Search

Khotbah-Khotbah

Pokok 11: Kemah Suci

[11-32] Korban Penghapus Dosa untuk Mentahbiskan Imam Besar (Keluaran 29:1-14)

Korban Penghapus Dosa untuk Mentahbiskan Imam Besar
(Keluaran 29:1-14)
“Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan muda dan dua ekor domba jantan yang tidak bercela, roti yang tidak beragi dan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu. Kautaruhlah semuanya dalam sebuah bakul dan kaupersembahkanlah semuanya dalam bakul itu, demikian juga lembu jantan dan kedua domba jantan itu. Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air. Kemudian kauambillah pakaian itu, lalu kaukenakanlah kepada Harun kemeja, gamis baju efod, dan baju efod serta tutup dada; kaukebatkanlah sabuk baju efod kepadanya; kautaruhlah serban di kepalanya dan jamang yang kudus kaububuh pada serban itu. Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas kepalanya, dan kauurapilah dia. Kausuruhlah anak-anaknya mendekat dan kaukenakanlah kemeja-kemeja itu kepada mereka. Kauikatkanlah ikat pinggang kepada mereka, kepada Harun dan anak-anaknya, dan kaulilitkanlah destar itu kepada kepala mereka, maka merekalah yang akan memegang jabatan imam; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya. Demikianlah engkau harus mentahbiskan Harun dan anak-anaknya. Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu. Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan. Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah. Kemudian kauambillah segala lemak yang menutupi isi perut, umbai hati, kedua buah pinggang dan segala lemak yang melekat padanya, dan kaubakarlah di atas mezbah. Tetapi daging lembu jantan itu, kulitnya dan kotorannya haruslah kaubakar habis dengan api di luar perkemahan, itulah korban penghapus dosa.”
 

Hari ini kita mengalihkan perhatian kita untuk berkonsentrasi atas Imam Besar. Disini Allah(Jahweh) memerintahkan Musa bagaimana menahbiskan Harun dan anak-anaknya dengan terperinci. Kata “untuk menahbiskan” di ayat 9 berarti menguduskan, mempersiapkan, membaktikan, menghormati, atau untuk memperlakukan sebagai kudus. Dalam kata lain, dibabtiskan berarti dikuduskan oleh dan membaktikan kepada Allah(Jahweh). Karena itu, ditahbiskan sebagai Imam Besar” berarti “dipisahkan untuk memberi wewenang dan tugas Imam Besar.” Allah(Jahweh) memberi Harun dan anak-anaknya hak Imam Besar dan imamat, yang memungkinkan mereka membawa bangsanya penampunan dosa-dosa.
Allah(Jahweh) memerintahkan Musa untuk memakaikan Harun dengan pakaian Imam Besar dan memakai serban di kepalanya, dan anak-anaknya dengan kemeja-kemeja. Kemudian agar Harun ditahbiskan sebagai Imam Besar dan anak-anaknya sebagai imam-imam, mereka harus mengambil seekor lembu dan dua dimba jantan yang tidak bercela untuk penahbisan mereka. Tugas paling penting Imam Besar adalahmemberi korban penghapus dosa pada Hari raya Pendamaian untuk pengampunan dosa-dosa seluruh orang Israel. Dan untuk melakukannya, Harun sendiri dan anak-anaknya harus disucikan dosa-dosa mereka terlebih dahulu, dan itulah sebabnya mereka harus memberikan korban penghapus dosa untuk diri mereka terdahulu pada hari pentahbisannya.
Apa yang kita harus sadari disini adalah bahwa bahkan Imam Besar harus menumpangkan tangannya di atas kepala korban persembahan sebelum dia membunuh mereka untuk memberikan darah mereka kepada Allah(Jahweh), semua sesuai sistem korban yang Dia telah tentukan. Selama tujuh hari, Imam Besar harus memberikan persembahan demikian sebagai korban penghapus dosa bersama dengan korban bakaran, persembahan unjukan, dan persembahan khusus untuk pentahbisan mereka.
Sama seperti persembahan yang diberikan untuk Imam Besar sendiri dan keluarganya, dia juga harus menumpangkan tangannya di atas kepala binatang korban untuk menanggungkan dosa-dosa orang Israel ke atas mereka sebelum membunuh mereka, dan mengambil darahnya. Untuk tugas pelayanan untuk Allah(Jahweh) sebagai Imam Besar, dia harus belajar dengan terperinci bagaimana persembahan harus diberikan untuk pengampunan dosa-dosa bangsanya. Bahwa Imam Besar memberikan korban penghapus dosa untuk menyucikan dosanya sendiri dahulu berarti bahwa dia dilatih bagaimana memberikan persembahan untuk bangsanya—yaitu, dengan juga menumpangkan tangannya di atas kepala persembahan, mengambil darahnya dan mencurahkan darah ini di mezbah korban bakaran, dan mencurahkan sisanya di atas tanah.
Disini, Imam Besar harus mengingat bahwa untuk menanggungkan dosanya dan dosa bangsanya; dia harus menumpangkan tangannya di atas kepala persembahan. Sebagaimana Keluaran 29:10-12 menyatakan, “Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu. Haruslah kausembelih lembu jantan itu di hadapan TUHAN di depan pintu Kemah Pertemuan. Haruslah kauambil sedikit dari darah lembu jantan itu dan kaububuh dengan jarimu pada tanduk-tanduk mezbah, dan segala darah selebihnya haruslah kaucurahkan pada bagian bawah mezbah.” 
Imam Besar dan anak-anaknya diperintahkan bahwa mereka dengan mutlak harus menumpangkan tangan mereka di atas kepala lembu jantan itu, korban persembahan mereka. Karena ketika Harun Imam Besar dan anak-andaknya meletakkan tangan mereka di atas kepala binatang korban, segala dosa ditanggungkan ke atasnya. Dan karena korban persembahan ini menerima dosa-dosa Imam Besar dan anak-anaknya dengan penumpangan tangan, itu harus menumpahkan darah dan mati. Setelah ini, Imam Besar kemudian mengambil darahnya, mengoleskan darahnya di tanduk-tanduk mezbah korban bakaran, dan menumpahkan sisanya di atas tanah. Dia harus mengambil semua lemak yang menutupi isi perut, umbai hati, kedua buah pinggang dan segala lemak yang melekat padanya, dan kaubakarlah di atas mezbah.. 
