa-dosa kita sendiri. Bahkan kalau kita berusaha untuk tidak memiliki dosa, kita tetap saja menjalani kehidupan yang senantiasa melakukan dosa. Karena kita tidak bisa membebaskan diri kita dari dosa sehingga kita percaya kepada Allah dan meletakkan keyakinan kita kepada Yesus Kristus Juruselamat kita dengan percaya kepada apa yang dilakukanNya bagi kita.
Inilah sebabnya ketika kita percaya kepada Yesus dan mencari keselamatan kita, kita harus terlebih dahulu mengerti iman yang bagaimanakah adalah iman yang benar. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan anda dan saya—tentunya, semua manusia yang ada di dunia ini—dari dosa-dosa kita. Setelah berusia 30 tahun, Ia kemudian dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis dan dengan itu menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya. Kita semua harus percaya kepada kenyataan ini. Kita harus percaya bahwa ketika Yesus menerima bukan hanya dosa-dosa anda dan saya tetapi segala dosa dunia ke atas DiriNya dengan baptisanNya, semua dosa, masa lalu, masa kini, dan bahkan yang akan datang, semuanya sudah ditanggung oleh Yesus Kristus.
Namun, banyak orang masih mengabaikan kenyataan ini bahwa bukan hanya dosa-dosa dunia tetapi juga dosa-dosa mereka ditanggungkan kepada Yesus ketika Ia dibaptiskan, dan terus percaya hanya kepada darah di kayu Salib. Itulah sebabnya tidak seorangpun di antara mereka bisa membedakan iman yang benar, bahkan meski mereka sudah melihat bahwa semua gerbang di Kemah Suci terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus.
Ketika Yesus Kristus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita, ia tidak hanya menyelamatkan kita dengan cara yang sembarangan. Karena Ia sungguh-sungguh menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya dengan baptisanNya dan hukuman atas dosa-dosa kita dengan penyalibanNya sehingga anda dan saya bisa sepenuhnya diselamatkan. Inilah caranya Yesus Kristus menyelamatkan semua manusia. Inilah sebabnya Tuhan mengatakan, “barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan Kubuang” (Yohanes 6:37). 
Ketika kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Yesus, kita tidak hanya percaya kepada pribadiNya, bukan hanya kepada kemahakuasaanNya. Namun, kita diselamatkan dengan percaya bahwa Kristus, meski Ia adalah Allah, datang ke dunia ini, menanggung segala dosa anda dan saya ke atas DiriNya dengan baptisanNya, dan dikorbankan di kayu Salib bagi kita. Ketika kita melihat keselamatan yang dinyatakan di dalam Kemah Suci, menjadi sangat jelas bagi kita bahwa yang sebenarnya iman yang tepat yang harus kita miliki ketika kita mengaku bahwa kita percaya kepada Yesus.
Saat ini, banyak orang yang percaya hanya kepada darah di kayu Salib, dan mengatakan dengan tiada henti, “♫ Maukah kau bebas dari beban dosa? ♪ Ada kuasa dalam darah, ada kuasa dalam darah ♫,” lalu dengan buta berseru, dengan semangat pribadi, “Tuhan! Aku percaya!” Tidak peduli bagaimana semangat mereka percaya kepada Yesus, mereka tidak akan pernah bisa bebas dari dosa-dosa mereka hanya dengan percaya kepada darah di kayu Salib saja.
Karena kita adalah orang-orang yang tidak akan pernah bisa dibebaskan dari dosa-dosa kita sepanjang kehidupan kita, kita sungguh-sungguh membutuhkan Juruselamat, dan Juruselamat ini tidak lain dari Yesus Kristus. Yesus Kristus yang datang untuk membebaskan anda dan saya adalah Juruselamat, Raja segala raja, Pencipta yang menciptakan seluruh alam semesta dan segala yang ada di dalamnya, dan Tuhan atas seluruh kehidupan kita. Ia datang ke dunia ini, menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan baptisanNya, dan membasuh kita dari segala dosa dengan mati di kayu Salib. Kita diselamatkan, dengan kata lain, dengan percaya kepada Yesus Kristus, yang menanggung seluruh penghukuman atas dosa-dosa kita dengan baptisan dan salibNya, sebagai Juruselamat kita. Inilah sebabnya pintu gerbang pelataran Kemah Suci sangat jelas dan tepat ditunjukkan kepada kita.
 

Orang-Orang Yang Percaya Kepada Yesus Hanya Sebagai Agama 
 
Di jaman ini, orang bisa mengatakan bahwa mereka diselamatkan hanya dengan percaya kepada darah di kayu Salib saja. Pengakuan yang kosong seperti itu hanyalah menunjukkan iman keagamaan mereka semata. Orang-orang ini mengatakan, “Kalau saya menaikkan doa pertobatan kepada Allah, Roh Kudus berbicara di dalam hati saya, ‘AnakKu, Aku sudah mengampuni dosamu.’ Betapa bersyukurnya saya ketika mendengar suaraNya!” Mereka membuat berbagai pengakuan bahwa kepercayaan mereka adalah kesaksian iman. 
