Search

Pelajaran Kemah Suci

Bejana Pembasuhan Tembaga

Khotbah-khotban yang berkaitan

· Iman Yang Dinyatakan Di Dalam Bejana Pembasuhan (Keluaran 30:17-21)

Iman Yang Dinyatakan Di Dalam Bejana Pembasuhan
(Keluaran 30:17-21)
“Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Haruslah engkau membuat bejana dan juga alasnya dari perunggu, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya. Maka Harun dan anak-anaknya haruslah membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya. Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati. Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun.”
 
 
Bejana Pembasuhan Di Pelataran Kemah Suci 
 
Bejana Pembasuhan Tembaga

Bahan: Terbuat dari perunggu, selalu diisi penuh dengan air.
Makna rohani: Perunggu berarti penghukuman bagi dosa-dosa manusia. Untuk menanggung penghukuman atas segala dosa manusia, Yesus menanggung segala dosa ke atas diriNya dengan dibaptiskan oleh Yohanes. Demikian, makna bejana pembasuhan adalah bahwa kita bisa dibasuh dari segala dosa kita dengan percaya bahwa segala dosa kita ditanggungkan kepada Yesus ketika Ia dibaptiskan. 
Imam-imam yang melayani di Kemah Suci juga membasuh tangan dan kaki mereka di bejana pembasuhan sebelum masuk ke Kemah Suci dan dengan itu menghindarkan diri dari maut. Perunggu menunjuk kepada penghukuman atas segala dosa, dan bejana pembasuhan menunjuk kepada baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes yang melaluinya Ia menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya. Dengan kata lain, bejana pembasuhan menjelaskan bahwa Yesus menerima segala dosa yang ditanggungkan kepadaNya dan menanggung penghukuman atas dosa-dosa itu. Air di dalam bejana pembasuhan, dalam Perjanjian Lama, berarti kain biru di Kemah Suci, dan di Perjanjian Baru, baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes (Matius 3:15; 1 Petrus 3:21).
Jadi bejana pembasuhan menunjuk kepada baptisan Yesus, dan inilah tempat dimana kita memastikan iman kita di dalam kenyataan bahwa Yesus menanggung segala dosa kita, termasuk dosa-dosa tindakan kita, dan membasuhkan semuanya sekaligus melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes Pembaptis lebih dari 2000 tahun yang lalu. 
Ada orang-orang benar di dunia ini yang sudah dilahirkan kembali dengan percaya kepada Injil air dan Roh. Mereka adalah orang-orang yang sudah menerima pengampunan dosa dengan percaya bahwa segala dosa mereka sudah diampuni oleh karya Yesus yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Namun, karena bahkan orang-orang benar yang sudah menerima pengampunan dosa juga memiliki kelemahan di dalam daging mereka, mereka tidak bisa tidak melakukan dosa setiap hari, dan dosa-dosa itu yang disebut dosa-dosa tindakan. Tempat dimana orang-orang benar yang sudah menerima pengampunan dosa datang untuk menyelesaikan masalah dosa tindakan mereka tidak lain adalah ke bejana pembasuhan ini. Setiap kali orang benar melakukan dosa tindakan, mereka datang ke bejana pembasuhan di Kemah Suci dan membasuh tangan serta kaki mereka, dan mereka meneguhkan kenyataan bahwa Yesus sudah mengampuni segala dosa tindakan mereka juga dengan percaya kepada firman Allah yang tertulis.
Di dalam Alkitab, air seringkali dipakai untuk menunjuk kepada firman Allah juga, tetapi makna yang paling penting dari air adalah baptisan Yesus. Efesus 5:26 mengatakan, “untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman,” dan Yohanes 15:3 mengatakan, “Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.” Bejana pembasuhan memungkinkan orang-orang kudus yang suci yang sudah menerima pengampunan dosa untuk memiliki bukti bahwa Tuhan sudah menerima pengampunan dosa mereka dengan air bagaimanapun kelemahan daging mereka. 
1 Petrus 3:21 dan 22 menegaskan, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah -- oleh kebangkitan Yesus Kristus, yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.” Sebelum ayat ini, Petrus menjelaskan makna air di masa Nuh. Meskipun Nuh sudah memperingatkan orang-orang berdosa, dengan kata lain orang-orang yang terkurung oleh dosa, mengenai air bah yang akan membasuh semua kotoran di dunia ini, tetapi hanya delapan yang diselamatkan dari air bah itu. Air bah pada masa itu membinasakan semua orang yang tidak percaya kepada firman Allah. Dan sekarang, Petrus mengambil dari peristiwa air bah itu untuk menjelaskan bahwa baptisan Yesus adalah kiasan dari air itu. Dengan demikian, bejana pembasuhan adalah tempat dimana kita bisa meneguhkan keselamatan kita sekali lagi di hadapan Allah ketika dan setelah kita diselamatkan.
Orang-orang kudus yang sudah diselamatkan dari dosa mereka oleh iman mengenakan kasih karunia Allah dengan percaya kepada air di dalam bejana pembasuhan (baptisan Yesus), perunggu (penghukuman Allah atas segala dosa), dan bahwa Yesus sudah membebaskan mereka dari segala dosa mereka. Bahkan meski kita penuh kelemahan dan kekurangan sampai kita tidak bisa melihat diri kita sebagai orang benar, kita bisa meneguhkan bahwa kita sepenuhnya benar dengan menegaskan kembali iman kita kepada baptisan Yesus (penanggungan dosa, air) dan curahan darahNya disalib (penghukuman dosa, perunggu). Karena kita percaya kepada firman Allah yang sudah menyelamatkan kita dari dosa dan penghakiman atas dosa-dosa itu, kita selalu bisa menjadi orang-orang benar yang tidak memiliki dosa. 
Firman Allah yang kita percaya mengatakan bahwa Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes, mencurahkan darahNya di kayu Salib untuk menanggung semua penghukuman dosa menggantikan kita, dan dengan itu sudah menyelamatkan kita sepenuhnya dari dosa kita. Allah meletakkan bejana pembasuhan di pelataran Kemah Suci supaya kita bisa meneguhkan iman kita bahwa kita, bagaimanapun situasi yang terjadi, adalah orang-orang yang sudah diselamatkan secara sempurna dari dosa-dosa kita.
 
 
Sudahkah Anda Dibebaskan Dari Segala Dosa Tindakan Anda Selamanya?
 
Ketika Perjamuan Terakhir, setelah membagi roti paskah dan minum dengan murid-muridNya, Yesus, sebelum mati di kayu Salib, mau membasuh kaki Petrus dan murid-murid lainnya dengan air. Karena Yesus sudah menanggung segala dosa murid-muridNya melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, Ia mau mengajarkan kepada mereka kebenaran tentang bejana pembasuhan. Yesus mengatakan bahwa setelah dibaptiskan, Ia, sebagai Anak Domba Paskah, akan membayar upah (maut) atas dosa dengan disalibkan. Dengan demikian, kedua belas murid Yesus, meskipun mereka tetap memiliki kelemahan sesudah percaya kepadaNya, tidak akan lagi menjadi orang berdosa. 
Demikian juga, kenyataan bahwa Yesus membasuh kaki mereka meneguhkan mereka tentang kesaksian Firman kebenaran—bahwa Yesus sudah membasuh segala dosa mereka di dunia. Inilah caranya murid-muridNya bisa senantiasa memberitakan kepada semua manusia di dunia bahwa Yesus adalah Juruselamat dan memberitakan Injil air dan Roh yang sudah digenapiNya (Ibrani 10:1-20). Bejana pembasuhan kemudian memungkinkan orang-orang benar yang sudah diampuni dari segala dosa mereka dengan percaya kepada kebenaran untuk mengingat baptisan Yesus. Itu juga memberikan kepada mereka keyakinan keselamatan bahwa Allah sendiri sudah membebaskan mereka.
 
 
Alkitab Tidak Menulis Tentang Ukuran Bejana Pembasuhan 
 
Ketika ukuran segala sesuatu di Kemah Suci tercatat, ukuran bejana pembasuhan tidak. Ini menunjukkan kenyataan bahwa Yesus Anak Allah menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan baptisan tidak terbatas kebesarannya. Ini juga menjelaskan bahwa kasih Yesus yang sudah menyelamatkan kita dari dosa dan penghukuman tidak ada batasnya. Bejana pembasuhan menyatakan kasih Allah yang besar dan tidak terukur. Manusia ditentukan untuk senantiasa melakukan dosa sepanjang hidupnya. Tetapi dengan menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, dan dengan disalibkan serta mencurahkan darahNya di kayu Salib, Yesus sudah menghapus segala dosa kita untuk selamanya.
Bejana pembasuhan dibuat dengan melebur cermin-cermin perunggu para wanita yang melayani di Kemah Suci (Keluaran 38:8). Ini berarti bahwa firman Allah memancarkan cahaya keselamatan orang berdosa dan menghilangkan kegelapan mereka. Kita harus menyadari bahwa Allah sudah membuat bejana pembasuhan supaya Ia sendiri bisa menghilangkan dosa-dosa kita. Firman kebenaran ini sudah memancarkan terang atas kegelapan dosa manusia yang tersembunyi di dalam hati mereka, membuang segala dosa mereka selamanya, dan sudah memberikan pengampunan dosa kepada mereka, dan dengan itu membuat mereka menjadi orang benar. Dengan kata lain, bejana pembasuhan memainkan peranan yang sangat jelas memberi kesaksian tentang kebenaran bahwa Yesus Kristus sudah menyelamatkan kita orang-orang berdosa sepenuhnya dengan firman Allah.
 