Dalam kasus korban penebus dosa untuk pendamaian untuk dosa siapapun orang biasa yang telah melakukan dosa yang tidak disengaja, dia harus membawa sebagai korban penghapus dosanya anak kambing, yang betina tanpa cacat, untuk dosanya yang dia telah lakukan. “Lalu haruslah ia meletakkan tangannya ke atas kepala korban penghapus dosa dan menyembelih korban itu di tempat korban bakaran. Kemudian imam harus mengambil dengan jarinya sedikit dari darah korban itu, lalu membubuhnya pada tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Semua darah selebihnya haruslah dicurahkannya kepada bagian bawah mezbah. Tetapi segala lemak haruslah dipisahkannya, seperti juga lemak korban keselamatan dipisahkan, lalu haruslah dibakar oleh imam di atas mezbah menjadi bau yang menyenangkan bagi TUHAN. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu sehingga ia menerima pengampunan.” (Imamat 4:29-31). 
Penumpangan tangan dan pencurahan darah persembahan merupakan eleman yang sangat diperlukan atas sistem korban yang ditetapkan oleh Allah(Jahweh). Bahkan sebelum dasar dunia, Allah(Jahweh) menetapkan rencana ini di dalam Yesus untuk membebaskan segala dosa kita dengan kebenaran yang tersembunyi di dalam kain biru, kain ungu, kain kirmizi dan kain lenan halus yang dipintal benangnya. Allah(Jahweh) menanjikan kepada orang Israel bahwa Dia akan bertemu mereka kapanpun mereka memberikan-Nya korban baaran. Keluaran 29:42 menyatakan,, “Suatu korban bakaran yang tetap di antara kamu turun-temurun, di depan pintu Kemah Pertemuan di hadapan TUHAN. Sebab di sana Aku akan bertemu dengan kamu, untuk berfirman kepadamu.” Penumpangan tangan dan pencurahan darah persembahan merupakan eleman yang sangat diperlukan atas sistem korban yang ditetapkan oleh Allah(Jahweh). Bahkan sebelum dasar dunia, Allah(Jahweh) menetapkan rencana ini di dalam Yesus untuk membebaskan segala dosa kita dengan kebenaran yang tersembunyi di dalam kain biru, kain ungu, kain kirmizi dan kain lenan halus yang dipintal benangnya. Allah(Jahweh) menanjikan kepada orang Israel bahwa Dia akan bertemu mereka kapanpun mereka memberikan-Nya korban baaran. 
 


Apakah Artinya Korban Bakaran yang Diberikan oleh Imam Besar?

 
Karena korban persembahan menerima segala kelemahan orang berdosa yang meumpangkan tangannya di atas kepalanya, itu harus mati di tempat mereka dan dihukum dengan dibakar. Apa yang Allah(Jahweh) ingin dari kita melalui korban penghapus dosa atas sistem korban adalah untuk kita mengakui, “Karena saya telah melakukan dosa demikian dan dosa demikian dihadapan Allah(Jahweh), saya harus menerima penghukuman dosa demikian,” Untuk kita untuk dibasuhkan dosa-dosa kita, sesuai dengan hukum keselamatan Allah(Jahweh), kita harus meletakkan tangan kita diatas kepala korban persembahan kita, mengambil darahnya, mengoleskan darah ini di tanduk-tanduk mezbah korban bakaran, menuangkan sesa darah ke tanah, membakar dagingnya di mezbah korban bakaran, dan dengan demikian menerima pengampunan dosa sesauai karunia kebenaran Allah(Jahweh).
Pertama, kita harus mengenal dihadapan Allah(Jahweh) semua dosa-dosa kita yang kita telah lakukan dengan baik hati dan tindakan. Dan kita harus mengenal bahwa kita tidak bisa menghindar dihukum atas dosa-dosa ini. Tetapi kita tidak bisa bersyukur kepada Allah(Jahweh) karena keselamatan-Nya yang sempurna. Allah(Jahweh) sangat mengasihi kita bahwa Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal. Yesus Kristus menganggung segala dosa kita melalui babtisan-Nya dan mendamaikan untuk segala disa itu dengan kematian-Nya di kayu Salib untuk siapapun yang percaya di dalam Dia tidak akan dihukum tetapi memiliki hidup yang kekal.
Sistem korban dibutuhkan bahwa persembahan haruslah diberikan melalui penumpangan tangan dan pencurahan darah. Ini menunjuk bukti iman yang membebaskan segala dosa kita, dan kita harus karena itu percaya di dalamnya. Bahwa setiap orang berdosa menumpangkan tangannya di atas kepala korban persembahan berarti menanggungkan dosanya keatasnya. Bahkan Imam Besar harus mengaku, “saya memiliki dosa seperti itu dihadapan Allah(Jahweh), dan saya harus karena itu dihukum mati,” ketika dia mempersembahkan pendamaian untuk membebaskan kita dari dosa, dan bahwa Allah(Jahweh) telah memampukan kita untuk menerima pengampunan dosa dengan percaya di dalam persembahan ini, kita bisa diselamatkan.
Allah(Jahweh) berkata, “Aku akan bertemu kamu disana.” Dia berkata ini tidak hanya untuk Imam Besar, tetapi juga untuk setiap orang biasa, berarti bahwa Allah(Jahweh) akan memberikan pengampunan dosa kepada kita semua dan karena itu membuat kita umat-Nya. Bagaiman akemudiann Allah(Jahweh) bertemu kita? Karena Allah(Jahweh) memiliki renana keselamatan untuk kita, Dia dengan pasti bertemmu hanya mereka yang memberikan korban penghapus dosa mereka sesuai sistem korban yang ditetapkan oleh-Nya. Karena Allah(Jahweh) tahu dengan baik bahwa manusia ditetapkan oleh-Nya. Karena Allah(Jahweh) tahu sangat baik bahwa manusia dilahirkan berdosa dan bahwa mereka terikat untuk berdosa juga, Dia ingin untuk membasuh segala dosa kita sesuai rahmat-Nya yang dinyatakan di dalam sistem korban keselamatan-Nya, dan karena itu membuat kita anak-anak-Nya sendiri. Inilah mengapa Allah(Jahweh) telah menetapkan sistem korban melalui tidak terhitung orang Israel dapat menanggungkan dosa mereka kepada korban persembahan sebagaimana mereka menumpangkan tangan mereka di atas kepalanya.