Namun keselamatan kita tidak berasal dari perasaan emosi kita sendiri. Namun, kita diselamatkan melalui seluruh dimensi dari seluruh kepribadian kita: pengetahuan, emosi, dan kehendak. Kita harus diselamatkan, dengan kata lain, dengan pertama-tama memahami betapa Allah sudah menyelamatkan kita, dan kemudian percaya kepada hal itu. Tetapi bagaimana dengan agama? Apakah agama itu? Agama tidak lebih dari lembaga buatan manusia berdasarkan pemahaman manusia sendiri.
Dulu, di keluarga saya, ibu saya menjadi tukang masak. Saya bisa membantu dia, mengikuti dia di dapur, dan bertanya apa yang bisa saya bantu—seperti Yakub didalam Alkitab. Ketika ibu saya sibuk di dapur mempersiapkan makanan, saya sibuk menyiapkan meja di ruang makan. Ibu saya dan saya biasa menjadi pasangan yang sangat serasi. Bangun di pagi hari, kami menyalakan api, menyiapkan meja, dan setelah makan, membersihkan dapur dengan menyapunya. Semua kegiatan pagi itu diakhiri dengan sapu itu.
Ini bukan pemandangan yang umum di Korea jaman ini. Tetapi yang makin menarik adalah bahwa ada orang-orang yang menjadikan sapu yang biasa dipakai membersihkan lantai dapur tiba-tiba saja dijadikan dewa yang dianggap bisa memberikan apa saja yang diminta. Ada beberapa orang, dengan kata lain, yang sungguh-sungguh berdoa kepada sapu yang sudah lapuk karena lama dipakai itu. Kebodohan yang demikian sering terjadi di dalam kehidupan kita; bukan hanya ini, tetapi kapan saja ada kemalangan di dalam keluarga atau lingkungan, kami sering memanggil dukun untuk melakukan sihir. Karena orang-orang di jaman itu menganut kepercayaan panteisme dan percaya bahwa tuhan ada di mana-mana, bukan hanya sapu yang biasa dipakai untuk menyapu lantai ini dijadikan dewa, tetapi bahkan gulungan kertas yang dipakai untuk menuliskan nama-nama leluhur, atau sebuah batu besar digunung, atau bahkan apa saja yang bisa dilihat dengan mata bisa dijadikan sebagai tuhan. 
Saat ini, dengan berlalunya waktu, manusia sedikit demi sedikit lepas dari kebodohan ini, tetapi saat itu, sangat sering terjadi bahwa orang menjadikan apa saja menjadi dewa. Karena itu bisnis yang paling menguntungkan pada masa itu adalah bisnis sihir. Saya ingat melihat tukang sihir mengulang-ulangi mantra yang tidak bisa dimengerti ketika melakukan praktek sihir. Saya bisa menirukan cara tukang sihir mengucapkan mantra, yang mengatakan, “Abrakadabra, abrakadabra, datanglah siang, datanglah siang, semuanya menjadi milikku ketika siang datang. Topeng labu pecah karena kurang sajian. Abrakadabra abrakadabra.” Saya, tentu saja, tidak tahu apa yang sebenarnya mereka maksudkan.
Ketika sihir yang demikian dipraktekkan di salah satu rumah tetangga, semua orang satu kampung akan berkumpul untuk melihatnya. Inti dari perbuatan yang demikian adalah ketika segulung uang dimasukkan ke dalam kepala babi yang sudah mati, yang tersenyum tanpa makna. Berapa banyak uang yang dimasukkan akan sangat menentukan keampuhan mantra dan kekuatan tukang sihir itu. Praktek sihir itu kemudian dilangsungkan terus sepanjang malam sampai fajar menyingsing. 
Salah satu kenalan lama saya, mengaku kalau ia dirasuki oleh salah satu hantu gadis. Ia bisa mengatakan bahwa ia bisa mengusir berbagai macam setan, karena ia dirasuki oleh hantu gadis—hantu gadis dianggap memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan dengan yang lainnya. Ia mengatakan bahwa kalau ia baru selesai menghadapi setan yang lebih kuat, ia akan merasa dirinya bisa saja terbunuh dan bukannya berhasil mengusirnya, tetapi ia tetap saja mengatakan bahwa ia bisa mengusir segala macam setan-setan yang biasa-biasa saja. Tetapi ia tidak lain hanya sekedar salah satu dari tukang sihir itu. 