 
Bejana pembasuhan Juga Dibuat Dari Perunggu 
 
Tahukah anda akan pentingnya perunggu yang dipakai untuk membuat bejana pembasuhan? Perunggu tidak lain melambangkan penghukuman atas dosa yang akan kita hadapi. Atau lebih tepatnya, hal itu menjelaskan bahwa Yesus membawa segala dos akita ke atas kayu Salib dengan baptisanNya dan dihukum menggantikan kita. Sebenarnya kitalah yang seharusnya dihukum untuk dosa-dosa itu, tetapi melalui air di bejana pembasuhan, kita bisa meneguhkan sekali lagi bahwa segala dos akita sudah dibasuh hingga bersih. Mereka yang percaya kepada hal ini menjadi orang-orang yang sudah menjalani hukuman di dalam iman mereka, dan karena itu mereka tidak menghadapi penghukuman lagi. 
Bejana pembasuhan yang penuh dengan air menjelaskan, “Melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, Yesus sudah membasuh segala dosamu dan sudah sepenuhnya menyelamatkanmu dari dosa-dosamu. Ia sudah menjadikan kamu bersih.” Bejana pembasuhan, dengan kata lain, adalah bukti yang pasti mengenai kebenaran orang-orang yang sudah menerima pengampunan dosa bahwa mereka sudah dibasuh dari segala dosa mereka dan diselamatkan. 
Mezbah korban bakaran berarti penghukuman atas dosa, sementara bejana pembasuhan, berhubungan dengan kain biru di antara semua bahan di Kemah Suci, yang menjelaskan bahwa Yesus menanggung segala dos akita ke atas DiriNya melalui baptisanNya di dalam Perjanjian Baru. 
Kita bisa masuk ke dalam Tempat Kudus hanya dos a kita sudah membuka pintu gerbang pelataran Kemah Suci, melewati mezbah korban bakaran, dan kemudian melewati bejana pembasuhan. Orang-orang yang bisa masuk ke dalam Kemah Suci dimana Allah berdiam hanya orang-orang yang sungguh-sungguh sudah melewati mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan dengan iman. Hanya mereka yang sudah menerima pengampunan dosa dengan percaya kepada kebenaran bejana pembasuhan di pelataran luar Kemah Suci saja yang bisa masuk ke dalam Tempat Kudus. 
Ketika seseorang berusaha masuk ke dalam Tempat Kudus dengan kekuatannya sendiri, api akan keluar dari Tempat Kudus dan menelan orang itu. Bahkan anak-anak Harun tidak dikecualikan dari aturan ini, dan beberapa di antara mereka, ternyata, sungguh-sungguh mati karena itu (Imamat 10:1-2). Mereka yang mengabaikan kebenaran Allah yang menanggung dosa dan penghakiman serta mengabaikan kebenaran ini akan dihukum mati karena dosa-dosa mereka. Orang-orang yang berusaha masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan percaya kepada pemahaman mereka sendiri dan bukan kepada keselamatan dari dosa yang teramat sangat luas dariNya sudah pasti akan menghadapi penghakiman api bagi dosa-dosa mereka. Karena penghukuman atas dosa tidak bisa dihindari, yang akan terjadi kepada mereka sebagai akibatnya adalah neraka. 
Yesus menggenapkan keselamatan dari dos akita dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus sehingga kita akan bisa masuk ke dalam Tempat Kudus. Dengan percaya kepada kebenaran ini saja kita bisa diselamatkan dari dos akita sepenuhnya. Allah sudah menetapkan rancanganNya untuk menyelamatkan manusia dari dosa bahkan sebelum penciptaan, dan membuat kita mengenal kehendakNya secara terperinci melalui kebenaran kain biru (baptisan Yesus) kain kirmizi (kematian Yesus di kayu Salib) dan kain ungu (Allah menjadi manusia) di dalam Alkitab. Dan seturut dengan rancangan ini, Ia memang sudah menyelamatkan semua orang berdosa dari dosa-dosa dan pelanggaran mereka melalui karya Yesus yang dinyatakan di dalam kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi ini.
1 Yohanes 5:4 mengatakan, “sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita,” dan kemudian diikuti dengan ayat 10, yang mengatakan, “Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya.” Apakah kesaksian keselamatan itu? Injil kebenaran yang sudah memberikan kepada kita keselamatan melalui air, darah, dan Roh adalah kesaksian dari iman kita di dalam Anak Allah (1 Yohanes 5:6-8). Dengan kata lain, hanya Injil air dan Roh yang kita percayai adalah bukti bahwa Allah sudah menghapus segala dos akita dan menjadikan kita sebagai umatNya. Satu-satunya cara bagi kita untuk bisa diselamatkan dari dos akita, masuk ke dalam Tempat Kudus, makan dari roti yang diberikan kebenaran Allah, dan hidup di dalam anugerahNya adalah dengan percaya bukan lain kepada Injil air dan Roh yang membasuh dosa-dosa kita, kita harus diselamatkan saat ini dan menjalani iman kita dengan menyatu dengan Gereja Allah. 
Dengan kebenaran Injil air dan Roh kita bisa makan dari firman Allah di dalam GerejaNya, dipersatukan di dalamnya, dan hidup sebagai orang-orang benar yang doanya didengar oleh Allah. Ketika kita percaya kepada kebenaran ini, kita bisa menjadi orang benar yang memiliki iman kepada kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, dan yang hidup mengenakan anugerah Allah di hadiratNya. Kehidupan iman yang bisa dijalani oleh umat Allah bisa terjadi hanya karena percaya kepada air, darah dan Roh. Kita bisa diselamatkan dari dos akita dengan percaya segenap hati kita di dalam baptisan Yesus, curahan darahNya dan kematianNya, dan bahwa Yesus adalah Allah sendiri. Iman yang memampukan anda untuk hidup di dalam Gereja Allah adalah iman didalam kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus.
Sekarang, banyak orang mengatakan, “Yang harus kita lakukan hanyalah percaya kepada Yesus; mengapa bingung dengan kerumitan itu? Jangan membuang waktu dengan membicaraan yang tidak ada gunanya dan percaya saja kepada apa yang kita anggap baik.” Untuk orang-orang yang demikian, kita bisa dianggap pembuat masalah di dalam kekristenan, tetapi yang jelas adalah bahwa dos a seseorang percaya kepada Yesus tanpa menerima pengampunan dosa, ia harus menghadapi penghukuman kekal. Tidak percaya kepada Injil air, darah dan Roh adalah iman yang salah dan cacat. Iman itu, pada kenyataannya, tidak percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat.
Kalau saya, untuk menyenangkan seorang asing, secara sembarangan mengatakan kepadanya, “Saya percaya kepada anda” apakah orang itu langsung yakin, “Orang ini pasti sungguh-sungguh percaya kepada saya,” dan merasa senang? Sebaliknya, ia mungkin berkata, “Apakah anda mengenal saya? Saya rasa saya tidak mengenal anda.” Kalau saya berkata lagi, “Tetapi saya tetap percaya kepada anda,” dan memandangnya dengan mata tulus untuk lebih menyenangkannya, apakah ia akan merasa senang? Yang lebih mungkin adalah bahwa orang itu akan menganggap saya sebagai penjilat yang tidak berpendirian, yang berusaha menarik hatinya dan menyenanginya.
Allah juga tidak senang dengan orang-orang yang hanya percaya kepadaNya secara buta. Kalau kita mengatakan, “Aku percaya kepada Allah. Aku percaya kepada Yesus menjadi Juruselamat orang berdosa,” maka kita harus mengakui iman kita kepadaNya setelah mengenal dan percaya bagaimana Yesus sudah membereskan segala kesalahan orang berdosa. Kalau kita percaya tanpa berpikir atau buta, seperti kita tidak memiliki karakter, maka kita tidak akan pernah diselamatkan. Kita diselamatkan hanya dos a kita percaya dengan terlebih dahulu mengerti bagaimana Yesus melenyapkan dosa-dosa kita. Kalau kita berkata percaya kepada seseorang, kita menempatkan keyakinan pribadi kita kepada orang itu karena kita mengenalnya dengan baik dan menganggap bahwa orang itu bisa dipercayai. Meletakkan keyakinan kepada seseorang yang tidak kita kenal hanya bisa berarti dos a kita berbohong, atau kita orang bodoh yang gampang dikhianati. Demikian, orang-orang yang mengaku percaya kepada Yesus, kita harus sungguh-sungguh mengenal bagaimana Yesus membuat segala dos akita dilenyapkan. Hanya dengan dos akit kita tidak akan dibuang Tuhan di saat-saat terakhir dan masuk Surga sebagai anak-anak Allah yang dilahirkan dos aki.
Iman yang benar yang bisa membawa kita ke dalam Kerajaan Surga adalah iman kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Dengan kata lain, iman yang benar adalah percaya kepada Injil air dan Roh yang sudah menyelamatkan kita melalui air (baptisan Yesus), darah (kematian Yesus), dan Roh Kudus (Yesus adalah Allah). Kita harus tahu betapa hebatnya anugerah Tuhan yang sudah menyelamatkan kita, dan percaya kepada hal itu, karena percaya kepada kebenaran ini akan menuntun kita ke dalam keselamatan kita. 
Apakah iman seseorang penuh atau tidak ditentukan dari apakah orang ini mengenal kebenaran atau tidak. Anda bisa percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat hanya dos a anda percaya kepada Injil air dan Roh di dalam hati anda. Dan iman kepada Yesus sebagai Juruselamat ini, yang sudah memberikan kepada kita pengampunan dosa melalui Injil air dan Roh, adalah iman sejati yang sudah menyelamatkan kita dari dos akita.
 
 

Bejana Pembasuhan Adalah Penegasan Keselamatan Yang Sudah Menanggung Segala Dosa Kita 


Bejana pembasuhan diisi dengan air. Lalu diletakkan di depan Tempat Kudus. Bejana pembasuhan adalah tempat dimana kita mengingatkan diri kita sendiri bahwa kita sudah menerima pengampunan dosa. Sama seperti para imam yang melayani di Tempat Kudus membasuh tangan dan kaki mereka setiap kali terkena kotoran, mereka yang sudah menerima pengampunan dosa, setiap kali melakukan dosa, juga membasuh dosa-dosa itu dengan mengingatkan diri mereka dan menegaskan kembali, melalui firman Allah, bahwa Yesus juga sudah menghapus segala dosa yang menajiskan mereka dan memperdamaikan mereka serta menanggung penghukuman bagi mereka.
Kita menjadi najis karena kita tidak bisa tidak melakukan dosa ketika hidup di dalam dunia ini. Dengan apa kita harus membasuh segala dosa yang menajiskan kita itu? Kita membasuh semuanya dengan percaya bahwa Yesus Kristus, Raja segala raja, datang ke dunia ini 2000 tahun yang lalu dalam rupa manusia untuk menyelamatkan orang berdosa, menanggung segala dosa mereka ke atas DiriNya dan mencurahkan darahNya di kayu Salib, dan dengan itu mengampuni segala dosa mereka. Kita bisa menerima pengampunan dosa dan membasuh dosa-dosa tindakan kita juga ketika kita percaya kepada kebenaran bahwa Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan dibaptiskan. Kita bisa disucikan dari dosa-dosa tindakan kita juga, dengan kata lain, hanya kalau kita percaya kepada kebenaran bahwa Allah sudah menghapus segala dosa kita melalui kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi.
 
 
Kita Harus Memiliki Iman Yang Mengetahui dan Percaya kepada Kebenaran Bejana Pembasuhan 
 
Tanpa iman di dalam bejana pembasuhan, kita tidak akan pernah bisa masuk ke Tempat Kudus di mana Allah berdiam. Perbuatan kita tidak bisa senantiasa sempurna. Karena kelemahan kita, kita kadangkala melakukan dosa. Tetapi keselamatan yang diberikan Allah kepada kita tetaplah sempurna, karena firman Allah adalah sempurna. Karena Allah sudah membasuh semua kekurangan kita dengan keselamatanNya yang sempurna, kita bisa dengan berani masuk ke dalam Tempat Kudus dengan iman. Orang-orang yang tidak melewati bejana pembasuhan tidak akan pernah bisa masuk ke dalam Tempat Kudus. Kita dilayakkan untuk masuk ke dalam Tempat Kudus dengan iman kita kepada kebenaran bahwa Yesus datang ke dunia ini 2000 tahun yang lalu dan menghapus segala dosa dunia dengan Injil air, darah dan Roh yang dinubuatkan melalui kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Tanpa percaya bahwa Tuhan sudah menghapus segala dosa kita dan menjadikan kita tidak memiliki dosa, kita tidak bisa masuk ke dalam Tempat Kudus. 
Karena kita tidak bisa masuk Tempat Kudus Allah tanpa percaya kepada kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, kalau kita tidak percaya kepada Injil air dan Roh, kita juga tidak akan menikmati berkat bisa menghadap tahta anugerah Allah dengan percaya kepada FirmanNya di dalam GerejaNya, berdoa kepadaNya dan menerima anugerahNya, dan kehidupan dengan hamba-hamba dan orang-orang kudusNya. Kita bisa menjalani kehidupan kita di dalam Gereja Allah dengan sesama orang percaya, mendengar dan percaya kepada FirmanNya serta berdoa kepadaNya, hanya kalau kita percaya bahwa Allah sudah menyelamatkan kita dari dosa kita melalui kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. 
Bejana pembasuhan adalah penegasan akhir tentang keselamatan kita dari dosa. Allah meletakkan bejana pembasuhan tepat di depan Tempat Kudus dan mengisinya dengan air untuk memberikan penegasan iman bagi mereka yang percaya kepada Injil pengampunan dosa. Bejana pembasuhan ini membersihkan hati nurani yang dinajiskan dari orang-orang benar yang percaya. 
Mari kita membaca 1 Yohanes 2:1-2. “Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.” Amin.
Kalau kita melakukan dosa, kita memiliki pengantara dengan Bapa, Yesus Kristus yang kudus. Yesus membasuh kenajisan hati orang-orang benar dengan air yang bersih. Sehari sebelum penyaliban, di Perjamuan Terakhir Yesus mengumpulkan murid-muridNya bersama, menuangkan air ke dalam basi, dan mulai membasuh kaki mereka. “Ketika Aku dibaptiskan, Aku menanggung segala dosamu, bahkan termasuk juga dosa-dosa yang akan engkau lakukan kemudian, dan Aku akan dihukum di kayu Salib menggantikanmu. Aku bahkan menanggung dosa-dosa masa depanmu ke atas DiriKu juga, dan Aku menghapuskan semuanya. Aku sudah menjadi Juruselamatmu.”
Untuk menjelaskan hal inilah Yesus membasuh kaki murid-muridNya ketika Perjamuan Paskah yang Terakhir. Kepada Petrus yang menolak dibasuh kakinya oleh Yesus, Ia berkata, “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak” (Yohanes 13:7). Yesus ingin menjadi Juruselamat yang sempurna bagi orang-orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Injil air dan Roh. Bagi mereka yang percaya kepada kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, Yesus sudah menjadi Juruselamat mereka.
 