Cara ini dimana bangsa Israel menganggungkan dosa-dosa mereka ke korban persembahan melalui “penumpangan tangan” seperti ini. Orang Israel melanggar hukum Allah(Jahweh) tidak terhitung kali dan melakukan segala jenis dosa. Tetapi karena mereka dapat menanggungkan segala kelemahan ke atas korban persembahan mereka melalui metode “penumpangan tangan” ini, mereka dapat membasuhkan segala dosa mereka. Itu adalah melalui ini bahwa Allah(Jahweh) dapat tinggal dengan orang Israel itu yang percaya di dalam-Nya, menjadi Allah(Jahweh) mereka, membuat mereka umat-Nya, menuntun mereka, dan memberikan mereka berkat Surga sebagaimana berkat kegemukan di bumi ini. Segala hal ini dapat menjadi nyata melalui iman merea di dalam sistem korban Kemah Suci.
Segala segi sisten korban Kemah Suci ditetapkan oleh Allah(Jahweh) sebelumnya, dan orang Israel dapat dibasuhkan disa mereka dengan penumpangan tangan mereka di atas kepala korban mereka dan karena itu menanggungkan segala dosa mereka ke atasnya sesuai cara yang ditetakan oleh Allah(Jahweh), Karena Allah(Jahweh) memungkinkan semua merekayang datang kepada-Nya dengan percaya kuasa penumpangan tangan dan pencurahan darah yang ditetapkan oleh-Nyauntuk membasuh dari dosa mereka, mereka yang percaya di dalam Kebenaran ini dapat berjalan dengan kekudusan Allah(Jahweh). Tanpa persembahan yang diberikan dengan baik penumpangan tangan dan pencurahan darah, Allah(Jahweh) tidak dapat tinggal dengan orang Israel. Tanpa memperhatikan betapa kurang orang Israel dan berapa banyak dosa yang mereka telah lakukan, Allah(Jahweh) dapat bagaimmanapun tinggal dengan mereka karena Allah(Jahweh) ini-diberikan hukum keselamatan merupakan korban menurut hukum—penumpangan tangan di atas kepala korban penghapus dosa dan pencurahan darah-Nya. Karena itu, kita harus semua menyadari dan percaya bahwa keselamatan dari dosa membiarkan kita oleh Allah(Jahweh) dibuat baik penumpangan tangan di atas kepala korban penghapus dosa dan darahnya. Karena itu, kita harus semua menyadari dan percaya bahwa keselamatan dari dosa dibiarkan kepada kita oleh Allah(Jahweh) membuat baik penumpangan tangan di atas kepala korban persembahan dan pencurahan darahnya.
Imam harus memberikan korban penghapus dosa setiap pagi dan petang. Mereka harus melakukan ini karena setelah memberikan korban bakaran di pagi untuk dosa mereka, dan jadi diperlukan untuk menanggungkan dosa-dosa mereka dan membasuhkan mereka lagi dengan memberikan korban persembahan yang lain pada petang. Korban bakaran yang diberikan setiap hari mengingatkan orang Israel iman yang mengingat dan percaya bahwa Yesus akan datang ke bumi ini, menanggung dosa dunia dengan dibabtiskan oleh Yohanes Pembabtisa, mati di atas kayu Salib, dan karena itu menghapuskan segala dosa seluruh dunia. Dengan demikian, kita semua harus memberikan persembahan iman setiap pagi dan petang, karena kita terus berdosa terus menerus sepanjang hari. Persembahan iman ini yang diberikan di masa Perjanjian Lama adalah sama dibasuhkan segala kenajisan hati di masa Perjanjian Baru dengan percaya di dalam babtisan Yesus yang diterima dari Yohanes Pembabtis dan di dalam pencurahan darah-Nya.
Allah(Jahweh) Bapa bertemu kita ketika Dia menemukan iman di hati kita ini yang percaya bahwa Yesus Juruselamat kita telah membebaskan segala dosa kita. Sesuai dengan sestem korban Perjanjian Lama, Yesus Kristus datang ke bumi ini pada waktu-Nya dan menerima segala dosa kita dengan dibabtiskan oleh Yohanes Pembabtis pada awal Perjanjian Baru (Matius 3:15). Inilah mengapa Yesus berkata, “Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.” (Matius 11:12). Dengan percaya di dalam Injil Kebenaran ini, kita bisa dibebaskan dari segala dosa kita dan dibasuh dari mereka dengan sempurna.
Tanpa memperhatikan bahwa Yesus Kristus datang ke bumi ini, orang-orang telah melakukan tidak terhitung dosa, dan kita orang Kruiten, baik sebelum dan setelah mengenal Yesus Kristus, telah juga melakukan dosa yang tidak terkira banyaknya. Tetapi Yesus Kristus datang ke bumi ini, dan dengan babtisan yang Dia terima dari Yohanes Pembabtis dan pencurahan darah-Nya di kayu Salib, dia telah membasuhkan segala dosa dunia. Karena itu, ketika Allah(Jahweh) berkata bahwa Dia dapat bertemu orang Israel melalui korban bakaran, itu berarti bahwa Allah(Jahweh) dapat bertemu mereka yang percaya di dalam Injil air dan Roh. Allah(Jahweh) mengasihi mereka yang karena itu percaya bahwa Dia telah benar-benar menghapus segala dosa mereka dengan kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi. Tetapi Dia dengan pasti tidak mengasihi mereka yang menolak Kebenaran ini.