Ia memakai waktu-waktu biasanya secara wajar, sama seperti orang-orang lainnya. Tetapi kalau ada seseorang yang meminta dia untuk melakukan pengusiran setan, ia mengubah pakaiannya menjadi pakaian tukang sihir dan melakukan pertunjukannya yang spektakuler. Karena hati manusia dipenuhi dengan pikiran takhayul sehingga mereka mengikuti jenis agama primitif yang seperti ini yang tidak ada hubungannya dengan firman Allah dan yang akhirnya akan memunculkan hal-hal yang gila dan memalukan.
Manusia, dengan kata lain, membuat agama mereka sendiri. Seperti kisah di atas, mereka sudah menciptakan dewa-dewa mereka sendiri. Karena manusia memiliki naluri yang demikian, bahkan sebagai orang Kristen, kalau mereka diberi tahu bahwa Yesus disalibkan bagi mereka, mereka juga bisa dengan mudah dikuasai oleh emosi mereka sendiri akan hal ini, dan akhirnya terobsesi dan bahkan percaya kepadaNya secara buta. Dan ketika mereka diberitahu bahwa Yesus adalah Anak Allah dan sang Pencipta yang menjadikan alam semesta, mereka sangat menyukainya, dan sekali lagi mereka percaya dengan tanpa alasan. Mereka juga suka mendengar perkataan, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku,” dan, sekali lagi, percaya kepada hal itu tanpa alasan dan tanpa pemahaman yang benar. Karena tidak ada firman Allah yang salah, bahkan ketika mereka mendengar Firman yang baik untuk pertama kalinya, yang mereka katakan adalah bahwa mereka mengasihi Yesus. 
Tetapi Yesus akan datang untuk menghakimi orang-orang yang hatinya masih berdosa meskipun mengaku beriman kepada Yesus. Ia juga akan datang untuk mengangkat orang-orang yang percaya kepada Injil air dan Roh. Kebanyakan orang yang tidak mengerti kebenaran Injil air dan Roh hanya didasarkan kepada pemahaman mereka sendiri akhirnya akan menyadari, dalam waktu sekitar 10 tahun dari permulaan kehidupan keagamaan mereka, bahwa mereka sebenarnya orang yang sungguh-sungguh berdosa yang tidak bisa hidup sesuai dengan Hukum Allah.
Saya, juga, biasa percaya kepada Yesus secara sembarangan. Saya bisa menyanyikan pujian sepanjang waktu, karena sukacita yang limpah setelah bertemu Kristus. Tetapi setelah mengenal Yesus, saya mengenal hukum Taurat, dan setelah mengenal hukum Taurat, saya mengenal dosa-dosa saya. Setelah mengenal dosa-dosa saya, saya kemudian menyadari bahwa akan ada penghukuman kekal atas dosa, dan, sebagai akibatnya, diikuti oleh penderitaan atas dosa. 
Untuk menyelesaikan penderitaan atas dosa ini, saya kemudian menaikkan doa pertobatan saya dengan tulus. Namun, iman yang demikian sama saja dengan kepercayaan takhayul yang dengannya orang berdoa kepada segala sesuatu supaya mendapat berkat. Karena hati saya begitu terganggu setelah saya mengenal Hukum tertulis di dalam firman Allah dan menyadari dosa-dosa saya, saya berpikir saya harus menaikkan doa pertobatan saya, dan doa pertobatan yang demikian memberikan sedikit kelegaan emosi. Tetapi dosa masih tetap ada di dalam hati nurani saya, dan menemukan bahwa jiwa saya masih terikat oleh dosa, saya tetap menderita.
Dengan demikian, bukan karena keterikatan akan dosa saya menjadi percaya dan mengasihi Yesus, tetapi justru karena saya percaya kepada Yesus kemudian saya menyadari dosa-dosa saya, dan itu setelah saya menyadari dosa-dosa yang menyengsarakan menimpa saya. “Pasti saya terlalu cepat percaya kepada Yesus,” saya bahkan pernah berpikir demikian, dan akhirnya menyesalkan mengapa saya mengenal dan percaya kepada Yesus begitu cepat ketika masih muda. Tetapi saya tidak berhenti percaya kepada Yesus. Dan untuk lepas dari ikatan dosa, saya menaikkan doa pertobatan, tetapi tidak ada hasilnya, karena doa-doa itu sedikit saja peranannya untuk menyelesaikan akar dari masalahnya. 
Orang-orang biasa tidak menyadari dosa-dosa apa yang mereka lakukan bahkan pada saat mereka melakukannya, tetapi kalau mereka mulai datang ke gereja, mereka mendengar tentang Hukum dan menyadari dosa-dosa mereka, dan kemudian terkunci di dalam dosa mereka. Mereka mulai berusaha menyelesaikan masalah dosa mereka dengan menaikkan doa pertobatan yang emosional, tetapi semakin lama, semakin mereka menyadari bahwa mereka terikat di dalam dosa-dosa mereka dan bahwa mereka harus diampuni dari dosa-dosa itu.