 
Manfaat Dari Bejana Pembasuhan 
 
Manfaat Dari Bejana Pembasuhan  Bejana pembasuhan dipakai untuk membasuh semua kenajisan para imam ketika mereka melayani di Kemah Suci memberikan korban kepada Allah. Bejana itu dibutuhkan untuk membasuh semua bercak yang mungkin didapat oleh para imam ketika menyembelih korban persembahan, menampung darahnya, dan memotongnya menjadi bagian-bagian yang akan diberikan kepada Allah sebagai korban yang akan memperdamaikan dosa-dosa bangsa Israel. Ketika para imam menjadi kotor karena memberikan korban, mereka harus dibasuh dengan air, dan bejana pembasuhan adalah tempat dimana semua kenajisan ini akan dibasuh.
Setiap kali kita melakukan dosa, baik di dalam roh maupun daging, dan setiap kali kita menjadi cemar karena melanggar perintah Allah, kita harus menghapus segala dosa kita dengan air di bejana pembasuhan ini. Para imam, setiap kali tubuhnya menyentuh sesuatu yang najis atau kotor, harus membasuh bagian yang kotor dengan air, baik mereka mau ataupun tidak. 
Demikian juga, setiap kali ada orang yang percaya kepada Yesus yang bersentuhan dengan sesuatu yang kotor atau najis, air di bejana pembasuhan dipakai untuk membasuh kenajisan itu. Singkatnya, air di bejana pembasuhan diberikan untuk membasuh kenajisan orang-orang yang dilahirkan kembali. Demikian, bejana pembasuhan mengandung kasih karunia Allah. Makna bejana pembasuhan bukanlah sebuah perkakas pilihan yang bisa kita pilih untuk mempercayainya atau tidak, tetapi ini adalah perkakas yang sangat penting bagi mereka yang percaya kepada Yesus.
Allah menetapkan semua perkakas lain di dalam Kemah Suci, menjelaskan secara terperinci berapa hasta tingginya, panjangnya dan lebarnya. Tetapi Ia tidak menyebutkan ukuran bejana pembasuhan. Inilah ciri khas yang hanya ada di bejana pembasuhan. Ini menyatakan kasih Allah yang tidak terukur yang sudah dicurahkan Mesias bagi kita, yang melakukan dosa setiap hari. Di dalam kasih Mesias ini ditemukan baptisanNya, bentuk dari penumpangan tangan yang menghapus segala dosa kita. Karena air dalam jumlah banyak diperlukan oleh para imam ketika mereka menjadi kotor setelah melakukan tugas mereka, bejana pembasuhan harus senantiasa diisi dengan air. Karena itu ukuran dari bejana pembasuhan tergantung kepada kebutuhan ini. Karena bejana pembasuhan terbuat dari perunggu, setiap kali para imam dibasuh dengan air ini, mereka memikirkan mengenai penghukuman atas dosa.
Para imam yang melayani di Kemah Suci harus membasuh semua kenajisan dari tangan dan kaki mereka dengan air bejana pembasuhan. Kalau perunggu melambangkan penghakiman Allah, maka air melambangkan pembasuhan dosa. Ibrani 10:22 mengatakan, “tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni,” dan Titus 3:5 mengatakan, “permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus.” Seperti yang dikatakan dalam ayat itu, Firman Perjanjian Baru juga menjelaskan banyak tentang membasuh kenajisan dengan air baptisan.
Kalau para imam membasuh kenajisan yang terjadi di dalam kehidupan mereka menggunakan air bejana pembasuhan, kita, orang Kristen jaman ini yang dilahirkan kembali, bisa membasuh segala dosa tindakan yang kita lakukan dengan percaya kepada baptisan Yesus. Air bejana pembasuhan di Perjanjian Lama menjelaskan kepada kita bahwa Mesias datang ke dunia ini dan sudah menghapus segala dosa dunia dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes.
Melalui Alkitab, Allah mengatakan bahwa bukan hanya dosa-dosa yang dilakukan oleh bangsa Israel tetapi dosa-dosa tindakan yang dilakukan oleh semua manusia di sepanjang sejarah ditanggungkan kepada Yesus melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes. Ketika Yesus dibaptiskan oleh Yohanes, Ia mengatakan di dalam Matius 3:15, “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran.” Dengan menerima baptisanNya, bentuk yang sama dari penumpangan tangan, dari Yohanes, perwakilan umat manusia, Yesus menerima semua dosa manusia ke atas tubuhNya sendiri.
Karena itu, dengan percaya kepada kenyataan bahwa segala dosa kita ditanggungkan kepada Yesus sang Mesias melalui baptisanNya, kita semua bisa dibasuh dari semua kenajisan dosa-dosa di dalam hati kita. Karena kita sudah menanggungkan segala dosa kita kepada Yesus dengan percaya kepada kebenaran ini, yang harus kita lakukan adalah percaya bahwa Anak Allah membawa dosa-dosa dunia ke atas kayu Salib, disalibkan dan mencurahkan darahNya, menjadi korban persembahan yang sempurna bagi semua manusia, dan dengan itu menyelamatkan kita dari dosa kita. Apakah anda percaya kepada hal ini di dalam hati anda? Mereka yang sungguh-sungguh percaya bahwa Mesias menjadi korban persembahan kita sendiri mendapatkan keselamatan kekal.
 
 

Masalah Dosa Tindakan Juga Diselesaikan Dengan Percaya kepada Baptisan Yesus


Apakah Alkitab menjelaskan bagaimana kita bisa menghapus segala dosa tindakan kita? Sama seperti para imam membasuh semua kotoran dengan air bejana pembasuhan di Perjanjian Lama, di Perjanjian Baru, kita bisa menerima pengampunan dosa tindakan kita dengan percaya bahwa Yesus sudah menggenapi kebenaran Allah dengan menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes. Pada akhirnya, segala dosa dihapuskan dengan percaya kepada kebenaran ini.
Ketika bangsa Israel mempersembahkan korban penghapus dosa kepada Allah, mereka membawa ke Kemah Suci binatang korban yang tidak bercacat seperti kambing atau domba, mengakui dosa mereka dan menanggungkan semuanya kepada korban dengan menumpangkan tangan ke atas kepalanya. Mereka kemudian menyembelih dan mengeluarkan darahnya, meletakkan darahnya di tanduk-tanduk mezbah korban bakaran dan menuangkan sisanya ke tanah (Imamat 4). Bahkan dosa-dosa mereka sepanjang tahun dibayar lunas sekaligus dengan iman melalui korban penghapus dosa pada Hari Raya Pendamaian (Imamat 16). Pada akhirnya, kita menerima pengampunan dosa kita dengan cara yang sama seperti korban penghapus dosa di Perjanjian Lama—yaitu, dengan percaya kepada baptisan Mesias yang datang untuk menghapus segala dosa kita dan di dalam darah di kayu Salib.
Penumpangan tangan di Perjanjian Lama adalah sama dengan baptisan yang diterima Yesus di Perjanjian Baru. Mesias kita menyelesaikan dan menghapus segala dosa kita dengan dibaptiskan oleh Yohanes dan disalibkan. Kalau hanya dengan karya baptisan Mesias dan darahNya di kayu Salib Allah menyelamatkan kita dari dosa kita secara sempurna, apa lagi yang harus kita lakukan selain menerima pengampunan dosa kita? Yang harus kita ingat dan percayai adalah bahwa meskipun kita melakukan dosa setiap hari sepanjang kehidupan kita karena kelemahan kita, semua dosa itu juga sudah dibasuh oleh Yesus Kristus yang datang dengan air dan darah. Meskipun kita percaya kepada Yesus, karena kelemahan kita, kita masih jatuh ke dalam kelemahan dan pelanggaran kita. Tetapi Allah kita, yang mengetahui semuanya, sudah menyelamatkan kita dengan mengutus Mesias ke dunia ini, membuatNya menghapus segala dosa manusia ke atas DiriNya melalui baptisanNya, dan menjadikanNya sebagai korban. 
Dengan meletakkan mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan di pelataran Kemah Suci, Allah sudah memungkinkan kita untuk menghapus segala dosa tindakan yang kita lakukan setiap hari sebelum kita masuk ke dalam Tempat Kudus, Rumah Allah. Tetapi ini tidak berarti bahwa kita harus menghapus segala dosa tindakan kita dengan doa-doa pertobatan setiap hari. Sebaliknya, iman kita kepada baptisan Mesias dan darahNya di kayu Salib yang sudah membasuh dosa-dosa kita. Allah sudah menetapkan bahwa ketika orang-orang benar membuat kesalahan dan melakukan dosa serta pelanggaran setelah percaya kepada Yesus, mereka harus dibasuh dari dosa-dosa itu dengan percaya kepada baptisan yang sudah Mesias, Tuhan atas bejana pembasuhan, terima. 
Banyak orang cenderung menganggap bahwa penanggungan Yesus atas dosa-dosa dan dihakimiNya bagi dosa-dosa itu adalah hal yang sama, mengikatkan keduanya secara buta dalam sebuah ikatan. Tetapi karena kita melakukan dosa tindakan setiap hari karena kelemahan kita, pembasuhan dosa dan penghukuman atas dosa harus dipisahkan menjadi dua. Baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes dan kematianNya di kayu Salib adalah untuk menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya, dan dihukum untuk dosa-dosa itu, dan untuk menyelamatkan mereka secara sempurna. Dengan iman ini, kita kemudian bisa menerima penghukuman atas dosa-dosa kita sekaligus. Karena itu, masalah dosa tindakan kita yang kita lakukan setiap hari haruslah diselesaikan dengan percaya kepada baptisan Mesias. Dengan menyatukan kedua perkara itu, baptisan dan kayu Salib, sehingga keselamatan, yang tunggal dan sempurna bisa digenapkan. Inilah kebenaran pengampunan dosa yang sempurna. Dan sejauh penyelesaian atas masalah dosa kita, kita harus berpikir dan percaya kepada hal itu dengan memisahkan antara baptisan Yesus dan kayu Salib satu dengan yang lain.
Ketika para imam menyembelih binatang korban di Kemah Suci, mereka dikotori oleh debu dan percikan darah. Para imam harus membasuh semua kenajisan ini, tetapi kalau mereka tidak memiliki air di bejana pembasuhan yang ada di pelataran Kemah Suci, mereka tidak akan bisa melakukannya. Tidak peduli kalau ia Imam Besar atau imam biasa yang sudah diampuni dari dosa-dosa selama setahun, tanpa pembasuhan kenajisannya dengan air di bejana pembasuhan, orang ini tidak akan bisa tidak hidup dengan dosa tetap ada di dalam dirinya. 
Bahkan meski Imam Besar memiliki segala kekotoran di dalam dirinya, karena ada bejana pembasuhan di pelataran Kemah Suci, ia selalu bisa disucikan. Bahkan kalau seorang imam diampuni dari dosa-dosa selama setahun, dengan pembasuhan inilah dosa-dosa harian orang ini dibasuhkan. Allah menetapkan bahwa semua imam yang memberi persembahan kepadaNya dibasuhkan dari semua kenajisan di bejana pembasuhan. Kita bisa menyadari mengapa Allah meletakkan bejana pembasuhan di pelataran Kemah Suci. Kita juga bisa mengerti mengapa bejana pembasuhan ini ditempatkan di antara mezbah korban bakaran dan Tempat Kudus.
 