Di masa Perjanjian Baru, adalah dengan percaya di dalam Injil air dan Roh bahwa kita bisa bertemu Tuhan. Di masa Perjanjian Lama, adalah dengan percaya Kebenaran yang dinyatakan di dalam kain biru, kain ungu, kain kirmizi dan kain lenan halus yang dipintal benangnya seseorang dapat menerima pengampunan dosa-dosa. Penumpangan tangan dan pencurahan darah—kesatuan dua konsep merupakan satu Injil yang sempurna. Perjanjian Lama menubuatkan keselamatan sempurna Allah(Jahweh) secara terpoerinci, dan Perjanjian Baru adalah penggenapan nubuat itu dan penyelesaian janji Injil. Karena itu, Ibrani 1:1-2 menyatakan, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” 
Yesus adalah Raja segala raja dan Allah(Jahweh) yang Mahakuasa, tetapi Allah(Jahweh) ini datang ke bumi ini menjelma kedalam daging manusia, doibabtiskan, mati di atas kayu Salib, bangkit kembali dari kematian, dan sudah karena itu membasuhkan segala dosa kita dan menyelamatkan kita dari segala penghukuman dosa. Dengan percaya di dalam Injil ini dimana Allah(Jahweh) telah membuat kita benar, kita bisa menjadi lengkap. Sekarang sudak menjadi mungkin untuk kita untuk menerima pengampunan dosa-dosa kita, dimana kita harus cari setelah sangat jelas, dan Allah(Jahweh) telah membebaskan mereka sekali untuk selamanya melalui sistem korban penumpangan tangan dan pencurahan darah—yaitu, melalui babtisan Yesus dan pencurahan darah-Nya di kayu salib, inti sebenarnya dari Injil air dan Roh (1 Yohanes 5:6-8). Adalah ketika kita percaya bahwa Allah(Jahweh) telah membebaskan segala dosa kita dengan sempurna bahwa Dia membuat kita umat-Nya dan bertemu kita. 
 


Kepentingan Penumpangan Tangan

 
Imamat 1:1-4 berkata, “TUHAN memanggil Musa dan berfirman kepadanya dari dalam Kemah Pertemuan: "Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila seseorang di antaramu hendak mempersembahkan persembahan kepada TUHAN, haruslah persembahanmu yang kamu persembahkan itu dari ternak, yakni dari lembu sapi atau dari kambing domba. Jikalau persembahannya merupakan korban bakaran dari lembu, haruslah ia mempersembahkan seekor jantan yang tidak bercela. Ia harus membawanya ke pintu Kemah Pertemuan, supaya TUHAN berkenan akan dia. Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu, sehingga baginya persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya.’” 
Perhatikan ayat 4 disini yang berkata, “Lalu ia harus meletakkan tangannya ke atas kepala korban bakaran itu, sehingga baginya persembahan itu diperkenan untuk mengadakan pendamaian baginya.” Dalam kata lain, Allah(Jahweh) akan menerima persembahan yang menyenangkan ketika orang berdosa mempersembahkan korban bakarannya setelah menumpangkan tangannya diatas kepalanya. Di atas kepala siapa orang berdosa menumpangkan tangannya? Itu adalah di atas kepala korbabn persembahan. Hanya dengan cara ini, Allah(Jahweh) berjanji untuk menghapuskan dosa-dosa orang Israel. Jadi di dalam Perjanjian Lama itu adalah di atas kepala korban persembahan bahwa tangan diletakkan, tetapi bagaimana dengan Perjanjuian Baru? Siapakah korban persembahan dalam Perjanjian Baru? Itu tidak lain daripada Yesus Kristus Juruselamat semua umat manusia. Yesus Kristus adalah satu dan satu-satunya korban persembahan untuk menghapuskan dosa seluruh umat anusia. Adalah karena seorang manusia bahwa semua orang menjadi orang berdosa, dan adalah juga karena Yesus Kristus bahwa semua manusia dibasuhkan segala dosa mereka dan menerima hidup yang kekal.
Oleh iman, kita harus menumpangkan tangan di atas kepala Yesus dan menanggungkan segala dosa kita keatanya. Dalam kata lain, kita harus meletakkan tangan kita di atas kepala-Nya di dalam iman sejati sehingga Allah(Jahweh) dapat mmenerima korban persembahan ini dalam kesenangan. Yesus berkata di dalam Matius 11:22 bahwa hanya orang kasar dapat menanggung Kerajaan Allah(Jahweh) dengan kekuatan. Karena penumpangan tangan memampukan kita untuk menanggungkan segala dosa kita, Allah(Jahweh) menerima di dalam kesenangan korban iman ini. Karena Yohanes Pembabtis menumpangkan tangannya di atas kepala Yesus Kristus dan menanggungkan setiap orang untuk dibasuhkan dari dosa dan membebaskan mereka dari penghukuman dosa ketika mereka percaya dengan sepenuh hati didalam baik babtisan Yesus Kristus yang diterima bahwa kita bisa menanggungkan segala dosa kita kepada-Nya.
Allah(Jahweh) sudah meberikan orang Israel sistem korban, dan itu membayangkan persembahan korban yang kekal oleh Yesus Kristus dengan tubuh-Nya sendiri. Dalam kata lain, Yesus Kristus telah menyelesaikan hukum keselamatan yang dijanjikan di dalam sistem korban ini dengan babtisan-Nya dan darah-Nya di kayu Salib. Dari kasih-Nya yang tidak tebatas untuk kita, Allah(Jahweh) telah menyelamatkan kita dengan memberikan kita Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal. Sekarang adalah waktu untuk setiap orang untuk diselamatkan dengan percaya di dalam babtisan Yesus Kristus dan pencurahan darah-Nya di atas kayu Salib.