Tidak peduli berapa sering mereka menaikkan doa pertobatan, semakin banyak mereka berdoa, semakin mereka menyadari dosa-dosa mereka, yang jauh dari dilenyapkan, bahkan justru menjadi semakin jelas dinyatakan dan semakin mengingatkan mereka akan kehadiran dosa-dosa itu. Sejak titik itu dan seterusnya, kehidupan keagamaan orang-orang yang demikian akan semakin terasa menyakitkan dan mereka terus menderita. Mereka bertanya-tanya, “Saya merasa sangat senang ketika baru percaya, tetapi mengapa saya merasa bertambah buruk setelah percaya lebih dari 5, 10 tahun ini? Mengapa saya begitu terganggu?” Mereka menyadari bahwa bahkan keyakinan keselamatan mereka, yang sudah mereka pegang dengan kuat ketika baru pertama kali percaya, sudah tidak ada lagi. Karena berpikir bahwa mereka menjadi berdosa setelah percaya kepada Yesus, mereka berusaha untuk mencari doktrin yang sesuai dengan kepercayaan mereka, dan akhirnya menjadi orang-orang yang sekedar beragama saja. 
Karena orang-orang ini tidak mengerti kebenaran bahwa Yesus sudah menyelamatkan mereka dari dosa-dosa dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus sehingga mereka akhirnya hanya menjadi orang yang sekedar beragama. Meski mereka mengaku percaya kepada Yesus, mereka masih terganggu, karena hati mereka tidak merasakan damai. Orang-orang yang demikian bahkan tidak mampu untuk mencari tuhan yang lain, karena walau mereka berusaha mencari, mereka sudah tahu bahwa percaya kepada sesuatu selain Allah sendiri adalah penyembahan berhala. Karena mereka sungguh-sungguh mengerti bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan bahwa Ia saja Allah sendiri, dan bahwa hanya Dia Juruselamat mereka, mereka lebih lagi tidak bisa percaya kepada tuhan yang lain. Namun karena mereka tidak mengenal kebenaran, mereka hidup di dalam penderitaan, senantiasa terganggu oleh dosa-dosa mereka.
Inilah sebabnya mereka harus mengenal dan percaya kepada Yesus Kristus yang datang melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Orang-orang Kristen yang akhirnya menjadi orang yang sekedar beragama juga tahu bahwa Yesus adalah Raja, bahwa Ia mencurahkan darahNya di kayu Salib, dan bahwa Firman di dalam Alkitab adalah firman Allah.
Yang mereka tidak tahu, sayangnya, adalah bahwa Yesus menanggung bukan hanya dosa-dosa mereka tetapi segala dosa dunia ke atas DiriNya melalui baptisanNya, dan ketidaktahuan ini menjadi alasan mengapa mereka hidup sebagai orang berdosa meski mereka mengakui iman mereka, dan mengapa mereka akhirnya akan berakhir di tempat yang disediakan bagi orang-orang berdosa. Karena orang Kristen yang sekedar beragama demikian tidak mengerti bagaimana tepatnya Yesus menyelesaikan masalah dosa mereka, mereka percaya kepada emosi mereka sendiri setiap kali emosi itu muncul. Sebagai akibatnya, kenyataan yang sesungguhnya tidak sesuai dengan apa yang mereka percayai, seperti orang buta yang mau tahu gajah dengan merabanya. Inilah sebabnya mereka sungguh-sungguh tidak menyadari apa yang salah dengan iman mereka, dan inilah sebabnya mereka kebingungan lagi.
 

Apa Yang Akan Terjadi Kepada Kita Kalau Kita Tidak Percaya Kepada Kebenaran Kain Biru?
 
Apa yang akan terjadi kalau kita percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat ketika kita meninggalkan kain biru di pintu gerbang pelataran Kemah Suci? Ketika Allah memerintahkan untuk membangun pintu gerbang pelataran Kemah Suci dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, apa yang akan dikatakanNya kalau Musa justru memerintahkan bangsa Israel untuk membangun pintu gerbang pelataran hanya dengan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, dan kemudian bangsa Israel menyelesaikan proses pembangunan itu? Apakah Allah akan menerima semua itu sebagai gerbang untuk Kemah SuciNya? Ia pasti tidak akan pernah menerimanya. Karena Allah memerintahkan bangsa Israel untuk membangun gerbang Kemah Suci dengan empat kain yang berbeda warna, kalau kemudian dibuat tidak dengan cara demikian, hal itu tidak bisa disebut sebagai gerbang Kemah Suci. Tidak ada salah satupun dari keempat kain itu yang bisa ditinggalkan.