 
Mengapa Kita Memerlukan Bejana Pembasuhan?
 
Kebenaran yang terkandung di dalam bejana pembasuhan dinyatakan di dalam Yohanes 13. Di waktu Paskah, setelah makan Perjamuan Terakhir dengan murid-muridNya, Yesus mulai membasuh kaki mereka, mulai dari Petrus. Ketika Yesus mau membasuh kakinya, Ia meminta Petrus menjulurkan kakinya supaya Ia bisa membasuhnya. Namun, Petrus menolak, dan mengatakan, “Akulah yang seharusnya membasuh kakiMu, bagaimana Engkau, Tuhan, membasuh kakiku?”
Petrus menolak karena ia berpikir tidak pantas kalau ada guru yang membasuh kaki murid-muridnya sendiri. “Bagaimana mungkin aku berani meminta guruku membasuh kakiku? Aku tidak mungkin melakukannya.”
Petrus terus menolak pelayanan Yesus. Ketika Yesus kemudian berbicara kepada Petrus, di dalamnya terkandung makna yang sangat dalam.
“Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak” (Yohanes 13:7). Ini yang dimaksud Yesus, “Engkau tidak mengerti sekarang mengapa Aku membasuh kakimu. Tetapi ini pasti menjadi jalan keluar bagi masalah dosa-dosa tindakanmu. Engkau akan melakukan banyak dosa tindakan sejak saat ini, tetapi aku sudah membereskan bahkan dosa-dosa tindakan masa depanmu ke atas DiriKu, dan karena dosa-dosa ini, aku harus mencurahkan darahKu di kayu Salib. Engkau kemudian harus mengerti dan percaya bahwa akulah Mesias yang membereskan dosa-dosa tindakanmu di masa yang akan datang.”
Dalam pikiran Petrus, sangat tidak sopan untuk Mesias membasuh kakinya, dan inilah sebabnya ia menolak untuk dibasuhkan. Tetapi Yesus mengatakan kepada Petrus, “Engkau akan mengerti hal ini,” dan membasuh kakinya.
“Hanya kalau Aku membasuh kakimu engkau memiliki hubungan dengan Aku. Engkau tidak tahu sekarang mengapa Aku membasuh kakimu. Tetapi setelah Aku disalibkan dan naik ke Kerajaan Surga, engkau akan mengerti mengapa Aku membasuh kakimu. Karena Aku adalah Mesiasmu, Aku sudah menanggung bahkan dosa-dosa masa depanmu dengan baptisanKu, dan dengan menjadi korban persembahan bagi dosa-dosamu, Aku sudah menjadi Juruselamat.” 
Ketika Tuhan mengatakannya, Petrus tidak mengerti sama sekali apa yang dikatakanNya, tetapi setelah kebangkitan Tuhan, ia memahaminya. Sesungguhnya, ini adalah saat yang menghapuskan bahkan dosa-dosa tindakannya juga.
“Karena aku tidak bisa tidak melakukan dosa tindakan di dalam dunia ini, Tuhan membasuh kakiku supaya aku percaya bahwa Yesus sang mesias menanggung bahkan dosa-dosa tindakan itu ke atas DiriNya dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes Pembaptis! Baptisan Mesias membereskan bahkan dosa-dosa tindakan di masa yang akan datang! Yesus menanggung segala dosa ini ke atas DiriNya melalui baptisanNya, menanggung dosa-dosa dunia ke atas kayu Salib, dan menanggung penghukuman atas dosa dengan penyaliban! Dan dengan bangkit kembali dari kematian, Ia sungguh-sungguh dan sepenuhnya menyelamatkan kita dari dosa kita!”
Baru beberapa lama kemudian, bahkan setelah ia menyangkal Tuhan tiga kali, Petrus sampai kepada pemahaman ini dan percaya kepada hal ini. Inilah sebabnya ia mengatakan di dalam 1 Petrus 3:21, “Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan -- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah-- oleh kebangkitan Yesus Kristus.” Di sini, kata ‘kiasannya’ berarti “seseorang yang dilambangkan atau diidentifikasikan dengan sebuah lambang atau gambaran sebelumnya, seperti tokoh di dalam Perjanjian Lama yang memiliki padanan di dalam Perjanjian Baru.” Jadi, konteks yang sebelumnya dengan jelas menyatakan bahwa baptisan Yesus adalah kiasan yang jelas sekali dari ‘air’ di dalam Perjanjian Lama.
Di dalam Perjanjian Lama, ketika korban penghapus dosa di Hari Raya Pendamaian diberikan kepada Allah untuk menerima pengampunan dosa tahunan, Imam Besar, yang mewakili bangsa Israel, harus menumpangkan tangannya ke atas korban persembahan dan mengakui dosa-dosa yang dilakukan orang-orang Israel untuk meletakkan dosa-dosa itu ke atas korban. Cara penumpangan tangan ini adalah urutan yang sama dengan baptisan Yesus. Di dalam Perjanjian Lama, korban persembahan harus mencurahkan darahnya sampai mati karena korban itu sudah menerima semua dosa bangsa Israel yang ditanggungkan kepadanya. Ia disembelih, dan mencurahkan semua darahnya. Para imam kemudian mengulitinya, memotong-motongnya, dan mempersembahkan dagingnya kepada Allah dengan membakarnya dengan api.
Sang Mesias, yang adalah inti dari korban persembahan di dalam Perjanjian Lama, menerima dosa-dosa kita melalui penumpangan tangan, mencurahkan darah di kayu Salib, dan mati menggantikan kita. Saat ini, anda dan saya bisa sepenuhnya menerima pengampunan dosa melalui baptisan Yesus Kristus dan kematianNya di kayu Salib. Dan kita harus membasuh dosa-dosa tindakan yang kita lakukan setiap hari dengan percaya bahwa dosa-dosa itu sudah dibasuhkan dengan baptisan yang diterima Tuhan kita dan darah yang Ia curahkan di kayu Salib. Kita harus mengenal kebenaran ini dan percaya kepada hal ini. Kita bisa dibebaskan dari segala dosa tindakan kita hanya kalau kita percaya bahwa Yesus menanggung segala dosa kita ke atas Dirinya dan menghapuskan semuanya dengan baptisanNya. Setiap kali kita melakukan dosa tindakan, kita harus menegaskan iman kita di dalam Injil air dan Roh. Dan dengan berpegang kepada kebenaran bahwa bahkan dosa-dosa tindakan kita juga sudah dihapuskan oleh Yesus dengan baptisanNya dan kayu Salib, kita tidak akan kehilangan keselamatan kita walau apapun yang terjadi, dan bisa langsung memulihkannya setiap kali hati kita diserang oleh rasa bersalah.
Karena Yesus sudah menghapus segala dosa bahkan dosa harian yang dilakukan oleh orang-orang benar yang sudah menerima pengampunan dosa di dalam kehidupan setiap hari mereka, Allah mengijinkan bejana pembasuhan bagi mereka supaya orang-orang benar ini, yang pengampunan dosanya datang dari air, darah dan Roh, akan dibasuh dari dosa-dosa tindakan mereka melalui iman mereka kepada Injil air dan Roh. 
Inilah sebabnya Allah membuat bejana pembasuhan dengan mengumpulkan dan melebur cermin yang dipakai para wanita yang melayani di Kemah Pertemuan, karena cermin itu memantulkan bayangan diri. Setiap kali kita melakukan dosa tindakan dan jatuh ke dalam keputus-asaan karena kelemahan kita, kita harus pergi ke bejana pembasuhan dan membasuh tangan dan kaki kita. Peranan bejana pembasuhan adalah untuk mengingatkan kita bahwa Yesus menanggung segala dosa manusia sekaligus ketika Ia dibaptiskan oleh Yohanes. Untuk mengajarkan kebenaran ini kepada orang-orang kudus yang sudah menerima pengampunan dosa sehingga Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk membuat bejana pembasuhan dengan melebur cermin yang dipakai para wanita itu, mengisinya dengan air, dan memungkinkan para imam untuk membasuh kekotoran tangan dan kaki mereka dengan air ini.
Kita percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah, sang Pencipta, dan Juruselamat manusia. Dan kita harus ingat bahwa Mesias datang ke dunia ini dalam rupa manusia dan menerima segala dosa kita yang ditanggungkan ke atas tubuhNya melalui baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes—yaitu, setiap kali kita melakukan dosa tindakan di dunia ini, jatuh ke dalam kelemahan atau kelemahan kita dinyatakan, kita harus semakin mengingat bahwa Mesias datang dalam daging, dibaptiskan dan disalibkan, dan dengan itu sudah menghapus segala dosa kita. 
Kalau kita tidak mengingat dan percaya kepada hal ini, meski kita sudah menerima pengampunan dosa, kita akan tetap terikat oleh dosa tindakan kita dan kembali kepada diri kita yang lama, yang penuh dosa. Demikian, kita harus percaya setiap hari bahwa segala dosa yang kita lakukan karena kelemahan dan kekurangan kita sudah ditanggungkan kepada Yesus melalui baptisanNya. Setiap hari, kita harus ingat, percaya kembali, dan menegaskan bahwa Mesias menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya dengan baptisan yang diterimaNya dari Yohanes dan menghapus segala dosa itu.
Tidak seorangpun di muka bumi ini yang bisa menerima pengampunan dosa dengan percaya kepada Yesus tanpa percaya bahwa Ia menanggung segala dosa dengan dibaptiskan oleh Yohanes dan mencurahkan darahNya. Dan bahkan kalau seseorang sudah menerima pengampunan dosa, tidak ada satupun yang tidak pernah melakukan dosa tindakan. Demikian, tanpa percaya kepada baptisan Yesus, semua orang akan tetap penuh dosa, dan kehendak Allah tidak akan pernah digenapi bagi semua orang. Inilah sebabnya Allah memberikan AnakNya kepada kita, membuatNya dibaptiskan oleh Yohanes, dan menyerahkan Dia ke kayu Salib untuk mencurahkan darah.
Kalau kita percaya kepada Yesus Kristus sebagai Mesias kita, kita harus percaya bahwa segala dosa kita sudah ditanggungkan kepadaNya melalui baptisan yang diterimaNya dari Yohanes, dan bahwa Ia menanggung semua penghukuman kita dengan membawa segala dosa dunia ke kayu Salib, disalibkan, dan mencurahkan darahNya. Kita menerima pengampunan dosa dengan percaya kepada baptisan Yesus dan darahNya. Segala dosa kita sudah dihapuskan dengan percaya kepada kebenaran ini. Kita mencapai kebenaran dengan percaya kepada kasih Allah dengan hati kita. Hati kita sekarang tidak memiliki dosa, bersih dan tidak bercela. Tetapi masih ada kelemahan daging kita. Inilah sebabnya kita harus mengingat baptisan Yesus setiap hari dan senantiasa mengingatkan diri kita akan iman ini. Setiap kali kekurangan dan kelemahan kita dinyatakan, setiap kali pikiran jahat muncul dan kita dicemarkan, dan setiap kali tindakan kita menyimpang, Tuhan kita hanya senang kalau kita mengingat bahwa Yesus menanggung segala dosa itu ke atas DiriNya dengan baptisan yang diterima dari Yohanes dan membersihkan hati kita dengan percaya kepada kebenaran ini sekali lagi.
Setiap kali kita melakukan dosa, kita harus terlebih dahulu mengakui dosa kita di hadapan Allah. Kita kemudian percaya sekali lagi bahwa segala dosa itu sudah ditanggungkan kepada Yesus melalui baptisanNya. Kita yang sudah dibasuh oleh karya baptisan Yesus harus membersihkan dosa-dosa tindakan kita setiap hari dengan percaya kepada karya ini. Inilah sebabnya kita harus ingat dan percaya kepada kenyataan bahwa kita bisa membasuh segala dosa kita melalui baptisan Yesus Kristus.
Sekarang kita sudah melihat mengapa Allah menempatkan bejana pembasuhan di antara mezbah korban bakaran dan Kemah Suci. Allah menempatkan bejana pembasuhan di antara mezbah korban bakaran dan Kemah Suci supaya ketika kita menghadap Dia, kita akan datang dengan tubuh dan hati yang bersih. Bahkan setelah kita menjadi orang benar yang menerima pengampunan dosa sempurna melalui baptisan Yesus dan kayu Salib, hati kita masih cenderung dicemarkan setiap kali kita melakukan dosa, baik secara sengaja maupun tidak. Inilah sebabnya kita harus membasuh semua kekotoran itu di bejana pembasuhan ketika kita melewati mezbah korban bakaran dan menghadap Allah. Karena kita tidak bisa menghadap Allah kalau kita memiliki bahkan kekotoran yang sekecil apapun, Allah menempatkan bejana pembasuhan di antara mezbah korban bakaran dengan Kemah Suci sehingga kita bisa masuk ke hadirat Allah di dalam kesucian, sesudah dibasuh dengan air dari bejana pembasuhan.
 