Allah(Jahweh) yang Maha tahu merencanakan keselamatan sempurna-Nya untuk orang berdosa bahkan sebelum penciptaan, dan menggenapinya dengan benar sesuai jadwal-Nya. Itu adalah sesuai rencana keselamatan ini bahwa Yohanes Pembabtis dilahirkan enam bulan sebelum Yesus. Yohanes Pembabtis adalah yang terbesar atas semua umat manusia. Seperti Yesus Sendiri katakan “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis” (Matius 11:11), Yohanes Pembabtis, dengan kata lain, adalah wakil umat manusia. Yohanes Pembabtis adalah hamba Allah(Jahweh) yang lebih besar dari bahkan Musa, Elia, dan Nabi Yesaya. Banyak orang mempertimbangkan Yohanes Pembabtis hanya sebagai seseorang yang menjalani kehidupan pertapa di padang gurun. Tetapi dia adalah dalam kenyataannya diutus menjadi wakil semua umat manusia oleh Allah(Jahweh), Yohanes pembabtis adalah sesungguhnya yang terbesar semua manusia di dunia ini. Dia datang dari keturunan Harun Imam Besar (Lukas 1:5-7). Seperti raja-raja dilahirkan dari keluarga kerajajan, Yohanes Pembabtis, Imam Besar terakhir, juga dilahirkan dari keturunan Harun Imam Besar pertama, dan sebagai wakil umat manusia, dia membabtiskan Yesus di Sungai Yordan untuk menanggungkan dosa umat manusia kepada-Nya. Yohanes Pembabtisa adalah yang terbesar dari semua di bumi ini. Tetapi ada orang yang mempertanyakan ini, seolah-olah menenntukan diri mereka tidak percayta, bertanya, “Dimana di Alkitab dikatakan bahwa Yohanes Pembabtis adalah Imam Besar?”
Biarkan saya menjawab mereka dengan menunjukkan dengan jelas bahwa Yohanes Pembabtis sesungguhnya wakil semua umat manusia dan Imam Besar, karena ini semua tertulis di dalam Firan Allah(Jahweh): “Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan — jika kamu mau menerimanya — ialah Elia yang akan datang itu.” (Matius 11:13-14). Allah(Jahweh) telah berjanji untuk mengutus Elia di dalam Maleaki 4:5. Dan Yesus sendiri berkata bahwa Elia ini yang datang tidak lain daripada Yohanes Pembabtis. Itu karena Yohanes Pembabtis dilahirkan sebagai keturunan Harun bahwa dia menggenapi perann Imam Besar.
Di dalam Perjanjian Lama, ketika orang berdosa menanggungkan dosa-dosanya dengan menumpangkan tangannya di atas kepala korban persembahan, persembahan kemudian dihukum mati dengan menncurahkan darahnya dan membakarnya dengan api. Siapapun yang mencari dibebaskan dari dosa-dosanya harus meletakkan tangannya di atas kepala korban persembahan tanpa gagal untuk menanggungkan dosa-dosanya diatasnya. Ketika orang menanggungkan tangan mereka di atas kepala korban persembahan, itu berarti bahwa dosa-dosa mereka ditanggungkan ke atasnya. Dan, pada Haru Raya Pendamaian, Harun Imam Besar harus menanggungkan tangannya di atas kepala kambing jantan untuk menanggungkan dosa tahunan orang Israel keatasnya. Disini juga, penumpangan tangan sangat diperlukan, dan ini berarti, berbicara secara rohani, penyerahan dosa . Yohanes Pembabtis menanggungkan segala dosa kita ke atas Yesus melalui babtisan-Nya, dan melalui babtisan inni Yesus menerima segala dosa dunia dan kemudian mencurahkan darah-Nya di atas kayu Salib. Dengan dibabtiskan oleh Yohanes Pembabtis dan dengan itu menanggung segala dosa kita, dan dengan mencurahkan darah-Nya di atas kayu Salib dan bangkit kembali dari maut, Yesus Kristus telah menjadi Juruselamat sempurna kita.
Orang Israel juga memberikan persembahan mereka kepada Allah(Jahweh) dengan menumpangkan tangan mereka di atas kepalanya dengan cara ini. Ketika orang Israel melawan Allah(Jahweh) dan dengan demikian menjadi berdosa, mereka harus menanggungkan dosa mereka keatas persembahan mereka dengan meletakkan tangan mereka di atas kepala binatan untuk memberikan korban penghapus dosa mereka kepada Allah(Jahweh) dengan benar. Allah(Jahweh) menerima dengan senang persembahan sesuai hukum yang dibakar dengan api setelah tangan diletakkan di atas kepalanya dan itu dibunuh. Adalah karena orang Israel telah memberikan-Nya korban persembahan sesuai hukum ini dengan menanggungkan dosa-dosa mereka melalui penumpangan tangan mereka di atas kepalanya dan bahwa Allah(Jahweh) bertemu mereka. Adalah karena korban persembahan telah menerima dosa-dosa mereka elalui penumpangan tangan dan mengalami sendiri penghukuman untuk dosa mereka bahwa Allah(Jahweh) bertemu mereka yang darang kepada-Nya dengan percaya di dalam anugerah Allah(Jahweh) yang dilibatkan di persembahan ini. Inilah mengapa Allah(Jahweh) sangat disenangkan untuk menerimma binatang korban demikian. Dia sangat bermurah hati bahwa Dia tidak bisa menanggung setiap orang untuk diutus ke naraka.
Seperti ini, apa yang membasuhkan kita dari segala dosa kita adalah baik babtisann yang Yesus Kristus terima dan darah-Nya di atas kayu Salib. Adalah karena Yesus Kristus menanggung segala dosa kita dengan dibabtiskan oleh Yohanes Pembabtis untuk menghapuska dosa dunia bahwa Dia dapat mati di atas kayu Salib dan menanggung penghukuman yang benar untuk dosa-dosa kita. Adalah karena Yesus dibabtiskan untuk menanggung segala dosa kita dan menanggung penghukuman yang benar kayu Salib bahwa Dia dapat membebaskan kita dari dosa. Karena itu, dengan percaya di dalam babtisan-Nya dan pengorbanan darah-Nya, kita bisa sekarang dilahirkan kembali sebagai orang benar dan bertemu Yesus Kristus. Dengan percaya di dalam Injil air dan Roh, melalui tindakan benar yesus, singkatnya, kita bisa semua bertemu Allah(Jahweh) yang kudus. Yesus Kristus telah menjadi Juruselamat sejati kita yang percaya di dalam Kebenaran ini.