Pintu gerbang pelataran Kemah Suci harus dibuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Karena Yesus, Allah sendiri, datang ke dunia ini sebagai Juruselamat dalam rupa manusia, menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya, mati di kayu Salib, bangkit kembali dari kematian, dan dengan itu sudah membasuh dosa-dosa kita menjadi putih seperti salju, maka dengan yakin dan percaya kepada Yesus Kristus inilah kita sudah diselamatkan dari segala dosa kita. Warna dari gerbang Kemah Suci menjelaskan kepada kita bagaimana kita harus percaya kepada Yesus untuk bisa diselamatkan dari dosa. Orang-orang yang percaya kepada kebenaran yang dinyatakan di dalam Kemah Suci semuanya sudah diselamatkan dari dosa. Mereka semua sudah menerima pengampunan dosa, dan menjadi putih seperti salju. Yesus Kristus sudah membasuh segala dosa anda dan saya, dan menjadikan kita putih seperti salju. Yesus Kristus sudah menjadi Juruselamat yang sesungguhnya bagi anda dan saya. 
Inilah kebenaran yang dinyatakan di gerbang Kemah Suci. Tetapi banyak orang jaman ini yang tidak percaya kepada implikasi dari kain biru, meskipun mereka mengaku percaya kepada kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. 
Sebagai riset awal untuk buku ini, saya pernah pergi ke sebuah toko buku Kristen. Di sana saya menemukan beberapa buku tentang Kemah Suci yang ditulis oleh beberapa di antara tokoh Kristen yang paling menonjol. Namun, beberapa tidak menyebutkan sama sekali tentang gerbang Kemah Suci, sementara yang lainnya membuat pernyataan yang sangat tidak berdasar sebagai berikut, “Apa arti kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus di dalam Kemah Suci bagi kita? Biru adalah warna langit, dan karena itu menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Kirmizi menunjuk kepada darah Yesus yang mahal yang tercurah di kayu Salib ketika Ia datang ke dunia ini. Ungu menjelaskan bahwa Ia adalah Raja.” 
Penafsiran yang begini jauh dari sasaran. Bahwa Yesus adalah Allah sudah dijelaskan di dalam kain ungu. Ketika Allah sudah menjelaskan kepada kita melalui kain ungu bahwa Yesus adalah Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan, mengapa Ia mengulanginya dengan kain biru? Karena orang-orang itu tidak mengerti rahasia kain biru sehingga mereka tidak bisa menafsirkannya dengan baik.
Karena mereka hanya mengenal darah di kayu Salib, mereka memberikan penekanan khusus kepada kain kirmizi. Ketika melihat gambaran mereka tentang gerbang Kemah Suci, kita bisa melihat bahwa gerbang itu didominasi oleh warna putih dan merah. Ketika keempat warna kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus harus nampak jelas di pintu gerbang pelataran Kemah Suci, gambar mereka hanya menunjukkan kain kirmizi dan kain putih, tetapi sama sekali tidak menyebut mengenai kain biru. 
Ada begitu banyak orang di dunia ini yang sekarang ini berbicara tentang iman yang tidak dapat dipertahankan tanpa menyadari kebenaran kain biru. Ada begitu banyak orang di jaman ini yang mengatakan bahwa mereka bisa diselamatkan hanya dengan percaya kepada darah dan kayu Salib Yesus saja, meskipun mereka sama sekali tidak tahu bahwa Yesus menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya dengan baptisanNya sekaligus untuk menanggung penghukuman kita. Hati orang-orang yang demikian senantiasa ada dalam keadaan berdosa. Karena hari ini, besok, dan selanjutnya—bahkan, sampai mereka mati—orang-orang itu senantiasa tersiksa karena tidak bisa dibebaskan dari keberdosaan mereka. Karena itu mereka kemudian mengakui, “Aku orang berdosa di hadapan Allah sampai aku mati.” Tetapi apakah ini jenis iman yang benar, bahwa mereka akan senantiasa menjadi orang berdosa sampai mereka mati, meski mereka sudah percaya kepada Yesus?
Setelah percaya kepada Yesus, kapankah tepatnya kita menjadi orang benar? Bukankah surga adalah tempat yang disediakan hanya untuk orang-orang yang tidak memiliki dosa karena percaya kepada baptisan dan darah Yesus? Surga memang tempat bagi orang-orang benar, bukan untuk orang-orang berdosa. Hanya orang-orang benar yang sudah pasti diselamatkan dari dosa mereka dan yang menjadi tidak berdosa yang bisa masuk ke dalam Surga. 
Orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai orang berdosa sampai mereka mati bahkan ketika mereka percaya kepada Yesus tidak memiliki keyakinan akan keselamatan mereka betapapun seringnya mereka mengakui iman mereka kepadaNya, karena mereka tidak mengenal kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Bahkan saat mereka percaya kepada Yesus dan berdoa kepadaNya, mereka tidak memiliki keyakinan bahwa doa-doa mereka akan dijawab. Meskipun mereka percaya kepada Yesus, mereka tidak ditolong ataupun dikasihi olehNya. Mereka mungkin saja merasa dikasihi ketika sedang dalam ibadah, tetapi ketika mereka mengendorkan ibadah mereka, mereka merasa sudah ditinggalkan oleh Allah, seolah-olah mereka dibenci oleh Allah. Mereka berpikir bahwa Allah mengasihi dan memberkati mereka hanya kalau mereka memberi persembahan dan ibadah kepadaNya, dan bahwa Ia tidak lagi akan mengasihi mereka kalau mereka tidak memberi persembahan kepadaNya. Ketika mereka mengalami masa-masa sulit, mereka berpikir kalau Allah sudah membenci mereka, dan tidak bisa mengerti bagaimana mereka harus menjalani masa-masa yang susah demikian, dan akhirnya akan menyalahkan Dia karena penderitaan mereka dan tidak bisa lagi percaya kepadaNya.
Pada akhirnya, kepercayaan di antara orang-orang yang demikian dengan Allah menjadi hancur. Karena iman mereka adalah hasil dari pemikiran dan emosi mereka sendiri, maka hal itu sangat sembarangan, berbahaya, dan keliru. Ketika kita menghadap Allah, kita harus menyingkirkan emosi kita, ketika kita menghadap Allah, kita harus menghadap hanya dengan iman yang sudah jelas percaya kepada Yesus Kristus yang menyelamatkan kita, yang sebenarnya harus masuk neraka karena dosa-dosa kita, dengan baptisan dan darahNya. Di hadapan firman Allah dan Firman Hukum, di hadapan Injil air dan Roh, dan juga dengan hati nurani kita juga, kita harus sungguh-sungguh memahami bahwa kita adalah orang-orang yang tidak bisa tidak ditentukan untuk masuk neraka tanpa kecuali. Hanya kalau kita mengenal, belajar, percaya, dan yakin akan keadaan kita yang berdosa dan bagaimana Allah sudah menyelamatkan kita dari dosa kita saja kita bisa mengetahui bahwa Yesus Kristus sudah menjadi Juruselamat yang sejati bagi kita.
 

Hanya dengan Iman Sejati Kita Bisa Menerima Anugerah Keselamatan 
 
Karena itu, anda dan saya harus menyadari bahwa kita diselamatkan dari dosa dengan percaya kepada kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, bukan karena perbuatan baik pribadi kita. Dan kita harus mengerti serta percaya bahwa untuk menyelamatkan kita dari dosa kita, Yesus Kristus datang kepada kita dengan jelas menggunakan empat sisi kebenaran. Ia berjanji di dalam Perjanjian Lama akan datang sebagai Mesias, dan seperti janji ini, Ia memang datang ke dunia ini, dan dengan baptisanNya, menanggung segala dosa kita dan dosa-dosa seluruh umat manusia ke atas DiriNya sekaligus. Ia kemudian membawa dosa-dosa dunia itu ke kayu Salib, disalibkan, mencurahkan darahNya yang mahal, dan mati setelah berseru, “Sudah selesai!” (Yohanes 19:30). Bangkit kembali dari kematian pada hari yang ketiga, Ia bersaksi selama 40 hari lagi dan kemudian naik ke sebelah kanan tahta Allah, dan berjanji akan kembali. Kita harus percaya kepada hal ini juga.
“Aku sudah menyelamatkanmu secara pasti dengan pelayananKu berupa kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Dan Aku akan datang kembali untuk mengangkat semua orang yang percaya kepada keselamatan ini. Aku juga memberikan kepada mereka hak untuk menjadi anak-anak Allah. Bagi mereka yang percaya kepada kebenaran ini di dalam hati mereka, Aku akan membasuh dosa-dosa mereka dan menjadikan mereka putih seperti salju, Aku akan memberikan Roh Kudus kepada mereka, dan Aku akan menjadikan mereka anak-anakKu sendiri.” Inilah yang dikatakan Tuhan kepada kita. 
Kita harus percaya kepada Firman ini. Tuhan kita sudah menggenapi semua janji ini, dan Ia sebenarnya bekerja di dalam kehidupan mereka yang ada di dunia ini. Ia melindungi mereka yang percaya kepada kebenaran ini dan bersaksi bagi mereka. Demikianlah kita bisa diselamatkan melalui karya baptisan dan darah Tuhan, berdiam di dalam anugerah, perlindungan dan kasih Allah, dan menjalani kehidupan yang benar. Karena Ia sudah menyelamatkan kita sehingga kita sudah diselamatkan dari dosa dengan percaya.
Ketika buku tentang Kemah Suci ini diterjemahkan ke seluruh bahasa di dunia, saya yakin bahwa orang di seluruh dunia akan diselamatkan dari dosa melalui iman mereka kepada kebenaran. Orang-orang yang mengatakan bahwa pengampunan dosa datang hanya dari darah Yesus saja tidak akan bisa mengeluarkan perkataan yang demikian lagi, tetapi mereka justru akan memahami betapa salahnya perkataan mereka itu. Mereka tidak akan pernah bisa mengatakan bahwa mereka bisa diselamatkan hanya dengan percaya kepada darah Yesus saja.