 
Hati Nurani Yang Bagaimana Yang Baik Di hadapan Allah?
 
1 Petrus 3:21 juga mendefinisikan baptisan Yesus sebagai “memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah.” Di sini, ‘hati nurani yang baik’ adalah yang percaya bahwa Yesus sudah menghapus segala dosa manusia, termasuk dosa tindakan yang dilakukan setiap hari, dengan baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes di sungai Yordan. Untuk menanggungkan segala dosa ke atas DiriNya, Tuhan kita dibaptiskan oleh Yohanes dan dengan itu menerima segala dosa ke atas tubuhNya sendiri. Karena Yesus menanggung segala dosa dunia di atas TubuhNya, Ia harus mati di kayu Salib. Kalau kita mengabaikan dan tidak percaya kepada apa yang dilakukanNya, maka hati nurani kita hanya bisa menjadi jahat. Inilah sebabnya kita harus percaya kepada baptisanNya. Kita harus memiliki hati nurani yang baik di hadapan Allah. Meskipun di dalam tubuh kita nampaknya tidak akan bisa hidup sempurna 100 persen, paling tidak di dalam hati nurani kita, kita bisa dan harus memiliki hati nurani yang baik dalam pandangan Allah.
Sekitar setengah abad yang lalu, ketika Korea kehilangan semuanya sesudah Perang Korea, arus bantuan asing mengalir ke negara ini untuk menolong mereka lepas dari penderitaan. Meskipun seharusnya panti asuhan didahulukan untuk menerima bantuan yang demikian, pada kenyataannya, orang-orang yang tidak bermoral menyelewengkan bantuan itu ke kantong mereka sendiri dan menimbun kekayaan bagi diri sendiri. Mereka tidak memiliki hati nurani. Ketika negara-negara asing memberikan susu bubuk, tepung, selimut, sepatu, pakaian, dan bantuan-bantuan lainnya, para penyumbang mengirimkannya dengan tujuan supaya orang-orang yang telanjang dan lapar akan bisa berpakaian dan makan dengan layak; mereka sama sekali tidak membayangkan bahwa beberapa pegawai yang jahat dan orang-orang yang bejat akan menyelewengkan barang-barang bantuan itu. 
Orang-orang dengan hati nurani yang baik akan membagikannya secara adil di antara orang-orang miskin. Orang-orang yang tidak mengambil kesempatan, untuk menjadikan bantuan asing itu sebagai sarana untuk memperkaya diri sendiri, dan kemudian membagikan semuanya secara adil di antara orang-orang miskin yang sedang sekarat akan hidup dengan hati nurani yang baik. Tetapi orang-orang yang tidak demikian akan dituduh melakukan pencurian oleh hati nurani mereka sendiri. Tentu saja, para pencuri itu masih bisa dibasuh dari segala dosa mereka kalau mereka berbalik dan percaya kepada baptisan Yesus bahkan saat ini juga.
Untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya dan menghapus segala dosa tindakan kita, Yesus datang ke dunia ini dan dibaptiskan oleh Yohanes. Setelah menerima baptisan dari Yohanes, Yesus menghapus segala dosa kita sekaligus. Saya ingin menegur orang-orang yang tidak percaya kepada baptisanNya, dan mengatakan, “Apa, kemudian, yang membuat anda begitu sombong sampai tidak percaya kepada baptisanNya? Karena keyakinan apa sampai anda tidak percaya? Apakah anda cukup baik untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga tanpa iman kepada baptisanNya?” 
Kalau kita sungguh-sungguh ingin menjadi orang-orang dengan hati nurani yang baik, kita harus membasuh segala dosa tindakan kita dengan baptisan yang diterima Yesus dari Yohanes. Untuk itu, kita harus percaya di dalam hati kita bahwa Yesus menanggungkan ke atas DiriNya segala dosa yang kita lakukan sepanjang kehidupan kita dan membasuhkan semuanya. Inilah sebabnya Mesias kita dibaptiskan oleh Yohanes sebelum ia naik ke kayu Salib.
Yesus berkata kepada wanita yang kedapatan melakukan zinah, “Aku tidak menghukum kamu. Aku juga tidak menghakimi kamu.” Mengapa? Karena Yesus sudah menanggung dosa perzinahan wanita itu ke atas diriNya juga, dan karena Yesus sendiri akan menanggung semua penghukuman atas dosa juga. Ia mengatakan, Akulah Yang akan dihukum bagi dosa-dosamu. Tetapi dibebaskanlah dari dosa-dosamu dengan percaya kepada baptisanKu. Karena itu, terimalah keselamatan dari dosa dengan percaya kepadaKu. Terimalah keselamatan dari semua penghukuman dosa juga oleh iman, dan dibasuh dari segala dosamu. Terimalah pembasuhan dosa hati nuranimu dan minumlah dari air yang dariKu yang tidak akan membuat kamu merasa haus lagi.”
Hari ini, anda dan saya percaya bahwa Yesus adalah Dia yang sudah menyelamatkan kita dari dosa kita. Apakah anda sungguh-sungguh percaya bahwa Yesus memang menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya dengan baptisanNya dan membasuhkan semuanya? Tuhan kita menghapus segala dosa kita dengan dibaptiskan. Kita sekarang bisa menghadap Allah dengan hati nurani yang baik. Mengapa? Karena Tuhan kita menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya dan membasuhkan semuanya dengan dibaptiskan, membawa dosa-dosa itu ke atas kayu Salib, dihukum menggantikan kita dengan disalibkan, dan bangkit kembali dari kematian. Dahulu, Yesus datang ke dunia ini, dan melalui 33 tahun kehidupanNya, Ia menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya dan membasuhkan semuanya dengan baptisanNya. 
Dengan menanggung segala dosa tindakan kita juga dan membasuhkanya, Tuhan kita sudah memampukan kita menghadap Allah dan menjadi orang-orang benar, dan untuk dihukum atas segala dosa kita melalui pengorbanan Yesus Kristus. Dengan percaya kepada Tuhan ini, dengan kata lain, sehingga kita bisa memanggil Allah sebagai Bapa kita dan menghadap ke hadiratNya. Demikian, orang-orang yang percaya kepada karya Yesus air, darah dan Roh adalah orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik. Sebaliknya, pasti hati nurani yang jahat yang tidak percaya pada tindakan kebenaran Tuhan, baptisan dan salibanNya. 
 