Kita harus sesungguhnya bertemu Allah(Jahweh) yang kudus. Dengan percaya di dalan Yesus Kristus Juruselamat yang datang dengan kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi, kita bisa bertemu Allah(Jahweh) dengan iman. Mereka yang menncari untuk bertemu Allah(Jahweh) harus mendengar Firman-Nya dan percaya di dalam sistem korban yang mengandung baik penumpangan tangan dan pencurahan darah Jika mereka tidak cukup memahaminya dengan sepenuhnya dengan pikiran jasmani mereka sendiri dan sudah bahkan ragu paling tipis, mereka harus membuka Firman Allah(Jahweh) dan menegaskan nya untuk mereka. Dan mereka harus percaya bahwa Firman Allah(Jahweh) katakana adalah benar.
Kita harus tidak percaya di dalam Allah(Jahweh) dengan pikiran kita sendiri. Malahan, kita harus berdiri teguh atas Firman kebenaran Allah(Jahweh), dan berdasarkan Firman ini, kita harus membedakan Injil lain dari Injil asli ini. Kita harus tidak menuntut atas pikiran kita sendiri, bersandar atas pemahaman dan pembelajaran kita sendiri. Tidak ada pikiran anda sendiri pernah bisa benar. Manusia adalah begitu lemah, begitu keras kepala, dan begitu dikeraskan dihadapan Allah(Jahweh) bahwa mereka condong mengedepankan kebenaran dan pikiran mereka sendiri terlebih dahulu dan meninggalkan Firman Allah(Jahweh) dibelakang. Bukalah hati anda dihadapan Allah(Jahweh) dan percaya di Firman-Nya cara sejati untuk hidup dan berkat-berkat.
Ketika Imam Besar memberikan seekor lembu sebagai persembahan dosanya untuk dikuduskan, Allah(Jahweh) memberitahunya untuk mengambil semua lemaknya yang menutupi isi perut, umbai hati, kedua buah pinggang dan segala lemak yang melekat padanya, dan membakar mereka di atas mezbah, sementara daging lembu, dengan kulitnya dan kotorannya, dibakar dengan api di luar kemah. Imam Besar memberikan persembahan tepat seperti Allah(Jahweh) telah perintahkan kepada Musa. Ketika korban bakaran diberikan, Imam Besar juga membawa domba jantan tanpa cacat sebagai korban persembahan dan menumpangkan tangannya di atas kepala-Nya. Untuk dirinya dan untuk seisi rumahnya, pagi dan petang Imam Besar dan anak-anaknya menumpangkan tangan mereka di atas kepala persembahan demikian, memotong lehernya dan mengambil darahnya, dan meletakkan darah ini di tanduk-tanduk Mezbah korban bakaran. Mereka kemudian membakar semua bagian yang tidak bersih seperti kotoran dan kepalanya diluar perkemahan, tetapi the carves pieces dibaar di mezbah korban bakaran. Korban bakaran yang diberikan selama pentahbisan Imam Besar juga dipersembahkan dengan cara ini.
Dalam keterangan-keterangan, selama pentahbisan Imam Besar, semua lemak korban persembahan harus dibakar kepada Allah(Jahweh). Bahwa Allah(Jahweh) disenangkan dengan bau lemak korban bakaran yang menyatakan dirinya sendiri bahwa itu dengan pasti sesuai Firman-Nya dann sistem korban yang ditetapkan oleh Dia yang Allah(Jahweh) membuat kita dilahirkan kembali. Lemak disini, dalam kata lain, menyatakan Allah(Jahweh) Roh Kudus, Allah(Jahweh) telah memberikan kita sistem korban, dan Dia telah membuat kita, sesuai sitem korban, dengan menempatkan tangan kita di atas kepala korban persembahan, membunuhnya, dan mempersembahkannya kepada-Nya dengan membakar dagingnya di atas mezbah korban bakaran. Hanya ketika korban persembahan diberikan sesuai sisten korban yang ditetapkan Allah(Jahweh) seperti ini dan dengan iman di dalam Dia Allah(Jahweh) menerimanya dalam kesenangan.
Keluaran 29:10 berkata, “Kemudian haruslah kaubawa lembu jantan itu ke depan Kemah Pertemuan, lalu haruslah Harun dan anak-anaknya meletakkan tangannya ke atas kepala lembu jantan itu.” Ini adalah perintah Allah(Jahweh). Lebih lagi, atas pakaian kudus Imam Besar yang dipakai selama pentahbisannya, baju efod haruslah tenunan kelima kain tanpa gagal—yaitu, kain emas, kain biru, kain ungu, kain kirmizi dan kain lenan halus yang dipintal benangnya. Kain emas disini berbicara atas iman. Kain biru menunjuk kepada babtisan yang Yesus Kristus terima, yang sama seperti penumpangan tangan Perjanjian Lama; kain ungu menjelaskan kita bahwa Yesus adalah Anak Allah(Jahweh), Allah(Jahweh) sendiri dan Juruselamat, dan kain kirizi menunjuk kepada pengorbanan yang Yesus Kristus buat; dan kain lenan halus menunjuk kepada Firman Allah(Jahweh) yang telah membuat kita tidak berdosa. Kain emas nenyatakan iman yang percaya bahwa Allah(Jahweh) telah membebaskan segala dosa kita dan mengubahkan hati kita seputih salju sekarang. Kita harus memiliki iman ini, percaya bahwa Allah(Jahweh) telah membebaskan segala dosa kita dan menjadikan hati kita seputih salju. Kita harus memiliki iman ini, percaya bahwa Allah(Jahweh) telah menghapuskan dosa-dosa kita dengan babtisan Yesus dan darah kayu Salib. Kita harus percaya di dalam Yesus Kristus dengan tepat sesuai apa yang Allah(Jahweh) telah katakana kepada kita, sesuai bagaimana Dia telah menghapuskan segala dosa kita. Kita harus percaya di dalam Allah(Jahweh) sesuai bagaimana Allah(Jahweh) mmenetapkan sistem korban keselamata, dan bagaimana Dia telah menghapuskan segala dosa kita melalui Yesus Kristus yang telah menyelesaikan sistem korban.