Di pintu gerbang pelataran Kemah Suci ditemukan Injil air dan Roh, Firman keselamatan yang jelas tentang kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Karena ini adalah firman nubuatan Allah yang dijanjikan dari Perjanjian Lama, dan karena Allah sudah menepati janjiNya di Perjanjian Baru dengan menggenapi keselamatan dari dosa dengan baptisan dan penyalibanNya, kalau kita percaya kepada anugerah keselamatan dengan sukacita dan ucapan syukur, kita semua bisa menerima pengampunan dosa kekal. 
Inilah Firman yang begitu sederhana dan sempurna, tetapi ini juga kebenaran yang tidak bisa dipahami bahkan dengan semua pengetahuan di alam semesta, kalau anda tidak memiliki iman yang murni kepada FirmanNya. Inilah sebabnya kita harus percaya kepada FirmanNya sebagaimana adanya. Karena kebenaran ini begitu berharga dan tidak bisa kita dapatkan kalau kita senantiasa mengabaikannya, anda dan saya harus memastikan bahwa kita percaya kepada Injil air dan Roh. Dengan mengajarkan kepada kita kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dinyatakan di dalam Kemah Suci dengan bebas dan mudah, Allah memampukan kita untuk memiliki anugerah keselamatan yang tidak ternilai harganya ini dengan iman kita.
Anda dan saya juga, yang percaya kepada kebenaran ini, kita semua memberikan ucapan syukur kepada Allah karena kasih kebenaranNya. Tetapi masih banyak yang tetap tidak mengenal kebenaran kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi dan bahkan mengajarkan serta menuntun orang lain untuk percaya kepada cara mereka yang salah. Kepada mereka juga, kita ingin memberitakan kebenaran ini. Kepada mereka yang hatinya tersiksa karena tidak mengenal kebenaran, kita memberitakan Injil kebenaran air dan Roh, dan ingin agar mereka juga dibebaskan dari dosa-dosa mereka dan masuk ke pintu keselamatan. Ketika kita memberitakan kebenaran Kemah Suci, mereka yang percaya akan diselamatkan, tetapi mereka yang tidak percaya akan dihukum atas dosa-dosa mereka. Kalau kita memutuskan untuk percaya kepada Yesus, kita harus percaya kepadaNya dengan memahami kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi.
Tidak ada orang yang sejak awalnya langsung mengenal kebenaran kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Allah mengatakan, “Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yohanes 8:32). Apakah kebenaran? Kebenaran adalah Injil yang benar (Efesus 1:13), yaitu, Injil air dan Roh yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Mengenal kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi dengan benar dan percaya kepada hal itu adalah iman kepada kebenaran yang sejati. 
Mengapa Allah mengatakan bahwa kebenaran akan memerdekakan kita? Sudahkah anda diselamatkan dari dosa anda? Dengan percaya kepada kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, anda tidak hanya akan diselamatkan dari dosa anda, tetapi apakah hati anda juga didiami oleh Roh Kudus? Dari hati nurani dan hati anda, apakah dosa-dosa anda sudah jelas dihapuskan? Apakah anda sungguh-sungguh percaya dan bisakah anda mengaku dari kedalaman hati anda bahwa Allah memang adalah Bapa anda? Karena Allah hanya mengenali mereka yang tidak berdosa adalah anak-anakNya, Ia hanya menerima iman mereka yang mengenal dan percaya kepada kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dipakai untuk membuat pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Orang-orang berdosa bukanlah anak-anak Allah; hanya orang yang dilahirkan kembali yang percaya kepada Injil air dan Roh yang diberikan Allah kepada kita, adalah anak-anak Allah Bapa.
Meski kita menghadapi banyak kesulitan, keberatan, dan penderitaan ketika hidup di dunia ini, karena Allah berdiam di dalam kita, kita merasa bahagia. Meski kita lemah, kita menjalani kehidupan yang penuh berkat, percaya kepada kebenaran Allah dan memberitakan ke seluruh dunia Injil kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, Injil yang mencurahkan kebenaran Allah kepada kita.
Saya bersyukur kepada Allah, melebihi semuanya, atas kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Ketika saya baru percaya kepada Yesus, tidak peduli bagaimana setianya kepercayaan saya, hati saya tetap memiliki dosa, dan saya sangat tersiksa karena hal itu. Tidak peduli bagaimana tulusnya saya mengaku percaya kepada Yesus, dosa tetap saja ada di dalam hati nurani saya. Orang bisa melihat apakah dia berdosa atau tidak di hadapan Allah dengan melihat kepada hati nuraninya. Dengan kata lain, orang-orang yang masih memiliki dosa tertulis di hati nurani mereka adalah orang-orang yang tidak bisa menerima pengampunan dosa. Kalau hati nurani mereka bahkan memiliki sedikit saja dosa, ini adalah bukti bahwa mereka tidak menerima pengampunan dosa. 