 
Jaman Ini, Banyak Orang Tidak Serius Dengan Allah Karena Iman Takhayul Mereka
 
Banyak pendusta, yang menganggap firman Allah seolah-olah hanya hiasan saja, hanya memberitakan bahwa kita harus melakukan kebaikan di atas iman kita kepada Allah dan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Dan ketika berhubungan dengan keselamatan, mereka hanya berbicara mengenai darah di kayu Salib, dan secara keliru berpikir bahwa mereka harus mendaki gunung tertentu untuk berdoa dan berpuasa supaya bisa bertemu dengan Allah melalui pengalaman daging mereka. Meskipun iman ini sangat keliru, mereka justru sangat yakin akan kebenarannya. Mereka mengatakan, “Saya tersiksa karena dosa-dosa saya, dan karena itu saya berjaga sepanjang malam untuk berdoa, ‘Allah, aku sudah melakukan dosa. Aku percaya kepadaMu, Tuhan.’ Pada saat itu, saya masih tersiksa di sore hari, tetapi setelah saya berjaga sepanjang malam untuk berdoa, ketika fajar datang, tiba-tiba saya merasa seolah-olah segumpal api masuk ke dalam diri saya, dan, pada saat itu juga pikiran saya dibersihkan—segala dosa di dalam hati saya dibasuh menjadi seputih salju saat ini. Jadi saat itulah saya dilahirkan kembali. Haleluya!” 
Pemikiran yang demikian hanyalah buatan manusia, pemikiran yang tidak tahu dan bodoh yang menjadikan firman Allah tidak berguna. Anda harus ingat bahwa Allah akan menghukum, dengan berlipat ganda, orang-orang yang mengatakan mistik yang tidak masuk akal dan dengan itu mendustai orang-orang lain serta menuntun orang-orang lain berserta membawa orang lain ke dalam api neraka.
“Telinga saya sakit sekali. Tetapi saya percaya kepada apa yang dikatakan Tuhan, bahwa kita akan disembuhkan kalau kita percaya, karena itu saya menahan rasa sakit saya dan berkata, ‘Tuhan, aku percaya!’ Ketika aku percaya demikian, rasa sakit saya hilang!”
“Saya menderita sakit usus buntu, karena itu setiap kali saya makan, saya merasa sakit perut yang luar biasa. Karena itu sebelum saya makan, saya berdoa, ‘Tuhan, saya sakit di bagian ini, tetapi Engkau mengatakan bahwa Engkau mendengar setiap kali kami berdoa dengan iman. Saya masih percaya kepada FirmanMu.’ Dan kemudian, saya tidak lagi memiliki masalah dengan pencernaan saya!”
Bagaimana dengan semua itu? Semua itu adalah kasus dimana orang tidak bertemu Tuhan melalui Firman. Kasus-kasus itu menunjukkan kesalahan iman mereka yang tidak percaya kepada Firman. Semua itu bukan jawaban atas doa yang dinaikkan melalui Firman, tetapi hanya sekedar iman mistikal. Mereka tidak percaya kepada Allah sesuai dengan Firman, tetapi dengan kebingungan mereka yang didasari oleh emosi dan pengalaman mereka sendiri. Yang sangat menyesalkan dan menyedihkan adalah bahwa ada banyak mistik yang demikian di dalam kekristenan jaman ini. 
Demikian, menyingkirkan firman Allah dan percaya kepada Yesus didasarkan kepada emosi atau pengalaman hanya menambahkan kepada iman takhayul. Orang-orang yang mengaku percaya kepada Yesus saat mereka tidak percaya kepada Firman perlu menguji diri apakah mereka dikuasai oleh si jahat atau tidak. “Aku bertemu Yesus ketika berdoa. Yesus menampakkan diri di dalam mimpi saya. Saya berdoa dengan tekun dan penyakit saya sembuh.” Orang-orang dengan bibir yang biasa bisa juga membuat pernyataan yang demikian, tetapi yang jelas bahwa hal itu bukan iman yang diberikan oleh Allah, tetapi iman keliru yang diberikan oleh Iblis.
Melalui kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi, Tuhan kita menyatakan DiriNya kepada kita. Apakah Tuhan menyatakan diri kepada kita dengan cara yang baru dan berbeda di jaman sekarang ini? Apakah Ia sungguh-sungguh menampakkan diri di hadapan kita dalam sebuah ilusi atau mimpi? Ia nampak seperti membawa belenggu besar di kakiNya, berdarah di sekujur tubuhNya, memakai mahkota duri di kelapaNya, dan mengatakan, “Lihat, beginilah Aku menderita bagimu. Sekarang, apa yang engkau buat bagiKu?’—apakah begini Tuhan menyatakan diri kepada kita? Semua ini Tidak masuk akal! 
Namun masih ada orang-orang, yang setelah mendapatkan mimpi yang begini, membuat janji di hadapan Allah, “Tuhan, aku akan menjadi hambaMu dan melayani Engkau dengan segenap hatiku sepanjang kehidupanku. Aku akan membangun rumah doa di sini. Aku akan membangun gereja di sini. Aku akan memikul salibku di sepanjang hidupku dan menyaksikan namaMu di seluruh bangsa dan seluruh penjuru dunia.”
Pada kenyataannya, kita bisa dengan mudah bertemu dengan para pengkhotbah renungan seperti itu di jalanan atau tempat-tempat umum. Tanpa kecuali, mereka adalah kaum mistik yang mengatakan bahwa mereka memutuskan untuk hidup demikian setelah melihat Yesus di dalam mimpi atau mendengar suara Tuhan ketika sedang berdoa. Tetapi Tuhan menyatakan diriNya hanya melalui FirmanNya; Ia tidak berbicara kepada kita di dalam mimpi atau saat berdoa, khususnya di masa ketika semua FirmanNya sudah diberikan kepada manusia. Mimpi hanyalah sebuah sisi yang sangat rumit dari alam bawah sadar manusia. Orang-orang ini mendapatkan mimpi demikian karena mereka memiliki berbagai imajinasi tentang Yesus dalam kasih mereka yang tidak terbalas dan memikirkannya terlalu banyak.
Ketika pikiran anda terlibat sangat dalam kepada beberapa hal tertentu sebelum anda lelap tidur, kemungkinan anda akan melihat hal yang sama di dalam mimpi anda juga. Demikianlah, mimpi terjadi di alam bawah sadar anda. Inilah sebabnya kalau kita berpikir sangat banyak tentang satu hal, kita akan mendapatkan berbagai macam mimpi yang aneh. Semua tidak ada hubungannya dengan iman, tetapi hanyalah refleksi dari perubahan fisik atau alam bawah sadar.
Inilah sebabnya kalau manusia berpikir banyak tentang Yesus yang mencurahkan darah di kayu Salib, di dalam mimpi mereka Dia muncul mengenakan mahkota duri di kepalaNya. Sebenarnya, tidak ada apa-apanya di dalam mimpi itu. Tetapi kalau ada orang yang menanggapinya terlalu serius akan menjadi kesalahan yang sangat berbahaya. Bagaimana kalau Yesus menampakkan diri kepada mereka, berdarah-darah di sekujur tubuhNya, dan sungguh-sungguh mengatakan, “Apa yang engkau lakukan untukKu? Engkau harus menjalani kehidupan yang pertapa sepanjang hidupmu. Demi Aku, seharusnya engkau tidak memiliki barang apapun”? Ada orang-orang yang bodoh yang sungguh-sungguh mau meninggalkan semua miliknya untuk hidup demikian. Apakah ada orang yang sangat takut karena mimpi yang demikian, atau yang hidupnya berubah karena hal itu? Tidak lain dari orang-orang mistikisme yang demikian. 
Allah menemui kita melalui FirmanNya. Ia bukanlah yang bisa kita temui di dalam mimpi atau penglihatan ketika berdoa. Firman Allah tertulis di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan ketika kita mendengarnya diwartakan dan menerimanya ke dalam hati kita itulah roh kita bisa bertemu dengan Dia di dalam Firman. Jadi, dengan kata lain, melalui Firman dan hanya melalui Firman saja roh anda bisa bertemu dengan Allah.
Dari Firman inilah kita bisa mengetahui bahwa Yesus menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya dengan baptisanNya; dengan mendengar Firman inilah kita bisa percaya di dalam hati kita. Jawaban untuk pertanyaan mengapa Yesus harus mati di kayu Salib juga bisa kita temukan di dalam Firman. Karena Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya sehingga Ia mati di kayu Salib dan menyelamatkan kita. Melalui Firman, kita mengenal Allah, dan melalui Firman, kita bisa percaya kepadaNya. Bahwa Yesus Kristus itu Allah juga bisa kita ketahui dan percayai hanya melalui Firman.
 
 
Bagaimana Kita Percaya kepada Allah? Kalau Bukan Karena Firman Allah yang Tertulis?
 
Kalau tidak ada firman Allah, bagaimana kita bisa bertemu dan percaya kepada Yesus, yang sudah membuat segala dosa kita terhapus? Kalau tidak ada firman Allah, iman kita tidak akan berarti. “Ini pandangan saya”—kita bisa saja menyampaikan pemikiran kita, tetapi itu bukan kebenaran, dan ketika hati kita dipenuhi dengan apa yang tidak benar, maka kebenaran yang sebenarnya tidak bisa masuk ke dalam hati kita. Hal yang benar untuk dikatakan bukanlah, “Ini pandangan saya,” tetapi, “Ini yang dikatakan Alkitab.” Ketika kita membaca Alkitab, kebenaran yang dikatakan Allah masuk ke dalam hati kita dan meluruskan semua kekeliruan dari pemikiran kita sebelumnya.
Terbuat dari apakah iman anda kepada Injil air dan Roh? Terbuat dari pandangan anda sendiri? Atau apakah anda menjadi orang yang dilahirkan kembali karena mengenal dan percaya kepada hal itu karena mendengar Firman? Karena mendengar Firman kita bisa percaya dan bertemu dengan Allah di dalam hati kita. Inilah sebabnya pintu gerbang pelataran Kemah Suci terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus.
Air yang ada di dalam bejana pembasuhan berarti baptisan dimana Yesus Kristus menanggung segala dosa kita ke atas DiriNya. “Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kebenaran” (Matius 3:15). Melalui firman Allah, kita bisa mengenal baptisan yang dengannya Yesus menanggung segala dosa dunia ke atas DiriNya. Karena dari Firmanlah kita mengenal baptisan Yesus yang menanggung segala dosa yang anda dan saya lakukan di sepanjang kehidupan kita, Firman ini sudah membuat kita memiliki iman kepada baptisan di dalam hati kita. Melalui Firman inilah kita bisa menemukan kebenaran yang terkandung didalam bejana pembasuhan.
Dari firman Allah, kita melihat bahwa bejana pembasuhan terbuat dari perunggu. Di dalam Alkitab, perunggu berarti penghukuman. Demikianlah, makna dari bejana pembasuhan perunggu adalah bahwa ketika kita memandang diri kita sendiri di hadapan hukum Taurat, yang berfungsi memantulkan gambaran diri kita, kita ditentukan untuk dihukum. Inilah sebabnya bejana pembasuhan dibuat dari cermin para wanita yang melayani di Kemah Suci. Tuhan sudah menyelamatkan kita, yang tidak bisa tidak menghindar dari penghukuman karena dosa kita, dengan datang ke dunia ini, dibaptiskan, dan mati di kayu Salib. Melalui Firman Allah yang tertulis, kita bisa mengetahui bahwa karena Yesus dibaptiskan sehingga Ia menanggung segala dosa ke atas DiriNya, naik ke kayu Salib, dan menanggung penghukuman atas dosa. Dan karena kita menerima kebenaran ini di dalam hati kita sehingga kita bisa diselamatkan. Bagaimana dengan anda? Sudahkah anda diselamatkan?
Dalam sebuah denominasi tertentu yang mengikuti mistikisme, mereka mengatakan bahwa anggota-anggotanya harus mengenal tanggal yang pasti dari keselamatan mereka, di bulan dan hari apa mereka diselamatkan. Dan seorang pendeta disebut pernah bersaksi di hadapan banyak orang percaya bahwa ia percaya kepada Yesus dan diselamatkan ketika ia naik ke sebuah bukit untuk berdoa dan menyadari bahwa dia sama sekali tidak berharga. Ia mengatakan dengan bangga bahwa ia tidak pernah lupa tanggal dan waktu ia dilahirkan kembali. Ini tentu saja tidak ada hubungannya dengan kain lenan halus, tetapi hanya emosional. Iman pendeta ini tidak ada hubunganya dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Keselamatan yang diajarkan denominasi ini tidak ada hubungannya dengan keselamatan sejati yang terbuat dari firman Allah, tetapi hanya buatan mereka sendiri.
Sangat mungkin untuk menghipnotis seseorang. Kalau orang tetap mengatakan bahwa mereka tidak memiliki dosa, dan senantiasa berpikir seperti itu, maka mereka akhirnya akan terhipnotis oleh dirinya sendiri dan menjadi tidak memiliki dosa karena dirinya senndiri. Kalau mereka mengulangi mantra itu sendiri, maka mereka akan sungguh-sungguh merasa bahwa dirinya tidak memiliki dosa, tetapi perasaan seperti itu tidak akan bertahan lama. Jadi, dalam sekejap, mereka harus mengulangi lagi hipnotis atas dirinya sendiri, dan mengatakan berulang-ulang, “Aku tidak memiliki dosa. Aku tidak memiliki dosa.” Betapa berpusat kepada diri sendiri, tidak benar, tidak mengerti dan penuh takhayul iman yang seperti ini!
Kain lenan halus berarti firman Allah dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Pintu gerbang pelataran Kemah Suci, dari Tempat Kudus, dan Tempat Mahakudus semuanya terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus yang menjelaskan kepada kita bahwa Yesus sudah menjadi pintu bagi keselamatan kita dan Juruselamat kita tepat seperti yang dikatakan di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Karena itu saya bersyukur kepada Allah, atas betapa pastinya keselamatan yang dikatakan Allah kepada kita! 
Inilah sebabnya ketika saya berdoa, saya berusaha untuk tidak menonjolkan emosi atau menjadikannya pameran. Saya hanya berdoa dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah dan percaya kepadaNya. “Bapa, tolonglah saya. Jadikan saya memberitakan Injil ke seluruh dunia. Lindungi dan jaga semua rekan pelayan dan orang-orang kudus. Berikan kepada kami para pekerja yang bisa melayani Injil, memungkinkan Injil ini tersebar, dan membuat orang-orang percaya mengerti dan percaya kepada FirmanMu.” Inilah yang saya katakan ketika saya berdoa; saya tidak berdoa berusaha untuk menggerakkan perasaan saya dan menangis, dan segala macam hal yang tidak masuk akal ini sama sekali bukan bagian dari doa saya.
Beberapa orang, ketika mereka tidak bisa menggerakkan emosi mereka bagaimanapun kerasnya mereka berusaha, bahkan berpikir keras tentang ayah atau ibu mereka yang sudah meninggal untuk memancing air mata dan untuk membuat doa mereka diperhatikan oleh orang-orang lain. Doa-doa yang dibuat demikian adalah seperti segumpal sampah yang akan membuat Allah muntah. Orang-orang juga berusaha menggerakkan emosi mereka dengan membayangkan penyaliban Yesus dan kemudian berteriak secara buta, “Aku percaya kepadaMu, Tuhan!” 
Tetapi apakah ini berarti bahwa iman orang-orang yang demikian sungguh-sungguh kuat? Kalau anda berpikir tentang dosa-dosa anda dan berusaha menggerakkan emosi anda, dan berkata, “Tuhan, saya sudah melakukan dosa. Tolonglah agar saya hidup sebagai orang benar,” maka akan sangat mungkin bahwa anda bisa menggerakkan perasaan anda sendiri. Karena menjalani pengalaman emosi yang demikian dan menangis secara lepas bisa melepaskan banyak beban stress, banyak orang, yang merasa segar, berpikir bahwa hal itu berkaitan dengan iman mereka. Meskipun hidup mereka penuh dengan masalah, pengalaman emosi yang demikian paling tidak membuat mereka merasa lebih baik untuk sesaat, dan kemudian mereka bisa melanjutkan kehidupan keagamaan mereka dengan cara demikian.
 