Banyak orang berkata, “Mengapa kamu tidak percaya di dalam Dia seperti ini? Mengapa kamu begitu pilih-pilih? Mungkin adalah karena kamu memiliki kepribadian berorientasi terperinci dan kamu suka dengan pasti sepanjang waktu, tetapi kepribadian saya adalah semuanya, dan jadi saya percaya baik dua pendapat yang bertentangan bisa benar pada saat yang sama. Apakah Allah(Jahweh) menerima hanya menerima orang yang percaya seperti kamu? Jika saya berkata bahwa saya entah bagaimana percaya kepada Allah(Jahweh), akankah iman ini sendiri tidak cukup?” Jika anda percaya seperti ini, Alalh tidak akan disenangkan dengan anda. Dia adalah Allah(Jahweh) kebenaran. Allah(Jahweh) tidak menyelamatkan kita di dalam cara yang goyah dan tidak pasti. Allah(Jahweh) adalah teranng bersinar dengan sangat yang Firman seperti pedang, bermata dua. Dia menghakimi dengan Urim dan Tumim, yang berarti bahwa Dia telah menyelamatkan kita dengan terang dan kesempurnaan.
Allah(Jahweh) adalah jauh lebih tepat daripada bahkan mikroskop yang paling maju yang dapat mengenal dan membedakan yang terkecil dari ukuran dari satu sama lain. Dia bukanlah seseorang yang mengakui keselamatan kita ketika kita percaya di dalam apapun cara yang kita sukai. Karena Allah(Jahweh) adalah kebenaran, Dia tahu segala sesuatu, dari pikiran kita yang tersembunyi sampai perasaan sementara kita, dari dosa-dosa yang di hati kita sampai tindakan kita, dari dosa-dosa yang kita lakukan sebelumnya sampai dosa-dosa yang kita lakukan sekarang dan dosa-dosa yang kita akan lakukan di masa depan, yang tersembunyi dan nampak sama. Inilah mengapa Allah(Jahweh) telah menetapkan bahwa Dia akan dengan pasti membebaskan segala dosa kita dengan baik penumpangan tanga dan darah korban, dan inilah mengapa kita harus dengan pasti percaya di dalam keselamatan Allah(Jahweh) sesuai sistem korban yang ditetapkan oleh Allah(Jahweh).
Tuhan berkata bahwa kita harus meletakkan tangan kita di atas kepala korban persembahan, dan bahwa Dia dapat kemudian menerimanya dalam kesenangan. Ketika orang berdosa menumpangkan tangannya di atas kepala korban persembahan, dia harus kemudian membunuh persembahan ini dan meletakkan darah di atas tanduk-tanduk mezbah korban bakaran. Disini, meletakkan darah persembahan diatas tanduk-tanduk berbicara tentang penghapusan dosa yang tercatat di dalam Kitab Penghakiman (Wahyu 20:12-15). Setelah ini, sisa darah dituangkan di atas tanah. Ini berarti bahwa hatinya dibasuhkan dari dosa.
Untuk anda dan saya, Yesus Kristus dibabtiskan, mati di atas kayu Salib, bangkit kembali dari maut, dan sudah karena itu menyelamatkan kita semua. Imam Besar juga memiliki iman yang sama seperti milik kita. Inab yang anda dan saya miliki di jaman ini sama sekali tidak berbesa dari iman yang Imam Besar miliki. Untuk Imam Besar, juga, adalah oleh imannya di dalam kebenaran yang dinyatakan di dalam kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi bahwa dia dapat menggenapi tugas keimamannya, dan adalah dengan iman yang saam bahwa anda dan saya sudah juga menjadi orang benar. Adalah karena kita sudah menerima pengampunan dosa oleh iman ini yang percaya di dalam keselamatan yang diberikan kepada kita oleh Allah(Jahweh) bahwa kita bisa sekarang bertemu Dia, meminta bantuan-Nya, menjalani kehidupan iman kita sebagai umat-Nya sendiri, dan memberitakan Injil kepada orang berdosa seperti kita memenuhi tugas imamat kita.
 

Imam-Imam Besar Duniawi dan Sistem Korban adalah Ditetapkan Oleh Allah(Jahweh)
 
Imam Besar dan sistem korban adalah ditetapkan Allah(Jahweh). Sebab itu, Imam Besar duniawi melakukan apa yang Allah(Jahweh) perintahkan kepadanya untuk lakukan, dan dengan melakiukan demikian dia menggenapi tugas imamatnya untuk membebaskan dosa-dosa bangsanya. Bagaimana Yesus Kristus Anak Allah(Jahweh) kemudian menghapuskan segala dosa kita sebagai Imam Besar Surgawi? Daripada menggunakan korban persembahan duniawi, Dia mengambil tubuh-Nya yang tidak bercacat sebagai korban persembahan dan meletakkan segala dosa kita di atasnya. Yesus menanggung dosa-dosa umat manusia dengan dibabtiskan oleh Yohanes Pembabtis, mencurahkan darah-Nya dan mati di atas kayu Salib, bangkit dari kematian lagi, dan sudah karena itu menyelamatkan kita dari segala dosa dunia. Betapa menakjubkan kasih ini, dan betapa bagus sekali keselamatan ini!
Bisakah anda melakukan ini? Demi orang lain, bisakah anda menanggung dosa orang ini dan disalibkan sampai mati ditempatnya? Mustahil! Lebih lagi, tubuh anda tidak bisa memenuhi syarat sebagai persembahan yang sesuai hukum, karena itu bukan tanpa syarat. Ada, tentu saja, beberapa orang yang telah melakukan hal yang benar uuntuk sebab lain daripada diri mereka—untuk bangsa mereka contohnya. Tetapi meskipun ada mungkin beberapa yang melakukan ini, segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia semua sia-sia, karena mereka tidak bisa bahkan menyelesaikan mmasalah dosa mereka sendiri, jauh kurang menyelamatkan orang lain dari dosa. Tidak ada orang lain yang bisa menyelamatkan umat manusia dari dosa tetapi Yesus Kristus Anak Allah(Jahweh) yang Kudus. Alkitab memberitahu kita bahwa tidak ada nama lain di bahwa langit yang diberikan kepada kita yang olehnya kita bisa diselamatkan kecuali Yesus Kristus (Kisah Para Rasul 4:12).