Namun, ketika saya tidak bisa mengetahui kebenaran yang akan menyelesaikan masalah dosa-dosa saya, bahkan yang terkecil sekalipun, dan ketika segala macam pertanyaan dan kebingungan muncul di dalam hati saya, Allah menemui saya melalui FirmanNya tentang kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi.
Firman ini ditemukan dalam bagian dari Injil Matius yang sudah kita baca sebelumnya. Ketika membaca Matius 3:13-17, saya membaca bagian yang berbunyi, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran” (Matius 3:15). Saya kemudian menyadari dan percaya bahwa ketika Yesus dibaptiskan dan keluar dari air, Allah menyaksikan kebenaranNya, dan seluruh kebenaran digenapi ketika segala dosa dihapuskan melalui baptisan Yesus ini. 
Ketika Yesus dibaptiskan oleh Yohanes, segala dosa saya jelas sekali ditanggungkan kepadaNya, dan semua sekaligus dibayar di kayu Salib. Saat ini saya menyadari dan percaya kepada alasan mengapa Yesus dibaptiskan, semua masalah dan pertanyaan tentang dosa yang tidak terpecahkan sudah terjawab, seperti segala dosa saya juga dikerat sekaligus dari kehidupan saya. Saya sangat bersyukur untuk kebenaran pengampunan dosa ini, karena kenyataan bahwa saya menerima pengampunan dosa karena mengenal dan percaya kepada Injil air dan Roh, firman Allah yang sejati.
Tuhan datang kepada kita melalui Firman tertulis ini, dan saya menerima pengampunan dosa melalui Firman air dan Roh ini, dan mempercayainya di dalam hati saya. Sejak saat itu, melalui Firman Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, saya sudah menyaksikan Injil kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi kepada banyak orang, dan bahkan sekarangpun, saya terus menyebarkan semua kebenaran dan rahasia keselamatan. Injil yang sejati ini bukanlah sesuatu yang terbuat dari pemikiran manusia, doktrin atau pengalaman emosi semata-mata.
Dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, Tuhan kita sudah menghapus segala dosa kita. Melalui kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, semua orang di seluruh penjuru dunia akan sampai kepada pemahaman akan kebenaran keselamatan dengan jelas dan menyadari bahwa kebenaran ini tidak lain dari Injil air dan Roh. Ini juga kebenaran mutlak yang memang diperlukan di akhir jaman ini. Orang tidak terhitung banyaknya akan datang untuk percaya kepada kebenaran ini. 
Masa sekarang adalah masa dimana kebenaran manusia sedang berantakan dan kejahatan merajalela. Kalau situasi di sekeliling memburuk, manusia menumpahkan kejahatan yang sebenarnya ada di dalam kehidupan mereka. Namun demikian, Tuhan sudah menyelamatkan anda dan saya melalui Injil kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Betapa bersyukur dan tak ternilainya berkat ini? Saya mengucap syukur kepada Tuhan atas keselamatan yang jelas ini, karena saya berlimpah dengan sukacita dan kebahagiaan.
Dunia sekarang sedang menuju akhir jaman seperti yang dinubuatkan Allah, dan sudah memasuki masa ini. Di saat seperti ini, ketika semakin sedikit orang yang melayani Allah dengan setia, dan bahkan ketika iman orang-orang percaya melemah, kalau anda berusaha menyerahkan kesetiaan diri anda kepada sesuatu yang bukan kebenaran air dan Roh, anda hanya akan menambah luka di dalam hati anda. Ketika percaya kepada Allah, kalau anda tidak percaya Injil kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, anda hanya akan menjadi kecewa, karena hal itu tidak akan meninggalkan sesuatu yang berarti di dalam hati anda dan juga tidak akan menghasilkan buah-buah yang tinggal tetap.
Karena kebenaran Injil empat warna di Kemah Suci—kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus—adalah kebenaran yang jelas, maka itu adalah satu-satunya injil yang terbaik di dunia yang gelap ini. Bahwa kita menjalani kehidupan setelah menerima pengampunan dosa dengan mengenal dan percaya kepada kebenaran yang dinyatakan di dalam Kemah Suci adalah berkat yang tidak ternilai, anugerah yang berharga, dan kebahagiaan besar bagi kita. 
Karena orang-orang yang mengenal dan percaya kepada kebenaran kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang dinyatakan di pintu gerbang Kemah Suci adalah melayani kebenaran, bukan kepalsuan, sukacita yang besar ditemukan di dalam hati mereka sampai selamanya. 
Apakah anda juga mengenal dan percaya kepada kebenaran yang dinyatakan di pintu gerbang pelataran Kemah Suci ini? Anda harus mengenalnya, dan anda harus mempercayainya.