 

Anda Harus Percaya Bahwa Tuhan Sudah Datang Kepada Kita Melalui Kain Biru Dan Kain Ungu, Kain Kirmizi Dan Dari Lenan Halus 


Tuhan kita datang kepada kita melalui Firman. Anda kemudian tidak harus bersandar kepada indera anda sendiri, tetapi anda harus mendengar kepada apa yang dikatakan di dalam firman Allah kepada anda. Yang sangat penting adalah apakah anda percaya kepada apa yang dikatakan firman Allah dengan hati anda. Ketika anda berdoa, jangan berusaha untuk berkonsentrasi kepada emosi anda. Namun, anda harus mengendalikannya sampai taraf yang selayaknya. Mengapa? Karena ada banyak pendusta di dunia ini yang akan mendekati orang-orang yang rentan emosinya dan terdorong untuk mengambil keuntungan dari lobang emosional mereka. Karena orang seringkali kehilangan bagian intelektual ketika mengejar perasaan mereka, ketika Kebaktian Kebangunan Rohani diadakan di bawah bendera “Kebaktian Kebangunan Rohani Besar,” tujuannya lebih sering untuk menggerakkan emosi pesertanya. 
Namun, setelah saya dilahirkan kembali, saya tidak bisa menyukai kebaktian yang demikian bahkan kalaupun saya berusaha, karena memberitakan firman Allah bukanlah mempengaruhi emosi orang lain seperti yang terjadi di dalam kebaktian kebangunan rohani besar di dunia ini. Karena saya sudah dilahirkan kembali karena Firman kebenaran, saya sudah lama mengucapkan selamat tinggal kepada aspek emosi yang digunakan untuk mencampuri kehidupan rohani saya.
Kita, orang-orang benar yang mendengar firman Allah, menggunakan intelek kita, dan percaya dengan hati kita, dan tidak pernah mengutamakan dorongan gerakan emosi. Kita percaya kepada kebenaran ini dengan cepat menyadari bahwa apakah seseorang memberitakan firman Allah sebagaimana adanya kepada kita atau tidak, dan dengan cepat membedakan apakah seseorang memberitakan kepada kita dengan sungguh-sungguh penuh kepercayaan atau tidak. Karena kita tahu dan yang sungguh-sungguh percaya kepada kebenaran kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus memiliki Roh Kudus di dalam hati kita, kita menyadari bahwa dorongan emosi semata sangat jauh dari kebenaran, dan kita menerima hanya kebenaran yang sejati ke dalam hati kita.
Yesus datang kepada kita dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Betapa ajaib kebenaran ini? Betapa indahnya kasih Tuhan kita yang sudah menyelamatkan kita? Melalui empat sisi karya Yesus yang tertulis di dalam firman Allah, kita semua menjadi percaya bahwa Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, dan dengan itu menyelamatkan kita dengan penggenapanNya atas semua kebenaran. 
Apakah anda percaya kepada kebenaran ini di dalam hati anda? Orang-orang yang memberitakan Injil harus memberitakannya di dalam kain lenan halus, yaitu, firman Allah di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan isinya haruslah kain biru dan kain ungu, dan kain kirmizi. Dan orang-orang yang mendengar harus menerimanya ke dalam hati mereka dan percaya kepadanya dengan sepenuh hati.
 
 

Air Di Dalam Bejana Pembasuhan Membasuh Dosa-dosa Kita 


Melalui baptisanNya, Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya dan membasuhkan semuanya. Baptisan Yesus menunjuk kepada air di dalam bejana pembasuhan; ia sudah menyucikan kita, yang harus masuk neraka karena dosa-dosa kita, dan memampukan kita untuk berdiri di hadapan Allah. Karena Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisanNya, Ia bisa naik ke kayu Salib dan membasuhkan semuanya dengan disalibkan sampai mati. Kedua baptisan Yesus dan salibNya memberi kesaksian bahwa Yesus menanggung penghukuman atas segala dosa kita. Melalui baptisan dan kayu Salib, Yesus menggenapi keselamatan kita.
Menaikkan doa pertobatan tidak akan pernah menghapuskan dosa-dosa kita. Karena Yesus sungguh-sungguh sudah menanggung segala dosa kita melalui baptisanNya sehingga dosa-dosa kita sudah dihapuskan. Dengan mendengarkan Firman dan percaya kepada apa yang dilakukan Yesus bagi kita itulah yang bisa membebaskan kita dari penghukuman atas dosa-dosa kita. Namun karena penghukuman yang sudah ditanggung oleh Yesus, kita semua juga sudah menanggung penghukuman atas dosa kita melalui iman kita kepada baptisanNya. Sungguh, kita sudah diselamatkan karena iman. Dalam satu sisi, keselamatan kita sangatlah sederhana. Kalau kita percaya kepada anugerah dan kasih keselamatan, kita bisa diselamatkan, tetapi kalau kita tidak percaya, maka kita tidak akan diselamatkan.
 
 
Selain Keselamatan Yang Digenapi Allah, Tidak Ada Yang Bisa Kita Lakukan Untuk Diselamatkan 
 
Kita tidak bisa melakukan apa-apa bagi keselamatan kita, kalau bukan karena Allah. Seperti Tuhan memutuskan untuk menyelamatkan kita dengan cara ini bahkan sebelum penciptaan dan menggenapi keselamatan kita itu, segala sesuatu bergantung kepada bagaimana keputusan Allah. Allah Bapa memutuskan untuk menyelamatkan kita melalui AnakNya dan Roh Kudus, dan ketika waktu yang ditentukan tiba, Ia mengutus AnakNya yang Tunggal Yesus ke dunia ini. Ketika Yesus berusia 30 tahun dan saatnya tiba bagi Dia untuk menggenapi karya keselamatan itu, Bapa kemudian membuat Kristus dibaptiskan dan disalibkan di kayu Salib, membangkitkan Dia, dan dengan itu sudah menyelamatkan kita. Kita diselamatkan dengan memahami dan mengerti apa yang sudah dilakukan Tuhan bagi kita dari Firman di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dan dengan percaya kepada hal itu di dalam hati kita. Dengan diselamatkan karena percaya di dalam hati kita tidak lain dari menerima iman ke dalam hati kita.
Apakah anda percaya bahwa Firman di dalam Alkitab adalah firman Allah? Tidak lain dari Alkitab inilah yang dinyatakan oleh Allah sendiri yang sudah ada sejak awalnya, dan FirmanNya. Melalui Firman di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, firman Allah, kita bisa mengenal dan bertemu dengan Allah. Dan melalui Firman didalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kita bisa menyadari bahwa Ia sudah menyelamatkan kita melalui kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Juga, karena orang yang sungguh-sungguh percaya kepada kebenaran ini memang diselamatkan, mereka bisa menyaksikan bahwa Firman ini memang memiliki kuasa. Kita jangan sampai menilai dan mengukur firman Allah dengan pemahaman kita sendiri yang sempit, tetapi kita justru harus menyadari bagaimana Allah sudah menyelamatkan kita. 
Dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, saya berharap bahwa anda akan mendengar dan percaya kepada Firman kain biru (baptisan Yesus) dan kain ungu (Yesus adalah Raja segala raja), kain kirmizi (kayu Salib) dan dari lenan halus (firman Allah di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Kalau anda menyingkirkan firman Allah dan menilai FirmanNya dengan tali pengukuran anda sendiri di sepanjang kehidupan anda, maka anda tidak akan pernah diselamatkan.
Kalau anda mengenali diri anda bahwa anda tidak mengenal firman Allah dengan baik, maka anda harus sungguh-sungguh berhati-hati mendengar apa yang dikatakan oleh para pendahulu iman. Apakah mereka pendeta, pelayan, orang awam, ketika anda mendengar firman Allah diberitakan, dan ketika mereka memberitakan apa yang sungguh-sungguh benar di hadapan Allah, yang harus anda lakukan adalah mengakui bahwa hal itu adalah kebenaran dan percaya kepada hal itu di dalam hati anda. 
Orang-orang yang menyebarkan Firman bukan menyebarkan karena gampang, tetapi mereka melakukannya karena apa yang mereka sebarkan adalah pemahaman yang benar di hadapan Allah —yaitu, Injil air dan Roh, kebenaran kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Entah dari siapa kita mendengarnya, kalau yang disampaikan adalah firman Allah yang sejati, maka tidak ada yang lain yang bisa kita lakukan selain menerimanya dengan menyatakan ya, karena tidak ada satu titik atau satu judulpun yang keliru di dalam firman Allah.
Kita harus percaya kepada firman Allah. Apakah ‘percaya’? Artinya adalah menerima. Artinya adalah meyakini. Dengan kata lain, karena Tuhan sudah dibaptiskan bagi kita, kita harus mempercayakan semua kelemahan kita kepadaNya dan bersandar kepadaNya. Apakah Tuhan sungguh-sungguh menyelamatkan saya dengan melakukan hal itu? Saya yakin dan percaya kepadaMu.” Percaya dengan cara ini adalah iman yang benar.
Di antara para teologi di dunia ini, sangat sulit menemukan seseorang yang tahu dan percaya dengan benar. Bahkan sebelum mencapai bejana pembasuhan, mereka sudah tersangkut di pintu gerbang pelataran Kemah Suci, dan tidak bisa masuk ke dalam pelataran. Ketika mereka memberikan khotbah tentang Kemah Suci, mereka membuat usaha yang sengaja memakai akal mereka untuk melewatkan pintu gerbang pelataran, dan ketika mereka menerbitkan buku tentang Kemah Suci, mereka memasukan gambar yang meninggalkan pintu gerbang yang sangat besar yang lebih dari 9 m dari padar pelataran.
Kadangkala, ada orang-orang yang berani mengkhotbahkan tentang pintu gerbang pelataran Kemah Suci, tetapi arena mereka melakukannya tanpa mengenal kebenaran yang mendasarkan tentang kain biru, mereka hanya mengatakan, “biru adalah warna langit.” Karena itu mereka mengatakan bahwa kain biru adalah warna langit yang menyatakan bahwa Yesus adalah Allah sendiri, dan bahwa kain kirmizi menunjuk kepada darah yang Yesus curahkan di kayu Salib ketika di dunia ini, dan dengan itu melewatkan, dengan sengaja, kebenaran tentang pintu gerbang pelataran Kemah Suci. Lalu bagaimana dengan kain ungu? Ungu menjelaskan bahwa Yesus adalah Raja segala raja dan Allah sendiri. Keilahian Yesus sudah tergambar di dalam kain ungu secara sempurna, sehingga tidak perlu untuk menjelaskan kebenaran ini dengan warna lain dari kain yang ada. 
Kebenaran kain biru adalah bahwa Yesus datang ke dunia ini dan menanggung segala dosa manusia ke atas DiriNya sekaligus dengan dibaptiskan oleh Yohanes. Tetapi teologi dunia ini, karena mereka tidak mengenal baptisan Yesus ini, tidak bisa memahaminya, dan tidak memberitakannya, dan hanya mengucapkan perkataan mereka yang sangat tidak masuk akal. Orang-orang yang tidak dilahirkan kembali karena tidak percaya kepada Yesus yang datang dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus tidak tahu bahwa Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya melalui baptisan dan menanggung semua penghukuman mereka. Demikianlah, mereka sudah menjadi buta rohani dan tidak bisa membuka rahasia Firman, dan karena itu mereka sudah menjadikan firman Allah hanya sekedar bagian agama dengan menafsirkannya secara sekehendak hati berdasarkan pemikiran mereka sendiri. Mereka mengajarkan, “Percaya kepada Yesus. Anda akan diselamatkan. Jadilah rendah hati dan baik sejak saat ini.” Mereka sudah menjadikan iman kepada Yesus Kristus hanya sekedar agama yang menekankan perbuatan baik saja.
Karena manusia tahu bahwa mereka tidak bisa menjadi baik betapapun kerasnya mereka berusaha, mereka bisa dengan mudah tertipu oleh kata-kata yang demikian yang memunculkan keinginan manusia untuk berusaha menjadi baik. Agama mengikuti pola yang sama, “Kalau anda berusaha, anda bisa,” atau, “Usahakan yang terbaik untuk hidup kudus.” Tema yang sama yang mewarnai semua agama adalah bahwa semuanya menganggap tinggi pemikiran, usaha, dan kehendak manusia. Bagaimana dengan, contohnya, Agama Budha? Agama Budha menekankan usaha yang tiada hentinya dan kehendak manusia serta mengajarkan para pengikutnya untuk menjadi kudus karena upaya sendiri, dan mengatakan, “Jangan membunuh; carilah kebenaran dan lakukan kebaikan.” Dalam beberapa hal, pengajarannya hampir sama dengan doktrin Kristen. Alasan mengapa kekristenan dan Budha nampak mirip meskipun sebenarnya sangat bertolak belakang adalah kalau keduanya sekedar menjadi agama saja.
Agama dan iman sangat berlainan. Iman yang benar mengerti dan menerima ke dalam hati kita anugerah bahwa Tuhan kita, yang sudah menyelamatkan kita sepenuhnya melalui kebenaran Allah, sudah berikan kepada kita. Iman adalah menerima pengampunan dosa dengan percaya di dalam hati kita bahwa Tuhan datang ke dunia ini dan dibaptiskan untuk menanggung segala dosa ke atas DiriNya, dan bahwa Ia menanggung semua penghukuman bagi dosa-dosa kita dengan disalibkan. Percaya bahwa Tuhan sudah membebaskan kita dari segala dosa dan kutukan kita dengan menyelamatkan kita melalui air dan Roh adalah iman itu sendiri. Percayakah anda? Kita harus sungguh-sungguh percaya dengan sepenuh hati kita.
 