Ngomong-ngomong, akan ada yang orang berkehendak kuat di antara anda yang beroikir bahwa, “Saya dapat melakukan ini. Saya dapat mengabdikan diri saya sepenuhnya kepada seseorang lain, dan lebih jauh, saya dapat mengorbankan diri saya untuk seseorang lain”? Pengorbanan demikian dan pengabdian mungkin dihargai diantara makhluk hidup, tetapi dimasa lampau dan seperti segala hal meningkat, pekerjaan saleh demikian akan akhirnya dilupakan. Ibrani 13:9 memberitahu kita, “Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.” Apa yang memperkaya dan bermanfaat ysng hati kita telah terimma dari Allah(Jahweh)? Adalah kasih keselamatan Allah(Jahweh) yang membenamkan dan memenuhi hati kita dengan anugerah-Nya. Dengan membantu secara fisik oleh manusia lain adalah tidak ada apa-apa untuk kehidupan kekal kita. Ketika kita nyaman sekali lagi, kita semua mudah mendapat lupa tentang bantuan demikian.
Sokrates, Konfusius, dan Siddartha telah menyalami sebagai guru-guru terbesar dunia ini. Namun, bisakah guru-guru ini menjadi juruselamat anda? Bisakah Siddartha memembersihkan anda dari dosa-dosa? Tidak ada dari mereka bisa. Siapa kemudian bisa menjadi Juruselamat umat manusia, ketika tidak ada manusia yang bisa bahkan menyelesaikan satu dosanya? Bahkan Imam Besar tidak dapat menghapuskan dosa bangsanya atas persetujuannya sendiri. Dosa orang Israel dapat dibasuhkan hanya ketika mereka memiliki iman di dalam sistem korban yang diberikan Allah(Jahweh) dan menerima pengampunan dosa mereka dengan memberikan persembahan mereka kepada-Nya sesuai sistem korban ini—yaitu, dengan menanggungkan dosa-dosa mereka ke atas persembahan mereka dengan menumpangkan tangan mereka di atas kepalanya, meletakkann darah korban ini di atas tanduk mezbah korban bakaran dan menuangkan sisanya ke atas tanah, dan lemaknya di atas mezbah korban bakaran.
Untuk membebaskan harga tahunan dosa-dosa, pada hari ke-10 bulan ketujuh, Imam Besar harus menumpangkan tangannya di atas kepala korban persembahan dihadapan Allah(Jahweh) dan dengan demikian menanggungkan dosa ke atasnya, mengambil darahnya ke Ruang Maha Kudus, dan memercikkan itu di timur tutup pendamaian—yaitu, menuju arah dari mana dia telah masuk.Ketika dia memercikkan darah tujuh kali, lonceng-lonceng emas yang tergantung di gamis tali birunya berbunyi. (Lonceng-lonceng emas ini menggantung antara buah delima tenunan kain biru, kain ungu, dan kain kirmizi.) Suara yang bagus sekali dari lonceng-lonceng emas didengar kapanpun kita mendengar dia berjalan atau memercikkan darah. Ini tidak lain dari Injil. Suara ini menyiratkan Kabar Baik, Injil yang berkuasa yang telah menghapuskan segala dosa. Sama seperti Imam Besar dapat membawa pengampunan dosa kepada bangsanya tidak dengan memberikan persembahan atas persetujuan dirinya tetapi hanya dengan memberikan sesuai ketetapan yang Allah(Jahweh) telah tetapkan, di masa Perjanjian Baru, Yesus Kristus telah menyelamatkan anda dan saya dari segala dosa kita dengan datang ke bumi ini, dibabtiskan, mati di kayu Salib, bangkit dari kematian lagi, semua sesuai ketetapan. Yesus Kristus juga bisa membuat kita orang benar hanya ketika Dia menggenapi pekerjaan-pekerjaan-Nya sesuai hukum keselamatan yang Dia Sendiri telah tetapkan.
Siapapun yang ingin benar-benar dilahirkan kembali bisa menerima pengampunan dosa-dosa, hanya jika mereka dapat setuju, senang dan suka mendengar Firman Allah(Jahweh) dengan waktak pikiran terbuka, yaitu, seperti roh ‘berea’. Mereka yang tidak dapat setuju tidak bisa percaya di dalam Kebenaran ini dan tidak bisa menerima pengampunan dosa mereka tidak peduli berapa banyak Firman Allah(Jahweh) diberitakan kepada mereka, mereka adalah yang paling bodoh. Bagaimana bisa seseorang tidak percaya di dalam Firman tepat seperti yang dikatakan oleh Allah(Jahweh)? Berapa jauh mpengetahuan manusia benar-benar mencapai? Itu jatuh jauh singkat hikmat Allah(Jahweh). Itu akan sulit untuk menemukan seseorang seperti sebodoh orang itu.
Saudara dan saudari, dunia secara dengan cepat mengubah Teknologi juga mengembangkan begitu cepat bahwa cloning manusia dikatakan hamper mungkin secara teknis. Ateis juga secara luas berlaku, dan masa agama sekarang berlalu. Namun, bahkan meskipun dunia ini akan menjadi bahkan lebih membingungkan dan kasar, kita yang dilahirkan kembali tidak bisa tidak tetapi pelayan yang dengan setia kepada Allah(Jahweh) sebagai imam-imam kerajaan-Nya. Sekarang, Injil air dan Roh sedang diberitakan di seluruh dunia dengan lebih cepat, tanpa memperhatikan menyapu pasang kefasikan. Kita adalah satu-satunya yang bisa pergi melawan arus jaman.
Saya percaya bahwa Injil air dan Roh, keselamatan sesuai sistem korban yang diberikan oleh Allah(Jahweh), akan bertunas dan berbunga bahkan lebih dan disebarkan di seluruh dunia di masa depan yang dekat. Kita imam-imam hari ini akan berdoa untuk diri kita dan semua jiwa di seluruh dunia dan terus menuntun hidup kita dengan menyaksikan Injil ini. Saya percaya bahwa ketika kita hidup oleh iman, kita akan menjadi satu yang berjalan dengan Allah(Jahweh) dan mencapai bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar kepada setiap sudut dan simpang dunia ini, sebagai bau bunga yang menyebar bersama dengan angin yang lembut.
Saya memberikan semua ucapan syukur saya kepada Allah(Jahweh) untuk menguduskan kita untuk melayani Dia dan menghitung kita di dalam pelayanan-Nya.