 

Allah Sudah Menyelamatkan Anda dan Saya Dari Segala dosa Kita


Demikianlah, yang harus kita lakukan hanyalah percaya kepada hal ini di dalam hati kita dan menerimanya. Inilah yang harus dilakukan anak-anak Allah yang taat di hadapanNya, dan semua yang lain tidak sepenting itu. Karena Allah sangat mengasihi anda, Ia mengutus Anak TunggalNya ke dunia ini, membuat Dia menanggung segala dosa anda kepada DiriNya dengan dibaptiskan membuat Dia disalibkan dan mencurahkan darah, dan membiarkan Dia mati dengan menghukum Dia, membangkitkan Dia, dan dengan itu menyelamatkan anda dari segala dosa anda.
Kemudian, kalau anda tidak percaya kepada kebenaran ini, bagaimana perasaan Allah? Bahkan sekarang, kalau anda mau menjadi anak-anak yang taat yang bisa menyenangkan hatiNya, maka anda harus percaya bahwa Allah sudah, melalui AnakNya, menanggung segala dosa anda dan menyelamatkan anda dari dosa-dosa itu. Kalau anda percaya di dalam hati anda dan dengan penuh syukur, maka anda harus mengakuinya dengan bibir anda. Apakah anda ingin percaya kepadaNya, tetapi nampaknya terlalu sulit untuk percaya di dalam hati anda? Kalau begitu, coba mengaku iman anda dengan bibir anda. Ketika anda mengakui bahwa anda percaya, maka iman akan ditanamkan dan bertumbuh sedikit demi sedikit. Iman adalah milik orang-orang yang berani mengambilnya.
Mari kita bayangkan sejenak bahwa saya memiliki cincin berlian. Mari bayangkan lagi bahwa saya ingin memberikannya kepada anda, tetapi ada di antara anda yang menolaknya dengan mengatakan bahwa ia tidak percaya kalau itu adalah cincin berlian yang sesungguhnya. Meskipun cincin itu sungguh-sungguh berlian, karena orang ini tidak percaya, maka itu menjadi bukan berlian baginya, karena ia sekarang kehilangan kesempatan untuk mendapatkan cincin berlian yang sesungguhnya. 
Iman itu demikian. Kalau ada ahli perhiasan yang membuktikan kepada orang banyak dengan pernyataan tertulisnya bahwa cincin itu memang terbuat dari berlian, mereka akan bisa percaya. Allah sudah menjelaskan secara terperinci melalui FirmanNya yang tertulis bahwa keselamatan yang diberikanNya kepada kita itu benar. Dan orang-orang yang percaya kepada keselamatanNya karena FirmanNya menyaksikan hal itu menjadi orang-orang yang beriman. “Memang sulit bagi saya untuk percaya bahwa itu memang kenyataan, tetapi karena Engkau yang adalah Yang Mutlak mengatakan bahwa hal itu benar, maka aku percaya demikian juga.” Ketika manusia kemudian menjadi percaya, mereka kemudian bisa menjadi manusia beriman, dan anugerah yang terindah yang dijanjikan akan menjadi milik mereka.
Di sisi lain, ada jenis iman yang lainnya. Mari kita bayangkan ada penjahat yang memalsukan sebuah cincin berlian, dan bahwa ada orang yang membelinya karena terpengaruh oleh kecemerlangan warnanya, dan menjadi yakin bahwa cincin itu sungguh-sungguh berlian. Orang ini sungguh-sungguh yakin bahwa ia membuat keputusan yang bijaksana, sementara kenyataannya, ia dibohongi. Ketika orang percaya kepada kesaksian yang keliru yang mengatakan kalau sebuah cincin terbuat dari berlian sementara sebenarnya tidak, maka berlian yang palsu ini kemudian menjadi seperti asli bagi mereka yang percaya, karena mereka secara buta percaya bahwa memang cincin itu terbuat dari berlian. Tetapi yang mereka miliki, tentu saja, tetap palsu. Demikian juga, ada orang-orang yang memiliki iman yang palsu. Meskipun mereka yakin kepada iman mereka, itu, tetap saja iman itu palsu, karena tidak berdasar dan mistik, dan tidak berasal dari firman Allah.
Allah mengatakan, “Jangan menyembah ilah lain selain Aku.” Firman Allah adalah Allah sendiri, dan Firman mengatakan bahwa kalau kita tidak dilahirkan dari air dan Roh, kita tidak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yohanes 3:5). Allah mengatakan bahwa tanpa terlebih dahulu melalui pintu gerbang pelataran Kemah Suci yang terbuat dari kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus, kita tidak bisa masuk ke dalam pelataran Kemah Suci, dan bahwa mereka yang tidak terlebih dahulu membasuh tangan dan kakinya di bejana pembasuhan tidak bisa masuk ke dalam Kemah Suci. Karena Firman ini adalah kebenaran, maka semua yang lain hanyalah palsu. 
Hanya iman kepada kebenaran yang merupakan iman yang benar, dan iman kepada semua yang lain hanyalah palsu. Tidak peduli bagaimana sungguh-sungguhnya seseorang mungkin percaya, yang dipercayainya sebagai firman Allah sebenarnya bukan firman Allah sampai akhir. Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia sudah menghapus dosa anda dengan baptisan dan darahNya di kayu Salib, yang harus anda lakukan hanyalah percaya. Karena Dia yang mengatakan bahwa Ia sudah menyelesaikannya adalah Allah, iman ini didalam FirmanNya adalah benar. Kalau Tuhan belum melakukannya, maka ini kekeliruanNya, dan iman anda sendiri tidaklah keliru. Di sisi lain, kalau Tuhan sudah sungguh-sungguh melakukannya, tetapi anda tidak percaya dan kemudian tidak diselamatkan, maka ini jelas-jelas tanggungjawab anda sendiri. Inilah sebabnya yang harus kita lakukan hanyalah percaya. Kita harus percaya apa yang dikatakan Allah kepada kita melalui GerejaNya. Apakah anda percaya?
Apakah Firman yang disampaikan melalui GerejaNya? Hal itu adalah Firman Yesus Kristus yang datang dengan kain biru dan kain ungu, kain kirmizi dan dari lenan halus. Gereja mewartakan semua firman Allah, bahwa Yesus menanggung segala dosa ke atas DiriNya dengan dibaptiskan, bahwa Yesus adalah Allah sendiri, dan bahwa Ia menanggung penghukuman atas segala dosa kita di kayu Salib. Iman kepada kebenaran ini, bahwa Yesus memang sudah menyelamatkan kita, adalah iman berlian asli yang dijamin oleh Allah.
Ketika kita pertama kali mengenal kehendak Allah dan makna rohani yang dinyatakan di dalam Kemah Suci dan membicarakan mengenai hal itu, nampaknya sangat sederhana. Tetapi kalau kita berusaha untuk menggalinya, tanpa memahaminya, hanya memahami sepintas saja bagian luar dari Kemah Suci, kata asli dalam bahasa Ibraninya, atau latar belakang sejarahnya, maka kita tidak akan mendapatkan keuntungan dan hanya menambah sakit kepala saja.
Percaya kepada baptisan yang diterimaNya yang membasuhkan semua kegelapan, dan kenajisan dosa yang ada bahkan di dalam hati kita. Baptisan berarti membasuh dosa, menanggungkan, menguburkan, memindahkan, dan menutupi. Karena Yesus sudah menerima baptisan itu sehingga Ia menanggung segala dosa anda ke atas DiriNya. Orang-orang yang tidak percaya kepada hal ini sekarang akan mati dan dimasukkan ke dalam neraka. “Haruslah engkau membuat bejana dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, … haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun” (Keluaran 30:18, 21). Tidak percaya berarti siap mendapatkan kutukan. Tidak percaya berarti dibuang ke neraka. Kalau anda tidak percaya, kutuk Jehovah dan kebinasaan akan turun kepada anda, dan anda akan dibuang ke dalam api kekal.
“Haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati” Allah mengatakan hal ini kepada Imam Besar, dan mengatakan bahwa ini adalah ketetapan kekal untuknya dan keturunannya sepanjang generasi harus mentaatinya. Siapa saja yang ingin percaya kepada Yesus sebagai JuruselamatNya harus percaya kepada baptisanNya dan darahNya di kayu Salib. Iman menjadi milik mereka yang menerimanya dengan berani. Keselamatan menjadi milik anda ketika anda menerimanya ke dalam hati anda dengan mempercayainya. Kita harus percaya kepada apa yang dikatakan Allah kepada kita. Tidak ada halangan bagi hati yang lebih besar daripada ketidakpercayaan.
Allah mengatakan bahwa ketika para imam menghadapNya, mereka harus terlebih dahulu membasuh tangan dan kaki mereka di bejana pembasuhan perunggu, namun tetap saja ada banyak orang yang tidak memiliki iman untuk membasuh tangan dan kaki mereka di bejana pembasuhan. Semua orang yang tidak memiliki iman yang dinyatakan di dalam bejana pembasuhan akan dibinasakan di hadapan Allah. Percaya kepada Injil air dan Roh di dalam hati anda dan dibasuh dengan bersih, dan dengan itu menghadap Allah, menghindari kematian anda, dan menerima KerajaanNya sebagai anugerah bagi anda. Tidak peduli bagaimana anda berdebat dan bersikeras di hadapan Allah, anda pasti akan dihukum kalau anda tidak percaya ketika anda diberi kesempatan. Saya berharap bahwa tidak ada seorangpun di antara anda yang akan menghadapi kematian karena ketidakpercayaan kepada kebenaran.
Kalau anda tidak percaya kepada kebenaran keselamatan yang sudah menghapus segala dosa dengan baptisan dan darah Yesus di kayu Salib, anda akan sangat menderita. Apakah anda percaya? Kita harus memberikan ucapan syukur kepada Allah yang menyelamatkan kita dari segala dosa dan penghukuman kita melalui bejana pembasuhan.
Bagian yang lain dari Kemah Suci akan didiskusikan dalam sambungan buku ini. Saya berharap anda akan mendapatkan kesempatan menjadi anak-anak Allah melalui bahasan di dalam buku-buku ini.